Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan “Civis”, selanjutnya dari kata
“Civis” ini dalam bahasa Inggris timbul kata ”Civic” artinya mengenai warga
negara atau kewarganegaraan. Dari kata “Civic” lahir kata “Civics”, ilmu
kewarganegaraan dan Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya
nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan
sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di
harapkan.
Pengaruh eksternal globalisasi seperti masuknya budaya Barat ke Indonesia.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang
kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat
luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing
tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya, yaitu suatu keadaan dimana
masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang
dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat
dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang
menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) di perguruan tinggi
sebagai kelompok MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan
pendidikan nasional tersebut. Melalui pengasuhan Pendidikan Kewarganegaraan
di perguruan tinggi yang substansi kajian dan materi instruksionalnya menunjang
dan relevan dengan pembangunan masyarakat demokratik berkeadaban,
diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi ilmuwan atau profesional, berdaya
saing secara internasional, warga negara Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa urgensi mempelajari pendidikan kewarganegaraan ?
2. Apa tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan ?
3. Bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan terhadap pengaruh
ancaman eksternal ?
1.3 Tujuan
1. Mengtahui urgensi mempelajari pendidikan kewarganegaraan
2. Mengetahui tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan
3. Mengetahui peran pendidikan kewarganegaraan terhadap pengaruh
ancaman eksternal
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Urgensi dan Tujuan PKN
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya untuk
membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya para
mahasiswa, dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan kesadaran
bela negara. Kita sebagai warganegara harus memahami mengenai hak dan
kewajiban, HAM, bela negara. Misalkan wujud bela negara di jaman sekarang
yang berbeda dengan masa lalu, karena di masa lalu saat negara ini dijajah
mungkin kita akan ikut membela dengan jalan berperang melawan penjajah.
Sedangkan di era sekarang wujud bela negara misal dalam bidang ekonomi bisa
dilakukan dengan mengkonsumsi produk dalam negeri sehingga tidak akan
mematikan pasar dalam negeri karena dalam penilaian saya disaat ini bangsa
Indonesia dijajah dengan cara seperti itu. Contoh lain yaitu hak dan kewajiban
warga negara, yaitu hak mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan pengidupan yang
layak, hak memeluk agama dan juga kewajiban bela negara, taat pada hukum dan
pemerintahan karena belum memahaminya warganegara tentang hukum yang
berlaku sehingga masih banyak terjadi penyimpangan dalam masyarakat, dan lain-
lain.
Pentingnya pendidikan kewarganegaraan masih dianggap tidak penting
karena dalam penilaian tiap warga negara pendidikan kewarganegaraan hanya
sebagai pendidikan wajib di sekolah dan perguruan tinggi tanpa disadari manfaat
yang nyata dari pendidikan kewarganegaraan. Sehingga sering mengabaikan apa
sebenarnya manfaat dan tujuan pentingnya pendidikan
kewarganegaraan.Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai manfaat dan tujuan:
Mampu memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan
serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Maka
pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa pada umumnya agar
mahasiswa bisa menjadi warga negara yang memiliki pandangan terhadap nilai-
nilai HAM, mahasiswa juga mampu berpartisipasi dalam memecahkan semua
persoalan dengan solusi tanpa menimbulkan konflik, dan berfikir kritis terhadap
semua persoalan.
Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya dipandang sebagai pendidikan
dasar di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi melainkan sebagai bentuk sadar
warga negara Indonesia dalam kedudukannya dan perannya di Negara Indonesia
yang pola berfikirnya, pola sikapnya dan pola tindakannya mencerminkan tujuan
nasional Indonesia. Sehingga warga Negara Indonesia dalam mewujudkan tujuan
nasional harus dilandasi dengan jiwa patriotisme dan cinta tanah air. Seperti
dalam tujuan pendidikan nasional berikut ini: Untuk berkembangnya potensi
warga agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warganegara
yang demokratis dan bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas).
Uraian di atas menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dalam usia
dini dan berkelanjutan adalah upaya bersifat strategis dalam menjaga
kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa Indonesia. Karena kadang kita berfikir,
mengapa pendidikan kewarganegaraan selalu ada disetiap jenjang pendidikan di
Indonesia. Oleh sebab itu dalam membangun jiwa patriotisme dalam pendidikan
kewarganegaraan dilaksanakan oleh berbagai fungsi pemerintah, lembaga
masyarakat dan swasta. Dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan dimaksud
adalah pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan menumbuhkan kesadaran hak dan kewajiban warga
negara dalam bela negara yang dilandasi jati diri dan moral bangsa, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Landasan tersebut tertuang dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidíkan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang”. Pengajaran Kewarganegaraan di Indonesia, dan di negara-
negara Asia pada umumnya, lebih ditekankan pada aspek moral (karakter
individu), kepentingan komunal, identitas nasional, dan perspektif internasional.
Hal ini cukup berbeda dengan Pendidikan Kewarganegaraan di Amerika dan
Australia yang lebih menekankan pada pentingnya hak dan tanggung jawab
individu serta sistem dan proses demokrasi, HAM dan ekonomi pasar.
Dalam pendidikan kewarganegaraan dipelajari pula Hak dan Kewajiban, Bela
Negara, HAM, pertahanan nasional. Yang akan menjadi acuan utama untuk
menempatkan diri dalam kedudukan sebagai warganegara yang sadar terhadap
tujuan nasional Indonesia. Setiap generasi adalah masyarakat baru yang harus
memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian, dan mengembangkan karakter
atau watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi konstitusional.
Sikap mental ini harus dipelihara dan dipupuk melalui perkataan dan pengajaran
serta kekuatan keteladanan. Demokrasi bukanlah “mesin yang akan berfungsi
dengan sendirinya”, tetapi harus selalu secara sadar direproduksi dari suatu
generasi ke generasi berikutnya (Toqueville dalam Branson, 1998:2).

2.2 Peran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pengaruh Ancaman


Eksternal
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman terhadap keutuhan NKRI pada
saat ini masih ada, baik berupa ancaman militer maupun nonmiliter. Kita perlu
terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai ancaman tersebut agar
keutuhan NKRI tetap terjaga. Kewaspadaan terhadap ancaman di berbagai bidang,
seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak
menjadi perhatian. Tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran
wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar
lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik,
ekonomi, dan sosial budaya.
1. Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara
dan ideologi Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti liberalisme,
komunisme, dan beberapa dekade terakhir muncul ideologi yang berbasis
agama semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia di era
globalisasi ini.
2. Ancaman terhadap politik dengan ikut campurnya negara lain dalam
urusan dalam negeri Indonesia seperti hak asasi manusia, hukum,
pemilihan umum, dan sebagainya. Sistem politik liberal yang
mengutamakan kepentingan individu atau kelompok menjadi ancaman
dalam kehidupan demokrasi Pancasila.
3. Ancaman terhadap ekonomi seperti semakin bebasnya impor berbagai
produk luar negeri, restoran, investasi asing, perusahaan asing, dan
sebagainya. Ketidakmampuan kita dalam menghadapi globalisasi dan
perdagangan bebas dapat mengakibatkan penjajahan dalam bentuk yang
baru. Contoh sikap lebih menyukai produksi luar negeri, hanya karena
gengsi merupakan bentuk baru penjajahan bidang ekonomi.
4. Ancaman dalam bentuk penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi
SDA yang tidak terkontrol sehingga merusak lingkungan, seperti illegal
logging, illegal fishing, pencurian kekayaan alam, dan penyelundupan
barang.
5. Ancaman terhadap sosial budaya misalnya dengan upaya menghancurkan
budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, dan berbagai kegiatan
kebudayaan yang dapat mempengaruhi kebudayaan luhur bangsa
Indonesia.
6. Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan antara lain pelanggaran
wilayah oleh kapal atau pesawat militer negara lain, kejahatan
internasional, kelompok luar negeri yang membantu gerakan sparatis, dan
sebagainya.
Setelah kita mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada di era globalisasi
ini. Kita selaku calon sarjana yang mana dikenal publik atau masyarakat sebagai
individu – individu yang memiliki intelektualitas yang tinggi kita memiliki
tanggung jawab moral untuk menjadi bagian dalam mengataasi permasalahan –
permasalahn yang ada diatas. Oleh karena itu karena kita selaku bagian dari agen-
agen perubahan bangsa dalam mengatasi permasalan diatas perlu adanya
pendidikan untuk membentuk karakter calon agen agen perubahan agar dapat
terselesaikan permasalahan-permasalalahan diatas. Sebagaimana termagtub dalam
pembukaan UUD’45 yang berbunyi “…mencerdaskan kehidupan bangsa…” yang
merupakan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Mempunyai arti bukan hanya
mencerdaskan intelektualnya saja melainkan juga menyangkut kecerdasan sosial,
emosional dan spiritual, yang diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, yang didasari oleh kekuatan
ideology nasional yaitu Pancasila.
Jadi pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang didapatkan sejak
dijenjang sekolah hingga perguruan tinggi adalah untuk menimbulkan kesadaran
warga negara terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia agar berjiwa patriotisme
dan cinta tanah air.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya mempelajari pendidikan kewarganegaraan yang didapatkan sejak
dijenjang sekolah hingga perguruan tinggi adalah untuk menimbulkan kesadaran
warga negara terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia agar berjiwa patriotisme
dan cinta tanah air.

3.2 Saran
Mahasiswa seharusnya lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran
yang ada, sehingga tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini
dapat memberikan manfaat sebagaimana tujuan dari pembelajaran ini. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan agar kedepanya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Galih dan Ratna. 2010. Latar Belakang Dan Sejarah Pendidikan


Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Indonesia. [Online].
http://galihdanratna.wordpress.com/2010/12/30/latar-belakang-dan-sejarah-
pendidikan-kewarganegaraan-di-perguruan-tinggi-indonesia-pegertian-pkn-visi-
dan-misi-pkn-urgensi-kompetensi-yang-di-harapkan-garis-besar-bahan-
perkuliahan/. (di unduh pada tanggal 5 April 2011).

Yogaslaviana. 2008. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Di jenjang


Perguruan Tinggi. [Online].
(http://yogaslavianarmy.wordpress.com/2008/05/04/urgensi-pendidikan-
kewarganegaraan-di-jenjang-perguruan-tinggi/, di unduh pada tanggal 5 April
2011)

Ariskriswanto..2009..Urgensi.Pendidikan.Kewarganegaraan..[Online].(http:/
/ariskriswanto.blogspot.com/2009/03/urgensi-pendidikan-kewarganegaraan-
oleh.html..di unduh pada tanggal 5 April 2011)

Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Pendidikan Kewarnegaraan. 2010.


[Online]. /http://devalove.wordpress.com/2010/02/08/latar-belakangmaksud-dan-
tujuan-pendidikan-kewarnegaraan/. (di unduh pada tanggal 5 April 2011).

Latar.Belakang.Pendidikan.Kewarganegaraan..2010..[Online]..http://wartaw
arga.gunadarma.ac.id/2010/02/latar-belakang-pendidikan-kewarganegaraan/(di
Unduh pada tanggal 5 April 2011).

Anda mungkin juga menyukai