Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ryan Andersen Jaya Sentosa

NIM : 171810201029

PENGENALAN ALAT GEOFISIKA

1. GPS (Global Positioning System)


a. Spesifikasi : GPS Garmin eTrex 32x

Dimensi (LxPxT) : 5.4x10.3x3.3 (cm)


Resolusi : 240x320 piksel
Jenis layar : Transflektif 2.2”, 65K warna TFT
Berat : 141.7g
Baterai : 2 baterai AA
Daya tahan : 25 Jam
Proteksi : IPX7
Memori : 8GB
b. Prinsip kerja : GPS menggunakan satelit untuk mengidentifikasi lokasi
perangkat tersebut secara akurat. Satelit tersebut mengelilingi bumi dua kali sehari
dalam orbit yang tepat. Setiap satelit akan mengirim sinyal unik dan parameter
orbital yang akan dipecahkan kodenya oleh GPS dan akan dihitung lokasinya
dengan tepat dari satelit. Penerima GPS mengukur jarak ke masing-masing satelit
dengan waktu tertentu agar sinyal dapat diterima setelah dikirimkan, sehingga
terdapat delay. GPS dapat menghitung lokasi pengguna GPS secara 2-D (garis
lintang dann bujur) dan 3-D (garis lintang, garis bujur, dan ketinggian). Pengguna
GPS harus dikunci lokasinya dengan minimal 3 satelit untuk menentukan lokasi 2-
D, sedangkan untuk 3-D, lokasi GPS minimal dikunci oleh 4 satelit atau lebih.
Secara konvesional, GPS akan menerima sinyal dari 8 satelit bahkan lebih dan
dipengaruhi oleh waktu dan tempat pengguna GPS berada.
c. Cara penggunaan : GPS dinyalakan dengan menekan dan menaha tombol power
on/off. Haruslah berada diluar ruangan untuk memulai kalibrasi secara otomatis
dengan menunggu selama 30-60 detik setelah dinyalakan dan akan muncul signal
bar yang berarti tingkat kekuatan sinyal satelit. Layar lampu latar dihidupkan
dengan menekan tombol tererah dan akan menyala otomatis saat ada pesan atau
peringatan. Untuk mengetahui dan menyimpan lokasi anda berada dengan cara
pilih “tandai waypoint” pada menu di layar dan pilih selesai, maka koordinat
lokasi anda akan tersimpan di GPS dan untuk memproyeksikan atau menampilkan
waypoint dengan cara pilih “Kelola Waypoint” dimenu lalu pilih “waypoint” dan
pilih menu “proyeksi waypoint” lalu pilih selesai, maka akan muncul waypoint
anda yang tersimpan tadi. Titik koordinat 3-D akan muncul dan terukur secara
otomatis dilayar utama, sehingga hanya dengan melihat laya sudah dapat
diketahui posisi anda berada.

2. Gravity Meter
a. Spesifikasi : Scintrex CG-5 AutoGrav Gravity Meter

Dimensi (LxPxT) : 31x22x21 (mm)


Display : 240x320 piksel
Skala : 1 mGal
Standar Deviasi : < 5 mGal
Jenis layar : Transflektif 2.2”, 65K warna TFT
Berat : 8 kg
Tenaga : 1 x 6 Ah
Tipe Sensor : Elektrostatik
Memori : 1 M Byte
b. Prinsip kerja : Jadi didalam gravity meter ini pada dasarnya memiliki seperti
neraca pegas yang mempunyai massa, saat terkena gaya berat maka akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada Panjang pegas dan berlakulah hukum
Hooke yang menyatakan bahwa perubahan Panjang pegas akan berbanding lurus
dengan perubahan Panjang gaya. Gravity meter ini adalah jenis yang stabil karena
dapat menyeimbangkan gaya gravitasi pada daya yang berlawanan. Alat ini
memiliki skala pembacaan dari 0-7000mGal dengan tingkat ketelitian sebesar
0.01mGal. Alat ini memerlukan suhu yang tepat saat digunakan dan
pengukurannya dapat untuk mengukur percepatan gravitas bias dengan mengukur
dua tempat yang berbeda dengan alat yang sama.
c. Cara penggunaan : Alat dinyalakan dengan menekan tombol on/off. Laya display
akan menyala dan terdapat beberapa kolom yang ditampilkan. Pada laya secara
otomatis ditampilkan beberapa parameter seperti koordinat dan nilai percepatan
gravitasi. Untuk melakukan pengukuran ulang dengan cara menekan tombol
“measure clr” dan tunggu beberapa saat sampai muncul nilai yang telah diakuisisi
ulang.

3. Magnetometer
a. Spesifikasi : Magnetometer GEM-19T

Dimensi (LxPxT) : 223x69x240 (mm)


Display : 240x64 piksel
Skala : 0.01 nT (gamma)
Akurasi : +/- 0.1 nT
Berat : 2.1 kg
Tenaga : 12V, 2.6 Ah
b. Prinsip kerja : Alat ini bekerja dengan memanfaatkan pengukuran pada
variasi intensitas magnetic di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi
distribusi atau anomaly suatu benda yang telah termagnetisasi dibawah
permukaan bumi. Variasi yang terjadi oleh medan magnetic akan terukur dan
ditafsirkan atau dihitung dalam distribusi bahan magnetic dibawa permukaan
bumi, sehingga menjadi pendugaan keadaan geologi yang akan diamati.
c. Cara penggunaan : Pasang baterai pada console dan pasang sensornya pada tiang
penyangga. Setelah semua terpasang maka hubungkan seluruh kabel konektor
dengan tepat dan periksi isi memori apakah terdapat cukup sisa untuk menyimpan
data. Alat dinyalakan dan lakukan “Tuning” dengan cara mengambil kuat sinyal
yang paling kuat sesuai dengan nilai dari medan di sekitar daerah yang akan
diamati. Setelah itu disetel konfigurasi waktu saat pengambilan data agar
mengetahui timeline hasil pengukuran. Setel juga konfigurasi lintasan dan interval
waktu pengambilan data otomatis.

4. Resistivity Meter
a. Spesifikasi : Resistivitymeter Nainura NRD-300 Plus

- Pemancar:
Catu daya DC dalam : 12 Volt, minimum 6
Output Daya : 300 Watt untuk> 20 A
Tegangan Output : maksimum 500 V
Output : maksimum 2000 mA
Akurasi : 1 mA
Jenis Membaca : Digital
Power : 9 Volt, baterai kering
- Penerima:
Input kedekatan : 10 M-ohm
Kisaran : 0, 1 mV hingga 500 Volt
Akurasi : 0, 1 mVolt
Kompensator, Kasar : 10 x turn
Halus : 1 x turn
Membaca : Digital
Total Berat : 45 Kg
b. Prinsip kerja : Pengukuran dengan metode ini memanfaatkan hambatan yang
terdapat dalam setiap jenis bebatuan. Pada bebatuan memiliki jenis hambatan
tersendiri, sehingga dengan mengukuran hambatan pada daerah yang akan
diamati dapat mengetahui jenis bebatuan yang berada dibawah permukaan bumi
dengan membaca rentang nilai hambatan yang diperolah dengan referensi jenis
bebatuan serta hambatannya. Resistivitas yang semakin besar akan
mengakibatkan konduktivitas listrik semakin kecil. Jenis resistivitas bergantung
pada jenis bebatuan, mineral, porositas batuan, serta kandungan fluida dalam
pori-pori bebatuan yang akan diamati. Pengukuran ini mengacu pada hukum Ohm
dan menginjeksikan/ menghantarkan arus listrik I ke dalam tanah.
c. Cara penggunaan : Pasang baterai pada alat, lalu nyalakan alat dengan menekan
tombol on/off. Lalu atur nilai output dengan memutar skala output untuk
menginjeksikan ke dalam tanah. Setelah itu pasang probe di daerah yang akan
diamati dengan skala jarak antar probe elektroda. Gabungkan kabel konektor
antara transmitter dan receiver lalu injeksikan listrik dan data akan terbaca pada
layar digital setelah itu diproses kedalam computer untuk di akuisisi.

5. Metode Self Potential


a. Spesifikasi : Multimeter

Tenaga : 9 V Baterai
Layar : LCD
Tegangan Max : 600V
Tahanan : 400 ohm-40Mohm
Frekuensi : 50nF-1000 mikroF
DC : 4A- 10A
b. Prinsip kerja : Alat ini memanfaatkan nilai beda potensial yang ada pada titik
di tempat yang akan diamati dan beda potensial ini akan berfluktuasi pada suatu
nilai yang relative konstan. Hampir sama dengan pengukuran menggunakan
resistivitas, dimana pengukuran beda potensial ini juka memanfaatkan elektroda
yang ditancapkan dengan jarak tertentu dan dicatat nilai beda potensial pada dipol
potensial yang telah disusun.
c. Cara penggunaan : Tentukan lintasan yang akan diukur menggunakan metode ini,
setelah itu buat pola lintsan pengambilan data dengan contoh 4 lintasan dimana 2
lintasa sejajar 20 meter. Lintasan data harus sejajar dan lurus. Tanam porous pots
yang telah terhubung dengan multimeter dengan jarak tertentu. Setelah porous
pots ditanam selama 5 menit, maka beda potesial diukur dan lakukan
pengulangan pengukuran dengan interval waktu 5 menit setiap pengukuran.
Setelah porous pot dicatat beda potensial, maka tuangkan caira CuSO4 ke dalam
nya, maka akan terjadi perbedaan potensial di awal dengan akhir setelah
dituangkan CuSO4. Beda potensial yang dapatkan akan di proses di akuisisi. Data
tersebut akan menghasilkan data koordinat x dan y lalu di interprestasi
menghasilkan grafik.

Anda mungkin juga menyukai