NIM : 171810201029 Kelompok : B3 Modul : Interferometer Febry-Perot
Tugas Pendahuluan
1. Perbedaan antara interferometer Michelson dan Fabry-Perot yaitu, pada interferometer
Michelson merupakan piranti yang menggunakan hanya dua sumber cahaya untuk ber interferensi sedangkan pada interrferometer Fabry-Perot merupakan pirantin yang dapat menampilkan interferensi berganda dimana sumber cahaya yang digunakan tak terbatas. 2. Syarat terbentuknya interferometer Fabry-Perot diantaraya yaitu minimal menggunakan dua cahaya, menggunakan dua cermin yang dipasang parallel sangat dekat (etalon) diamana koefisien dari muka dua cermin tersebut bernilai hampir sama dengan 1, untuk batasan sistem hampir sama dengan persamaan dasar untuk mode rongga diresonator namun digeneralisasi untuk menyertakan sinar cahaya pada sudut q normal. 3. Perbedaan interferensi plat sejajar terdiri dari dua gelombang yang koheren diperoleh dari sumber yang sama dengan intensitas yang tetap namun pada interferensi fabry-perot terdiri dari sumber yang ganda sehingga frinji yang dihasilkan lebih tajam dan smooth dari interferensi plat sejajar biasa. 4. Moveable mirror dapat mempengaruhi jumlah Frinji yang dihasilkan karena berubahnya posisi moveable mirror mengakibatkan perubahan Panjang lintasan yang harus ditempuh untuk gelombang cahaya contohnya He-Ne. Perubahan Panjang lintasan menyebabkan frinji berubah seiring perubahan jarak lintasan. Kalibrasi sangat penting yaitu sebagai nilai patokan antara perhitungan/ teori dengan kalibrasi dari hasil eksperimen, dimana nilai kalibrasi sedekat mungkin bernilai 1 agar sesuai dengan kalibrasi teori 5. Aplikasi Interferometer Fabry-Perot Sebagai detector, Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik - dalam hal ini fluks intensitas cahaya - menjadi besaran listrik. Pemilihan detektor didasarkan pada akurasi, presisi, linieritas dan kestabilan temperatur. Detektor yang sering digunakan dalam interferometer adalah foto detektor. Jika detektor ini ditembus oleh sinar laser maka akan terjadi ionisasi. Hal ini menyebabkan timbulnya arus listrik. Karena arus listrik yang ditimbulkan oleh detektor sangat kecil, maka perlu diperkuat dan diubah menjadi tegangan oleh sistem pengkondisi sinyal.