Anda di halaman 1dari 17

RADIASI TERMAL (KUBUS LESLIE)

JURNAL EKSPERIMEN FISIKA I

Oleh :
Nama : Elya Aida Nuraini
NIM : 161810201004
Kelompok : B1
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiasi atau sinaran merupakan perpindahan kalor melalui fenomena
gelombang elektromagnetik atau perpindahan energi yang terjadi melalui suatu
medium perantara bisa solid maupun liquid bisa juga melalui medium ruang
hampa. Radiasi termal adalah energi yang dipancarkan oleh sebuah benda atau
permukaan karena temperatur yang dimilikinya. Dalam radiasi termal juga dikenal
radiasi benda hitam. Benda yang dapat menyerap seluruh radiasi yang diterimanya
dan memancarkan seluruh radiasi yang dikeluarkannya atau benda dengan
kemampuan menyerap dan memancarkan panas terbaik disebut sebagai benda
hitam atau black body. Benda hitam memiliki emisivitas  sama dengan satu.
Besarnya radiasi termal dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu benda, luas
permukaan benda, sifat permukaan benda, dan jenis materialnya (Halliday, 1984).
Eksperimen radiasi termal ( kubus leslie ) sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari hari salah satu manfaat yang terdapat pada praktikum radiasi termal (kubus
leslie ) yaitu Panel surya. Panel Surya adalah suatu perangkat yang digunakan
untuk menyerap radiasi dari matahari. Panel surya terdiri dari wadah logam
berongga yang di cat hitam dengan panel depan terbuat dari kaca. Kalor radiasi
dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara konduksi
melalui logam. Bagian dalam panel dijaga tetap hangat oleh efek rumah kaca,
kemudian sirkulasi air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh untuk
dimanfaatkan pada sistem pamanas air domestik dan untuk memanasi kolam
renang.
Eksperimen Radiasi termal kubus leslie ini menggunakan alat dan bahan yaitu
Kubus leslie, ohmmeter, dan sensor radiasi. Percobaan ini diawali dengan set up
alat yang sesuai dengan gamba deempatkan antara 3-4 cm di depan dinding
kubus.tahanan termisistor Rtm di catat pada tabel pengamatan. Sensor radiasi
ditutup dengan menggunakan lempeng perisai (penutup) dengan sisi yang
memantulkan menghadap ke kubus. Kubus dinyalakan dan seting power pada 8.0.
Kemudian pada saat hambatan termisistor menunjukkan sekitar 12o C diatas suhu
ruang, putarlah tombol daya ke posisi “off” senhingga temperatur berubah secara
lambat.Catat Hambatan R dan radiasi terpencar yang dideteksi dengan sensor
(milivolt), dimana pembacaan dilakukan pada saat memindahkan lempeng
penutup secara bersamaan dengan pengamatan atau pengukuran.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat pada Eksperimen Radiasi Termal (Kubus
Leslie) adalah:
1. Bagaimana cara mengukur radiasi termal yang dipancarkan oleh sumber
termal?
2. Bagaimana pengaruh jenis-jenis lempeng yang berbeda yang digunakan
sebagai pembatas atau sekat antara sensor dan kubus ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie) adalah:
1. Mengetahui cara mengukur radiasi termal yang dipancarkan oleh sumber
termal.
2. Mengetahui pengaruh jenis-jenis lempeng yang berbeda yang digunakan
sebagai pembatas atau sekat antara sensor dan kubus.

1.4 Manfaat
Manfaat yang terdapat pada praktikum radiasi termal (kubus leslie ) salah
satunya yaitu Panel surya. Panel Surya adalah suatu perangkat yang digunakan
untuk menyerap radiasi dari matahari. Panel surya terdiri dari wadah logam
berongga yang di cat hitam dengan panel depan terbuat dari kaca. Kalor radiasi
dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara konduksi
melalui logam. Bagian dalam panel dijaga tetap hangat oleh efek rumah kaca,
kemudian sirkulasi air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh untuk
dimanfaatkan pada sistem pamanas air domestik dan untuk memanasi kolam
renang.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Hukum Stefan-Boltzman


Seorang ahli fisika dari Austria Josef Stefan pada tahun 1879 melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Josef
Stefan menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada
semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas adalah sebanding dengan pangkat
empat dari suhu mutlaknya. Hukum Stefan-Boltzmann menjelaskan kalor
dirambatkan secara radiatif tanpa penghantar medium, sebagaimana medium
diperlukan pada peristiwa konduksi dan konveksi. Teori gelombang
elektromagnetik cahaya, Ludwig Boltzmann (1844-1906) secara teoritis
menurunkan hukum yang diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853-1893) dari
gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Hukum Stefan-
Boltzmann berbunyi “jumlah enertgi yang dipancarkan per satuan permukaan
sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat
empat temperatur termodinamikanya” (Krane, 1982).

2.2 Pengertian Radiasi Termal


Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet
atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat
jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium. Contohnya panas matahari
yang sampai ke bumi dan contoh dari konduksi yaitu logam, kalor dipindahkan
melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom sehingga
electron mudah untuk berpindah (Zemansky, 1994).
Menurut Jasjfi (1987), Radiasi termal memiliki permukaan ideal dalam
pengkajian perpindahan kalor radiasi yaitu pada benda hitam dengan nilai
emisivitas (ԑ=1), benda hitam ini memiliki kemampuan menyerap dan
memancarkan panas paling sempurna. Laju energi termal suatu benda sebanding
dengan luas benda dan pangkat empat suhu mutlaknya. Hasil ditemukan secara
empiris oleh Josef Stefan dan diturunkan secara teoritis oleh Ludwig Boltzmann.
Persamaan hukum Stefan-Boltzmann yaitu :
Q
E=¿ԑσAT4 = (2.1)
t
Keterangan :
E : daya radiasi (laju energi yang dipancarkan)
Q : energi kalor (J)
t : waktu (t)
s : konstanta Stefan-Boltzman (5,67 10-8 W/m2 K4)
A : luas permukaan benda (m2)
T : suhu mutlak permukaan benda (K)
dengan ԑ adalah emisivitas permukaan, merupakan sifat permukaan benda.
Nilainya antara 0 ≤ ԑ ≤ 1. Σ adalah tetapan Stefan-Boltzmann yang nilainya
5,67x10-8 W/mm2K4. A adalah luasan benda (m2) dan T adalah temperatur
permukaan benda (K).
Menurut Holman (1995), apabila energi mengenai permukaan suatu bahan,
maka sebagian dari radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi),
dan sebagian lagi diteruskan (transmisi).

Gambar 2.1 Fenomena Radiasi Mengenai Permukaan Benda.


(Sumber: Holman, 1995)
Jika fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ( ρ), fraksi yang diserap
absorptivitas (α ), dan fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ( τ), maka :
ρ+α +τ =1 (2.2)
Keterangan : ρ = reflektivitas
α = absorptivitas
τ = transmisivitas
Emisivitas suatu benda menyatakan kemampuan benda untuk
memancarkan radiasi kalor, semakin besar emisivitas maka semakin mudah benda
tersebutmemancarkan energi. Benda hitam sempurna memiliki emisivitas (e = 1)
yaitubenda yang dapat menyerap semua. Energi kalor yang datang dan
dapatmemancarkan energi kalor dengan sempurna (Bueche, 1997).

Gambar 2.2 Hubungan panjang gelombang dengan suhu.


(Sumber : Krane, 1992)

2.3 Aplikasi Radiasi


Aplikasi pemanfaatan sumber radiasi pengion yaitu pada bidang
kesehatan. Radiasi pengion dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, radiologi
didiagnostik, radiologi intervensional, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Radiasi
ini memungkinkan pengukuran jumlah (dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah
radiasi yang tepat sehingga membantu dalam mendiagnosis suatu penyakit dengan
dosis obat yang sesuai. Radiasi sangatlah bermanfaat ketika sesuai dengan dosis
untuk penyembuhan berbagai penyakit seperti kanker dan kelenjar tiroid.
Peralatan kedokteran sangat memanfaatkan alat ini sebagai alat untuk
mensterilkan dengan menggunakan radiasi gamma (Saad, 2000).
BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut


juga sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Dalam hal
ini terdapat rancangan eksperimen, jenis dan sumber data eksperimen, variable
eksperimen dan skala pengukuran, metode analisis data dan kerangka pemecahan
masalah.

3.1 Rancangan Penelitian


Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan eksperimen ditampilkan
dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1:

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.


Langkah awal dari Eksperimen Radiasi Termal ini adalah melakukan
kajian teori melalui berbagai sumber dan referensi yang ada baik melalui buku
maupun melalui internet. Pengkajian ini berfungsi untuk mengidentifikasi
masalah dan penentuan pemecahan masalah yang selanjutnya disusun dalam
sebuah jurnal eksperimen. Simulasi kegiatan percobaan radiasi termal (kubus
Leslie). Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk memperoleh data berupa angka dan
kemudian dianalisis. Setelah semua analisis selesai maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai masalah yang sudah dirumuskan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Jenis data yang digunakan dalam penelitian radiasi termal ini yaitu jenis
jenis data kuantitatif. Jenis data tersebut merupakan jenis yang dapat diukur dan
dihitung secara langsung, kemudian dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
Jenis data dibuat dan ditentukan berdasarkan kebutuhan simulasi atau percobaan.
Data hasil yang didapat tersebut digunakam untuk menarik kesimpulan.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran


Definisi operasional variabel yang digunakan pada Eksperimen Radiasi
Termal (Kubus Leslie) antara lain :
3.3.1 Variabel Eksperimen
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terjadinya perubahan
dan variabel bebas pada praktikum radiasi termal (kubus Leslie) yaitu pada
percobaan pertama adalah seting power, percobaan kedua adalah lempeng
pembatas, dan percobaan ketiga adalah suhu. Variabel terikat adalah faktor-faktor
yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas dan variabel terikat pada praktikum radiasi termal (kubus Leslie) yaitu
percobaan pertama adalah output sensor, percobaan kedua adalah keefektifan
menutup radiasi, dan percobaan ketiga adalah tahanan termistor. Variabel kontrol
adalah hubungan dari variabel bebas dan terikat dan variabel kontrol pada
praktikum radiasi termal (kubus Leslie) yaitu jarak sensor radiasi.

3.3.2 Skala Pengukuran


Adapun skala yang dapat diukur pada Eksperimen Radiasi Termal (Kubus
Leslie) adalah :
V2
P=
R
Keterangan: P = Daya (W)
V = Tegangan (V ¿¿ 2)¿
R = Hambatan (Ω)

Δ P= |∂∂VP||∆V|=|∂∂VP||∆ R|
2
∂ V −V
¿| |+|
R |
|∆ R|
2
R
1
Nilai ∆ V = ×0.5=0.05
2
∆P
I= ×100 %
P
K=100 %−I
P=(∆ P ± P)W
Besarnya emisi untuk percobaan A dan B
Px
Emisi= ×100 %
P hitam
Besarnya emisi untuk percobaan C
Enetto =εσA ¿)
Keterangan: ε = emisivitas
σ =¿ketetapan Stefan-Boltzman

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


3.4.1 Waktu dan Tempat Eksperimen
Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie) dilakukan pada hari Senin, 3
Desember 2018 dimulai dari jam 07.00-09.40 WIB. Eksperimen Radiasi Termal
(Kubus Leslie) ini dilakukan di Laboratorium Fisika Modern Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.

3.4.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam Eksperimen Radiasi Termal (Kubus
Leslie) adalah sebagai berikut :
1. Sensor Radiasi: untuk mengukur radiasi termal yang di pancarkan olehsumber
panas
2. Kubus Leslie: sebagai alat yang akan di ukur nilai radiasi termalnya (alatyang
mempunyai empat sisi permukaan yang berbeda yaitu hitam, putih,kilap, dan
kusam).
3. Statis: tempat untuk meletakkan sensor radiasi
4. Multimeter: untuk mengukur berapa besar radiasi termal yang dipancarkan oleh
sumber panas
5. Lempeng kaca, logam, dan gabus: digunakan sebagai sekat untuk
menutupradiasi.

3.4.3 Tata Laksana Eksperimen


1. Emisivitas berbagai jenis permukaan

Peralatan disusun seperti gambar 1

Kubus Leslie dinyalakan dan power


diatur pada posisi “high”

Ketika ohmmeter menunjukkan 40


kΩ, power direset ke posisi 5

Saat kubus mencapai kesetimbangan


termal, sensor ditempatkan hingga
menyentuh dinding kubus.

Output sensor dicatat pada tabel

Diulangi untuk power 6, 7, dan 8

Gambar 3.2 Flowchart emisivitas berbagai jenis permukaan.


2. Serapan dan Transmisi Radiasi Termal

Kubus diatur pada power 5

Dibiarkan sampai kesetimbangan


termal

Sensor diletakkan 5 cm di depan


dinding hitam

Lempeng kaca ditempatkan antara


sensor dengan kubus

Output sensor dicatat pada tabel

Diulangi untuk lempeng gabus dan


logam
Gambar 3.3 Flowchart serapan dan transmisi radiasi termal.
3. Hukum Stefan-Boltzman (Temperatur Rendah)

Peralatan disusun seperti gambar 1


dengan sensor 3-4 cm di depan
kubus

Kubus dalam keadaan mati

Tahanan termistor (Rtm) dicatat

Kubus dinyalakan pada power 8

Saat hambatan termistor sekitar


120C di atas suhu ruang, power
diputar ke posisi off

Hambatan dan output sensor dicatat

Gambar 3.4 Flowchart Hukum Stefan-Boltzmann (Temperatur Rendah).

3.4.4 Langkah Kerja

Gambar 3.5 Skema eksperimen radiasi termal (kubus leslie).


(Sumber: Tim Penyusun, 2018)
Langkah kerja yang dilakukan dalam Eksperimen Radiasi Termal (Kubus
Leslie) adalah sebagai berikut :
a. Emisifitas berbagai jenis permukaan
1. Emisifitas berbagai jenis permukaan Peralatan dirangkai seperti gambar
3.5.
2. Kubus Leslie dinyalakan dan aturlah power ke posisi “HIGH” pembacaan
pada ohmmeter.Jika terbaca 40KΩ, reset tombol power ke posisi 5,0 dan
tunggu beberapa saat.
3. Pada saat kubus telah mencapai kesetimbangan termal pada seting 5,0yang
ditunjukkan oleh ohmmeter yang nilainya relative stabil padasuatu nilai
tertentu, sensor radiasi ditempatkan sedemikian rupa hinggamata sensor
menyentuh dinding kubus Leslie untuk menjamin jarak pengukuran sama
untuk semua jenis permukaan kubus. Dengan sensorini maka radiasi dari kubus
akan diukur.
4. Kemudian dilakukan pencatatan terhadap hasil pengamatan.5. Percobaan
diulang kembali kembali pada seting power 6.0, 7.0, 8.0 dancatat hasilnya
pada tabel pengamatan.

b. Serapan dan Transmisi Radiasi Termal


1. Kubus leslie di setting pada power 5.0 dan dibiarkan setimbang termal
2. Ujung mata sensor ditempatkan 5 cm didepan dindin hitam kubus dengan
muka sensor sejajar dinding dan lakukan pengamatan seperti percobaan A.
3. Lempeng kaca di tempatkan diantara sensor dan kubus.
4. Diulangi untuk berbagai jenis lempeng lainnya.

c. Hukum Stefan- Boltzmann (temperature rendah)


1. Peralatan diatur seperti percobaan A namun sensor di tempatkan 3
cmsampai 4 cm didepan kubus.
2. Kubus Leslie dioperasikan dalam keadaan off, tahanan termistor Rtm dan
hasil pengamatan dicatat pada tabel.
3. Sensor dari radiasi di tutup dengan menggunakan lempeng perisai dengan
sisi yang memantul menghadap kubus.
4. Kubus dinyalakan dan seting power diatur 8.0.
5. Pada saat ohmmeter menunjukkan 12º C, tombol daya diputar ke posisi
off. Dilakukan pencatatan terhadap hambatan R beserta radiasi terpancar
yang dideteksi dengan sensor (milivoltmeter). Pembacaan dilakukan dengan
memindahkan penutup secara bersamaan dengan pengamatan.
6. Hasil pengamatan dicatat pada tabel

3.4.5 Metode Analisis Data


Analisis yang digunakan dalam Eksperimen Radiasi Termal (Kubus Leslie)
adalah:
a. Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Pemangatan emivisitas berbagai jenis permukaan
No. Set power 5 (V) 6 (V) 7 (V) 8 (V)
permukaan mV T mV T mV T mV T
1. Hitam
2. Kilap
3. Putih
4. Kusam

Tabel 3.2 Pengamatan Serapan dan Transmisi Radiasi Termal


No. Penghalang Kaca Logam Gabus
Permukaan
mV T mV T mV T

1. Hitam
2. Kilap
3. Putih
4. Kusam
Tabel 3.3 Hukum Stefan-Boltzman
Data Perhitungan
NO Tc 4
TK4-Trm4
R (Ω) Rad (mV) Tk (K) T (K4) 
K
(C) (K4) 
1            
2            
3            
4            
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick J. 1997. Fisika Universitas. Edisi Ke-Sepuluh. Jakarta:


Erlangga.
Halliday, David. 1984. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Holman, J. P. 1995. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Jasjfi, E. 1987. Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kenneth. 1982. Fisika Modern. Jakarta: UI Press.
Saad, Michael A. 2000. Therodinamika Prinsip dan Aplikasi. Jakarta:
Prenhallindo.
Tim Penyusun. 2018. Modul Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika 1. Jember:
FMIPA Universitas Jember.
Zemansky, Zears. 1994. Fisika Untuk Universitas 1. Bandung: Bina Cipta.

Anda mungkin juga menyukai