P. falciparum
P. vivax
P. ovale
P. Knowlesi
(ditemukan menginfeksi manusia pada tahun 2004 di Malaysia)
6
Penyebaran Plasmodium
yang menginfeksi manusia
8
9
Perbedaan Morfologi Plasmodium
P.falciparum P.vivax P.ovale P. malariae
Hipnozoit - + + -
8 – 32 12 – 18 8 – 14 merozoit 8 – 10
Skizon merozoit merozoit merozoit
Proses gametocytogony
membutuhkan waktu
sekitar 7-10 hari pada
p.falciparum
dibandingkan dengan
p.vivax di mana hanya
membutuhkan 4 hari.
Merozoit berdiferensiasi
menjadi gametosit
jantan dan betina.
Bentuk gamet berbeda pada setiap 21
spesies Plasmodium P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae
Secara alami
Transfusi
melalui vector Secara induksi Transplasenta / kongenital
Anopheles (stadium aseksual) Kecelakaan laboratorium
(sporozoite)
24
Demam tifoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut (diare, obstipasi), lidah kotor, bradikardi relatif,
roseola, leukopenia.
Demam dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2 - 7 hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering
muntah, uji torniquet positif, penurunan jumlah trombosit dan peningkatan hemoglobin dan hematokrit pada
demam berdarah dengue.
Leptospirosis
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, conjunctival injection (kemerahan pada
konjungtiva bola mata), dan nyeri betis yang mencolok. Pemeriksaan serologi Microscopic Agglutination Test
(MAT) atau tes serologi positif.
27
Tanda Klinis Malaria (2)
Patogenesis Malaria
33
Ciri utama yang sama (walau waktu perkembangan yang berbeda) adalah terjadinya
demam, anemia dan splenomegaly
Demam : rilis skhizon darah, menghasilkan prostaglandin D2, E2, F2alpa yang
menyebabkan pireksia
Splenomegali : eritrosit mengandung plasmodium dihancurkan oleh macrofag, macrofag
dieliminasi oleh hati dan limpa. Beban limpa memberat dan pada keadaan akut limpa
membesar
Anemia : tingginya kadar parasitemia (terutama pada malaria falciparum) mengakibatkan
sel darah merah yang terinfeksi dan beberapa eritrosit yang tidak terinfeksi menjadi lisis
(kehilangan deformabilitas). Lisisnya sel darah merah mengakibatkan anemia
35
Sitoadheren
• Setalah12-14 jam
perkembangan, protein
membran eritrosit
p.falciparum (pfEMP1) pada
permukaan luar sel darah
merah yang terinfeksi
memediasi perlekatan
eritrosit yang terinfeksi ke
endotelium vaskular.
36
Rilis
sitokin, prostaglandin, sitoadherenserta rosseting
mengakibatkan gangguan perfusi jaringan, terjadi
gangguan perfusi serebral, gangguan perfusi serebral
mengakibatkan vasokontriksi serebral hingga akhirnya
peneurnan kesadaran
39
Anemia berat
Rilis merozoite, rilis sitokin, iNOS, penghambatan eNOS (eNOS pada ginjal
berfungsi mengatur ronus interareola renal), vasokontriks intrarenal, penurunan
aliran darah renal Gangguan ginjal akut
Sitoadhesi di kapiler ginjal, penurunan alirah darah ginjal Gangguan
ginjal akut
44
Blackwater fever (malarial haemoglobinuria)
Algoritma untuk
pengobatan malaria.
(CDC)
50
Terima kasih
53
Pustaka
Asahi, H., Inoue, S. I., Niikura, M., Kunigo, K., Suzuki, Y., Kobayashi, F., dan Sendo, F. (2017): Profiling molecular factors
associated with pyknosis and developmental arrest induced by an opioid receptor antagonist and
dihydroartemisinin in Plasmodium falciparum, PLoS ONE, 12(9), 1–19.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0184874
Harijanto, P. N., Nugroho, A., dan Gunawan, C. A. (2012): Malaria dari Molekul ke klinis (Ed.2.) (P. N. Harijanto, A.
Nugroho, dan C. A. Gunawan, Ed.), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Indonesia.
Kumar, V., K.Abbas, A., dan C.Aster, J. (2018): Robbins Basic Pathology (Tenth), Elsevier, Canada.
L.Kasper, D., dan Fauci, A. S. (2013): Harrison’s Infectious Diseases (2nd ed.), Mc Graw Hill, New York.
Nancy Dziedzic (2010): Perspective on Diseases and Disorders Malaria (1st Edition), Greenhaven Press, Farmington Hills.
Susanto, I., Ismid, I. S., dan Sjarifuddin, P. K. (2015): Parasitologi Kedokteran (Edisi keem), Badan Penerbit FKUI, Jakarta
Indonesia, 189–273.
Torok, E., Moran, E., dan Cooke, F. (2017): Oxford Handbook of Infectious DIseases and Microbiology (2nd ed.), United
States of America by Oxford University Press, United States of America.
WHO (2010): Basic malaria microscopy (2nd Edition., Ed.).