Anda di halaman 1dari 32

EPIDEMIOLOGI MALARIA

Malaria

• Penyakit menular  akut dan kronis


• Penyebab  parasit darah  protozooa
obligat
• Mempunyai 2 hospes (definitif &
intermediet)
• Penularan
– Alamiah  nyamuk Anopheles betina
– Transfusi darah
– Trans-ovarial  ibu ke janin
Pengertian

Epidemiologi malaria adalah ilmu yang


mempelajari tentang penyebaran malaria dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Definisi Malaria Positif

Malaria positif adalah penderita yang


dalam darahnya ditemukan parasit
plasmodium melalui pemeriksaan
laboratorium (mikroskopis, RDT, PCR)
Definisi Malaria Klinis

Malaria Klinis adalah penderita dengan gejala


demam* secara berkala, menggigil*,
berkeringat* dan sakit kepala dan juga sering
disertai dengan gejala khas daerah (diare
pada balita sakit atau sakit otot pada orang
dewasa)
*) gejala klasik malaria
HOST PARASITE

ENVIRONMENT
Subdit Malaria Dit PPBB Ditjen PPM & PL Deparetemen Kesehatan RI
Agent (Penyebab Penyakit)

Agent penyebab malaria genus Plasmodium,


Famili Plasmodiidae, dari Orde Coccidiidae, ada
4 macam Plasmodium :
• Plasmodium falciparum (malaria tropika)
• Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• Plasmodium malarie (malaria kuartana)
• Plasmodium ovale (jarang, umum di Afrika
• Plasmodium knowlesi (Serawak)
MANUSIA NYAMUK ANOPHELES
Kelenjar Ludah
Hati Sporozoite Sporozoite

Hipnozoite
Schizont
Schizont
Merozoite

Dalam eritrosit Lambung Nyamuk


oocyst
Tropozoite

Schizont Merozoite ookinete

Gametocyte zygote
8
Siklus Hidup Parasit Malaria
• Siklus aseksual dalam tubuh manusia :
- Siklus diluar sel darah merah, dalam hati
(hipnosoit) dapat menyebabkan kambuh
dari P. vivax & P. ovale
- Siklus dalam sel darah merah :
Siklus sisogoni, menimbulkan demam
Siklus gametogoni, menjadi sumber penularan
• Siklus seksual dalam tubuh nyamuk (siklus
sporogoni), menghasilkan sporozoit yang
ditularkan dari nyamuk ke manusia
Sporosoit (1) OOkista (23-26)

Fase eksoeritrositer
(ke hati) (2-4) OOkinet (22)

Terjadinya hipnosoit
(di hati) (5) Zigot (21)

Trofosoit darah Siklus sporogoni/


(6-8) mikrogametosit (17) &
makrogametosit (19)
menjadi mikrogamet
(18)&makrogamet (20)
Sizon (9-11)

Fase gametogoni/
mikrogametosit (12-14)
Merozoit (12) & makrogametosit (15-
16)
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam
tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu
dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur
nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c
parasit dalam tubuh nyamuk mati

Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang
matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang
dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 9 – 14 hari (12)
- P. vivax = 12 – 17 hari (15)
- P. ovale = 18 - 40 hari (28)
- P. malariae = 16 – 18 hari (17)
Host (Pejamu)

• Manusia (host intermediate)


• Nyamuk Anopheles (host definitive)
Manusia (host intermediate)
• Usia : anak > rentan
• Jenis kelamin : ibu hamil dpt anemia > berat
• Ras : ada ras dg kekebalan alamiah
• Riwayat malaria sebelumnya
• Cara hidup : sering diluar rumah malam hari
• Sosial ekonomi : sosek di daerah endemis erat
hubungan dg infeksi malaria
• Status gizi : gizi < baik rentan infeksi
• Immunitas : immunitas alami krn di daerah
endemis
Nyamuk Anopheles (host definitive)

• Perilaku nyamuk : tempat hinggap/istirahat,


tempat menggigit, obyek yang digigit.
• Faktor penting lainnya : umur nyamuk
(longevity), kerentanan nyamuk thd infeksi
gametosit, frekuensi menggigit nyamuk, siklus
gonotrofik.
Perilaku nyamuk Anopheles
• Tempat hinggap atau istirahat :
- Eksofilik : > suka di luar rumah
- Endofilik : > suka di dalam rumah
• Tempat menggigit :
- Eksofagik : > suka di luar rumah
- Endofagik : > suka di dalam rumah
• Obyek yang digigit :
- Antrofofilik : > suka manusia
- Zoofilik : > suka hewan
Faktor lain yang penting
• Umur nyamuk (longevity), semakin panjang
umur semakin besar jadi penular atau vektor
• Kerentanan nyamuk terhadap infeksi gametosit
• Frekuensi menggigit manusia
• Siklus gonotrofik, yaitu waktu mematangkan
telur (interval menggigit nyamuk)
Peran suatu spesies sebagai vektor malaria dapat
diperkirakan dengan melihat aspek bionomik
( Takken, 1991 ) :
1. Kepadatan spesies
. 2. Umur nyamuk ( longevity )
3. Kerentanan spesies terhadap infeksi malaria local dan
kemampuannya untuk menyebarkan penyakit malaria
4. Perilaku mencari mangsa ( antropofilik – zoofilik )
5. Perilaku istirahat ( eksofilik – endofilik )
6. Tempat mencari mangsa ( eksofagik – endofagik )
7. Penyebaran
8. Iklim dan musim
Vektor Utama di Indonesia

• An.aconitus
• An.farauti
• An.balabacensis
• An.barbirostris
• An.sundaicus
• An.maculatus
SIKLUS HIDUP NYAMUK

Telur Jentik Pupa Dewasa

1-2 hari 8-10 hari 1-2 hari

7 - 13 hari
Environment (Lingkungan)

• Lingkungan Fisik
• Lingkungan Kimiawi
• Lingkungan Biologik
• Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan Fisik
• Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek
siklus sporogoni, makin rendah suhu makin
panjang siklus sporogoni
• Kelembaban Udara, kelembaban rendah
memperpendek umur nyamuk
• Hujan
• Angin, kecepatan angin waktu senja dan pagi
• Sinar Matahari, An.sundaicus suka teduh,
An.barbirostris dapat teduh dan terang
• Arus Air, An.barbirostris suka air statis,
An.minimus suka air mengalir deras
Lingkungan Kimiawi

• Salinitas (kadar garam), An.sundaicus


tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak
dapat berkembang biak pada kadar garam >
40 ‰
• Keasaman (pH), An.letifer dapat hidup
dengan pH rendah
Lingkungan Biologik
• Adanya tumbuhan bakau, lumut, ganggang &
beberapa tumbuhan air mempengaruhi
kehidupan larva nyamuk
• Ikan pemakan larva, mempengaruhi populasi
nyamuk (Biological Control)
• Ternak besar, dapat mengurangi gigitan
nyamuk pada manusia (Cattle Barrier)
Lingkungan Sosial Budaya

• Kebiasaan di luar rumah pada malam hari,


memperbesar jumlah gigitan nyamuk
• Penggunaan kelambu, kawat kasa,
repellent, mempengaruhi angka kesakitan
malaria
• Pandangan/persepsi masyarakat terhadap
penyakit malaria
Tiga Elemen Epidemiologi

• Orang :
- Golongan Umur
- Jenis Kelamin
• Tempat :
- Dusun/RT/RW
- Desa
- Kecamatan
- Kabupaten/Propinsi
• Waktu :
- Mingguan
- Bulanan
- Tahunan
Indikator

1. API (Annual Parasite Incidence)

Jumlah penderita positif malaria


X 1.000
Jumlah penduduk

KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence


malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
Indikator

2. AMI (Annual Malaria Incidence)

Jumlah penderita malaria klinis


X 1.000
Jumlah penduduk

KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence


malaria klinis pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
Indikator

3. PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik


Survey (MS)
Jumlah malaria positif 0 – 9 th X 100 %
Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD

KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence


malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
Indikator

4. SPR (Slide Positive Rate), dari kegiatan PCD


di sarana pelayanan kesehatan

Jumlah malaria positif X 100 %


Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD

KEGUNAAN : untuk mengetahui proporsi


ketepatan diagnosa
Indikator
5. % P. falciparum + mix :

Jumlah malaria dg P. falciparum


+ mix . X 100 %
Jumlah malaria positip
KEGUNAAN :
- Menentukan kebijakan pengobatan pada
daerah tertentu
- Salah satu indikator KLB malaria
Indikator

6. CFR (Case Fatality Rate) :

Jumlah penderita meninggal


karena/diduga malaria . X 100 %
Jumlah penderita malaria

Anda mungkin juga menyukai