Anda di halaman 1dari 59

Asuhan Keperawatan Pada

Malaria

Dra. Yuke Kirana,S.Kep.,Ners.,MM.Kes


Malaria
• Malaria merupakan penyakit yang endemik di
negara tropis termasuk Indonesia.
• Malaria yang menyerang manusia adalah
malaria falciparum, malaria vivax , malaria
malariae dan malaria ovale.
• Di Indonesia yang dominan adalah malaria
falciparum (malaria tropika, malaria tertiana
maligna) dan malaria vivax (malaria tertiana
benigna
• Yang banyak mengalami kegagalan
pengobatan sampai kematian adalah
malaria falciparum yang sering
menimbulkan komplikasi ke berbagai
organ termasuk otak.
Sejarah
• Ditemukan oleh Charles Alphonse Laveran thn1880 di
Aljazair : gametosit plasmodium falciparum ( bentuk
pisang)
• Thn. 1897 0leh Ronald Ross di India: bentuk ookista di
dalam lapisan otot lambung nyamuk anopheles
• 1957- 1969 secara global dilakukan program eradikasi
malaria oleh WHO
• 1973- 1978 munculnya kembali kasus2 malaria secara
tajam spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia:
- plasmodium falciparum, plasmodium vivax,
plasmodium malariae dan plasmodium ovale
Lanjutan……
• plasmodium falciparum:
- menyebabkan penyakit malaria tertiana
maligna (malaria tropica)
- sering menjadi bentuk penyakit yang berat/
malaria serebralis
- angka kematian tinggi
- menyebabkan parasitemia yang tinggi
- merozoitnya menginfeksi sel darah merah
tua/ muda (segala umur)
Lanjut………..
• Sebagai penyebab 50 % malaria di di dunia
• Plasmodium vivax
- Menyebabkan malaria tertiana benigna
- Disebut juga malaria vivax
- Spesies ini memp kecenderungan mengin
infeksi sel darah merah muda (retikulosit)
- lebih kurang 43% kasus malaria disebabkan
oleh spesies ini
Lanjut………….
• Plasmodium malariae
- Penyebab malaria kuartana ( tidak lazim disebut
malaria malariae)
- Ditandai dengan serangan panas berulang tiap 72 jam
- Diduga mempunyai kecenderungan menginfeksi sel
sel darah merah yang tua
- tingkat parasitemia lebih rendah dibanding spesies lain
- Menginfeksi simpanse dan beberapa binatang liar lain
- Dijumpai kira-kira 7% dari semua kasus malaria di
dunia
Lanjut………
• Plasmodium ovale
- menyebabkan malaria tertiana benigna ( malaria
ovale)
- paling jarang dijumpai
- menginfeksi sel darah muda

Ada kemungkinan seorang penderita terinfeksi oleh lebih


dari satu spesies plasmodium secara bersamaan -
disebut infeksi campuran ( mixed infection)
4 Penyebab Infeksi
• Plasmodium vivak merupakan infeksi yang
paling sering dan menyebabkan malaria tertiana
vivaks ditandai dengan demam tiap hari ke 3

• Plasmodium talciparum banyak memberikan


komplikasi dan mempunyai pelangsungan yang
cukup ganas mudah resisten dengan
pengobatan dan menyebabkan malaria tropika
dengan deman tiap 24 – 48 jam
Lanjut……..
• Plasmodium Malariae, jarang ditemukan
dan menyebabkan malaria quartana,
demam tiap hari ke 4

• Plasmodium ovale dijumpai pada daerah


afrika dan fasifik barat,di Indonesia
dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian
Masa Inkubasi
Masa tunas tergantung dari spesies
plasmodium yg menginfeksi :

•Plasmodium vivak 14 – 17 hari


•Plasmodium ovale 11 – 16 hari
•Plasmodium malariare 12 – 14 hari
•Plasmodium palciparum 10 – 12 hari
( Mansyoer, 2001)
Epidemiologi
Hospes reservoir
- Manusia merupakan reservoir yang penting
- Parasitemia dengan fase aseksual dan gameto-
sitemia pada malaria falciparum pada penderita
dgn kekebalan tinggi dapat berlangsung ber-
bulan2 tanpa gejala.
- Kekambuhan /relaps pada infeksi dengan plas-
modium vivax lebih ringan dengan meningkat- kan
imunitas penderita
- Penderita dgn gametosit menjadi sumber
penularan dengan perantaraan nyamuk sebagai
vektor
Cara Penularan
• Kebanyakan berlangsung secara alami (natural),
yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles betina
• Walaupun jarang penularan mungkin terjadi
melalui transfusi darah dan/ atau transplantasi
sumsum tulang
• Jarang melalui spuit injeksi yang terkontaminasi
(pada pecandu narkotik)
• Jarang, dapat secara kongenital selama bayi
masih dalam kandungan karena terjadinya infeksi
malaria dari ibu ke janin melalui peredaran darah
plasenta.
Vektor Malaria
• Di Indonesia terdapat 80 spesies nyamuk
anopheles, hanya 16 spesies berperan
sebagai vektor
• Lama hidup vektor dipengaruhi oleh suhu dan
kelembapan udara
• Tingkat penularan tergantung dari beberapa
faktor biologis dan klimatis
• Pada akhir musim penghujan  intensitas
penularan paling tinggi, populasi nyamuk
meningkat secara signifikan
Hubungan hospes-parasit-
lingkungan
Tingkat penularan malaria disuatu wilayah
ditentukan hal2 sbb:

• Reservoir, dicerminkan oleh prevalensi


kasus
• Vektor, kesesuaian spesies atau strain
nyamuk anopheles sbg vektor,tingkat
berkembang biaknya, jarak terbang,
kebiasaan istirahat, kebiasaan makan dan
jumlahnya.
Lanjutan…………
• Hospes manusia baru, yang dimaksud
adalah adanya kelompok manusia non
imun yang masuk wilayah endemis
• Kondisi iklim setempat
• Kondisi geografis dan hidrografis,
ditambah dengan aktivititas dan tingkah
laku manusia, mempengaruhi tingkat
terpajan dan akses mereka kepada
tempat2 perindukkan nyamuk2 ano-pheles.
Penilaian situasi malaria
• Angka morbiditas dan mortalitas sulit diukur.
Indeks malariometrik yang dipergunakan
adalah:
- angka limpa atau spleen rate: persentase
anak 2-9 tahun dengan pembesaran limpa
yang dpt diraba
- angka parasit atau parasit rate : persentase
penduduk yang dalam darahnya mengan-
dung parasit malaria (parasitemia
Lanjutan………..
Berdasarkan angka limpa, ditetapkan endemisitas
malaria:
1. Hipo endemik, angka limpa pada anak 2-9 tahun <
10%
2. Meso endemik, 11-15%
3. Hiper endemik , >50%, angka limpa org dewasa juga
tinggi, toleransi orang dewasa thd infeksi rendah
4. Holo endemik, > 75%, angka limpa pada orang
dewasa rendah, akan tetapi toleransi thd infeksi tinggi
Pemakaian indikator untuk:
• Mengukur tingkat imunitas penduduk disuatu wilayah
• Meramal kemungkinan terjadinya KLB
• Memperkirakan besar dampak yang mungkin terjadi

Malaria endemik adalah malaria disuatu wilayah yang ditularkan secara


alami dengan insiden yang bisa diukur dan dan ditemukan terus
menerus selama beberapa tahun

Malaria stabil adalah malaria yang mempunyai prevalensi yang relatif


tetap

Malaria tidak stabil adalah malaria yang mempunyai prevalensi yang


sangat fluktuatif

Malaria epidemik adalah malaria yang jumlah kasusnya meningkat


disuatu wilayah yang sebelumnya mempunyai tingkat endemisitas
yang rendah.
Siklus Hidup
Terdiri dari siklus aseksual yang terjadi di dalam tubuh
manusia. Dan siklus seksual yang berlangsung dalam
tubuh nyamuk

Trofozoit: bentuk/stadium/fase/tingkat plasmodium yang


terdiri dari trofozoit muda (ring form), growing
trophozoite, trofozoit dewasa/tua
Sizon: fase plasmodium yg mengalami proses pembelahan
secara aseksual disebut sizon muda, sizon matang,
kemudian sel darah merah yang diinfeksi pecah
Lanjutan……….
Sizogoni: proses terjadinya sizon, dgn pembela-
han aseksual dengan hasil akhir adalah
merozoit2 yang terbentuk di dalamnya
Sporogoni: proses reproduksi secara seksual
yang terjadi di dalam tubuh nyamuk dan hasil
akhirnya adalah sporozoit
Gametozit: fase parasit malaria yang mengandug
gamet (sel kelamin), terdiri dari gametozit jantan
(mikro gametozit) dan betina (makro
gametozit
Lanjutan……………
Gamet: terdiri dari gamet jantan dan betina,
kedua sel dapat melakukan pembuahan atau
fertilisasi di dalam lambung nyamuk vektornya.
Zigot: adalah makrogamet yang telah dibuahi
oleh mikrogamet
Ookinet: zigot yang menunjukkan kemampuan
bergerak
Ookista: adalah ookinet yang bentuknya
menjadi bulat, dan dikelilingi oleh dinding kista
Masa prepaten; tenggang waktu antara saat per-
tama kali sporozoit masuk ke dalam tubuh
manusia sampai saat parasit malaria bisa dite-
mukan di dalam darah tepi

Masa inkubasi: tenggang waktu sejak saat ma-


suknya sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia
sampai saat munculnya gejala2 pe- nyakit malaria
Lama 2 masa tersebut tergantung spesiesnya
Gejala Klinis
Gejala umum :
- Beberapa serangan dengan interval tertentu
(paroksisme)
- Diseling oleh periode dimana penderita bebas dari
panas
- Gejala ini terdapat pada penderita non imun
- Sebelum timbul demam terdapat gejala prodromal
yaitu: penderita merasa lemah, sakit kepala,
kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati
atau muntah
Gejala klinis ( Secara umum)

• panas tinggi
• pusing/ sakit kepala
• otot-otot merasa sakit, lemah
• sakit / nyeri punggung
• rasa mau muntah sampai muntah
• berkeringat, menggigil
• batuk kering
• pembesaran limpa
Bentuk2 klinis malaria yg.
berat
• Malaria serebralis: angka kematian sgt
tinggi (80%)
• Malaria gastrointestinalis, disertai diare
kadang2 menyerupai kolera atau disentri
• Malaria hepatika, disertai dengan ikterus
dan kegagalan fungsi hati
• Malaria algida, disertai dengan syok dan
kegagalan kelenjar suprarenalis
Lanjutan………
• Malaria pulmonalis, disertai sesak napas
dan sianosis karena edema paru
• Malaria renalis, disertai tanda2 kegagalan
ginjal akut
• Black water fever, ditandai dengan hemo-
globinuria dan kegagalan ginjal
Pencegahan
* Mengurangi pembawa gametosit
* Memberantas nyamuk
* Melindungi orang2 yang rentan
* Mencegah gigitan nyamuk
* Melindungi degan obat antimalaria
* Melindungi degan vaksin malaria
Patophisiologi

• Terjadinya infeksi oleh parasit plasmodium


kedalam tubuh manusia dapat terjadi dua
cara -> secara alami melalui gigitan nyamuk
anopheles betina yang mengandung parasit
malaria bisa melalui induksi jika st.aseksual
dalam eritrosit masuk ke dalam darah
manusia melalui tranfusi darah, suntikan atau
pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu
yang terinfeksi (kongenital)
Lanjutan………
• Patofisiologi malaria sangat komplek dan
mungkin berhubungan gdn hal-hal :
1, Penghancuran erytrocit yang terjadi oleh pe-
cahnya pecahnya eritrosit yang mengandung
parasite, fagositesiseritrocyt yang ngandung
dan tidak mengandung parasite akibat
terjadinya anemia dan anoksia jaringan dan
haemolisis intravaskuler,
Lanjutan…………..
2. Pelepasan mediator endotoksin makrofag
pada proses skizon yang melepaskan
endotosin makrofag melepaskan berbagai
mediator endotoksin
3. Pelepasan TNF ( tumorNecrosing Faktor)
merupakan suatu monokin yang dilepas
oleh adanya parasite malaria. TNF ini
bertg jawab terhadap demam. Poglikemia
ARDS
Lanjutan…………
• 4. Sekuetrasi eritrocityang terinfeksi dapat
membentuk knob dipermukaannya,
knob ini mengandung antigen malaria
yang kemudian akan bereaksi dengan
antibody.
• Erytrocit yang terinfeksi akan menempel pada
endotel kapiler alat dalam dan membentuk
gumpalan sehingga terjadi bendungan
Phat way
• penugasan
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium anemia pada malaria dapat
terjadi akut maupun kronis -> terjadi penu-
runan Hb yang cepat
• Diagnosis2 sering memerlukan anamnesa
yang tepat dari penderita tentang asal
penderita apakah dari daerah endemic
malaria, riwayat berpergian ke daerah
malaria, riwayat pengobatan kuratif
maupun preventif
Lanjutan…………
• Pemeriksaan tetes darah untuk malaria,
tetes preparat darah tebal, tetes prefarat
darah tipis
• Tes antigen P-f test 5 (plasmogen
manufaktur from new delhi), tes serologi 6,
pemeriksaan PCR (Polymerase Chin
Reaction), Pemeriksaan Infeksi
Komplikasi
• Acidemia/asidosis : Ph darah <> respiratori
distres
• Anemia berat
• Gagal Ginjal akut
• Edema paru non-cardiogenik
• Hypoglikemi
• Gagal sirkulasi / syok
• Perdarahan hidung, gusi dan pencernaan
Lanjutan………
• Adanya gangguan koagulasi intravaskuler
• Kejang berulang > 2 kali / 24 jam
• Mikroskopi haemoglubimuri oleh karena infeksi
malaria akut ( bukan karena obat malaria/
kelainan eritrocyt ( kekuranga G-6- PD->
Glucosa 6 fosfat dehydrogenase)
• Diagnosa post mortem (kematian) dengan
ditemukannya parasit yang padat pada
pembuluh kapiler pada jaringan otak
Diagnosa keperawatan
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubun b.d asupan makanan yang tidak
adekuat : mual muntah
• Resti terhadap infeksi b. d penurunan
sistemkekebalan tubuh,prosedur tindakan
invasif
• Hypertermia b.dpeningkatan metabolisme,
dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman
pada hypotalamus
Lanjutan
• Perubahan perfusi jaringan b,d penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen dan nutrien dalam
tubuh
• Kurang pengetahuan, mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang pemahaman/ mengingat kesalahan
interprestasi informasi,keterbatasan kog-
nitif
Intervensi DX I
• Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan disukai
Observasi dan catat masukan makanan klien
R/ mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekurangan komsumsi makanan

• Berikan makanan sedikit dan makanan


tambahankecil yang tepat
R/ Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian
makanan terlalu cepat setelah periode anoreksia
Lanjutan……..
• Observasi dan catat kejadian mual muntah dan
gejala lain yang berhubungan
R/ gejala GI dapat menunjukan efek anemia atau
hypoksia pada organ

• Kolaborasi untu melakukanrujukan ke ahli gizi


R/ Perlu bantuan dalam perencanaa diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi
Lanjutan……..
• Pertahankan jadwal penimbangan BB secara
teratur
R/ Mengawasi penurunan BB atau efektifitas
intervensi nutrisi

• Diskusikan mak yang disukai klien dan masukan


dalam diet murni
R/ dapat meningkatkan masukan, meningkatkan
rasa berpartisipasi. control
DX 2
• Pantau terhadap kecendrungan peningkatan suhu
tubuh
R/ demam disebabkan oleh efek endotoksin pada
hypotalamus danhypotermia adalah tanda yang
penting yang merefleksikan perkembangan
statussyok/ penurunan perfusi jaringan

• Amati adanya menggigil dan diaporosis


R/ Menggigil seringkali mendahului memuncaknya
suhu pada infeksi umum
Lanjutan………..
• Memantau tanda penyimpangan kondisi/
kegagalan untuk memperbaiki selama masa
terapi
R/ Dapat menunjukan ketidak tepatan terapi
antibiotik atau pertumbuhan dan organisme

• Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk


R/ dapat membasmi/ memberikan imunitas
sementara untuk infeksi umum
Lanjutan……….
• Dapatkan spisemen darah
R/ indentifikasi terhadap penyebab jenis infeksi
malaria
DX 3
• Panatau suhu pasien (derajat dan pola) perhati-
kan menggigil
R/ hypertermi menunjukan proses penyakit infeksi
akut, pola demam menunjukan diagnosis

• Pantau suhu lingkungan


R/ Suhu ruangan/ jumlah selimut harus dirubah
untuk mempertahankan suhu mendekati normal
• Berikan kompres air hangat, hindari penggunaan
alkohol
R/Dapat membantu mengurangi demam, penggu-
naan es/alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan
kulit

• Berikan antipiretik
R/ Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
centralnya pada hypotalamus
Lanjutan…………….
• Berikan selimut pendingin
R/ digunakan untuk mengurangi demam dengan
hypertermi
DX 4
• Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas
perawat
R/ Menurunkan beban kerja miocard dan komsumsi
oksigen, memaksimalkan efektifitas dari perfusi
jaringan

• Pantau terhadap kecendrungan TD, mencatat


perkembangan hypotensi dan perubahan pada tekanan
nadi
R/ Hypotensi akan berkembang bersama dengan kuman
menyerang darah
Lanjutan………
• Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer
R/ Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan
curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat
karena hypotensi yang terus menerus,
penurunan curah jantung dan vasokonstriksi
perifer
Lanjutan………..
• Kaji frekuensi pernafasan kedalaman dan
kualitas, perhatikan dispenia berat
R/ Peningkatan pernapasan terjadi sebagai respon
terhadap efek2 langsung dari kuman pada pusat
pernapasan. Pernapasan men- menjadi dangkal
bila terjadi insufisiensi pernapasan.
Menimbulkan resiko kegagalan pernapasan akut
Lanjutan……..
• Berikan cairan parenteral
R/ Untuk mempertahankan perfusi jaringan,
sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan
untuk mendukung volume cairan
DX 5
• Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien
dapat menentukan pilihan
• Berikan informasi mengenai terapi obat-obatan,
interaksi obat,efek samping dan ketaatan
terhadap program
R/ Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan
kerja sama dalam penyembuhan dan mengurangi
kambuhnya komplikasi
Lanjutan……..
• Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisi
yang tepat dan seimbang
R/ Perlu untuk penyembuhan yang optimal

• Dorong periode istirahat dan aktivitas yang


terjadwal
R/ Mencegah kepenatan, penghematan energi dan
meningkatkan penyembuhan
Lanjutan……
• Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersih-an
lingkungan
R/ Membantu mengontrol pemajanan lingkungan
dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit
yang ada

• Indentifikasi tanda dan gejala yang membutuh- kan


evaluasi medis
R/ Pengenalan diri dari perkembangan/kambuhnya
infeksi
Lanjutan……….
• Tekankan pentingnya terafi antibiotik sesuai
kebutuhan
R/Penggunaan terhadap pencegahan infeksi

Anda mungkin juga menyukai