Anda di halaman 1dari 29

Definisi

Malaria suatu penyakit infeksi akut


maupun kronik yang disebabkan oleh infeksi
parasit Plasmodium yang menyerang sel
darah merah (eritrosit)
Ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles yang terinfeksi parasit tersebut.
Di dalam tubuh manusia, parasit
Plasmodium akan berkembang biak di organ
hati kemudian menginfeksi sel darah merah.
Jenis jenis malaria
Malaria pernisiosa : disebabkan oleh
plasmodium ovale
Malaria tertiana : disebabkan oleh plasmodium
vivax. Dimana penderita merasakan demam
muncul pada hari ke -3.
Malaria Quartana : disebabkan oleh
plasmodium malariae. Dimana penderita
merasakan demam muncul pada hari ke-4.
Malaria tropica : disebabkan oleh plasmodium
falciparum. Merupakan jenis malaria yang
terberat karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi
Gambaran plasmodium
Spesies

Stadium p. falciparum p. malariae p. vivax p. ovale


Tropozoit muda Cincin halus, Cincin tebal, Cincin tebal, Cincin tebal,
infeksi mulripel, kromatin 1 titik tidak teratur, 1 kromatin 1 titik
kromatin kecil 1-2 kromatin titik
titik
Tropozoit muda Cincin membesar, Bulat, kromatin Tidak teratur, Bulat, kompak
agar tidak teratur di tengah, pita amoeboid
pigmen jelas
Skizon Berisi 8 23 8 10 merozoit, 12 -18 merozoit, 8 14 merozoit,
merozoit tersusun roset susunan tidak susunan tidak
pigmen di tengah teratur teratur

Gametosit Bentuk bulan Lonjong atau ; Lonjong atau Lonjong atau


sabit, jantan agak bulat bentuk bulat jantan bulat jantan
kemerahan, jantan kromatin kromatin difus kromatin difus
kromatin difus; difus
betina kebiru-
biruan, kromatin
padat
Siklus hidup plasmodium
siklus sporogoni (siklus seksual) yang
terjadi pada nyamuk.
o siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk
mengisap darah manusia yang terinfeksi
malaria yang mengandung plasmodium pada
stadium gametosit membelah menjadi
mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit
(betina). Keduanya mengadakan fertilisasi
menghasilkan ookinet masuk ke lambung
nyamuk membentuk ookista membentuk
ribuan sprozoit yang nantinya akan pecah
dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini
akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk,
siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat
pada manusia
o terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik
dan siklus eritrositik
o Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia sehat.
Sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia
melewati luka tusuk nyamuk
o Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke
hati, sehingga menginfeksi sel hati dan akan
matang menjadi skizon. Siklus ini disebut siklus
eksoeritrositik
o skizon akan pecah mengeluarkan merozoit yang
akan masuk ke aliran darah sehingga menginfeksi
eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik.
o Merozoit tersebut akan berubah morfologi menjadi
tropozoit belum matang lalu matang dan
membentuk skizon lagi yang pecah dan menjadi
merozoit lagi
Patofisiologi malaria
Pengobatan malaria
ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal
replikasi HIV , dengan menghambat terjadinya
infeksi akut sel yang rentan , tapi hanya sedikit
berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.

Untuk dapat bekerja , semua obat golongan


NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel
hospes di sitoplasma .Karena NRTI tidak memiliki
gugus 3`-hidroksil , inkorporasi NRTI ke DNA akan
menghentikan perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
Mekanisme Kerja : Target zidovudin adalah
enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV.
Bekerja dengan menghambat enzim RT
virus , setelah ggs azidotimidin(AZT)pada
zidovudin mengalami fosforilasi.
Resistensi :Resistensi disebabkan oleh mutasi
pada enzim RT.
Indikasi : Infeksi HIV , dalam kombinasi
dengan anti HIV lainnya seperti lamivudin
dan abakavir
Efek Samping : Granulositopenia dan Anemia
setelah 2-6 minggu terapi (periksa darah
lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
2. DIDANOSIN

Mekanisme Kerja : Obat ini bekerja pada


HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus
Resistensi : Disebabkan oleh mutasi pada
RT.
Indikasi : Infeksi HIV , terutama infeksi HIV
tingkat lanjut , dalam kombinasi dengan anti-
HIV lainnya .
Efek samping : Diare, pankreatitis,
neuropati perifer.
3. Lamivudine
Mekanisme kerja : bekerja pada HIV RT dengan
cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus
Indikasi: Infeksi HIV
Kontra indikasi: Hipersensitifitas, pasien dengan
neutrofil yang rendah
Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai:
Bentuk sediaan :Solution: 10mg/mL, Tablet
kunyah: 100mg
Pediatric dose:4 mg/KgBB; dosis maksimal 150
mg
Aturan pakai :Diberikan diberikan dua kali sehari
Efek samping: Pancreasistis, neuropathy,
hipoglikemi, rhabdomyolysis
b. NON NUCLEOSIDE REVERSE
TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NNRTI )

NNRTI merupakan kelas obat yang


menghambat aktivitas enzim RT dengan
cara berikatan di tempat yang dekat
dengan tempat aktif enzim dan
menginduksi perubahan konformasi pada
situs aktif ini.
1. NEVIRAPIN

Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non
subtrat HIV -1 RT
Resistensi
resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT
Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV
lainnya , terutama NRTI
Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual,
dan peningkatan enzim hati.
c. PROTEASE INHIBITOR ( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara
reversibel dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas
virus dan penglepasan poliprotein virus .Ini
menyebabkan terhambatnya penglepasan
polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel
akan menghasilkan partikel virus yang imatur
dan tidak virulen.

Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung


lewat akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR
Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi ,
merupakan HIV protease peptidomimetic
inhibitor
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease
.terjadi resistensi silang dengan PI lainnya
Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV
lain ( NRTI dan beberapa PI seperti ritonavir )
Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR

Mekanisme Kerja
sama dengan sakuinavir
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti
HIV lainnya seperti NRTI
Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
3. Ritonavir
Indikasi:merupakan antiretroviral yang diizinkan
FDA untuk pasien anak dan dewasa. Pada pasien
yang terinfeksi HIV-1 yang rentan dan pasien
dengan penyakit tahap lanjut
Dosis:
- Anak >1 bulan: 350-400mg/m2, 2 kali sehari (dosis
maksimum 600 mg). Dosis intitial: 250mg/m2,2 kali
sehari selama 2 hari atau 500 mg/m2,1 kali sehari.
- Dewasa: 600mg, 2 kali sehari
Efek samping:gangguan GI seperti
mual,muntah,nyeri abdomen,dan perubahan rasa.
Parestesia perifer dan perioral juga umum terjadi.
4.Lopinavir
Indikasi: sebagai antiretroviral untuk anak
dan dewasa yang diizinkan oleh FDA
Dosis:- Anak 6 bulan-12 tahun : berdasarkan
berat badan 7-15 kg: 12 mg/kg, 2 kali sehari;
15-40 kg: 10 mg/kg, 2 kali sehari; > 40 kg: 800
mg/ritonavir 200 mg, 1 kali sehari.
- Dewasa: lopinavir 800 mg/ritonavir 200 mg, 1
kali sehari atau lopinavir 400 mg/ ritonavir 100
mg, 1 kali sehari
Efak samping:gangguan GI, diare, dan mual
Diagnosis HIV pada Bayi dari ibu
HIV positif
1. Pemeriksaan fisik
. Pemantauan perlu dilakukan secara berkala, setiap
bulan untuk 6 bulan pertama, 2 bulan sekali pada 6
bulan kedua , selanjutnya setiap 6 bulan.
. Kelainan yang dapat ditemukan antara lain berupa
gagal tumbuh, anoreksia, demam yang berulang atau
berkepanjangan, pembesaran kelenjar , hati dan limpa
serta ensefalopati progresif.
. Gejala juga dapat berupa infeksi pada organ tubuh
lainnya berupa infeksi saluran nafas yang berulang,
diare yang berkepanjangan, piodermi yang berulang
maupun infeksi oportunistik antara lain infeksi dengan
jamur seperti kandidiasis, infeksi dengan protozoa
seperti Pneumocystis carinii
. Bayi juga mudah menderita infeksi dengan miko-
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi berupa pemeriksaan Hemoglobin,
leukosit hitung jenis, trombosit, dan jumlah sel CD4. Pada
bayi yang terinfeksi HIV dapat ditemukan anemia serta
jumlah leukosit CD4 dan trombosit rendah
b. Pemeriksaan kadar immunoglobulin. Ini dilakukan untuk
mengetahui adanya hipo atau hiper gammaglobulinemia
yang dapat menjadi pertanda terinfeksi HIV
c. Pemeriksaan antibody HIV. Terdapatnya IgG antibodi HIV
pada darah bayi belum berarti bayi tertular, oleh karena
antibody IgG dari ibu dapat melalui plasenta dan baru
akan hilang pada usia kurang lebih 15 bulan. Bila setelah
15 bulan di dalam darah bayi masih ditemukan antibodi
IgG HIV baru dapat disimpulkan bahwa bayi tertular.Untuk
dapat mengetahui bayi kurang dari 15 bulan terinfeksi
atau tidak diperlukan pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan
IgM antibody HIV, biakan HIV dari sel mononuklear darah
tepi bayi, mengukur antigen p24 HIV dari serum dan
pemeriksaan provirus (DNA HIV) dengan cara reaksi
Bila bayi tertular HIV in utero, maka baik biakan
maupun PCR akan menunjukkan hasil yang positif
dalam 48 jam pertama setelah lahir. Bila bayi
tertular pada waktu intrapartum maka biakan HIV
maupun PCR dapat menunjukkan hasil yang
negatif pada minggu pertama. Reaksi baru akan
positif setelah bayi berumur 7-90 hari.
Kebanyakan bayi yang tertular HIV akan
menunjukkan hasil biakan dan PCR yang positif
pada usia rata-rata 8 minggu. Dianjurkan untuk
memeriksa PCR segera setelah lahir, pada usia 1-
2 bulan dan 3-6 bulan

Anda mungkin juga menyukai