Marini Elisabeth F
13-224/17-378
DEFINISI SIFILIS
• Lues
SINONIM • Raja Singa
Ordo : Spirochaetalis
Famili : Spirochaetaceae
Genus : Treponema
CIRI-CIRI Treponema pallidum
Treponema pallidum
Berkembang biak dengan Berukuran
cara membelah secara panjang : 6 – 15
melintang,tdk dpt diluar m, tebal 0,25 m
badan
1 Tahun
Stadium Dini Menular Stadium Lanjut Tidak Menular
Stadium Rekuren
St. SI S II S III
Keterangan:
St. = Sanggama tersangka
SI = Sifilis stadium I
S II = Sifilis stadium II
S III = Sifilis stadium III
KLASIFIKASI SIFILIS
Sifilis dibagi menjadi :
Sifilis Akuisita
Sifilis Kongenital
(Didapat)
Stadium III
Stigmata
SK dini SK lanjut
SK (Jaringan parut
(+) < 2 (+) > 2 atau deformitas
terbagi : akibat
tahun tahun penyembuhan
kedua stadium)
SIFILIS KONGENITAL DINI
• Kelainan kulit yang pertama kali terlihat:
• Bula bergerombol, simetris pada telapak tangan dn kaki,
badan. Cairan bula banyak T.pallidum . Bayi tampak sakit,
bentuk ini disebut pemfigus sifilitika.
• Kelainan lain :
• Timbul pada bayi berumur beberapa minggu dan mirip erupsi S II,
berbentuk papul atau papulo skuamosa yang simetris dan
generalisata, dapat tersusun teratur
• Wajah bayi seperti orang tua akibat BB turun, Alopesia pada sisi dan
belakang kepala, kuku dapat terlepas akibat papul di bawahnya
(onikia sifilitika).
SIFILIS KONGENITAL DINI
• Selaput lendir mulut dan tenggorokan terlihat plaque muqueuses,
Rinitis (syphilitic snuffles)
• Hepar dan lien membesar akibat invasi T.pallidum fibrosis difus
Guma • Yang khas guma pada hidung dan mulut , jika kerusakan di
septum nasiperforasi destruksi kolaps
Stigmata nose)
pada lesi • Gigi Hutchinson Gigi tersebut lebih kecil daripada normal, sisi gigi
konveks , daerah menggigit konkaf khas pada gigi insisi permanen.
• Okinia
STIGMATA
Stadium I
Stadium II
Stadium laten :
Stadium III
• Kelainan Kulit :
• Masa tunas 2-4 minggu, bakteri
• Dimulai sebagai papul
masuk kedalam selaput lendir atau
lentikular yang permukannya
kulit melalui mikrolesi (senggama)
segera menjadi erosi
kuman berkembang biak dan
kemudian ULKUS
terjadi penyebaran secara
hematogen dan limfogen.
Sifilis Primer (S I)
Ciri khas ULKUS DURUM
• Biasanya soliter
ULKUS DURUM pada S I
• Berbentuk bulat atau lonjong
Satu minggu setelah afek primer (+) penjalaran infeksi ke kelenjar gth bening
(KGB) regional : regio inguinal medial – KGB membesar, soliter, padat kenyal,
indolen, tidak supuratif, periadenitis (-) & dpr digerak scr bebas dr jaringan
sekitarnya KOMPLEKS PRIMER
Sifillis I Herpes simpleks Skabies Balanitis Limfogranuloma
venereum
T.pallidum (+). Infeksi akut ec VHS Sarcoptes scabiei Faktor predisposisi: IMS sistemik ec
tipe 1 atau 2 (virus kontak seksual dgn Chlamydia
DNA). pasangan yg trachomatis.
Tipe 1 :pinggang menderita konstitusi :
keatas vulvovaginitis,DM demam,malaise,art
Tipe 2: pinggang ke dan nonsirkumsisi hralgia,nausea
bawah
Jika infeksi Infeksi primer, 2 dari 4 : intermittent Inku : 1-4mgg
1. Pruritus nocturnal
sekunder : KGB fase laten. Infeksi 2. Menyerang application of mild Afekprimersin
membesar,indolen, rekurens. seklompok or drom inguinal 3-
tidak manusia potent topical
Tzanck dgn 3. Terowongan 6mgg
berkelompok,peria dipredileksi(s.korn corticosteroids
denitis(-), pewrnn Giemsa : eum tipis) wrn (with or without Bentuk
supurasi(-) sel datia inti putih,garis lurus antibiotics lanjut(sindrom
banyak panjang genital,uretral):1-
konstitusi(-) 1cm,ujung and anticandidals)
terowongan ada and topical bbrp thn
papul tacrolimus
4. Menemukan
tungau
Kelainan kelenjar
Beda: alopesia areata nummular Lata: papulnya datar serta persamaan: eritem dan skuama
dan hanya bbrp eksudatif Beda: predileksi, skuama
Acuminata: Lesi sperti kembang berminyak dan
kol,wrn seperti daging atau kekuningan,limfadenitis
mukosa,keratotik generalisata(-)
Peradangan kulit kronik dgn dasar Erupsi kulit akut, berhub dgn Rx hipersensitivitas thdp obat dgn
genetik Human herpes virus 6 dan 7 manifestasi pd kulit.
Perbedaan:pd psoriasis banyak bercak eritematosa dpt disertai demam, kelainan kulit:
limfadenitis generalisata(- terutama dipinggir dgn skuama eritema shingga mirip roseala dan
),skuama berlapis serta terdpt halus,bentuk gatal
tanda tetesan lilin dan Auspitz lonjong,lenticular,susunan sejajar
dgn lipatan kulit. Limfadenitis
generalisata(-)
Psoriasis Pitriasis rosea Erupsi obat alergik
Perbedaan:pd psoriasis banyak bercak eritematosa dpt disertai demam, kelainan kulit:
limfadenitis generalisata(- terutama dipinggir dgn skuama eritema shingga mirip roseala dan
),skuama berlapis serta terdpt halus,bentuk gatal
tanda tetesan lilin dan Auspitz lonjong,lenticular,susunan sejajar
dgn lipatan kulit. Limfadenitis
generalisata(-)
Psoriasis Pitriasis rosea Erupsi obat alergik
Perbedaan:pd psoriasis banyak bercak eritematosa dpt disertai demam, kelainan kulit:
limfadenitis generalisata(- terutama dipinggir dgn skuama eritema shingga mirip roseala dan
),skuama berlapis serta terdpt halus,bentuk gatal
tanda tetesan lilin dan Auspitz lonjong,lenticular,susunan sejajar
dgn lipatan kulit. Limfadenitis
generalisata(-)
SIFILIS AKUISITA- Stadium Laten Dini
&Rekurens
Kelainan timbul 3
STADIUM
– 10 tahun
III
sesudah stadium I
STADIUM III
Guma di semua jaringan & merusak semua jenis jaringan : tulang rawan
hidung, palatum atau organ dalam tubuh : lambung, hepar, lien, paru-paru, testis
dan lain-lain.
S III - Guma
Sifilis III, Gumma on lower lip Saddle Nose, Destruction nasal bone
Diagnosis Banding
S III :
Mikosis profunda : sporotrikosis :
bentuk nodus yg terletak sesuai
perjalanan pembuluh getah bening
SIFILIS KARDIOVASKULAR
Sekitar 10 % penderita sifilis akan mengalami fase ini & dapat terjadi
bersamaan dengan neurosifilis (40 %).
MDL/S/Peb/2006
Pemeriksaan Treponema pallidum
1. Pemeriksaan - mikroskop lapangan gelap melihat pergerakkan
Treponema pallidum.
Flokulasi / aglutinasi
• V.D.R.L. (Venereal Disease Research Laboratory)
• R.P.R (Rapid Plasma Reagen)
• A.R.T. (Automated Reagen Test)
• Kahn
Tes Non Treponema
S II : Positif tinggi
Neurosifilis
MDL/S/Peb/2006 : Dapat non reaktif
Pengaruh pengobatan terhadap
kuantitas STS
SI : Bila Th/ sudah mulai pd saat hasil STS non
reaktif,
tetap non reaktif
: Bila Th/ mulai pd saat hasil STS reaktif non
reaktif sth 1½ tahun
Tes Imobilisasi
Tes imunofluoresensi
Tes Hemanglutinasi
Kekurangannya :
• Antigen u/ test ini adalah bakteri T. pallidum. Bakteri ini tidak bisa dikultur sehingga
bakteri ini dikembang biakan dan diekstraksi dari jaringan testikular kelinci.Kemudian hasil
ekstraksi di sebar meratakan dan difiksasi di kaca objek.
• Serum dari pasien dicampurkan dengan absorben (abs) yang berisi treponema non
(Treponema phagedenis biotype Rieter). Tujuan pemberian absorben adalah untuk
membuang antibodi anti treponema yang tidak spesifik untuk bakteri
Tes imunofluoresensi
• Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs)
• Tes ini paling sensitif (90 %), bisa u deteksi Ig G
• False (+) pada
MDL/S/Peb/2006
Tes imunofluoresensi
FTA Abs IgM
Meningitis tuberkulosa
• Prinsip Th/ sifilis : kadar obat harus dapat bertahan dalam serum selama
10 – 14 hari u sifilis dini & lanjut, 21 hari u neurosifilis dan sifilis
kardiovaskular.
Lama kerja
obat
24 jam 72 jam 2 – 3 minggu
Seminggu
Cara Setiap hari Setiap 3 hari
sekali
pengobatan
MDL/S/Peb/2006
Rp. 25.000
Rp. 15.000
Sifilis primer dan Sifilis laten Sifilis III
sekunder
1. penisilin G benzatin 1. penisilin G benzatin 1. penisilin G benzatin
dosis 4,8 jt unit scr dosis total 7,2 jt unit dosis 9,6 jt unit
IM(2,4jt unit) 1x
seminggu
Alergi penisilin
Tetrasiklin(4x500mg/hari),
Febrisnya hebat Eritromisin(4x500mg/hari).
antipiretik.
Doksisiklin 2x100mg/hari
Ceftriaxone 2gr/hari(15 hari)
Azitromicin 500mg/pdsing(10
hari)
MDL/S/Peb/2006
REAKSI JARISH HERXHEIMER
Gejala :
-Febris
-Nyeri kepala
-Malaise
-Keringat banyak
-Kemerahan pd kulit
& kelainan kulit yg
ada + hebat / + merah.
Terapi
• TINDAK LANJUT
- 1 bulan sesudah c:
• Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba
lagi dan V.D.R.L negatif.
Stadium dini (menular) : Dosis total 30 gram/15 hari
Stadium lanjut (tidak menular) : Dosis total 60 gram/30 hari