Anda di halaman 1dari 36

DERMATITIS

KONTAK
ALERGI
NAMA : EKA
OKTAVIANI
NIM : 712018034
PENDAHULUAN
Dematitis kontak adalah reaksi
inflamasi umum pada kulit yang
terjadi setelah kontak suatu substansi
dengan kulit. Gambaran klinis yang
ditemukan dalam dermatitis kontak
alergi (DKA) adalah eritema, edema
dan vesikopapulo, dan pasien
biasanya mengeluh adanya rasa
gatal.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Dermatitis kontak alergi adalah
dermatitis akibat adanya kontak kulit
dengan bahan dari luar karena
hipersensitivitas tipe lambat.
Penyebabnya seperti molekul dengan
berat rendah (<1000 dalton) logam,
kosmetik dan produk perawatan kulit
dan tumbuh-tumbuhan.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi DKA yang datang


berobat di Poliklinik Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin
(IKKK) divisi AlergoImunologi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin
(RSUPMH) Palembang
periode 1 Januari 2009 - 30
Juni 2012 sebesar 3,1%.
ETIOLOGI
01 02
Nikel Pewarna rambut dan tato
Dermatitis kontak alergi Paparan P-phenylenediamine
terhadapat nikel biasanya berada temporer
(PPD) dlam produk pewarna
di lokasi dimana perhiasan rambut permanen dan tato
ditempatkan,. Pada individu temporer dapat menyebabkan
dengan alergi nikel biasanya akan dermatitis akut dengan edema
ditemukan adanya vesikel.

03 04 wajah

Pengawet Tumbuh-
Salah satunya adalah buah tomat. kulit
Alergi terhadap tumbuhan
yang kontak langsung dengan ‘rambut’
quaternium-15 ditemukan
atau bagian yang tajam dari tomat
paling banyak
maka akan mulailah timbul reaksi.
menimbulkan reaksi alergi,
Komponen penting lain yang juga
diikuti oleh
dapat menimbulkan dermatitis kontak
isothiazolinones.
alergi terhadap tomat adalah
kandungan cinnamyl alcohol dan
PATOGENESIS
Kelainan kulit pada DKA
mengikuti respons imun

1
yang diperantarai oleh sel
Reaksi ini melalui dua fase
yaitu:
2
Kontak pertama kulit dengan hapten 
Jika ada hapten yang sama
Hapten penetrasi ke kulit & membentuk
menempel di kulit ia ditangkap oleh
kompleks hapten-protein dengan protein
sel epidermal termasuk sel berdendrit
carrier epidermal  Ditangkap oleh sel
dan keratinosit mempresentasikan
epidermal termasuk sel berdendrit
hapten protein ke sel T spesifik.
migrasi ke kelenjar limfe regional 
Aktivasi sel T cytotoxic CD8+ 
mempresentasikan kompleks hapten
mulainya proses peradangan melalui
protein ke CD8+ effector T cells dan ke
apoptosis keratinosit dan produksi
CD4 + down regulator Tcells. Precussor
sitokin dan kemokin oleh sel residen
cell T specific memperbanyak diri
kulit  terjadinya rekruitmen lekosit
kemudian mengadakan resirkulasi melalui
dari darah ke kulit (termasuk sel T
aliran darah dan migrasi ke jaringan
CD4+ regulatory), menyebabkan lesi
termasuk kulit
kulit.
DIAGNOSIS

Ketepatan waktu untuk Berbagai pertanyaan yang Riwayat medis sebelumnya, riwayat
diagnosis DKA sangatlah harus ditanyakan dalam keluarga, riwayat pekerjaan, perhiasan
penting untuk hasil anamnesis yang dipakai, penggunaan tato,
pengelolaan yang lebih penggunaan kosmetik dan perawatan
baik. wajah, respon terhadap pengobatan
sebelumnya, riwayat penggunaan obat-
obatan

Pemeriksaan fisik yang Adanya pruritus yang Pemeriksaan penunjang yang


harus dilihat adalah intens yang kemungkinan dibutuhkan adalah uji tempel dengan
efloresensi dari lesi, lesi dapat menyebabkan syarat jangan dilakukan saat dermatitis
biasanya muncul akut efloresensi sekunder masih aktif karena dapat menyebabkan
sebagai eritematosa, seperti eskoriasi. terjadinya reaksi non-spesifik yang
dikenal sebagai angry back.
TATALAKSANA
Non Farmakologi
Pengobatan ditunjukan untuk
tidak terjadinya keluhan berulang
yaitu dengan menghindari
terpaparnya bahan alergen yang
menjadi penyebab, dan juga
menghindari faktor yang
memperberat keluhan.

Farmakologi
Pengobatan farmakologi untuk
mengatasi peradangan dapat
diberikan kortikosteroid topikal.
DIAGNOSIS
BANDING
1. DERMATITIS
KONTAK IRITAN
Dermatitis kontak iritan atau
DKI merupakan dermatitis
yang penyebabnya adalah
bahan-bahan yang
terkena/terpapar kulit dapat
menyebabkan peradangan
kulit.
DIAGNOSIS
BANDING
1. DERMATITIS
KONTAK IRITAN
Etiologinya adalah terpapar lansung
dengan bahan-bahan yang dapat
menyebabkan iritan, seperti deterjen,
sabun, minyak, asam, alkali dan serbuk
kayu. Selain dari bahan-bahan tersebut
DKI juga dapat terjadi karena lama kontak
, terus-menerus atau berselang, trauma
fisis, suhu, kelembapan.
DIAGNOSIS
BANDING
1. DERMATITIS
KONTAK IRITAN
Pengobatan ditunjukan untuk tidak
terjadinya keluhan berulang yaitu dengan
menghindari terpaparnya bahan iritan
yang menjadi penyebab, dan juga
menghindari faktor yang memperberat
keluhan. Pengobatan farmakologi untuk
mengatasi peradangan dapat diberikan
kortikosteroid topikal seperti
hydrokortison. .
DIAGNOSIS
BANDING
2. DERMATITIS
ATOPIK
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan
kulit berupa dermatitis yang kronis residif,
disertai rasa gatal dan mengenai bagian
tubuh tertentu.
DIAGNOSIS
BANDING
2. DERMATITIS
ATOPIK
Etiologinya dianggap multifaktor,
timbulnya inflamasi dan rasa gatal
merupakan hasil interaksi faktor internal
dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor predesposisi genetic (melibatkan
banyak gen) yang menghasilkan disfungsi
sawar kulit serta perubahan pada sistem
imun, khususnya hipersensitivitas
terhadap berbagai allergen dan antigen
mikroba.
DIAGNOSIS
BANDING
2. DERMATITIS
ATOPIK
1. Dermatitis Atopi Infantil (2 bulan - 2
tahun) Lesi dapat meluas kedahi, kulit
kepala, telinga, leher dan tungkai. Lesi
berupa eritema, papulovesikel yang
halus dan gatal. Bila digaruk akan pecah
dan menjadi krusta.

2. Dermatitis Atopi Anak (2 tahun - 10


tahun)
Predileksi lebih sering di fossa cubiti
dan popliteal. Lesi cenderung menjadi
kronis, disertai hyperkeratosis,
hiperpigmentasi, erosi, eksoriasi, krusta
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama ANAMNESIS
Ny. Vivi Diperoleh secara
Autoanamesis pada 5
November 2019, pukul
Jenis 12.30 WIB
Perempuan
Kelamin KELUHAN
Kemerahan dan bintil
Umur UTAMA
merah pada pipi kiri
42 tahun selama 3 hari.

Alamat KELUHAN
Jakarta Kemerahan disertai
TAMBAHAN
rasa gatal dan rasa
seperti terbakar.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak 3 hari yang lalu, Keluhan tersebut disertai Pasien mengaku rasa Pasien mengatakan
pasien mengeluh terdapat rasa gatal dan rasa seperti gatal hanya berkurang bahwa kemerahan
kemerahan pada pipi terbakar pada daerah pada saat istirahat. tersebut hanya terdapat
bagian kiri. tersebut. pada pipi kiri saja.

Sejak awal hingga Setelah diobati dengan Pasien mengatakan Satu hari sebelum datang ke
sekarang keluhan belum mentimun dan tomat pasien bahwa semakin Poliklinik Kulit Kelamin RSUD
berkurang. Karena gatal merasa keluhan semakin terasa gatal pada Palembang Bari pasien sudah
dan kemerahan tersebut bertambah, keluhan mulai bagian tersebut. menghentikan penggunaan
pasien mencoba untuk disertai dengan munculnya bintil mentimun dan tomat pada
mengobati menggunakan bintil sebesar kepala jarum daerah yang dikeluhkannya.
LANJUTAN

Keluhan seperti ini


baru pertama kali
dirasakan. Pasien
mengatakan selama
ini menggunakan krim
Karena keluhan
dan kosmetik yang
semakin berat pasien
biasa ia gunakan dan
memutuskan berobat
tidak pernah ada
ke Poliklinik Kulit
keluhan di kulit.
Kelamin RSUD
Palembang Bari.
RIWAYAT PENYAKIT
• DAHULU
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya
disangkal.
• Riwayat alergi obat-obatan disangkal
• Riwayat sesak napas disertai mengi
disangkal

CREDITS: This presentation template was created
Riwayat bersin-bersin
by Slidesgo, terutama
including icons by Flaticon, and pagi hari
infographics & images by Freepik.

disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
keluhan yang sama
• Riwayat sesak napas disertai mengi disangkal
• Riwayat bersin-bersin terutama pagi hari
CREDITS: This presentation template was created
disangkal by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
• Riwayat alergi obat-obatan disangkal
STATUS
DERMATOLO Pada regio buccalis sinistra tampak patch eritem

GIKUS berukuran plakat dan pada permukaannya terdapat


papul, multipel, reguler, dengan ukuran miliar
sampai lentikuler, yang tersebar diskret.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan immunoglobulin E
UjiCREDITS:
tempel (patch test)
This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Diagnosa Banding
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak iritasi
Dermatitis atopik

Diagnosa Kerja
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
Dermatitis kontak alergi
infographics & images by Freepik.
TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


1. Memberikan penjelasan 1. Sistemik
mengenai penyakit yang Antihistamin  Cetirizin tablet 1x10
diderita oleh pasien mg /hari diberikan selama 1 minggu.
2. Menjelaskan kepada pasien 2. Topikal
untuk menghindari bahan Kortikosteroid topikal 
penyebab alergi. Aclometason dipropionate 0,05% 28
3. Memberikan informasi gram 2x/hari selama 2 minggu
kepada pasien tentang
PROGNOSIS

Quo ad Quo ad Vitam Quoad Quo ad


Fungsionam
Bonam Bonam Sanationam
Bonam Kosmetika
Bonam
TATALAKSANA
Non Farmakologi
Pengobatan ditunjukan untuk
tidak terjadinya keluhan berulang
yaitu dengan menghindari
terpaparnya bahan alergen yang
menjadi penyebab, dan juga
menghindari faktor yang
memperberat keluhan.

Farmakologi
Pengobatan farmakologi untuk
mengatasi peradangan dapat
diberikan kortikosteroid topikal.
ANALISIS KASUS
Berdasarkan epidemiologi

DKA DKI Kasus


Usia : 41-60 Usia : <8 tahun Usia 42 tahun
tahun dan usia lanjut Perempuan
Jenis kelamin : Jenis kelamin : Bangsa Indoneisa
perempuan > laki- perempuan > Pekerjaan ibu
laki laki-laki rumah tangga
Ras : kulit hitam Ras : kulit hitam
lebih tahan lebih tahan
dibandingkan dibandingkan
dengan kulit putih dengan kulit
putih
Pemeriksaan klinis pada pasien DKA berupa bercak
eritematosa berbatas tegas, kadang diikuti edema, papul, vesikel
atau bulla sedangkan pada DKI berupa skuama, eritema,
vesikel, pustul, dan erosi. Kelainan kulit juga bersifat monomorf.3
Pada status dermatologikus pasien, pada regio buccalis sinistra
ANALISIS KASUS tampak makula eritem yang di atasnya terdapat papul, multipel,

Berdasarkan anamnesis reguler, dengan ukuran miliar sampai lentikuler, yang tersebar

N DKA diskret.
DKI Kasus
o
1 Riwayat terpajan bahan Riwayat terpajan Kontak dengan
alergen bahan iritan tomat sebagai bahan
alergen.

2 Muncul bintik Muncul bintik Muncul bintil


kemerahan kemerahan kemerahan
3 Rasa gatal dan panas Rasa gatal dan panas Gatal dan rasa
pada daerah yang pada daerah yang terbakar
mengalami iritasi mengalami iritasi
4 Kadang terdapat Kadang terdapat Edema (-)
edema edema
5 Perasaan nyeri dan Perasaan nyeri dan Rasa seperti
terbakar terbakar terbakar terus-
Penatalaksanaan pada kasus ini dibagi
menjadi dua yaitu secara non farmakologi
dan farmakologi. Memberikan
Penatalaksaan non-farmakologi salah
satunya adalah dengan cara melakukan
edukasi kepada pasien.
Penatalaksanaan secara farmakologi
dibagi menjadi dua yaitu diberikan secara
sistemik dan topikal.
1. Sistemik
Antihistamin
Cetirizin 10 mg 1x/hari selama 1 minggu
Pemberian obat didasarkan atas
pertimbangan karena cetirizine diabsorbsi
lebih cepat mencapai puncak dalam 1 jam
dengan masa kerja yang lebih lama yaitu
12 sampai 24 jam sehingga efektif
diberikan satu kali sehari.
Cetirizine adalah obat antialergi generasi
terbaru dengan bahan aktif cetirizine
dihidroklorida yang terbukti lebih aman
dan nyaman serta menguntungkan
karena tidak menimbulkan efek sedative
(mengantuk) sehingga tidak mengganggu
aktivitas pasien. Cetirizine juga, memiliki
efek metabolisme minimal di hepar.
2. Topikal
Kortikosteroid topikal
Aclometason 0,05% 2x/hari selama
2 minggu

Pemberian dengan mnggunakan rumus FTU, pada


perempuan setara dengan 0,4 gram.
Wajah : 2.5x2x0,4x2x14= 28 gram
Pada pasien membutuhkan 28 gram dalam waktu
dua minggu. Sediaan satu tube 10 gram maka
pasien membutuhkan 3 tube untuk dua minggu.
Aclometason dipropionate 0,05% merupakan kortikosteroid pontensi
sedang. Diberikan 2x sehari karena masa kerja yang ditimbulkan
mencapai 12 sampai 36 jam, sehinga efektif untuk diberikan 2 kali
perhari.

Alasan pemberian golongan potensi sedang pada kasus ini adalah


karena lesi di wajah. Selain itu pemberian kortikosteroid topikal super
poten dan poten sebaiknya tidak boleh diberikan lebih dari 2 minggu
dan pada potensi medium tidak boleh diberikan lebih dari 2 – 4 minggu
KESIMPULAN
1. Pada kasus memiliki tiga diagnosis banding
yaitu dermatitis kontak alergi (DKA), dermatitis
kontak iritan (DKI) dan dermatitis atopik
2. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, gambaran klinis yang ditemukan pada
pasien, adanya kemerahan diseratai bintil-bintil
pada pipi sisi kiri. Bintil muncul dengan ukuran
dari kepala jarum pentul sampai seukuran biji
jagung. Selain kemerahan dan bintil-bintil,
pasien juga mengeluh kulit gatal dan terasa
seperti terbakar.
3. Tatalaksana dermatitis kontak alergi adalah
dengan sistemik berupa antihistamin: Cetirizin
10 mg 1x/hari selama 1 minggu dan topikal
berupa kortikosteroid: Aclometason 0,05%
THAN
K
YOU!

Anda mungkin juga menyukai