SIFILIS

Oleh
Mentari Faisal Putri, S.Ked
04054821719006

Pembimbing
dr. Sarah Diba, Sp.KK., FINSDV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017
 PENDAHULUAN
 Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Treponema pallidum subspesies pallidum, kronik dan
bersifat sistemik.
 WHO (World Health Organization) memperkirakan terdapat
sekitar 340 juta kasus baru infeksi menular seksual setiap
tahun, salah satunya yaitu sifilis

 Laki laki lebih sering dari pada perempuan. Menyerang usia

produktif (20-40 tahun)

 Kompetensi 4A untuk sifilis stadium 1 dan 2

2
 ETIOPATOGENESIS

Gambar 1. T. pallidum di pemeriksaan

mikroskop lapangan gelap

Sumber: Indiara AL, Marsudi. Secondary syphilis with Condyloma lata as a Clinical
Manifestation.Departemen/Staf Medik Fungsional Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. 2010
3
 ETIOPATOGENESIS...
paparan
Inkubasi primer 10-
90 hari dari paparan
Sifilis primer
Terbentuk Neurosifilis dini
chancre
Rekurensi Inkubasi sekunder 4-10 mg setelah
timbulnya chancre
(24%) Simptomatik
Sifilis sekunder
(5%)
Meningitis
Neuritis kranial
Sifilis laten dini asimptomatik
Keterlibatan
(asimptomatik) okular
< 1 tahun setelah infeksi Penyakit
meningovaskular
Sifilis laten lanjut
(asimptomatik)
>1 tahun setelah infeksi
Sifilis tersier
Sifilis tersier Neurosifilis lanjut
Paresis generalisata (2-5%) onset 2-30
Sifilis kardiovaskular
Penyakit gummatous thn setelah infeksi
(10%) onset 20-30 tahun
(15%) omset 1-46 tahun Tabes dorsalis (2-9%) onset 3-50 tahun
setelah infeksi
Sumber: Ho, EL., Lukehart, SA. Syphilis: Using Modern Approaches to Understand An Old Disease.
The Journal of Clinical Investigation. 2011. Vol. 121, no. 12
 KLASIFIKASI
Primer
Stadium dini menular

Akuisita Sekunder
Stadium lanjut tidak
menular Rekuren
Sifilis
Laten dini
Kongenital
Laten lanjut

Tersier
 KLASIFIKASI...
• Stadium I (primer)
Papul lentikular -> erosi -> ulkus durum
(chancre)
Afek primer

Stadium dini T. Pallidum masuk secara hematogen

dan limfogen

Pembesarn KGB regional (inguinalis

medialis)

 Sifilis d’emblee : tidak ada afek primer Kompleks primer

akibat kuman langsung masuk ke jaringan
yang lebih dalam.
6
8
MANIFESTASI KLINIS
SIFILIS PRIMER

Gambar 2. cancre pada sifilis stadium primer

Katz KA. Syphilis. In: Goldsmith LA, Katz IS, Gilchrest BA, Paller AS, Lefell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies,
2012
 KLASIFIKASI...

• Stadium II (sekunder)

 Lesi mukokutaneus  the great

imitator
Stadium dini - Lesi basah (eksudatif)
1. Kondiloma lata
Disertai gejala lain:
2. Plak mukous
• Anoreksia
- Lesi kering
• Penurunan BB
• Malaise
• Nyeri kepala
• Demam

8
10
SIFILIS SEKUNDER

A B

Gambar 3. (A) Makula eritem (roseola syphilitica) atau makulopapul.

(B) papulosquamous disebut ‘Biette’s collerate’,

Katz KA. Syphilis. In: Goldsmith LA, Katz IS, Gilchrest BA, Paller AS, Lefell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies,
2012
10
SIFILIS SEKUNDER

A B
Gambar 4. (A) Alopesia ‘moth-eaten’ sifilis sekunder. (B) Papul
dan plak kadang anular, kadang papulosquamous.

Katz KA. Syphilis. In: Goldsmith LA, Katz IS, Gilchrest BA, Paller AS, Lefell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies,
2012
15
SIFILIS SEKUNDER

A B
Gambar 5. (A) Mucous patches pada mukosa mulut, split papules
dengan erosi di tengahnya. (B) Kondilomata lata terdiri atas
papul-papul lentikular, permukaan datar, sebagian berkonfluensi.

Katz KA. Syphilis. In: Goldsmith LA, Katz IS, Gilchrest BA, Paller AS, Lefell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies,
2012
 KLASIFIKASI...
Laten dini
1. dokumen tes serologis
nonreaktif atau titer tes
nontreponemal meningkat
empat kali lipat atau lebih;
2. gejala sifilis primer atau
Sifilis Laten sekunder yang tidak khas;
3. pasangan seksual terbukti
menderita sifilis primer,
Stadium sifilis tanpa gejala klinis, sekunder, atau laten dini.
tetapi pemeriksaan serologis reaktif.

Laten lanjut
Sifilis stadium ini tidak infeksius
(kecuali pada ibu hamil yangmana
dapat terjadi transmisi antara ibu
dan bayi)

12
 KLASIFIKASI...

Lesi pertama muncul 3-10 tahun

setelah sifilis primer
Sifilis tersier
- gumma : infiltrat sirkumskript,
kronis, melunak dan destruktif
- Nodus : mirip guma, warna
kecoklatan, dapat ditutupi skuama.

13
 SIFILIS TERSIER

A B

Gambar 6. (A) Gumma merupakan lesi nodular granulomatosa

dengan nekrosis sentral. (B) Lesi nodular berupa nodul ulseratif
berwarna coklat kemerahan, berbatas tegas

Katz KA. Syphilis. In: Goldsmith LA, Katz IS, Gilchrest BA, Paller AS, Lefell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies,
2012
SIFILIS TERSIER
16
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan klinis
• Pemeriksaan penunjang:
Deteksi T. pallidum dengan pemeriksaan mikroskop
lapangan gelap -> tampak T. palidum berbentuk spiral
berwarna putih bersinar.
Tes serologi:
• Tes nontreponemal : VDRL, RPR
• Tes treponemal: TPHA
 19
TES SEROLOGI

RPR TPHA Titer RPR dan Riwayat Interpretasi Tindakan

Negatif Tidak Tidak dikerjakan - Ulangi tes 3 bulan
perlu lagi
Positif Negatif Tidak dikerjakan Positif palsu Ulangi tes 3 bulan
lagi
Positif Posiif Terdapat riwayat terapi sifilis dalam 3 Masa evaluasi Tidak perlu terapi,
bulan terakhir, berapa pun titernya terapi ulangi tes 3 bulan lagi
Tidak ada riwayat terapi 1:2 atau Sifilis laten Terapi sebagai sifilis
dalam 3 bulan terakhir 1:4 lanjut laten lanjut. Evaluasi
3 bulan kemudian

> 1:8 Sifilis aktif / Terapi sebagai sifilis

dini dini. Evaluasi 3 bulan
kemudian

Positif Positif Bandingkan dengan titer 3 Jika turun --> Tidak perlu terapi.
atau bulan yang lalu terapi berhasil Observasi dan
negatif evaluasi 6 bulan
kemudian
 DIAGNOSIS BANDING
Sifilis primer
Infeksius Non Infeksius
1. Herpes simpleks 1. Erosi ulkus traumatik
2. Chancroid 2. Penyakit Behcet
3. Granuloma inguinale 3. Karsinoma sel skuamosa
4. Vaccina 4. Karsin oma sel basal
5. Limfogranuloma venereum 5. Erupsi Obat
6. Ulkus Apthous
7. Vulvitis candidal erosif atau balantis

Sifilis sekunder
Sifilis Sekunder Sifilis Tersier
1. Infeksi virus Epstein-Barr akut 1. Sporotrikosis
2. Infeksi HIV akut 2. Ktinomikosis
3. Kandidiasis oral 3. Tuberkulosis kutis gumosa
4. Rocky Mountain spotted fever
5. Meningococcemia
6. Measles
7. Infeksi coxsackievirus
 TATALAKSANA
• Umum :
KIE : ABCD
Tatalaksana terhadap pasangan seksual
• Khusus
 TATALAKSANA…
Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Abstinence

Be Faithful

Condom

No Drugs

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Kementrian Kesehatan
RI Dirjen PP dan PL. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2011. p. 61-65
21
Tatalaksana terhadap pasangan
seksual
21
TATALAKSANA…
Klasifikasi Terapi anjuran Alternatif terapi Alternatif terapi pada alergi
sifilis penisilin
Hamil Tidak hamil
Early latent Dewasa : Benzatin Prokain Eritromisin Dosisiklin 100
syphilis (sifilis penisilin G 2,4 juta benzilpenisilin, 500 mg oral mg (2 kali
stadium dini), IU IM dosis tunggal 600.000 IU per hari (4 kali sehari) oral
sifilis primer, IM (setiap hari sehari selama 14 hari
sifilis Bayi dan anak: selama 10-14 hari selama 14 atau Tetrasiklin
sekunder Benzatin penisilin G berturut-turut) hari). 500 mg oral (4
50.000 IU IM kali sehari)
(maksimum 2,4 juta selama 14 hari.
IU), dosis tunggal

Late latent Benzatin penisilin G Prokain Eritromisisn doksisiklin 100

syphilis (sifilis 2,4 juta IU (total 7,2 benzilpenisilin 500 mg oral mg oral (2 kali
stadium juta IU) IM, (Sekali 600.000 IU per hari (4 kali sehari ), atau
lanjut) satu pekan selama 3 IM (setiap hari sehari Tetrasiklin 500
pekan berturut turut selama 17-21 hari selama 30 mg (4 kali
di hari ke 1, 8 dan berturut turut hari) sehari) selama
15) 30 hari
18 TATALAKSANA…

 Evaluasi kembali secara klinis dan serologis di

bulan 1, 3, 6, dan 12.

 Terapi berhasil bila titer nontreponema

menurun hingga 4 kali lipat dalam 6-12 bulan
sesudah terapi.
 KOMPLIKASI

Reaksi Jarisch-Herxheimer

- 50-80% pasien sifilis dini

- 6-12 jam setelah injeksi penisilin
pertama.
- Hilang dalam 24-26 jam
Tanda-tanda Reaksi Jarish-Herxheimer antara lain
(1) Kenaikan suhu tubuh
(2) lesi bertambah jelas
(3) perubahan fisiologis

25
 PROGNOSIS

Morbiditas tergantung Prognosisnya baik pada

berat ringannya gejala sifilis primer dan
dan stadium sekunder

10% berkembang menjadi

sifilis kardiovaskular, 6%
neurosifilis, dan 16% menjadi
sifilis gummatosa.

26
 RINGKASAN
• Sifilis merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh
Treponema pallidum (T. pallidum).

• Sifilis paling sering ditularkan melalui hubungan seksual

• Pada sifilis primer, gejala klinis berupa chancre dan limfadenopati.

Pada sifilis sekunder, lesi yang timbul bervariasi meliputi rash
maculopapular rash, moth eaten, dan kondilomata lata disertai
manifestasi klinis sistemik

• Tatalaksana sifilis primer dan sekunder: Benzatin penisilin G 2,4

juta U im dosis tunggal. Alergi penisilin  tetrasiklin 4x500
mg/hari/oral atau doksisiklin 2x100mg/hari/oral selama 2 pekan.
27
TERIMA KASIH

28