4th Edition
Halaman 662-684
BOOK READING
Manifestasi Klinis
Sifilis
Vrenda Alia
Dr. dr. Endra Yustin Ellistasari, M.Sc., Sp.KK(K)
Departemen Dermatologi dan Venereologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
2023
Pendahuluan
2
Sifilis yang tidak ditangani, umumnya terbagi
menjadi tiga tahapan:
Setiap tahapan dipisahkan oleh periode jeda tanpa tanda infeksi berarti
yang disebut dengan latensi
4
Sejarah & Penularan Sifilis
Epidemi
Akhir abad Kontak • Kemungkinan penularan
ke-15 di Seksual pada kontak seksual
Eropa tunggal = 30%
Penularan • Penyakit terjadi secara
Kontak
sistemik
Seksual dan • Penularan transplasenta
transplasenta Trans- terjadi paling cepat dalam
plasenta 9 minggu kehamilan
5
Epidemiologi Sifilis
Puncak
Epidemi
1990
Perang Peningkatan
Dunia Kembali
Ke-2 Penemuan
2000-2004
Terapi
Antibotik
Penurunan
Drastis
1991-
1995
6
Tahapan Sifilis
7
Sifilis Primer
Terjadi dalam 10-90 hari (rata-rata 3 minggu) paska paparan
• Pada lokasi kontak genital, akan terdapat papul soliter 0,5-1,5 cm
Papul lalu mengalami ulserasi dalam 1 minggu, memberikan
gambaran khas ulkus sifilis (1-2 cm) dengan tepi indurasi, dasar
bersih, tanpa eksudat dan tidak disertai rasa nyeri.
• Lokasi umum ulkus: penis, labia, fourchette dan serviks
Lesi primer pada wanita dan pria homoseksual cenderung lebih sulit
dievaluasi.
8
Sifilis
Primer
A Pada beberapa
lokasi berbeda
A. Penis
B. Lidah
C. Perianal
C
B
9
Sifilis Primer
Diagnosis Banding
Chancroid Lymphogranuloma
Trauma pada Penis
(Haemophilus ducreyi) Venerum
10
Sifilis Sekunder
Penyebaran hematogen dan limfatik T. pallidum
Bentukan
Lesi
Lain
Sifilis
Sekunder
Kondiloma lata, lesi besar
meninggi dengan warna
Lesi mukosa kecil/besar, superficial, putih keabuan pada area
tidak nyeri, dengan tepi keabuan dan kulit yang lembab dan
dapat menyerupai apthous hangat seperti perianal.
12
Sifilis Sekunder adalah Kondisi Sistemik
Terdapat beberapa manifestasi sistemik yang perlu dievaluasi selain
lesi kulit
• Demam ringan, kelelahan, radang tenggorokan, penurunan berat badan
• Nyeri sendi
• Pruritus
• Pembesaran KGB (inguinal, aksila, servikal posterior, femoral dan
epitroklear)
• Peradangan periosteum (tengkorak kepala, tibia, sternum)
• Hepatitis subklinis
• Iritis, uveitis anterior
• Glomerulonefritis atau sindrom nefrotik
13
Sifilis Sekunder
Diagnosis Banding
Psoriasis Pityriasis Rosea Eritema Multiforme
14
Periode Laten
Pasien dengan riwayat infeksi sifilis atau bukti serologis infeksi
yang belum pernah menerima tatalaksana sifilis
dan tidak memiliki manifestasi infeksi sifilis
Umumnya, analisis cairan lumbal diperlukan untuk membedakan
periode laten dengan neurosifilis asimtomatik
15
Sifilis Tersier
Dapat terjadi dalam 1 - 20 tahun paska onset infeksi akut
Manifestasi lanjut sifilis yang mengenai kulit, tulang, sistem saraf pusat
dan organ dalam terutama pembuluh darah besar.
Studi pada era pre-antibiotik menunjukkan sekitar 1/3 infeksi yang tidak
diobati akan diikuti dengan komplikasi sifilis tersier.
Sekitar 13% sifilis primer yang tidak Tidak semua kasus Manifestasi neurosifilis
diobati dan 25-40% sifilis sekunder berkembang menjadi dapat berupa manifestasi
yang tidak diobati akan memiliki neurosifilis walau campuran atau manifestasi
kelainan dalam analisa cairan spinal tidak diobati dengan kelainan lain
17
Neurosifilis
Neurosifilis Awal Asimtomatik
Abnormalitas pada analisa cairan serebrospinal tanpa disertai
dengan temuan atau manifestasi neurologis.
• Abnormalitas pada CSF yang mungkin muncul:
• Leukosit = 10-100/mm3 (dominasi limfosit)
• Protein = 50-100 mg/dL
• Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) reaktif (90%)
• Serologi darah (VDRL/RPR) umumnya namun tidak selalu positif
Neurosifilis awal asimtomatik persisten akan meningkatkan risiko
neurosifilis klinis dalam 5 tahun pasca infeksi sebesar 87%.
18
Neurosifilis Meningitis dan
ependymitis
Meningitis Sifilis Akut granular
Transverse
Meningomyelitis Sifilis
Myelitis Sifilis
Onset umumnya setelah 2—
25 tahun infeksi Akut Pemeriksaan
• Gradual Gejala akut Penunjang
• Parestesia, paresis, transverse myelitis Serologis darah
hingga paraplegia akibat trombosis dan Analisa CSF
seringkali asimetris arteri spinal
• Inkontinesia fekal dan urin paraplegia flaksid
mendadak
21
Neurosifilis - Paresis Umum
Paretic neurosyphilis, dementia paralytica, general paralysis of the insane
Proses klinis yang berjalan kronis, 15-20 tahun paska infeksi awal
22
Neurosifilis – Tabes Dorsalis
Proses degenerasi saraf bertahap pada kolumna dan akar serabut saraf
dorsal korda spinal.
Kini merupakan gejala jarang, muncul setelah periode laten 20-25 tahun
Gejala
awalnya pada
ekstremitas
bawah yang
kemudian Krisis Visceral
menyebar dan Nyeri Ataxia Gangguan Parestesia (18%)
memberat seperti (42%) BAK (24%) Inkontinensia
tersetrum (33%) Renal
(75%) (14%)
23
Tanda-Tanda Tabes Dorsalis
Gangguan Reflek Pupil (94%) yang kemudian berkembang
menjadi Argyll Robertson Pupil (48%)
Charcot’s Joint
Trauma berulang sendi pada kondisi gangguan sensasi nyeri,
menyebabkan pertumbuhan tulang tanpa nyeri, radang maupun
inflamasi
24
Tanda-Tanda Tabes Dorsalis
Paresis Nervus II, III, VI, VII dan VIII
Sering terlewatkan dalam tabes dorsalis
N.II
N.III & N.VI
Temuan awal N.VII N.VIII
Gangguan
pada oftalmoskop Ptosis dan Gangguan
reflek pupil,
berupa atrofi kelemahan pendengaran
strabismus dan
optic primer saraf wajah dengan
gangguan
yang dapat tabetic gangguan
gerakan bola
berkembang facies vestibuler
mata
menjadi kebutaan.
25
Neurosifilis – Tabes Dorsalis
Proses degenerasi saraf bertahap pada kolumna dan akar serabut saraf
dorsalis korda spinal.
26
Neurosifilis
Atrofi Optik dan Gejala Okular
Kehilangan penglihatan progresif melibatkan salah satu mata dan
diikuti dengan sisi mata lainnya.
Dapat berupa:
• Atrofi optik sifilitik Atrofi diskus optik.
• Neuritis optik sifilitik Diawali peradangan pada nervus optikus.
Dibedakan dengan Visual Evoked Response
27
Neurosifilis
Gumma pada Sistem Saraf Pusat
Sangat jarang, temuan sifilis menyerupai neoplasma serebri, abses otak
atau tuberkuloma
28
Neurosifilis
Manifestasi Atipikal HIV-Neurosifilis
Sekitar >2% pasien HIV mengalami neurosifilis asimtomatik
Manifestasi HIV-Neurosifilis dapat beragam dan dikaitkan dengan
riwayat pengobatan sebelumnya dan keberadaan infeksi oportunistik lain
Manifestasi
Neurosifilis Respon terapi lebih buruk
neurosifilis
sering terjadi Perburukan neurosifilis
dapat menjadi
pada infeksi asimtomatik menjadi
manifestasi
HIV sebelum neurosifilis klinis dapat terjadi
awal HIV dan
kondisi AIDS pada pasien HIV
atau sifilis
29
Aneurisma
Sifilis Tersier Aorta
Sifilis Kardiovaskular
Manifestasi sangat langka dan hampir
punah, bahkan pada pasien AIDS
Regurgitasi
Umumnya terjadi setelah 15-30 tahun Aorta
dengan rerata pasien berusia 40-55
tahun dengan jenis kelamin laki-laki.
Miokarditis
Temuan klinis umumnya sesuai
dengan kelainan anatomis dan terapi
Penyakit
disesuaikan dengan gejala dan
hemodinamik pasien Arteri
Koroner
30
31
Sifilis Tersier
Sifilis Benigna Lanjut
Proses peradagan granulomatosa yang dapat bersifat destruktif pada
jaringan, umumnya pada kulit dan tulang serta sebagian kecil pada
mukosa, otot, viscera dan mata
Gumma Soliter
Nodular dan
noduloulseratif
• Nodul dalam dengan
indurasi
• Berukuran kecil hingga
seukuran biji polong
• Berwarna coklat-
kemerahan
(A) Nodular syphilid dan (B) Skar pasca penyembuhan
33
(A) Nodular syphilid pada sisi inferior penis; (B) Pada area pubis dan gumma soliter pada
dorsum penis; (C) Nodular syphilid pada lutut disertai tanda inkompetensi aorta
34
Gumma soliter dengan ulserasi dengan Osteitis palatum durum Gumma pada kartilago
skar pada penyembuhan lesi sebelumnya dengan perforasi septum nasal
35
Diagnosis
36
Diagnosis Sifilis
Tantangan dalam diagnosis sifilis adalah menyertakan sifilis sebagai
diagnosis banding pada manifestasi lain yang serupa
Pemeriksaan Pemeriksaan
Mikroskop Pemeriksaan Amplifikasi Pemeriksaan
Cahaya Kultur Molekular Serologis
Medan Gelap (PCR)
Diagnosis HIV dapat dicurigai pada kondisi neurosifilis sebagai salah satu
manifestasi atau manifestasi awal sifilis.
39
Tatalaksana Sifilis
Sifilis Sifilis Sifilis Neuro- Sifilis pada
Primer Sekunder Laten sifilis Kehamilan
40
Sifilis Primer/Sekunder (-) HIV
UTAMA
Penisilin Azitromisin
Seftriakson 1 Tetrasiklin Doksisiklin
Benzathin dosis
gram/hari IM/IV 4x500 mg 2x100 mg
dosis tunggal tunggal 1
selama 10 hari (14 hari) (14 hari)
2,4 juta unit IM atau 2gr
Keberhasilan terapi Lesi hilang, kembalinya titer RPR dalam 1-2 tahun
Kegagalan terapi Relapse/peningkatan titer RPR ≥ 4x
Terapi ulang dengan Penisilin Benzathin 2,4 juta unit IM per minggu selama 3 minggu
Beberapa pasien pasca pengobatan tetap memiliki hasil VDRL dan RPR reaktif rendah
dalam waktu lama (serofast state)
41
Sifilis Laten (-) HIV
42
Sifilis Primer/Sekunder (+) HIV
UTAMA
44
Neurosifilis (-) HIV
Prognosis defisit neurologis bergantung pada jeda waktu antara onset gejala
dengan terapi
47
Terima Kasih
48