PREFACE
Untuk memulai preface atau kata pengantar ini perlu dijelaskan bahwa halaman ini dibuat bukan untuk tujuan promosi buku, promosi tim penulis
buku, dan lebih jelas lagi bukan untuk promosi Power Bank berkapasitas 5600 mAH. Tujuan penulisan kata pengantar ini sederhana saja, agar anda sebagai
pembaca mengetahui buku apa ini, mengapa dibuat buku ini, siapa penulisnya, dan juga apa tujuan yang penulis sertakan bersama dengan penulisan buku
ini, sehingga paling tidak anda akan merasa mengenal buku ini meskipun belum atau bahkan tidak berminat untuk membacanya sampai habis.
Buku yang anda pegang sekarang berjudul “Buku Panduan Bodrex menuju UKDI” . Sesuai judulnya buku ini adalah buku panduan menuju UKDI,
singkatnya buku ini berisi ringkasan-ringkasan ilmu kedokteran atau ilmu-ilmu lain yang akan memandu kita dalam menghadapi UKDI. Sekali lagi, ini adalah
buku panduan, jadi tolong jangan pernah menyalah artikan buku ini sebagai buku yang akan menjamin kelulusan UKDI ataupun satu-satunya buku wajib
dalam menghadapi UKDI, alangkah bijaknya bila selain membaca buku ini anda juga tetap membaca buku yang lain dalam rangka persiapan menghadapi
UKDI. Buku terbaik yang kami sarankan menjadi peneman buku ini adalah buku-buku kumpulan soal UKDI dengan berbagai mereknya, karena memang
buku ini kami buat berdasarkan dari soal-soal UKDI sebelum-sebelumnya dan juga prediksi soal-soal UKDI yang akan datang, tetapi tidak ada larangan juga
membaca buku ini ditemani dengan buku Koass Racun yang tengah marak di kalangan koass, ataupun buku lain selama akibatnya anda tanggung sendiri
(misal F*H*M).
Bila merujuk pada judul, maka tentu dapat ditebak bahwa penulis buku ini adalah Bodrex (bila anda tidak dapat menebak pun tidak masalah, karena
sudah kami beritahukan pada kalimat sebelum ini). Sebelum menjelaskan siapa itu Bodrex, demi nama kebenaran akan kami jelaskan bahwa kontributor
terbesar buku ini bukanlah bodrex melainkan “sensor” (aka “SenSoR”; aka “SenSoR; aka Dulur) yang entah mengapa tidak ingin namanya disebut pada judul
buku, apakah karena kerendahan hatinya atau karena ketakutannya bahwa isi buku ini bisa menurunkan nama baiknya. Terlepas dari semuanya, mas Dulur
ini lah yang mempunyai ide pembuatan buku ini (disamping ide dana abadi Arema-nya), lengkap dengan segala garis besar, timeline pembuatan, bahkan
sampai pada tahap editing dan pencetakan. Kami koass Bodrex hanya merupakan tim pelaksana yang membantunya mewujudkan terciptanya buku ini (thx
lur!!). Saya tambahi juga (thx bodrex!!)
Sekarang sepertinya saat yang tepat menjawab pertanyaan anda sekalian siapa sebenarnya koass Bodrex ini. Nama Bodrex disini mungkin sudah
sangat familiar bagi kita semua yaitu salah satu obat sakit kepala MAJU JALAN !!!. Nama kami memang disadur dari nama obat tersebut tapi bukan karena
kehadiran kami akan menghilangkan sakit kepala anda (mungkin kami malah menjadi penyebab sakit kepala), atau karena kepopuleran kami setara dengan
obat tersebut, sebenarnya meskipun agak aneh tetapi asal nama ini merupakan akibat dari wejangan atau nasihat atau sindiran atau lebih kasarnya
sumpah-serapah salah satu guru pengajar kami sebut saja dr.B pada saat masa perkuliahan pre-klinik. Beliau pernah berkata “ Kalian nanti kalau jadi koass
paling jadi koass Bodrex, kemana-mana grudukan rame-rame tapi asline ga ngerti ada apa dan mau apa, pokoke grudukan (=barengan)” (Budiman, 2010)
dan karena terilhami oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terkandung dalam sumpah-serapah beliau tersebut maka apa yang beliau
ucapkan saat itu benar-benar terjadi pada kami, sehingga banggalah kami dengan nama koass Bodrex.
Mengapa kami buat buku ini? Pada awalnya rasa enggan tentu saja terbersit saat mas “SenSoR” mencetuskan idenya dan meminta kami membantu
dalam pembuatan buku ini, karena tentu saja setelah masa koass selesai sebagai remaja normal kami ingin menikmati liburan yang tenang atau mungkin
beberapa diantara kami yang kurang beruntung harus mengulang masa-masa ipd atau bedah yang indah (ups..) tetapi berlandaskan kesungkanan pada mas
“SenSoR” dan ketakutan terhadap ketidaklulusan UKDI yang makin merajalela kami pun menyanggupi pembuatan buku ini. Dan pada perkembangannya
tujuan itu pun meluas menjadi tujuan yang mulia yaitu agar buku ini nantinya dapat kami turunkan kepada adik-adik angkatan dengan harapan terjaganya
mutu lulusan FKUB dalam hal kelulusan UKDI. Kami harapkan agar adik-adik angkatan tidak hanya membaca atau memperbanyak buku ini, tetapi juga
berkenan merevisi dan mengupdate isi dari buku ini sehingga buku ini dapat dipertanggungjawabkan isi dan manfaatnya sampai beberapa tahun ke depan.
Yang berminat untuk merevisi & mengupdate isi buku ini hubungi di 085646303333 akan kami berikan SEMUA SOFT COPY KAMI.
Akhir kata, agar terkesan tidak kalah sopan dengan kata pengantar buku-buku yang lain kami kutip pepatah lama, tidak ada gading yang tak retak,
demikian pula halnya karena buku ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka kami mohon maklum yang sebesar-besarnya karena dalam pembuatan
buku ini sebagian dari kami memang masih berkutat dengan kesibukan menuntaskan tanggung jawab perkoasan (agar tidak salah baca kata perkoasan
memang kami bold) terutama bagi yang masih berkeliaran di lab ipd atau bedah (ups..), sedangkan sebagian kecil lainnya sibuk menikmati liburan dengan
mudik ke kampung halaman, sebagian yang lebih kecil lainnya sibuk mengangkat barbel di fitness center, dan satu orang yang kurang beruntung mengambil
bagian dalam pembuatan buku ini sambil menahan rasa sakit akibat HNP yang mulai kebal terhadap PDAC (salut!).
Sebagai penutup akan disertakan sebuah kutipan yang agak dalam maknanya. “Reading a great book, should be like travelling the ocean, where
the sky and sea are your only boundaries”. Akhir kata, selamat membaca buku ini, moco sek cek rilek!! (bodrex team) (Sing gakno foto e gak oleh njae !!!)
List KONTRIBUTOR Penanggung Jawab Jika ada yang PROTES silahkan berprotes pada masing-masing Penanggung Jawab kami
Buku Panduan Bodrex Menuju UKDI – Dari Kami Untuk Semua
IPD
Madya. K. J Neurologi
I. G. Lanang. A. S Reza. M Forensik
Sony Azhar Moh. Maulana Ayas ilakes
Yusup Moh. Irvan. A
Eko A. H
IKA
Dede. A. R Psikiatri
Stanley Tanjaya Ayas ilakes
BEDAH
Johan Hananta
Rionaldo. D MATA LAYout
Arghya. W A. Reddy, S ida Bagus gita
Joshua Sutikno harris. Surojo Ayas ilakes
Chaidar Muttaqin
Obgyn THT
Ayas ilakes Andreas Rendra
M. Mifta.
IKM KULIT Editor
Richi Adtya Ayas ilakes Richi Adtya
Ayas ilakes
Faktor Resiko
risiko mayor: hiperkolesterolemia, hipertensi,
merokok, diabetes mellitus dan genetic.
risiko minor : obesitas, stress, kurang olah raga,
laki-laki, perempuan menopause.
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Gambar Elektrokardiogram
Petanda Biokimia
Enzim jantung non spesifik : LDH, SGOT/SGPT
Enzim jantung speifik : CK, CKMB, Troponin-T, Troponin I.
STEMI dan NSTEMI : Enzim meningkat minimal 2x batas atas
normal
Angina tidak stabil : tidak terdapat peningkatan enzim
Kriteria Diagnosis
Angina tidak stabil bila terjadi nyeri dada dengan salah satu dari 3
hal berikut :
Muncul pada saat istirahat, umumnya berdurasi > 10 menit
Terasa berat dan onsetnya belum lama (4-6 minggu)
Terjadi dengan pola kresendo
NSTEMI yaitu apabila pasien menunjukkan gejala angina tidak stabil,
disertai dengan bukti nekrosis miokardium yaitu peningkatan
enzim jantung
STEMI yaitu bila dengan nyeri dada, disertai terjadi peningkatan
enzim jantung, dan ST elevasi > 5 mm.
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dada
Petanda biokimia : darah rutin, profil lipid, gula darah, ureum
kreatinin
Ekokardiografi
Tes treadmill : untuk mendeteksi didni risiko penyakit koroner dan
fungsi jantung setelah keadaan akut teratasi bila terdapat infark
Definisi Patogenesis
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Gangguan mekanik; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu :
a) Beban tekanan
Ketidakmampuan Jantung untuk b) Beban volume
memompa darah dengan cukup c) Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole
untuk memenuhi kebutuhan d) Obstruksi pengisian ventrikel
metabolik tubuh, atau kemampuan e) Aneurisma ventrikel
itu dicapai hanya jika tekanan f) Disinergi ventrikel
pengisian jantung tinggi atau g) Restriksi endokardial atu miokardial
keduanya. 2. Abnormalitas otot jantung
a) Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika.
b) Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal
3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi
PenatalaksanaaN
Non-Farmakologi
Edukasi
Diet (hindari obesitas , diet rendah garam <2 gram, jumlah cairan 1-1,5 liter)
Hentikan rokok dan alkohol
Latihan jasmani ( jalan 3-5 kali/menit selama 20-30 menit atau sepeda statis 5x/minggu selama 20 menit)
Farmakologi
Diuretik
Furosemid 20-40 mg/hari
HCT 50-200 mg/hari
Spironolakton 25-50 mg/hari bukan sebagai diuretik tapi sebagai remodelling.
Pantau kadar kalium pada penggunaan spironolaktone bersamaan dengan ACE-inhibitor atau ARB dapat terjadi hiperkalemia
ACE inhibitor
Terapi standard untuk gagal jantung bermanfaat untuk menekan aktivasi neurohormonal.
Acptopril 6,25 mg peroral 3x sehari
ARB : valsatran 40 mg dua kali sehari
Tidak boleh pada wanita hamil dan menyusui
Beta Bloker
Diberikan apabila tidak ada tanda-tanda dekompensasi. Mulai dosis kecil kemudian dititrasi tiap 2 minggu.
- Bisoprolol 1, 25 mg satu kali sehai
- Metoprolol 50 mg 2-3 kali/hari
- Carvedirol 3,125 mg dua kali/hari dinaikkan hingga 25 mg dua kali /hari
Digoksin
Untuk mengurangi gejala apabila disertai dengan gangguan ritme jantung . dosis 0,75 mg- 1,5 mg pada hari pertama, lalu 0,125-0,25 mg dosis
rumatan.
Etiologi Patogenesis
Syok HIPOVOLEMIK Syok merupakan suatu Syok HIPOVOLEMIK
Kehilangan darah/syok hemoragik keadaan patofisiologik Pada syok berat sudah terjadi penurunan perfusi
Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan GIT dinamik yang terjadi bila pada jantung dan otak, asidosis metabolik
Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks oxygen delivery ke beratdan mungkin pula terjadi asidosis
Kehilangan plasma: luka bakar mitokondria sel di seluruh respiratorik.
tubuh manusia tidak Syok CARDIOGENIK
Kehilangan cairan dan elektrolit
mampu memenuhi Syok kardiogenik terjadi akibat gagal ventrikel kiri
Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih yang sangat berat, sehingga tekanan darah turun,
kebutuhan oxygen
Internal : asites, obstruksi usus tekanan kapiler paru (pulmonary capillary wedge
consumption.
Syok KARDIOGENIK pressure, PCWP) naik, disertai oliguria dan
DeFiNiSi
Gangguan fungsi miokard: vasokonstriksi perifer, kesadaran yang menurun
Mekanis dan asidosis metabolik.
Regurgitasi mitral/aorta, Ruptur septum interventrikel, Aneurisma ventrikel masif Syok ANAFILAKTIK
Obstruksi Syok anafilaktik merupakan bagian dari reaksi
Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium anafilaktik sistemik berat. Terjadinya syok dapat
Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma atrium berlangsung dengan cepat.
kiri/thrombus,perikarditis/efusi perikardium. Syok SEPSIS
Aritmia : Bradiaritmia/takiaritmia Pada stadium awal curah jantung meningkat,
Syok ANAFILAKTIK denyut jantung lebih cepat dan tekanan arteri
Obat-obatan: rata-rata turun. Kemudian perjalanannya
Protein: Serum heterolog, vaksin,ektrak alergen bertambah progresif dengan penurunan curah
Non Protein: Antibiotika,sulfonamid, anestesi lokal, salisilat. jantung, karena darah balik berkurang, yang
Makanan: Kacang-kacangan, wijen, ikan laut, putih telor, susu, coklat, zat pengawet DeKaKa. ditandai dengan turunnya tekanan vena sentral.
Lain-lain: Olah raga, berlari, sengatan (tawon, semut) Koagulasi intravaskular diseminata (DIC) terjadi
Syok SEPSIS karena pemacuan proses pembekuan akibat
Syok septik biasanya ditimbulkan oleh penyebaran endotoksin bakteri gram negatif (coli, kerusakan endotel kapiler oleh infeksi bakteri.
proteus, pseudomonas, enterokokus, aerobakteri) Syok UKDI Sindrom Pasca Yudisium Dokter ^^
Syok SEPSIS
1. ABC sesuai dengan protokol gawat darurat
2. Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan
tekhnik aseptik.
3. Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif
dilakukan selama 4 hari dari awitan syok.
4. Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk
antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler
Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan
tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan
kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi
Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang
mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien
dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP)
untuk diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic
untuk muntah-muntah.
Balada BodreX
NOTE : Sebaiknya tulislah RINGKASAN sendiri tiap2 PATOGNOMONIS dari BAGAIMANA membedakan SHOCK Hipovolemik, Kardiogenik,
Anafilaktik & Sepsis Yang paling penting pahami TATALAKSANA umum dari shock ( diatas disebutkan bahwa penatalaksanaan SHOCK
secara berurutan TAPI yang jelas penatalaksanaan SHOCK itu sendiri BERSIFAT HOLISTIK & BERSAMAAN ingat kuliah EM) setelah
memahami jenis SHOCK Tatalaksananya juga PAHAMI terutama yang KOMPETENSI 4 (pasti jika ada pertanyaan BISA sampai
terapinya dan kadang juga KELUAR soal bioetik dari sebuah kasus shock jadi pahami MATERI dan lihat juga KOMPETENSI dari masing-
masing SHOCK) nowus iLakeS (Balada Bodrex)
Pulmonologi TUBERKULOSIS PARU ASAIB dan DENGAN berbagai keadaan khusus LeveL Kompetensi 4
Literatur PDPI 2003 & PAPDI & slide kuliah Prof chandra Sp.A & slide kuliah dr. Arief Iskandar Sp. Rad & Formularium RSU dr.Soetomo 2008
KlasifiKasi TB PARU :
Secara mengandung garis besar dibagi berdasar 2 hal yakni : BTA dan tipe Pasien
BERDASARKAN BTA
•2 dari 3 spesimen dahak -> BTA (+) •3x pemeriksaan dahak (-) & gambaran klinik TB serta radiologik TB aktif
•1 spesimen dahak BTA (+) & gambaran radiologik TBC aktif •3x pemeriksaan dahak (-) & biakan kuman (+)
•1 spesimen dahak BTA (+) & biakan kuman (+)
BTA [+] (Dx tegak TB Paru) BTA [-] (Dx tegak TB Paru)
SUBYEKTIF dan OBYEKTIF pada PASIEN TB paru ATAU alur DIAGNOSIS lihat lampiran TB paru
Gejala Klinik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan Radiologik Pem. Khusus Pem. Lain
Gejala Lokal Letak KELAINAN BAHAN pemeriksaan TEKNIK fotonya BACTEC Analisis cairan
Batuk > 2 minggu Apex dan segmen Dahak Standart PA PCR pleura
Batuk darah posterior (S1 dan Cairan plasma, liquor Atas indikasi lateral, top lordotik, Serologi Histo PA
Sesak nafas S2) lobus superior cerebrospinal, bilasan oblik & CT scan ELISA, ICT, jaringan
Nyeri dada Apex (S6) lobus lambung, bilasan bronkus, Mycodot, Pem. Darah
inferior kurasan bronkoalveolar, Gambaran AKTIF PAP, IgG LED ↑ kadang
Gejala Sitemik urin, feses, & jar biopsi Bayangan berawan / nodular di TB ada yang N,
Demam UMUMnya CARA pengumpulan & segmen (lihat LETAK kelainan) limfosit tdk
Malaise Suara nafas bronkial pengiriman BAHAN Kaviti > 1, dikelilingi bayangan opak spesifik
berkeringat mlm Suara nafas UMUM 3x SPS (sewatu, berawan atau nodular Tuberkulin
BB ↓ melemah pagi, sewaktu) atau 3x tiap Bercak milier dewasa
Rhonki basah pagi 3 hari berturut turut Efusi pleura umumnya (unilateral), kurang
Tanda penarikan KHUSUS kertas saring jarang (bilateral) spesifik,
paru, diafragma, & CARA pemeriksaan dahak & BERMAKNA
mediastinum bahan lain GAMBARAN INAKTIF jika
Mikroskope interpertasi Fibrotik didapatkan
NOTE skala IUATLD&Bronkhost Kalsifikasi konversi, bula,
PLEURITIS TB Asaib pewarnaan Ziehl Schwarte atau penebelan pleura kepositifan
tergantung Nielsen besar ilakes
banyaknya cairan di Fluoresens pewarnaan DESTROYED LUNG (lebih dari
rongga pleura auramin-rhodomin utk Nama lain dari luluh paru indikator)
LIMFADENITIS TB skrining Gambaran radiologik kerusakan jar. lihat di
pemb KGB regional Biakan Dx pasti TBC Paru yang berat gambarannya bisa LAMPIRAN TB
plg sering di KGB deteksi M.tuberculosis atelektasis, ekatsis/mulitikavitas dan paru untuk
coli dan bisa jg di ada 2 cara yakni fibrosis paru untuk memastikan pembahasan
KGB axila bisa Egg base media Low kerusakan DIPERLUKAN pemeriksaan tuberculin test
jadi COLD abses enstein-jensen, ogawa, bakteriologik. secara lengkap
kudoh NB : untuk gambaran radiologik LIHAT
Agar base media middle lampiran TB paru
brook
H D : fase intensif 5 mg/KgBB/hr, maks dose 300mg/hr Lht tab 100mg, tab 300mg Diminum 1 jam sebelum
D : fase lanjutan 10 mg/KgBB/hr, maks dose 600mg/hr samping makan atau 2 jam sesudah
A : 5-10 mg/dosis, diberikan 24 jam, maks dose 300/hr kiri makan
Z D : 25 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam 2 gram/hr tab 500 mg Diminum bersama makanan
A : 25-35 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 12 jam atau sesudah makan
E D : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam tab 250mg, tab 500mg Diminum bersama makanan
A : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
S D : 5 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam, selama 1-2 bln 1000 mg/hr serb. inj. 1000 mg/vial Disuntikkan via intra muskular
A : 15-40 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam (i.m)
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN EFEK SAMPING obat TB yang LINI 1 saja LUR mengandung WAKEH halasam’e
Obat Efek samping RINGAN Tatalaksana Efek samping BERAT Tatalaksana
R Sindrom flu (demam, Pengobatan simptomatik Hepatitis imbas obat atau ikterik 1 1. Hentikan OAT sampai
menggigil, nyeri tlg) OAT terus Purpura, anemia hemolitik akut, syok & ikterik menghilang & boleh
Sindrom perut (sakit perut, ggl ginjal 2 diberikan hepatoprotektor
mual, tak nafsu mkn, Sindrom respirasi (tanda sesak nafas) 2. Hentikan rifampisin &
muntah, diare) jangan DIBERIKAN LAGI
Sindrom kulit ( gatal gatal walau gejalanya
kemerahan) menghilang
NOTE khusus rifampisin menyebabkan WARNA MERAH pada, air seni, keringat, air mata, air liur warna tersebut karena metabolisme obat TIDAK
BERBAHAYA KIE dengan baik dan benar
H Keracunan syaraf tepi Pridoksin (B6)tab 100 mg/hr Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai
Kesemutan Vitamin B kompleks tab/hr ikterik menghilang & boleh
Rasa terbakar di kaki OAT terus diberikan hepatoprotektor
Nyeri otot
Z Nyeri sendi Pengobatan simptomatik Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai
Arthritis gout ikterik menghilang & boleh
Demam, mual, reasi kulit diberikan hepatoprotektor
E PADA etambutol tidak dikretiriakan menjadi ringan & berat ES gangguan penglihatan (visus turun, buta warna merah dan hijau) keracunan
berdasar dosis gangguan penglihatan akan KEMBALI setelah obat dihentikan
NB sebaikknya ethambutol TIDAK DIBERIKAN pada ANAK resiko kerusakan okuler SULIT DIDITEKSI
S Reaksi hipersensitivitas Kurangi dosis 0,25mg Kerusakan n.VIII (keseimbangan dan STOP ganti entambutol
pendengaran) karena peningkatan dosis kurangi dosis 0,25mg
& umur px
NB : hati2 jika diteruskan bisa permanen
kerusakan yang dimaksud diatas
NOTE khusus streptomisin obat ini bs menembus BARIER PLASENTA kontraindikasi mutlak wanita hamil bisa merusak syaraf pendengaran janin
NOTE untuk semua jenis OAT jika GATAL dan kemarehan pada kulit (termasuk ES berat) beri antihistamine & monitor
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN REGIMEN OBAT OAT berdasar klasifikasi tipe PASIEN
tipe PASIEN REGIMEN obat
TB paru (kasus baru) & BTA (+) & foto thoraks lesi luas 2RHZE / 4RH atau 2RHZE / 4R3H3 atau 2RHZE / 6HE
KATEGORI 1 NB : regimen diatas juga untuk TB paru BTA(-) dengan lesi radiologik luas
TB paru (kasus baru) & BTA (-) & foto thoraks lesi minimal 2RHZ / 4RH
KATEGORI 1 2RHZ / 4R3H3 atau 6RHE
TB paru kasus kambuh ada 5 macam obat, pd fase INTENSIF selama 3 bulan & fase lanjutan 5 bln / lebih 2RHZES
KATEGORI 2 / 1RHZE / 5RHE jika ada hasil resistensi sesuiakan dengan hasil uji resistensinya
jika tak ada uji resistensi 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3
TB paru kasus putus obat Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik tak aktif/perbaikan OAT STOP
Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik aktif analisa lagi apa TB atau NON TB jika
TB Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika
udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat ≥ 4 bulan & BTA (+) Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) &
jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat < 4 bulan & BTA (+)/(-) pengobatan dari awal dengan panduan obat yang sama
(JIKA mungkin uji kepekaan)
TB paru kasus gagal pengobatan PENGOBATAN sebaiknya berdasar uji resistensi dengan menggunakan MINIMAL 5 OAT
(minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan)
LAMA PENGOBATAN 1 – 2 tahun (sambil menunggu hasil resistensi 2RHZES kemudian
jika uji RESISTENSI KELUAR lanjutkan obat sesuai uji resistensinya
JIKA TIDAK ADA UJI RESISTENSI 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3 (kategori 2)
SEBAIKNYA rujuk ke Sp.P
PEMBEDAHAN dipertimbangkan untuk hasil maksimal
TB paru kasus kronik JIKA belum ADA hasil uji resistensi RHZES jika sudah ada sesuaikan
(minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan) DITAMBAH obat
lini 2 jika TAK MAMPU beri INH seumur hidup & pertimbangkan bedah & RUJUK Sp.P
(wajib)
NB : pada HAKEKATNYA regimen ini TERLIHAT sangat RUMIT tapi ada TIPS untuk memahaminya HAFALIN dan PAHAMI kategori 1 dan 2 saja
NB : Pedoman Penatalaksanaan TB paru di RS / Klinik Dokter lihat lampiran TB paru
DANA abadi AREMA : adalah sebuah pergerakan masa AREMANIA yang selalu bergerak, santun, berkarakter & IKHLAS dan yang jelas KITA hidup bukan
dari AREMA akan tetapi bagaimana KITA menghidupi AREMA. Mulai dari diri sendiri, keluarga, dan teman yang kau anggap menjadi saudaramu sendiri.
(KAMSEN – SUNYI & SENYAP)
TB paru dengan Gagal Ginjal jangan GUNAKAN : Streptomisin, Kanamisin, dan Capreomycin & sebaiknya jgn gunakan Ethambutol (LOGIKA) jika pakai
sesuaikan dosis dengan faal ginjal & YANG PALING PENTING rujuk ae lur
TB paru dengan Kelainan Hati sebelum Tx periksa faal hati jangan GUNAKAN pirazinamid regimennya 2HRES / 6RH atau 2HES / 10HE
TB paru dengan Kelainan Hati jika px hepatiti akut & klinik ikterik OAT tunda sampai sembuh lanjutkan 6RH & YANG PALING PENTING rujuk
HEPATITIS imbas obat dari namanya jelas STOP OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) monitor klinis dan faal hati tambahkan INH sampai dosis
penuh tambahkan Rifampisin sampai dosis penuh sehingga regimen jadi RHES
Prinsip TUBERCULIN
ada infeksi TB
imunitas selular
DELAYED TYPE
HYPERSENSITIVITY
“Reaksi Tuberkulin”
Standart Dose jenis
PPD S Seibert 5-10 TU
dan jenis PPD RT23 2-5
TU
CARA tuberkulin tes :
Mantoux, Multiple
puncture, Patch test
Lokasi : daerah VOLAR di
lengan bawah
Waktu pembacaan : 48 –
72 jam setelah INJEKSI
Yang DILAKUKAN :
palpasi, ditandai dan
diukur
Pelaporan : dalam satuan
mm
o PEMBACAAN HASIL
o 0 – 5 mm : negatif
o 5 – 9 mm : ragu ragu
o ≥ 10 mm : positif
3. MACAM - macam Gambaran Gambaran radiologi skematik TB paru Lihat ini baru lihat radiologisnya
Pemhaman
Radiologis Cuma
ada 2 INTI pemikiran
Bedakan apakah ini
TB aktif atau TB
inaktif (lihat lagi
catatan diatas)
Lampiran Akhir
Klasifikasi Pengobatan
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan. Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP):Golongan Penisilin, TMP-
Berdasarkan klinis dan epideologis SMZ, Makrolid
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP): Betalaktam oral dosis
Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru
nosocomial pneumonia) dosis tinggi, Fluorokuinolon respirasi
Pneumonia aspirasi Pseudomonas aeruginosa: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim,
Pneumonia pada penderita Immunocompromised Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem; Siprofloksasin,
Berdasarkan bakteri penyebab Levofloksasin
Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA): Vankomisin,
Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang Teikoplanin, Linezolid
yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Hemophilus influenzae: TMP-SMZ, Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3,
Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Fluorokuinolon respirasi
Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Legionella:Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin
Chlamydia Mycoplasma pneumoniae: Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon
Pneumonia virus Chlamydia pneumoniae: Doksisikin, Makrolid, Fluorokuinolon
Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi
terutama pada penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)
Berdasarkan predileksi infeksi
Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang
pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu
lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh
obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau
proses keganasan
Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus.
Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan
obstruksi bronkus
Pneumonia interstisial
Pulmonologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis Level kompetensi 4 Referensi: PDPI 2003 & 2011
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer (Pursed - lips breathing) Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan
ekspirasi yang memanjang.
-Balada-Bodrex-
Sangat
Penting
Karena hampir 80%
keluar UKDI
Dan penting untuk
bekal dokter kita
Gejala dan Faal paru dalam Pengobatan Tahap I Intermiten Tahap 2 Persisten Ringan Tahap 3 Persisten sedang
Tahap I : Intermiten
Gejala < 1x/ mgg
Serangan singkat Intermiten Persisten Ringan Persisten Sedang
Gejala malam < 2x/ bln
Faal paru normal di luar serangan
Gastroenterologi GERD ( Penyakit Refluks Gastroesofageal ) LeveL Kompetensi 3A Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
Definisi Etiologi & Faktor Resiko Patogenesis ada 2 INTI pemikiran besar
Suatu Sebenarnya bersifat FAKTOR DEFENSIF
keadaan multifaktorial, namun a. Pemisah Antirefluks
PATOLOGIS secara umum dapat o Menurunnya tonus LES ( Lower Esophageal Sphincter ) Menimbulkan refluks retrograde ( aliran
balik dari lambung ke esophagus) pada saat peningkatan tekanan intra abdominal.
sebagai dijelaskan melalui 2 hal
o Faktor – faktor yang menyebabkan penurunan LES :
akibat yaitu : Hiatus Hernia masih kontroversi, namun juga dapat memperlambat pengosongan lambung .
REFLUKS - Kontak dalam waktu Panjang LES ( makin pendek, makin lemah tonusnya)
KANDUNGAN yang cukup lama antara Obat – obatan : antikolinergik, beta adrenergic, theofilin, opiate.
LAMBUNG ke bahan refluksi dengan Faktor hormonal : contoh saat kehamilan peningkatan kadar progesteron menurunkan tonus LES
dalam mukosa esophagus Tonus LES yang normal -> Hali ini dapat disebabkan karena mekanisme Transient LES relaxation (
esophagus, - Terjadinya penurunan Relaksasi LES yang bersft spontan & berlangsung < 5 detik tanpa didahuli proses menelan)
Transient LES relaxation ini dpt trjd oleh krn akibat pengosongan lambung yg lambat
dengan resistensi jaringan
b. Bersihan Asam dari Lumen Esofagus
berbagai mukosa esophagus. o Faktor – faktor yang mempengaruhi adalah gravitasi, peristaltic, ekresi air liur & Bikarbonat
gejala yang FAKTOR OFENSIF o NB : Refluks adalah suatu fenomena yang umum terjadi, namun hal tersebut tidak menimbulkan
timbul akibat potensi daya rusak suatu gejala karena sistem bersihan asam yang baik dari esophagus.Saat terjadi reflux sebagian
keterlibatan refluksat . Kandungan besar bahan refluksat akan kembali ke lambung melalui mekanisme gravitasi dan peristaltik , sisanya
esophagus, lambung yang akan dinetralisir oleh bikarbonat yang disekresi oleh kelenjar saliva dan kelenjar esophagus.
laring, faring, menambah daya c. Ketahanan Epitel
refluksat antara lain o Ingat bahwa esophagus tidak memiliki lapisan mukus yang melindungi mukosa esophagus layaknya
dan saluran
adalah HCl, pepsin, lambung dan duodenum. Sehingga mekanisme pertahanannya adalah :
nafas. membran sel & Batas intraselular yang membatasi difusi H+ ke jaringan esophagus & Aliran darah
garam empedu, enzim
pancreas. Derajat esophagus yang mengeluarkan ion H+ & Sel – sel esophagus memiliki kemampuan untuk
kerusakan mukosa mentransport ion H+ dan CL- intraselular dengan Na- dan bikarbonat ekstraselular
esophagus makin o Beberapa faktor yang mampu mengganggu kinerja mekanisme diatas antara lain adalah :
meningkat pada pH<2 Nikotin -> menghambat transport ion Na+ melalui epitel esophagus
atau adanya pepsin Alkohol dan aspirin -> meningkatkan permeabilitas epitel terhadap ion H+
atau garam empedu.
1. Gejala
gejala GERD biasanya terjadinya secara perlahan, sanat jarang terjadi episode akut
- Heartburn( gejala mayor ) yang memberat dengan berbaring dan membaik dengan antasida
- Nyeri / rasa tidak enak di epigastrium atau retrosternal bagian bawah.
- Disfagia ( kesulitan menelan makanan)
- Mual dan rasa pahit di lidah
- Terkadang menimbulkan gejala ekstra esophageal yang atipik dan sangat bervariasi seperti nyeri dada non kardiak suara serak, laryngitis, batuk karena
aspirasi, sampai timbulnya asma.
2. Pemeriksaan Tambahan
A. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas :
standar baku untuk diagnosa GERD dengan ditemukannya mucosal break di esophagus. Jika tidak ditemukan mucosal break pada pasien dengan gejala
khas GERD keadaan ini disebut sebagai non-erosive reflux disease. Ditemukannya kelainan esophagitis pada pemeriksaan endoskopi yang dipastikan
dengan pemeriksaan histopatologi dapat mengkonfirmasi bahwa gejala heartburn atau regurgitasi tersebut disebabkan oleh GERD
NOTE ku NOTE mu :
LAMPIRAN LAGI Tabel. Efektivitas terapi obat – obatan di atas yang telah dijelakan PANJANG kali LEBAR
Golongan Obat Mengurangi Gejala Penyembuhan Luka Mencegah Komplikasi Mencegah kekambuhan
Esofagus
Antasida 1 0 0 0
Prokinetik 2 1 0 1
Antagonis Reseptor H2 2 2 1 1
Antagonis H2 reseptor 3 3 2 2
dosis tinggi
PPI 4 4 3 4
Pembedahan 4 4 3 4
OAINS
Penggunaan OAINS non selektif -> menghambat COX-1 -> menekan prostatglandin ( berfungsi
memelihara keutuhan mukosa )
2. FAKTOR DEFENSIF
o Pre Epiitel
Mukus merintangi difusi ion seperti pepsin
Bikarbonat kemampuan mempertahankan perbedaan PH
Surface active phospolipid
o Epithelial
Menghasilkan mukus
Transport ionik sel epitel + produksi bikarbonat
Intracelular tight junction
o Subepithelial
Blood flow Komponen kunci dari pertahanan & perbaikan sistem sub epitel.
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
4. Membedakan Perdarahan Saluran Cerna Atas dan Bawah 5. Diagnosis Penyebab Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
SCBA SCBB
Manifestasi klinik umumnya Hematemesis &/melena Hematoschezia Dilakukan Pemeriksaan endoskopi GIT, radiografi dengan barium,
Aspirasi nasogastrik Berdarah Jernih radionuklid dan angiografi. Dari pemeriksaan diatas yang paling
Rasio ( BUN/ kreatinin) Meningkat >35 Normal sering digunakan adalah endoskopi GIT
Auskultasi usus Hiperaktif
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
Perdarahan Saluran Cerna Atas (Skematik) karakteristik Tes Darah Semar & Feces (gak jelas)
TambahaN
Definisi Etiologi & Faktor Resiko Subyektif & Obyektif (pem. fisik & pem. penunjang) Penatalaksanaan
Hilangnya Injury/ Trauma Gejala Kebanyakan sembuh sendiri dalam waktu < 3
jaringan yang Tergigit, Luka akibat o adanya ulcer di dalam mulut dimana minggu
melapisi bagian gosokan gigi, iritasi terkadang berwarna putih yang dikelilingi Hindari : makanan pedas, makan – makanan
dalam dari mulut antiseptik yang kuat, kemerahan serta bengkak pada daerah yang mengandung asam
gesekan dengan gigi sekitarnya Lakukan : Jaga kebersihan mulut ( sikat gigi )
( membran
secara kontinyu. o Nyeri yang memberat ketika makan atau Minum air yang cukup, kumur dengan air
mukosa) Kebersihan mulut buruk menggosok gigi hangat garam teratur,
Infeksi ( lihat gambar) o Sensasi tersengat ketika makan asam Singkirkan penyebab lain seperti diabates
Reaksi auto imun (Lichen o Ulkus biasanya hilang dalam waktu 7-14 hari maupun inflammatory bowel disease
Plannus) malignancy (ulkus yang bertahan lebih dari 3 minggu kostikosteroid dapat digunakan pada uptous
Unknown (Upthous harus diperiksa kemungkinan malignancy ulcer
Ulcer) atau penyebab serius lainnya) Terapi anti nyeri : NSAID daoat digunakan
Pemberian antibiotik obat kumur dapat
Pemeriksaan Fisik mempercepat proses penyembuhan dengan
o Demam ( jika disebabkan oleh infeksi) memberikan efek perlindungan pada luka
o Adanya erosi pada rongga mulut Terapi anti viral bisa diberikan pada kasus HSV
Pemeriksaan Tambahan
o DL tanda – tanda infeksi
o Skin biopsi Curiga keganasan
KATAnya Lanang itu Gambarnya penting !!! Katanya LHO ya belum jaminan KELUAR UKDI juga ^^
hEpatologi Hepatitis A dan Hepatitis B Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI, Sabatine, dan MEDSCAPE
NOTE
PenatalaksanaaN
EdukaSi & PerencanaaN NakaM Latihan Jasmani & Farmakologis
Meliputi Pemahaman Tentang LATIHAN JASMANI
Penyakit DM (pentingnya Pengendalian dan Pemantuan) 3-4 Kali seminggu selama krang lebih 30 Menit.
Komplikasi DM Kegiatan Sehari-Hari seperti Berjalan Kaki ke pasar, naik
Intervensi Farmakologis dan Non-Farmakologis turun Tangga, Berkebun.
Hipoglikemia INTERVENSI FARMAKOLOGIS
Cara Mempergunakan Fasilitas Perawatan Obat Hipoglikemia Oral :
BB ideal dapat dihitung dengan Rumus Broca : Insulin Secretagogue
Berat Badan Ideal = (TB-100)-10% BB (Pria dengan Tinggi <160cm dan wanita o Sulfonilurea
<150cm, Tidak dikurangi 10% lagi. Glikuidon tablet 30 mg, dosis 30-120 mg/Hari,
BB Kurang <90% BB idaman diberikan 2-3x sehari sebelum makan
BB Normal 90-110% BB idaman Glimepirid tablet (1 mg/2 mg/3 mg/4 mg), 1x 0,5
BB lebih 110-120% mg-6 mg/Hari sebelum makan
BB gemuk >120% o Glinid : Repaglinid tablet (o,5 mg/1 mg/2 mg), 1,5
Standard yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi mg-6 mg/hari, terbagi dalam 3 dosis sebelum
makan
Karbohidrat 45-65% & Protein 15-25% & Lemak 20-25%
Penambah sensitivitas terhadap Insulin
Kolesterol <300 mg/Hari (Konsumsi MUFA, Membatasi PUFA dan Asam Lemak Jenuh)
o Metformin tablet (500mg/850 mg), 250 mg-
Jumlah Kandungan Serat +25 gram/Hari.
3000mg/hari, diberikan 1-3x perhari bersama atau
Jumlah Kalori Basal per hari
sesudah makan.
Laki-Laki : 30 Kal/kg BB idaman
o Pioglitazon Tablet 15 mg dan 30 mg. Dosis 1x 15-
Wanita : 25 kal/kgBB Idaman
45 mg/hari. Pemberian tidak tergantung jadwal
Penyesuaian (terhadap kalori basal/hari)
makan
Status Gizi (BB gemuk -20%) & (BB Lebih -10%) & (BB kurang +20%)
Penghambat absorbsi Gula
Umur >40 tahun -5% o Glukosidase alfa inhibitor :acarbose tablet (50 mg
Stress Metabolik (Infeksi, Operasi, dll): + (10 s/d 30%) dan 100 mg). Dosis 100 mg-300 mg/ hari,
Aktifitas : (Ringan +10%) & (Sedang +20%) & (Berat +30%) diberikan 3x/hari bersama suapan pertama
Hamil : (Trimester I, II +300 kal) & (Trimester III/Laktasi +500 Kal) Inkretin mimetik
o GLP-1 analog & DPP-4 Inhibitor
PenatalaksanaaN
INSULIN Sedian InSuLin
endokrinologi Grave Disease Level Kompetensi : 3a Literatur : Buku ajar Ilmu Penyakit dalam, Harrison, PDT Penyakit dalam Unair
Definisi Etiologi & Faktor Resiko Patogenesis (lihat Gambar Bodrex yakin anak FK pintar)
Endokrinologi KRISIS TIROID Level Kompetensi : 3a Literatur : harrison, Buku ajar IPD, PDT IPD UNAIR
Rheumatologi Osteoarthritis Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI dan US National Library of Medicine (ncbi.com)
Subjektif (PAPDI)
o Nyeri tulang, mudah lelah, kelemahan proksimal dan pelunakan Vitamin D2 intramuskuler dan kalsium 600.000 IU atau ergokalsiferol
periartikuler, kelemahan, dan pada kasus berat dapat terjadi tetani, 2000-5000 IU per hari selama 5-12 minggu
rakitis tetani (sambungan kostokondral menonjol) Paparan sinar matahari pematangan vit D di kulit.
Objektif
o Hipotonia
o Tulang panjang menjadi bengkok terutama kaki, dan kifosis di
punggung “waddling gait” (jalan seperti bebek, pelvis drops,
kifosi)
Laboratorium
o Kadar kalsium rendah, hipofosfatemia, alkali fosfatase meningkat,
osteokalsin serum normal, kadar paratiroid meningkat, kadar 1,25
dihidroksi vit D rendah.
Penyakit tulang sistemik yang ditandai Faktor resiko: Tipe I: osteoporosis pasca menopause
penurunan densitas massa tulang dan Umur defisiensi estrogen akibat menopause.
perburukan mikroarsitektur tulang sehingga Genetik (etnis: kaukasia dan oriental > kulit
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. hitam dan polinesia, seks: perempuan>laki- Tipe II: Osteoporosis senilis gangguan
laki, riwayat keluarga) absorbs kalsium diusushiperparatiroidisme
Lingkungan (Def.Kalsium, obat2an(steroid, sekunder Osteoporosis.
dll), merokok, alcohol, aktifitas fisik kurang)
Hormonal (def.estrogen, androgen,
tirotoksikosis)
Penyakit kronik ( sirosis hepatis, gagal
ginjal, gastrektomi)
Subjektif: nyeri tulang, kelemahan otot. Estrogen : estrogen terkonjugasi 0,625 mg/hr, 17β-estradiol oral 1-2mg/hr,
Objektif : waddling gait (jalan seperti bebek, pelvis drops, kifosi), kalsifikasi 17β-estradiol transdermal 50µg/hr, 17β-estradiol perkutan 1,5mg/hr, 17β-
ekstraskeletal. estradiol subkutan 25-50mg setiap 6 bulan.
Raloksifen 6 mg/hr
Radiologis: penurunan densitas tulangpenipisan korteks dan daerah Bisfosfonat : etidronat 400mg/hr2minggu, klodronat
trabekular yang lebih luscen. Tanda-tanda fraktur. 400mg/hr1bulan, pamidronat 60-90mg/kali selama 4-6jam drip iv,
Alendronat 10mg/hr setiap hari, Risedronat 30mg/hr selama 2 bulan.
Subjektif Nyeri dan kekakuan tulang terkadang bertambah buruk pada Simtomatik
malam hari, jika terkait tulang tengkorak mungkin ada nyeri kepala dan Spesifik
gangguan pendengaran. o Bisfosfonat : etidronat 2-20mg/kgBB/hr, klodronat, pamidronat 3
Objektif :Skull enlargement, dilated scalp veins, nerve deafness, short infus 60mg dengan interval 2 minggu, Alendronat 40mg/hr selama 6
kophitic trunk. bulan, Risedronat 30mg/hr selama 2 bulan.
Pemeriksaan Penunjang o Kalsitonin
o Serum alkali phospatase, Ca, dan PO4↑ o Plikamisin
o Radiologis: ↑bone sclerosis, trabekulasi dan penebalan korteks, Surgery Manajemen fraktur, deformitas, dll.
bone enlargement, bowing (pembengkokan)
Subjektif Kaku pagi hari (>30’), swelling, pain Initial therapy: NSAID
Objektif arthritis >3sendi, arthritis pada sendi tangan, arthritis simetris, DMARD (Disease Modifying Antirematic Drug)
nodul rematoid Klorokuin fosfat 250mg/hr atau Hidroksiklorokuin 400mg/hr
Pemeriksaan Penunjang Sulfazalazine 1x500mg/hrnaik 500mg tiap minggu sampai 4x500mg.
o factor rematoid serum (+) Metrotrexate
o Radiologis: Pada tangan posterior atau pergelangan tangan ada Cyclosporin-A
erosi atau dekalsifikasi tulang. Leflunomide
LAMPiran amebiasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
LAMPiran ascaris Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex-
LAMPiran hookworm Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
LAMPiran filariasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex-
Pemeriksaan penunjang
o Direct fecal smear examination mencari cyst atau trophozoit dari
G. lamblia merupakan langkah diagnosis pasti
o Biopsy small intestine
o Antigen parasite sensitivitas dan spesifisitas sama baiknya dengan
direct smear examination
Congenital toxoplasmosis
o Trias gejala visual impairment, makro/mikrocephaly, gangguan
pendengaran
Pemeriksaan penunjang
o SerologyIgG dan IgM toxoplasma
LAMPiran toxoplasmosis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
LAMPiran taeniasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex-
:
Penting iLakes
o Gejala gejala di atas tidak membedakan secara jelas infeksi
trichomoniasis dengan infeksi vaginitis karena penyebab lainnya
LAMPiran tripanosomiasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
We are bodrex
Pasukan huru-hara
Mahasiswa pun bodrex
Co-ass pun bodrex
Dokter pun bodrex
Kami melanggar sumpah dokter kami !
Karena kami adalah !
Saudara sejawat