PREFACE
Untuk memulai preface atau kata pengantar ini perlu dijelaskan bahwa halaman ini dibuat bukan untuk tujuan promosi buku, promosi tim penulis
buku, dan lebih jelas lagi bukan untuk promosi Power Bank berkapasitas 5600 mAH. Tujuan penulisan kata pengantar ini sederhana saja, agar anda sebagai
pembaca mengetahui buku apa ini, mengapa dibuat buku ini, siapa penulisnya, dan juga apa tujuan yang penulis sertakan bersama dengan penulisan buku
ini, sehingga paling tidak anda akan merasa mengenal buku ini meskipun belum atau bahkan tidak berminat untuk membacanya sampai habis.
Buku yang anda pegang sekarang berjudul Buku Panduan Bodrex menuju UKDI . Sesuai judulnya buku ini adalah buku panduan menuju UKDI,
singkatnya buku ini berisi ringkasan-ringkasan ilmu kedokteran atau ilmu-ilmu lain yang akan memandu kita dalam menghadapi UKDI. Sekali lagi, ini adalah
buku panduan, jadi tolong jangan pernah menyalah artikan buku ini sebagai buku yang akan menjamin kelulusan UKDI ataupun satu-satunya buku wajib
dalam menghadapi UKDI, alangkah bijaknya bila selain membaca buku ini anda juga tetap membaca buku yang lain dalam rangka persiapan menghadapi
UKDI. Buku terbaik yang kami sarankan menjadi peneman buku ini adalah buku-buku kumpulan soal UKDI dengan berbagai mereknya, karena memang
buku ini kami buat berdasarkan dari soal-soal UKDI sebelum-sebelumnya dan juga prediksi soal-soal UKDI yang akan datang, tetapi tidak ada larangan juga
membaca buku ini ditemani dengan buku Koass Racun yang tengah marak di kalangan koass, ataupun buku lain selama akibatnya anda tanggung sendiri
(misal F*H*M).
Bila merujuk pada judul, maka tentu dapat ditebak bahwa penulis buku ini adalah Bodrex (bila anda tidak dapat menebak pun tidak masalah, karena
sudah kami beritahukan pada kalimat sebelum ini). Sebelum menjelaskan siapa itu Bodrex, demi nama kebenaran akan kami jelaskan bahwa kontributor
terbesar buku ini bukanlah bodrex melainkan sensor (aka SenSoR; aka SenSoR; aka Dulur) yang entah mengapa tidak ingin namanya disebut pada judul
buku, apakah karena kerendahan hatinya atau karena ketakutannya bahwa isi buku ini bisa menurunkan nama baiknya. Terlepas dari semuanya, mas Dulur
ini lah yang mempunyai ide pembuatan buku ini (disamping ide dana abadi Arema-nya), lengkap dengan segala garis besar, timeline pembuatan, bahkan
sampai pada tahap editing dan pencetakan. Kami koass Bodrex hanya merupakan tim pelaksana yang membantunya mewujudkan terciptanya buku ini (thx
lur!!). Saya tambahi juga (thx bodrex!!)
Sekarang sepertinya saat yang tepat menjawab pertanyaan anda sekalian siapa sebenarnya koass Bodrex ini. Nama Bodrex disini mungkin sudah
sangat familiar bagi kita semua yaitu salah satu obat sakit kepala MAJU JALAN !!!. Nama kami memang disadur dari nama obat tersebut tapi bukan karena
kehadiran kami akan menghilangkan sakit kepala anda (mungkin kami malah menjadi penyebab sakit kepala), atau karena kepopuleran kami setara dengan
obat tersebut, sebenarnya meskipun agak aneh tetapi asal nama ini merupakan akibat dari wejangan atau nasihat atau sindiran atau lebih kasarnya
sumpah-serapah salah satu guru pengajar kami sebut saja dr.B pada saat masa perkuliahan pre-klinik. Beliau pernah berkata Kalian nanti kalau jadi koass
paling jadi koass Bodrex, kemana-mana grudukan rame-rame tapi asline ga ngerti ada apa dan mau apa, pokoke grudukan (=barengan) (Budiman, 2010)
dan karena terilhami oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terkandung dalam sumpah-serapah beliau tersebut maka apa yang beliau
ucapkan saat itu benar-benar terjadi pada kami, sehingga banggalah kami dengan nama koass Bodrex.
Mengapa kami buat buku ini? Pada awalnya rasa enggan tentu saja terbersit saat mas SenSoR mencetuskan idenya dan meminta kami membantu
dalam pembuatan buku ini, karena tentu saja setelah masa koass selesai sebagai remaja normal kami ingin menikmati liburan yang tenang atau mungkin
beberapa diantara kami yang kurang beruntung harus mengulang masa-masa ipd atau bedah yang indah (ups..) tetapi berlandaskan kesungkanan pada mas
SenSoR dan ketakutan terhadap ketidaklulusan UKDI yang makin merajalela kami pun menyanggupi pembuatan buku ini. Dan pada perkembangannya
tujuan itu pun meluas menjadi tujuan yang mulia yaitu agar buku ini nantinya dapat kami turunkan kepada adik-adik angkatan dengan harapan terjaganya
mutu lulusan FKUB dalam hal kelulusan UKDI. Kami harapkan agar adik-adik angkatan tidak hanya membaca atau memperbanyak buku ini, tetapi juga
berkenan merevisi dan mengupdate isi dari buku ini sehingga buku ini dapat dipertanggungjawabkan isi dan manfaatnya sampai beberapa tahun ke depan.
Yang berminat untuk merevisi & mengupdate isi buku ini hubungi di 085646303333 akan kami berikan SEMUA SOFT COPY KAMI.
Akhir kata, agar terkesan tidak kalah sopan dengan kata pengantar buku-buku yang lain kami kutip pepatah lama, tidak ada gading yang tak retak,
demikian pula halnya karena buku ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka kami mohon maklum yang sebesar-besarnya karena dalam pembuatan
buku ini sebagian dari kami memang masih berkutat dengan kesibukan menuntaskan tanggung jawab perkoasan (agar tidak salah baca kata perkoasan
memang kami bold) terutama bagi yang masih berkeliaran di lab ipd atau bedah (ups..), sedangkan sebagian kecil lainnya sibuk menikmati liburan dengan
mudik ke kampung halaman, sebagian yang lebih kecil lainnya sibuk mengangkat barbel di fitness center, dan satu orang yang kurang beruntung mengambil
bagian dalam pembuatan buku ini sambil menahan rasa sakit akibat HNP yang mulai kebal terhadap PDAC (salut!).
Sebagai penutup akan disertakan sebuah kutipan yang agak dalam maknanya. Reading a great book, should be like travelling the ocean, where
the sky and sea are your only boundaries. Akhir kata, selamat membaca buku ini, moco sek cek rilek!! (bodrex team) (Sing gakno foto e gak oleh njae !!!)
Jika Ada Salah dari BUKU panduan BODREX menuju
UKDI Divisi IPD ini. BODREX tidak bertanggung jawab
penuh akan tetapi yang bertanggung jawab PENUH sbb :
Koordinator : dr. Madya K. J
KanaHaub 1 : dr. I. G Lanang A. S
KanaHaub 2 : dr. Sony Azhar
KanaHaub 3 : dr. Yusup
KanaHaub 4 : dr. Eko A. H
KanaHaub 5 : dr. Richi Aditya
KanaHaub 6 : dr. Ayas iLakes
Terima Kasih ATAS protesnya. Walau menghubungi
KAMI, anda akan kami USIR, kami SANGAT berharap
pada angkatan 2008 keatas untuk MENGUPDATE buku
ini. Pertahankan yang BAIK, Revisilah yang SALAH &
Tambahilah yang KURANG itu akan lebih MULIA
daripada menghubungi KAMI para pasukan BODREX
(ALiBi BODREX ^^)
List KONTRIBUTOR Penanggung Jawab Jika ada yang PROTES silahkan berprotes pada masing-masing Penanggung Jawab kami
Buku Panduan Bodrex Menuju UKDI Dari Kami Untuk Semua
IPD
Madya. K. J
I. G. Lanang. A. S
Sony Azhar
Yusup
Eko A. H
Neurologi
Reza. M
Moh. Maulana
Moh. Irvan. A
Forensik
Ayas ilakes
IKA
BEDAH
Rionaldo. D
Arghya. W
Joshua Sutikno
Chaidar Muttaqin
Dede. A. R
Stanley Tanjaya
Johan Hananta
Psikiatri
Ayas ilakes
MATA
LAYout
A. Reddy, S
harris. Surojo
Obgyn
THT
Ayas ilakes
IKM
Richi Adtya
Andreas Rendra
M. Mifta.
KULIT
Editor
Ayas ilakes
Richi Adtya
Ayas ilakes
Kardiologi
Sindrom Koroner akut
gagal jantung
Shock Condition
Pulmonologi
Tuberculosis Paru
Pneumonia
Penyakit paru obstruksi
kronis
Asma
Gastroenterologi
Gastritis
GERD
Tukak duedenum
Tukak gaster
Perdarahan saluran cerna
atas
Perdarahan saluran cerna
bawah
Gastroenteritis
Mouth ulcers
Hepatologi
Abses hepar
Hepatitis A & Hepatitis B
Perlemakan hati
Sirosis
Endokrinologi
Diabetes melitus
Grave disease
Krisis tyroid
Rheumatologi
Gout arthritis
Osteoarthritis
Osteomalasia
Osteoporosis
Paget disease
Rheumatoid arthritis
SLE
Tropik infeksi
Amebiasis
Ascaris
Hookworm
Filariasis
Gardiasis
Toxoplasmosis
Taeniasis
Trichomoniasis
Tripanosomiasis
Patogenesis
Proses terjadinya trombus dimulai dengan gangguan
pada salah satu dari Trias Virchow.Antara lain akibat
kelainan pada pembuluh darah, gangguan endotel,
serta aliran darah terganggu. Selanjutnya proses
koagulasi berlangsung diawali dengan aterosklerosis,
inflamasi, terjadi ruptur/fissura dan akhirnya
menimbulkan trombus yang akan menghambat
pembuluh darah.
Faktor Resiko
risiko mayor: hiperkolesterolemia, hipertensi,
merokok, diabetes mellitus dan genetic.
risiko minor : obesitas, stress, kurang olah raga,
laki-laki, perempuan menopause.
10
Penatalaksanaan
Rujuk ke tempat yang ada ICCU
Pasang IV line
Oksigenasi 2 liter/menit selama 2-3 jam , dilanjutkan bila saturasi
oksigen arteri rendah.
Pasang monitor EKG
Atasi Nyeri dengan :
Nitrat : sublingual/transdermal/NTG intravena (KI pada sistole
kurang dari 90 mmHg). Nitrat sublingual dapat diberikan 3 kali
tiap 5 menit.
Morfin 2,5 mgsampai dosis total 20 mg dapat diulang tiap 5
menit,. Atau petidin 25-50 mg IV atau Tramadol 25-50 mg IV.
Antitrombotik
Aspirin (160-325 mg) dikunyah sebisa mungkin bukan enteric
coated tablet, diberikan bersamaan dengan clopidogrel (300 mg
lalu berikutnya 75 mg/hari)
Antikoagulan
Heparin diberikan dengan target aPTT 1,5-2 kali kontrol.
Antiplatelet di stop 5 hari bila akan dilakukan operasi bypass.
Anti-Iskemik
Beta bloker (metaprolol 5 mg hingga 25 mg-100 mg dua kali
sehari ) diberikan bila tidak ada KI (gagal jantung, Sistolik <95
mmHg, denyut jantung, Bradikardia)
ACE inhibitor, captopril. Bila intoleran (Batuk kering dapat
diganti golongan ARB)
Gambar Elektrokardiogram
Petanda Biokimia
Enzim jantung non spesifik : LDH, SGOT/SGPT
Enzim jantung speifik : CK, CKMB, Troponin-T, Troponin I.
STEMI dan NSTEMI : Enzim meningkat minimal 2x batas atas
normal
Angina tidak stabil : tidak terdapat peningkatan enzim
Kriteria Diagnosis
Angina tidak stabil bila terjadi nyeri dada dengan salah satu dari 3
hal berikut :
Muncul pada saat istirahat, umumnya berdurasi > 10 menit
Terasa berat dan onsetnya belum lama (4-6 minggu)
Terjadi dengan pola kresendo
NSTEMI yaitu apabila pasien menunjukkan gejala angina tidak stabil,
disertai dengan bukti nekrosis miokardium yaitu peningkatan
enzim jantung
STEMI yaitu bila dengan nyeri dada, disertai terjadi peningkatan
enzim jantung, dan ST elevasi > 5 mm.
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dada
Petanda biokimia : darah rutin, profil lipid, gula darah, ureum
kreatinin
Ekokardiografi
Tes treadmill : untuk mendeteksi didni risiko penyakit koroner dan
fungsi jantung setelah keadaan akut teratasi bila terdapat infark
11
12
Patogenesis
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Gangguan mekanik; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu :
a) Beban tekanan
b) Beban volume
c) Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole
d) Obstruksi pengisian ventrikel
e) Aneurisma ventrikel
f) Disinergi ventrikel
g) Restriksi endokardial atu miokardial
2. Abnormalitas otot jantung
a) Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika.
b) Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal
3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi
Faktor Resiko
13
PenatalaksanaaN
Non-Farmakologi
Edukasi
Diet (hindari obesitas , diet rendah garam <2 gram, jumlah cairan 1-1,5 liter)
Hentikan rokok dan alkohol
Latihan jasmani ( jalan 3-5 kali/menit selama 20-30 menit atau sepeda statis 5x/minggu selama 20 menit)
Farmakologi
Diuretik
Furosemid 20-40 mg/hari
HCT 50-200 mg/hari
Spironolakton 25-50 mg/hari bukan sebagai diuretik tapi sebagai remodelling.
Pantau kadar kalium pada penggunaan spironolaktone bersamaan dengan ACE-inhibitor atau ARB dapat terjadi hiperkalemia
ACE inhibitor
Terapi standard untuk gagal jantung bermanfaat untuk menekan aktivasi neurohormonal.
Acptopril 6,25 mg peroral 3x sehari
ARB : valsatran 40 mg dua kali sehari
Tidak boleh pada wanita hamil dan menyusui
Beta Bloker
Diberikan apabila tidak ada tanda-tanda dekompensasi. Mulai dosis kecil kemudian dititrasi tiap 2 minggu.
- Bisoprolol 1, 25 mg satu kali sehai
- Metoprolol 50 mg 2-3 kali/hari
- Carvedirol 3,125 mg dua kali/hari dinaikkan hingga 25 mg dua kali /hari
Digoksin
Untuk mengurangi gejala apabila disertai dengan gangguan ritme jantung . dosis 0,75 mg- 1,5 mg pada hari pertama, lalu 0,125-0,25 mg dosis
rumatan.
14
15
Patogenesis
Syok HIPOVOLEMIK
Pada syok berat sudah terjadi penurunan perfusi
pada jantung dan otak, asidosis metabolik
beratdan mungkin pula terjadi asidosis
respiratorik.
Syok CARDIOGENIK
Syok kardiogenik terjadi akibat gagal ventrikel kiri
yang sangat berat, sehingga tekanan darah turun,
tekanan kapiler paru (pulmonary capillary wedge
pressure, PCWP) naik, disertai oliguria dan
vasokonstriksi perifer, kesadaran yang menurun
dan asidosis metabolik.
Syok ANAFILAKTIK
Syok anafilaktik merupakan bagian dari reaksi
anafilaktik sistemik berat. Terjadinya syok dapat
berlangsung dengan cepat.
Syok SEPSIS
Pada stadium awal curah jantung meningkat,
denyut jantung lebih cepat dan tekanan arteri
rata-rata turun. Kemudian perjalanannya
bertambah progresif dengan penurunan curah
jantung, karena darah balik berkurang, yang
ditandai dengan turunnya tekanan vena sentral.
Koagulasi intravaskular diseminata (DIC) terjadi
karena pemacuan proses pembekuan akibat
kerusakan endotel kapiler oleh infeksi bakteri.
Syok UKDI Sindrom Pasca Yudisium Dokter ^^
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan
Syok KARDIOGENIK
Diagnosis ditegakkan bila tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg,
disertai adanya oliguria, yaitu bila diuresis kurang dari 20-30
cc/jam.
Tidak ada penyebab lain dari hipotensi, seperti perdarahan, diare,
reaksi vagal, aritmia, obat-obatan, dan dehidrasi.
Biasanya penderita tampak gelisah, pucat, extremitas dingin disertai
sianosis perifer, kulit biasanya lembab dan dingin.
Kemungkinan adanya infark jantung akut didapatkan dari riwayat
penyakit adanya sakit dada yang khas, disertai perubahan gambaran
EKG yang khas dengan adanya gelombang Q patologis dan segmen
ST yang meningkat
Pemeriksaan enzim jantung, CPK, MBCK, SGOT, dan LDH ()
Syok ANAFILAKTIK
Reaksi lokal : biasanya hnya urtikaria & edema setempat, tdk fatal.
Reaksi sistemik : biasanya mengenai saluran napas bagian atas,
system kardiovaskuler, gastrointestinal, dan kulit. Reaksi tersebut
dapat timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen.
o Ringan : mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit
dan mukosa, bersin-bersin, biasanya timbul 2 jam setelah
terpapar alergen.
o Sedang : gejalanya lebih berat, selain gejala di atas, dapat pula
terjadi bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasanya
terjadi dalam 2 jam setelah terpapar antigen.
o Berat : terjadi langsung stlh terpapar dgn alergen, gejala spt
reaksi tersebut di atas hanya lebih brt yaitu bronkospasme,
edema laring, stridor, napas sesak, sianosis, henti jantung,
disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi,
aritmia jantung, syok, & koma. Kematian disebabkan oleh
edema laring & aritmia jantung.
16
Syok ANAFILAKTIK
1. ABC sesuai protokol Gawat darurat
2. Segera berikan adrenalin 1 : 1000 0.30.5 mg IMuntuk penderita dewasa atau
0.01 mg/kgBB IM untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat
diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa menganjurkan
pemberian infus kontinyu adrenalin 24 ug/menit.
3. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi
respons, dapat ditambahkan aminofilin 46 mg/kgBB dalam larutan NaCl 0,9%
dosis awal yang diteruskan 0.21,2 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
4. Dapat diberikan kortikosteroid, metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari IV,
prednisone 0,5 mg/kgBB/hari peroral
5. Bila tekanan darah tetap rendah, Biasanya, pada syok anafilaktik berat
diperkirakan terdapat kehilangan cairan 2040% dari volume plasma. 1-2 liter IV
pada dewasa secara cepat (5-20 ml/kg dalam 5 menit pertama) dan 30 ml/kg
6. Antihistamin difenhidramin :25-50 mg IV (dewasa), 1 mg/kg IV sampai dengan 50
mg (anak-anak)
7. Pasang torniquet proksimal dari sengatan serangga atau suntikan, dilonggarkan
1-2 menit setiap 10 menit
8. Kalau syok teratasi, penderita harus diobservasi selama kurang lebih 4 jam.
penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 23 kali suntikan,
harus dirawat semalam untuk observasi.
Syok SEPSIS
1. ABC sesuai dengan protokol gawat darurat
2. Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan
tekhnik aseptik.
3. Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif
dilakukan selama 4 hari dari awitan syok.
4. Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk
antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler
17
Syok HIPOVOLEMIK
Penggantian Cairan dan Darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan jarum besar dipasang untuk
membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Untuk pemberian secara
simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan.Contohnya :
Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan
tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan
kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi
Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang
mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien
dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP)
untuk diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic
untuk muntah-muntah.
Balada BodreX
NOTE : Sebaiknya tulislah RINGKASAN sendiri tiap2 PATOGNOMONIS dari BAGAIMANA membedakan SHOCK Hipovolemik, Kardiogenik,
Anafilaktik & Sepsis Yang paling penting pahami TATALAKSANA umum dari shock ( diatas disebutkan bahwa penatalaksanaan SHOCK
secara berurutan TAPI yang jelas penatalaksanaan SHOCK itu sendiri BERSIFAT HOLISTIK & BERSAMAAN ingat kuliah EM) setelah
memahami jenis SHOCK Tatalaksananya juga PAHAMI terutama yang KOMPETENSI 4 (pasti jika ada pertanyaan BISA sampai
terapinya dan kadang juga KELUAR soal bioetik dari sebuah kasus shock jadi pahami MATERI dan lihat juga KOMPETENSI dari masingmasing SHOCK) nowus iLakeS (Balada Bodrex)
18
Pulmonologi TUBERKULOSIS PARU ASAIB dan DENGAN berbagai keadaan khusus LeveL Kompetensi 4
Literatur PDPI 2003 & PAPDI & slide kuliah Prof chandra Sp.A & slide kuliah dr. Arief Iskandar Sp. Rad & Formularium RSU dr.Soetomo 2008
Definisi
Penyakit radang
granulomatus
kronis yang
menular serta
disebabkan oleh
Mycobacterium
Tuberculosis
Complex
EpidemioloGi
EtioloGi
TBC merupakan kasus
Mycobacterium Tuberculosis
terbanyak (infeksi) di
Mycobacterial sulfolipid
Indonesia
bagian dari kuman yang
berperan sebagai VIRULENSI
Indonesia merupakan urutan
ke3 terbesar setelah india
KUMAN ini mempunyai
dan cina
struktur dinding sel yang
TBC merupakan penyebab
mengandung KOMPLEKS
kematian terbesar karena
sekali diwarnai akan tetap
penyakit INFEKSI di
tahan dengan upaya
Indonesia raya
penghilangan dengan
larutan asam atau alkohol
Angka kematian tertinggi
OLEH KARENA ITU disebut
karena TBC adalah AFRIKA
Bakteri tahan Asam
dikaitkan dengan HIV
AIDS
INTInya pasti keluar di
UKDI oleh karena TBC adalah
penyakit yang menjadi
masalah pemerintahan dari
pimpinan Soekarno sampai
SBY
19
Patogenesis
Ada 2 poin mengandung patogenesis MELIPUTI :
TUBERKULOSIS PRIMER
Kuman TBC kusam sal. Respirasi jar. Paru (sarang primer)
yang dapat timbul dimana saja dibagian paru & limfangitis
regional gabungan keduannya ini disebut Kompleks
Primer mengalami 3 NASIB
Nasib 1 : sembuh dan tak meninggalkan cacat sama sekali
Nasib 2 : sembuh meninggalkan sedikit bekas
Nasib 3 : MENYEBAR ada 4 cara penyebarannya
perkontinuitatum, bronkogen, hematogen dan limfogen
UNTUK hematogen dan limfogen ini BERKAITAN dengan
DAYA TAHAN TUBUH & bisa jadi TB ektra paru jika sudah
menyebar memiliki 2 nasib berikutnya SEMBUH dgn squele
atau MENINGGAL
TUBERKULOSIS post PRIMER
Pada stage ini merupakan sumber penularan oleh
karena itu menjadi HALASAM komunitas
Stage ini merupakan kelanjutan dari stage diatas
Stage ini mempunyai 3 nasib seperti diatas akan tetapi
masing masing nasib ada nama namanya LIHAT di PDPI
Lihat di LAMPIRAN TB PARU tentang nasib nasib yang ayas
MAKSUDkan
KlasifiKasi TB PARU :
Secara mengandung garis besar dibagi berdasar 2 hal yakni : BTA dan tipe Pasien
BERDASARKAN BTA
3x pemeriksaan dahak (-) & gambaran klinik TB serta radiologik TB aktif
3x pemeriksaan dahak (-) & biakan kuman (+)
baru
kambuh / relaps
default / dropout
gagal
20
kronik / persisten
TAMBAHAN
Kasus pindahan : px sdg tx
OAT pindah dari kabupaten
satu ke kabupaten lainnya &
px pindahan membawa surat
rujukan
Kasus bekas TB : sangat jelas
jangan diperjelas lagi ^^
21
SUBYEKTIF dan OBYEKTIF pada PASIEN TB paru ATAU alur DIAGNOSIS lihat lampiran TB paru
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bakteriologik
Pemeriksaan Radiologik
Pem. Khusus
Letak KELAINAN
BAHAN pemeriksaan
TEKNIK fotonya
BACTEC
Apex dan segmen
Dahak
Standart PA
PCR
posterior (S1 dan
Cairan plasma, liquor
Atas indikasi lateral, top lordotik,
Serologi
S2) lobus superior
cerebrospinal, bilasan
oblik & CT scan
ELISA, ICT,
Apex (S6) lobus
lambung, bilasan bronkus,
Mycodot,
inferior
kurasan bronkoalveolar,
Gambaran AKTIF
PAP, IgG
urin, feses, & jar biopsi
Bayangan berawan / nodular di
TB
UMUMnya
CARA pengumpulan &
segmen (lihat LETAK kelainan)
Suara nafas bronkial pengiriman BAHAN
Kaviti > 1, dikelilingi bayangan opak
UMUM 3x SPS (sewatu,
Suara nafas
berawan atau nodular
pagi,
sewaktu)
atau
3x
tiap
melemah
Bercak milier
pagi 3 hari berturut turut
Rhonki basah
Efusi pleura umumnya (unilateral),
KHUSUS
kertas
saring
Tanda penarikan
jarang (bilateral)
CARA pemeriksaan dahak &
paru, diafragma, &
bahan lain
mediastinum
GAMBARAN INAKTIF
Mikroskope interpertasi Fibrotik
skala IUATLD&Bronkhost Kalsifikasi
NOTE
Asaib pewarnaan Ziehl
PLEURITIS TB
Schwarte atau penebelan pleura
Nielsen
tergantung
Fluoresens pewarnaan
banyaknya cairan di
DESTROYED LUNG
auramin-rhodomin utk
rongga pleura
Nama lain dari luluh paru
skrining
LIMFADENITIS TB
Gambaran radiologik kerusakan jar.
Biakan Dx pasti TBC
pemb KGB regional
Paru yang berat gambarannya bisa
deteksi M.tuberculosis
plg sering di KGB
atelektasis, ekatsis/mulitikavitas dan
ada 2 cara yakni
coli dan bisa jg di
fibrosis paru untuk memastikan
Egg base media Low
KGB axila bisa
kerusakan DIPERLUKAN pemeriksaan
enstein-jensen, ogawa,
jadi COLD abses
bakteriologik.
kudoh
NB : untuk gambaran radiologik LIHAT
Agar base media middle lampiran TB paru
brook
Pem. Lain
Analisis cairan
pleura
Histo PA
jaringan
Pem. Darah
LED kadang
ada yang N,
limfosit tdk
spesifik
Tuberkulin
dewasa
kurang
spesifik,
BERMAKNA
jika
didapatkan
konversi, bula,
kepositifan
besar ilakes
(lebih dari
indikator)
lihat di
LAMPIRAN TB
paru untuk
pembahasan
tuberculin test
secara lengkap
22
Cara Pemakaian
Diminum saat lambung kosong
atau 1 jam sebelum makan
Lht
samping
kiri
2 gram/hr
tab 500 mg
1000 mg/hr
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN EFEK SAMPING obat TB yang LINI 1 saja LUR mengandung WAKEH halasame
Obat
Efek samping RINGAN
Tatalaksana
Efek samping BERAT
Tatalaksana
R
Sindrom flu (demam,
Pengobatan simptomatik
Hepatitis imbas obat atau ikterik 1
1. Hentikan OAT sampai
menggigil, nyeri tlg)
ikterik menghilang & boleh
OAT terus
Purpura, anemia hemolitik akut, syok &
diberikan hepatoprotektor
Sindrom perut (sakit perut,
ggl ginjal 2
mual, tak nafsu mkn,
2. Hentikan rifampisin &
Sindrom respirasi (tanda sesak nafas)
muntah, diare)
jangan DIBERIKAN LAGI
walau gejalanya
Sindrom kulit ( gatal gatal
menghilang
kemerahan)
NOTE khusus rifampisin menyebabkan WARNA MERAH pada, air seni, keringat, air mata, air liur warna tersebut karena metabolisme obat TIDAK
BERBAHAYA KIE dengan baik dan benar
H
Keracunan syaraf tepi
Pridoksin (B6)tab 100 mg/hr
Hepatitis imbas obat atau ikterik
Hentikan OAT sampai
Kesemutan
ikterik menghilang & boleh
Vitamin B kompleks tab/hr
diberikan hepatoprotektor
Rasa terbakar di kaki
OAT terus
Nyeri otot
Z
Nyeri sendi
Pengobatan simptomatik
Hepatitis imbas obat atau ikterik
Hentikan OAT sampai
ikterik menghilang & boleh
Arthritis gout
diberikan hepatoprotektor
Demam, mual, reasi kulit
E
PADA etambutol tidak dikretiriakan menjadi ringan & berat ES gangguan penglihatan (visus turun, buta warna merah dan hijau) keracunan
berdasar dosis gangguan penglihatan akan KEMBALI setelah obat dihentikan
NB sebaikknya ethambutol TIDAK DIBERIKAN pada ANAK resiko kerusakan okuler SULIT DIDITEKSI
S
Reaksi hipersensitivitas
Kurangi dosis 0,25mg
Kerusakan n.VIII (keseimbangan dan
STOP ganti entambutol
pendengaran) karena peningkatan dosis kurangi dosis 0,25mg
& umur px
NB : hati2 jika diteruskan bisa permanen
kerusakan yang dimaksud diatas
NOTE khusus streptomisin obat ini bs menembus BARIER PLASENTA kontraindikasi mutlak wanita hamil bisa merusak syaraf pendengaran janin
NOTE untuk semua jenis OAT jika GATAL dan kemarehan pada kulit (termasuk ES berat) beri antihistamine & monitor
23
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN REGIMEN OBAT OAT berdasar klasifikasi tipe PASIEN
tipe PASIEN
REGIMEN obat
TB paru (kasus baru) & BTA (+) & foto thoraks lesi luas
2RHZE / 4RH atau 2RHZE / 4R3H3 atau 2RHZE / 6HE
KATEGORI 1
NB : regimen diatas juga untuk TB paru BTA(-) dengan lesi radiologik luas
TB paru (kasus baru) & BTA (-) & foto thoraks lesi minimal 2RHZ / 4RH
KATEGORI 1
2RHZ / 4R3H3 atau 6RHE
TB paru kasus kambuh
ada 5 macam obat, pd fase INTENSIF selama 3 bulan & fase lanjutan 5 bln / lebih 2RHZES
KATEGORI 2
/ 1RHZE / 5RHE jika ada hasil resistensi sesuiakan dengan hasil uji resistensinya
jika tak ada uji resistensi 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3
TB paru kasus putus obat
Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik tak aktif/perbaikan OAT STOP
Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik aktif analisa lagi apa TB atau NON TB jika
TB Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika
udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat 4 bulan & BTA (+) Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) &
jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat < 4 bulan & BTA (+)/(-) pengobatan dari awal dengan panduan obat yang sama
(JIKA mungkin uji kepekaan)
TB paru kasus gagal pengobatan
PENGOBATAN sebaiknya berdasar uji resistensi dengan menggunakan MINIMAL 5 OAT
(minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan)
LAMA PENGOBATAN 1 2 tahun (sambil menunggu hasil resistensi 2RHZES kemudian
jika uji RESISTENSI KELUAR lanjutkan obat sesuai uji resistensinya
JIKA TIDAK ADA UJI RESISTENSI 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3 (kategori 2)
SEBAIKNYA rujuk ke Sp.P
PEMBEDAHAN dipertimbangkan untuk hasil maksimal
TB paru kasus kronik
JIKA belum ADA hasil uji resistensi RHZES jika sudah ada sesuaikan
(minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan) DITAMBAH obat
lini 2 jika TAK MAMPU beri INH seumur hidup & pertimbangkan bedah & RUJUK Sp.P
(wajib)
NB : pada HAKEKATNYA regimen ini TERLIHAT sangat RUMIT tapi ada TIPS untuk memahaminya HAFALIN dan PAHAMI kategori 1 dan 2 saja
NB : Pedoman Penatalaksanaan TB paru di RS / Klinik Dokter lihat lampiran TB paru
24
KRITERIA SEMBUH
BTA (-) sebanyak 2 kali akhir masa INTENSIF & akhir PENGOBATAN serta sudah
mendapat tx yg adekuat
Pada FOTO thorax serial gambaran radiologik sama ATAU perbaikan
Biakan (-) jika ada fasilitas biakan
DANA abadi AREMA : adalah sebuah pergerakan masa AREMANIA yang selalu bergerak, santun, berkarakter & IKHLAS dan yang jelas KITA hidup bukan
dari AREMA akan tetapi bagaimana KITA menghidupi AREMA. Mulai dari diri sendiri, keluarga, dan teman yang kau anggap menjadi saudaramu sendiri.
(KAMSEN SUNYI & SENYAP)
25
2RHZE / 4RH
2RHZE / 10RH
2RHZ(E-S) / 4RH dengan
syarat gula darah terkontrol
Evakuasi cairan
TERAPI disesuaikan
dikeluarkan seOPTIMAL
TB apa !!!
BILA gula darah tak terkontrol
mungkin sesuaikan
evaluasi Tx dianggap blm
Tatalaksana
keadaan px & beri
cukup bisa dlanjutkan
paling sering
kortikosteroid
CAUTION
:
pembedahan
prednison 3x10mg
dengan 2 tujuan Etambutol hati2 karena
selama 3 minggu
pengambilan
px DM sering komplikasi
Evakuasi dapat diulang
spesimen untuk Dx
kelainan pada mata
jika perlu
& terapi
Rifampisin mengurangi
efektivitas oral anti diabetes
Pemberian
kortikosteroid harus
(gol.sulfonil urea) so dosis
diperhatikan pada
R bisa ditingkatkan
keadaan px sbb :
*DM
*TB dengan lesi luas
TAMBAHAN TB dengan KEADAAN KHUSUS
TB paru dengan Gagal Ginjal jangan GUNAKAN : Streptomisin, Kanamisin, dan Capreomycin & sebaiknya jgn gunakan Ethambutol (LOGIKA) jika pakai
sesuaikan dosis dengan faal ginjal & YANG PALING PENTING rujuk ae lur
TB paru dengan Kelainan Hati sebelum Tx periksa faal hati jangan GUNAKAN pirazinamid regimennya 2HRES / 6RH atau 2HES / 10HE
TB paru dengan Kelainan Hati jika px hepatiti akut & klinik ikterik OAT tunda sampai sembuh lanjutkan 6RH & YANG PALING PENTING rujuk
HEPATITIS imbas obat dari namanya jelas STOP OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) monitor klinis dan faal hati tambahkan INH sampai dosis
penuh tambahkan Rifampisin sampai dosis penuh sehingga regimen jadi RHES
26
Prinsip TUBERCULIN
ada infeksi TB
imunitas selular
DELAYED TYPE
HYPERSENSITIVITY
Reaksi Tuberkulin
Standart Dose jenis
PPD S Seibert 5-10 TU
dan jenis PPD RT23 2-5
TU
CARA tuberkulin tes :
Mantoux, Multiple
puncture, Patch test
Lokasi : daerah VOLAR di
lengan bawah
Waktu pembacaan : 48
72 jam setelah INJEKSI
Yang DILAKUKAN :
palpasi, ditandai dan
diukur
Pelaporan : dalam satuan
mm
o PEMBACAAN HASIL
o 0 5 mm : negatif
o 5 9 mm : ragu ragu
o 10 mm : positif
27
3. MACAM - macam Gambaran Gambaran radiologi skematik TB paru Lihat ini baru lihat radiologisnya
Pemhaman
Radiologis Cuma
ada 2 INTI pemikiran
Bedakan apakah ini
TB aktif atau TB
inaktif (lihat lagi
catatan diatas)
28
29
Lampiran Akhir
30
31
Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan
oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan
protozoa.Dari kepustakaan
pneumonia komuniti yang
diderita oleh masyarakat luar
negeri banyak disebabkan
bakteri Gram positif,
sedangkan pneumonia di
rumah sakit banyak
disebabkan bakteri Gram
negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak
disebabkan oleh bakteri
anaerob. Akhir-akhir ini
laporan dari beberapa kota di
Indonesia menunjukkan
bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan
dahak penderita pneumonia
komuniti adalah bakteri
Gram negatif.
Patogenesis
Resiko infeksi di paru sangat tergantung
pada kemampuan mikroorganisme untuk
sampai dan merusak permukaan epitel
saluran napas. Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan :
Inokulasi langsung
Penyebaran melalui pembuluh darah
Inhalasi bahan aerosol
Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang
terbanyak adalah secara Kolonisasi. Secara
inhalasi terjadi pada infeksi virus,
mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau
jamur.
Diagnosis
Gambaran klinis
Anamnesis : Demam, menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40 C,
batuk berdahak mukoid atau purulent
kadang-kadang darah, sesak nafas,
nyeri dada
Pemfis: tergantung luas kerusakan
paru
Inspeksi: dada yang sakit tertinggal
Palpasi: fremitus mengeras
Perkusi: redup
Auskultasi: bronkhovesikuler-bronkial,
ronki basah haluskasar pada saat
resolusi
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologis:
Menggunakan foto toraks PA/lateral
infiltrat/konsolidasi, air bronchogram,
pneumonia lobaris (streptococcus),
infiltrat bilateral+bronkopneumonia
(pseudomonas), Konsolidasi lobus kanan
atas ( Klebsiella).
Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan leukosit >10.000, shif to
the left, peningkatan LED, Kultur,
BGAasidosis respiratorik
32
Pengobatan
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP):Golongan Penisilin, TMPSMZ, Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP): Betalaktam oral dosis
tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru
dosis tinggi, Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim,
Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem; Siprofloksasin,
Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA): Vankomisin,
Teikoplanin, Linezolid
Hemophilus influenzae: TMP-SMZ, Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3,
Fluorokuinolon respirasi
Legionella:Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae: Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae: Doksisikin, Makrolid, Fluorokuinolon
Pulmonologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis Level kompetensi 4 Referensi: PDPI 2003 & 2011
Definisi
PPOK adalah penyakit paru kronik
yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang
bersifat progressif nonreversibel
atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan
keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang
ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua
tahun berturut - turut, tidak
disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru
yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus
terminal, disertai kerusakan
dinding alveoli.
Etiologi/faktor resiko
Kebiasaan merokok merupakan
satu - satunya penyebab kausal
yang terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab
lainnya.
Dalam pencatatan riwayat
merokok perlu diperhatikan :
o Riwayat merokok
Perokok aktif
Perokok pasif
Bekas perokok
o Derajat berat merokok dengan
Indeks Brinkman (IB),yaitu
perkalian jumlah rata-rata batang
rokok dihisap sehari dikalikan
lama merokok dalam tahun :
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
o Riwayat terpajan polusi udara di
lingkungan dan tempat kerja
o Hipereaktiviti bronkus
o Riwayat infeksi saluran napas
bawah berulang
o Defisiensi antitripsin alfa - 1,
umumnya jarang terdapat di
Indonesia
Diagnosis
33
Patogenesis
o Pada bronkitis kronikterdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus,
metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta
distorsi akibat fibrosis.
o Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik dibedakan tiga jenis
emfisema:
Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas
ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat
kebiasaan merokok lama
Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara
merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran
napas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa
atau dekat pleura
o Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis,
metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi
jalan napas.
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer (Pursed - lips breathing) Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan
ekspirasi yang memanjang.
34
Patogenesis
Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas.
Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel
epitel. Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain
berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi
saluran napas pada penderita asma. Inflamasi
terdapat pada berbagai derajat asma baik pada asma
intermiten maupun asma persisten. Inflamasi dapat
ditemukan pada berbagai bentuk asma seperti asma
alergik, asma nonalergik, asma kerja dan asma yang
dicetuskan aspirin.
Diagnosis
RIWAYAT PENYAKIT atau GEJALA
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan
berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Kalau pemeriksaan penunjang jarang ditanyakan yang penting
tahu klasifikasinya LIHAT tuh tabel !!!
-Balada-BodrexSangat
Penting
Karena hampir 80%
keluar UKDI
Dan penting untuk
bekal dokter kita
35
36
Tahap I Intermiten
Intermiten
Persisten Ringan
Persisten Sedang
Persisten Ringan
Persisten Sedang
Persisten Berat
Persisten Sedang
Persisten Berat
Persisten Berat
Persisten Berat
Persisten Berat
Persisten Berat
37
Patogenesis
Serupa dengan tukak
gaster
Penatalaksanaan
1. Akibat Infeksi kuman H. Pylori
Tujuan : melakukan eradikasi kuman
Indikasi : Infeksi kuman yang berhubungan
dengan tukak peptic dan low grade B cell
lymphoma. ( Tanpa adanya tukak, masih
merupakan perdebatan untuk eradikasi
kuman ) diharapkan mampu menekan
kejadian atropi dan metaplasia pada pasien
pasien yang telah terinfeksi
NB : penatalaksanaan infeksi H.Pylori
silahkan lihat tabel di bawah
2. Gastritis autoimun
hal yang diperhatikan : defesiensi kobalamin
dan lesi mukosa gaster
Obat 1
Obat 2
Obat 3
Klarithomisin
2 x 500 mg
Amoksisilin
2 x 1000 mg
Klarithomisin
2x 500 mg
Metronidazole
2 x 500 mg
Tetrasiklin
4 x 500 mg
Metronidazole
2 x 500 mg
Obat 4
subsitral
38
Gastroenterologi GERD ( Penyakit Refluks Gastroesofageal ) LeveL Kompetensi 3A Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
Definisi
Suatu
keadaan
PATOLOGIS
sebagai
akibat
REFLUKS
KANDUNGAN
LAMBUNG ke
dalam
esophagus,
dengan
berbagai
gejala yang
timbul akibat
keterlibatan
esophagus,
laring, faring,
dan saluran
nafas.
39
NOTE ku NOTE mu :
40
Terapi medikamentosa
Ada 2 jenis prinsip terapi pada GERD, yaitu Step Up dan Step Down, namun berbagai studi
melaporkan bahwa pendekatan step down ternyata lebih ekonomis dibandingkan dengan pendekatan
step up. Yang dimaksud dengan pemdekatan step down adalah terapi dimulai dengan PPI dan setelah
berhasil dapat dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan dengan menggunakan dosis yang lebih rendah
atau antagonis reseptor H2 atau prokinetik atau bahkan antasida.
a. Antasida
Obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi
esophagitis Dosis 4x1 sendok makan
b. Antagonis Reseptor H2
Hanya efektif pada esophagitis derajat ringan sampai sedang
Dosis Pemberian Simetidin : 2x 800 mg atau 4 x 400 mg / Ranitidin 4x150 mg / Famotidin 2x20 mg
/ Nizatidin 2x 150 mg
c. Obat obatan Prokinetik
Secara teoritis obat obatan ini paling sesuai untuk pengobatan GERD namun kenyataannya
pengobatan GERD sangat bergantung pada penekanan asam.
o Metoklopramid Efektivitasnya rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan dlam
penyembuhan lesi Dosis : 3x10 mg
o Domperidon Golongan ini dapat meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan
lambung Dosis : 3x10-20 mg
o Cisapride Efektivitasnya lebih baik dibandingkan domperidon Dosis 3x10 mg
o Sukralfat Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa esophagus , sebagai
buffer terhadap HCl di esophagus serta dpt mengikat pepsin & garam empedu. Dosis : 4x1 gr
PPI Terapi diberikan selama 6-8 minggu ( inisial) dilanjutkan selama 4 bulan ( maintenance)
tergantung dari derajat esofagatisnya. Golongan ini sanagat baik jika dikombinasikan dengan golongan
prokinetik. NB : Rebound 2 bulan used (40 mg daily)
o Drug of choice dalam GERD
o Sangat efektif dalam menghilangkan keluhan serta penyembuhan lesi esophagus .
o Dosis yang digunakan untuk GERD adalah dosis penuh, yaitu : Omeprazole : 2 x 20 mg /
Lanzopraazole 2x30 mg / Pantoprazole 2x40 mg / Rabeprazole 1x10 mg / Esomeprazole 1x40 mg
Terapi Bedah
Terapi bedah dilakukan jk terapi medikamentosa gagal / pada pasien GERD dgn striktur berulang . Pembedahan fundoplikasi.
41
LAMPIRAN LAGI Tabel. Efektivitas terapi obat obatan di atas yang telah dijelakan PANJANG kali LEBAR
Golongan Obat
Mengurangi Gejala
Penyembuhan Luka
Esofagus
Mencegah Komplikasi
Mencegah kekambuhan
Antasida
Prokinetik
Antagonis Reseptor H2
Antagonis H2 reseptor
dosis tinggi
PPI
Pembedahan
42
Patogenesis
H.Pylori
Infeksi -> host respon mobilisasi sel2 PMN/limfosit mengeluarkan mediator inflamasi
interleukin 8 dll kerusakan epitel gastroduodenal lebih parah tanpa mampu
mengeleminasi kuman
H.pylori berkoloni di antrum mengeluarkan sitokin & enzim merusak sel2 epitel
H.pylori terkonsentrasi di antrum antrum predominan gastritis -> kerusakan D sel
(berfungsi mengerem produksi gastrin) produksi gastrin meningkat
Asam lambung yang tinggi
gastrik metaplasia tempat hidup H.pylori yg baik
keasaman tinggi menekan muku dan bikarbonat
OAINS
Penggunaan OAINS non selektif -> menghambat COX-1 -> menekan prostatglandin ( berfungsi
memelihara keutuhan mukosa )
43
44
Penatalaksanaan
1.Tujuan pengobatan
o menghiangkan gejala
o mempercepat penyembuhan tukak
o mencegah komplikasi
o mencega terjadinya kekambuhan
2. Terapi causa H.Pylori Prinsip : Kombinasi 2 jenis antibiotik dengan PPI
a. PPI 2x1 & Amoksisilin 2x1 g/hari & Klaritromisin 2x 500mg
b. PPI 2x1 & Amoksisilin 2 x 1 gr / hari & Metronidazole 2 x 500 mg
c. PPI 2x1 & Klaritromisin 2x500 mg/hari & Metronodazole 2 x 500 mg
2. Terapi causa OAINS
o Hentikan OAINS jika bisa
o Pemberian COX-2 inhibitor
o Pemberian obat lain bersamaan dengan OAINS H2RA atau PPI
3. TD non H.Pylori dan Non OAINS
o Antasida dosis 120 240 mEq/ hari dalam dosis terbagi
o H2 Receptor Antagonis pemberian selama 8-12 minggu angka
keberhasilan 90%
Cimetidin 2x400mg/hari atau 1x800 mg saat malam hari
Ranitidin 300 mg sebelum tidur atau 2x150 mg
Famotidin 40 mg sebelum ridur atau 2 x 20 mg
o PPI 2x sehari sebelum makan malam dan pagi selama 4 minggu
dengan keberhasilan 90%
Patogenesis
Shay and Sun : Balance Theory (1974) gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan
faktor defensif
1. FAKTOR OFENSIF
o Perusak endogen ( HCL, pepsinogen, garam empedu)
o Perusak eksogen ( Obat obatan, alkohol)
2. FAKTOR DEFENSIF
o Pre Epiitel
Mukus merintangi difusi ion seperti pepsin
Bikarbonat kemampuan mempertahankan perbedaan PH
Surface active phospolipid
o Epithelial
Menghasilkan mukus
Transport ionik sel epitel + produksi bikarbonat
Intracelular tight junction
o Subepithelial
Blood flow Komponen kunci dari pertahanan & perbaikan sistem sub epitel.
45
46
Penatalaksanaan
Tujuan Terapi
Idem dengan tukak duodenum
Terapi
1. Non Medikamentosa
istirahat
o Secara umum rawat jalan
o Ada kmplikasi rawat inap
o Stres & kecemasan yg berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan asam lambung
Diet
o Hindari cabai, makanan mengandung asam-> Menimbulkan rasa sakit
o Hindari rokok
o Hindari alkohol, air jeruk, asam, cola, kopi DKK menambah sekresi asam lambung
Obat Obatan
o Hindari penggunaan OAINS apalagi dalam jangka waktu yang lama
2. medikamentosa
Antasida Hanya untuk menghilangkan keluhan sakit Dosis : 3x1 tablet sehari
Obat penangkal kerusakan mukus
o Koloid Bismuth Dosis : 2x2 tabelt sehari
o Sukralfat Dosis : 4x1 gram sehari
o Prostatglandin Dosis 4x200 mg atau 2x400 mg
o ARH2 Dosis terapeutik Simetidin : 2x 400 mg atau 800 mg malam / Ranitidin :
300 mg malam hari / Nizatidin : 1x 300 mg malam hari / Famotidin : 1 x 40 mg malam
hari / Roksatidin : 2 x 75 mg atau 150 mg malam
o PPI Dosis Omeprazole 2x 20 mg atau 1x 40 mg / Lanzoprazole 2x 40 mg
3. Tindakan Operasi Indikasi
Elektif ( tukak refrakter / gagal pengobatan)
Darurat ( komplikasi perdarahan, perforasi, stenosis)
Tukak gaster dengan sangkaan keganasan
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
Definisi
Perdarahan saluran
makanan proksimal dari
Ligamentum Treitz
Patogenesis
Varises Esofagus
Sirosis Hepatis Hipertensi porta peningkatan aliran darah menuju gaster dan
esofagus serta penuruan darah ke hepar varises esofagus dan varises gaster
Upper GIT bleeding
tanda
oksigenasi
jaringan
47
48
Endoskopi
Ditujukam pada perdarahan tukak yang masih aktif atau tukak dengan
pembuluh darah yang tampak. Metodenya antara lain
Contact thermal ( Monopolar atau bipolar elektrokoagulasi, heater
probe)
Noncontat thermal ( laser)
Nonthermal ( suntikan adrenalin, polidolkanol, alkohol, atau
pemakaian klip)
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine
Definisi
Perdarahan yang berasal dari usus di sebelah bawah
LIGAMENTUM TREITZ
49
Patogenesis
Yaa... Kalau ada waktu senggang. Baca saja di PAPDI
atau LiterartuR IPD lainnya gitu aja kok repot
Penatalaksanaan
Resusitasi
o Penatalaksanaan sama dengan Perdarahan SCBA
Medikamentosa
o Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter ->
bulk forming agent, sitzh bath, dan menghindari
mengedan
o Kombinasi estrogen dan progesteron dapat
mengurangi perdarahan pada pasien yang
menderita angiodisplasia
Terapi Endoskopi
o Bermanfaat mengobati angiodisplasia dan
perubahan vaskuler pada kolitis radiasi
Angiografi terapeutik
o Bila kolonoskopi gagal
Terapi bedah
o Pendekatan utama pada pasien stabil di
beberapa kondisi ( divertikel Meckel atau
keganasan)
50
51
Patogenesis
1. Diare Osmotik
Meningkatnya tek.osmotik intraluminal dari usus halus obat obatan / zat
kimia yang hiperosmotik malabsorbsi umum defek dalam absorbsi mukosa
2. Diare Sekretorik
Meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus & menurunnya absorbsi efek
enterotoksin infeksi V. Cholera/E.Coli efek obat laksatif reseksi ileum
3. Malbasorbsi Asam Empedu / Lemak
Gangguan pembentukan micelle empedu serta gangguan penyakit saluran bilier
dan hati
4. Defek Sistem Pertukaran anion
Hambatan mekanisme transport aktif Na+K+ATPase di enterosit
5. Motalitas waktu transit usus abnormal
hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus ansorpsi yang abnormal di usus
halus
6. Gangguan permeabilitas usus
permeabilitas usus yang abnormal gangguan morfologi membran epitel spesifik
pada usus halus
7. Inflamasi dinding usus
Kerusakan mukosa usus Produksi mukus yang berlebih & eksudasi air dn
elektrolit ke dalam lumen dan gangguan air serta elektolit
8 Diare Infeksi
Non Invasif & Sekresi toksin menempel pada epitel usus Sekresi aktif anion
klorida yang diikuti air, in bikarbonat, dan kation natrium kalium.
Penatalaksanaan
REHIDRASI
o Rumus BJ Plasma Keb. Cairan : BJP 1,025 x 1000xBBx 4 ml
o Metode Pierce
Deh. Ringan : 5 % x BB
Deh. Sedang : 8 % x BB
Deh. Berat : 10 % x BB
o Metode Daldiyono ( liat tabel d bawah) Skor/15 x 10 % x kgBBx 1L
Bila skor <3 & tnpa syok cairan diberikan oral
Bila skor >3 disertai syok diberikan cairan IV
Cara Pemberian :
2 jam pertama ( inisial) : jumlah total keb. Cairan diberikan
langsung dalam 2 jam ini -> tercapai rehidrasi optimal
1 Jam berikut ( kedua ) : Berdasar kehilangan cairan selama 2
jam tahap inisial
Jam berikutnya berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja
DIET
o Dianjurkan : sari buah, teh, minuman non soda, makanan mudah
dicerna ( keripik, nasi, pisang, sup)
o Dihindari : puasa ( kecuali muntah muntah hebat), susu sapi, kafein,
minuman alcohol
OBAT ANTI DIARE Mengurangi gejala
o Derivat opioid : Loperamide, Difeniloksiklat atrofin, tinktur opium.
o Mengeraskan tinja : Attapulgite 4x2 tab per hari atau smectite 3x1
saset diberikan tiap habis diare
o Anti sekretorik : Hidrasec 3 x1 tab/hari.
52
53
Definisi
Hilangnya
jaringan yang
melapisi bagian
dalam dari mulut
( membran
mukosa)
Injury/ Trauma
Tergigit, Luka akibat
gosokan gigi, iritasi
antiseptik yang kuat,
gesekan dengan gigi
secara kontinyu.
Kebersihan mulut buruk
Infeksi ( lihat gambar)
Reaksi auto imun (Lichen
Plannus) malignancy
Unknown (Upthous
Ulcer)
Gejala
o adanya ulcer di dalam mulut dimana
terkadang berwarna putih yang dikelilingi
kemerahan serta bengkak pada daerah
sekitarnya
o Nyeri yang memberat ketika makan atau
menggosok gigi
o Sensasi tersengat ketika makan asam
o Ulkus biasanya hilang dalam waktu 7-14 hari
(ulkus yang bertahan lebih dari 3 minggu
harus diperiksa kemungkinan malignancy
atau penyebab serius lainnya)
Pemeriksaan Fisik
o Demam ( jika disebabkan oleh infeksi)
o Adanya erosi pada rongga mulut
Penatalaksanaan
Kebanyakan sembuh sendiri dalam waktu < 3
minggu
Hindari : makanan pedas, makan makanan
yang mengandung asam
Lakukan : Jaga kebersihan mulut ( sikat gigi )
Minum air yang cukup, kumur dengan air
hangat garam teratur,
Singkirkan penyebab lain seperti diabates
maupun inflammatory bowel disease
kostikosteroid dapat digunakan pada uptous
ulcer
Terapi anti nyeri : NSAID daoat digunakan
Pemberian antibiotik obat kumur dapat
mempercepat proses penyembuhan dengan
memberikan efek perlindungan pada luka
Terapi anti viral bisa diberikan pada kasus HSV
Pemeriksaan Tambahan
o DL tanda tanda infeksi
o Skin biopsi Curiga keganasan
KATAnya Lanang itu Gambarnya penting !!! Katanya LHO ya belum jaminan KELUAR UKDI juga ^^
54
55
Patogenesis
Infeksi hepar proses supurasi pembentukan
pus Abses hepar
SINGKAT padat dan jelas
(Jika Kurang jelas masih ada PAPDI)
Penatalaksanaan
Drainase perkutaneus abses intra-abdominal dengan tuntunan ultra
sound atau tomografi komputer
Awal, penisilin kombinasi dgn ampisilin, aminoglikosida, atau
sefalosporin generasi III dan Klindamisin atau metronidazol. Jika 24-48 jam
tidak ada perbaikan, ganti dengan yang sesuai dengan hasil kultur.
Note : Abses hepar ini ada 2 rek ada yang amoeba dan
pyogenik angka kejadiannya (lupa aku lihat di PAPDI)
PATOGNOMONIS rek Nyeri luar biasa di kuadran kanan
atas dan nyeri tekan (+) gali juga riwayat trauma abdomen
ada ndak klinis IKTERUS jarang dijumpai Selebihnya
baca aja atas itu ATAU baca sendiri di PAPDI itu pun kalau
mau wkwkwk Gak oleh nesu annn cepet MATI !!!
hEpatologi Hepatitis A dan Hepatitis B Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI, Sabatine, dan MEDSCAPE
Definisi
Faktor resiko:
Hepatitis A Transmisi enteric (fekal-oral), IVDU (intra vena drug
user), transfusi (jarang)
Hepatitis B Transfusi, IVDU, hemodialisa, pekerja kesehatan,
transmisi seksual, tertusuk jarum, penggunaan ulang alat medis
yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur, silet, tato,
akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama, transmisi
maternal-neonatal.
56
Patogenesis
Penatalaksanaan
Suportif
IFN- 5MIU/hr atau 10MIU 3x/seminggu SC 4 bulan
Lamivudin 100mg/hr
Patogenesis
Normalnya : Free fatty acid sirkulasi arteri dan portal hepar metabolisme
TriGliserida.
Pada Obesitas : terjadi peningkatan massa jaringan lemak FFA menumpuk
dihepatosit merusak mitokondria.
Pada DM : Resistensi insulin peningkatan endotoksin hepar dan penurunan
antioksidan aktifitas sel stelata terus berlanjut pembengkakan hepatosit dan
kematian sel fibrosis dan badan Mallory
Penatalaksanaan
Antidiabetik dan insulin sensitizer:
Metformin3x500mg/hr selama 4 bulan.
Tiazolidindion memperbaiki sensifitas insulin.
Antihiperlipidemia: Gemfibrozil
Antioksidan: vitamin E 300 IU/hr, vitamin C 1000 IU/hr
Hepatoprotektor: Ursodeoxycholic acid (UCDA) 10-15mg/kg/hr
NOTE
57
58
Patogenesis
Infeksi hepar, Bahan-bahan hepatotoksik,
Kelainan metabolik ketidak-seimbangan
pembentukan dan degradasi matriks ekstrasel
hepatosit pembentukan kolagen terjadi
FIBROSIS yang terus menerus jaringan hati yang
normal akan diganti oleh jaringan ikat hepar
mengkerut (ukuran mengecil), berbenjol-benjol
(nodular) menjadi keras SIROSIS
Penatalaksanaan
Hilangkan etiologi
Kompensata : asetaminofen, kolkisinhambat kolagen.
HepB : interferon 3 MIU subcutan 3x seminggu 4-6 bulan dan lamivudin
100mg po 1th.
HepC : interferon 5 MIU 3x seminggu dan ribavirin 800-1000mg/hr selama
6 bulan.
Dekompensata :
Asites : bedrest, diet rendah garam, Diuretik (spironolakton 100-200mg
1x/hr, furosemid 20-40mg/hr, maks160mg/hr), Parasentesis 4-6L (control
albumin).
Hepatik Ensefalopati : Laktulosa, Neomisin
Varises Esofagus : Somatostatin/oktreotid
Transplantasi Hepar
Patogenesis
1. IDDM
Tipe IA : diduga pengaruh genetik dan lingkungan memiliki peranan
utama dalam kerusakan Pankreas. HLA-DR4 diduga berperan Penting.
TipeIB : Berhubungan dengan Keadaan autoimun primer yang
biasanya disertai Kelainan autoimun lainnya : Hashimoto disease,
Grave disease, Prenicous Anemia, Myasthenia gravis. Berhubungan
dengan HLA-DR3.
2. NIDDM
Resistensi Insulin : Penurunan kemampuan Jaringan Perifer untuk
Merespon Insulin.
Disfungsi Sel B Langerhans : Sekresi Insulin Tidak Mencukupi setelah
Terjadinya Resistensi Insulin dan Hiperglikemi
59
PenatalaksanaaN
EdukaSi & PerencanaaN NakaM
Meliputi Pemahaman Tentang
Penyakit DM (pentingnya Pengendalian dan Pemantuan)
Komplikasi DM
Intervensi Farmakologis dan Non-Farmakologis
Hipoglikemia
Cara Mempergunakan Fasilitas Perawatan
BB ideal dapat dihitung dengan Rumus Broca :
Berat Badan Ideal = (TB-100)-10% BB (Pria dengan Tinggi <160cm dan wanita
<150cm, Tidak dikurangi 10% lagi.
BB Kurang <90% BB idaman
BB Normal 90-110% BB idaman
BB lebih 110-120%
BB gemuk >120%
Standard yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi
Karbohidrat 45-65% & Protein 15-25% & Lemak 20-25%
Kolesterol <300 mg/Hari (Konsumsi MUFA, Membatasi PUFA dan Asam Lemak Jenuh)
Jumlah Kandungan Serat +25 gram/Hari.
Jumlah Kalori Basal per hari
Laki-Laki : 30 Kal/kg BB idaman
Wanita : 25 kal/kgBB Idaman
Penyesuaian (terhadap kalori basal/hari)
Status Gizi (BB gemuk -20%) & (BB Lebih -10%) & (BB kurang +20%)
Umur >40 tahun -5%
Stress Metabolik (Infeksi, Operasi, dll): + (10 s/d 30%)
Aktifitas : (Ringan +10%) & (Sedang +20%) & (Berat +30%)
Hamil : (Trimester I, II +300 kal) & (Trimester III/Laktasi +500 Kal)
60
PenatalaksanaaN
INSULIN
Sedian InSuLin
61
62
63
endokrinologi Grave Disease Level Kompetensi : 3a Literatur : Buku ajar Ilmu Penyakit dalam, Harrison, PDT Penyakit dalam Unair
Definisi
Etiologi
Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit
autoimun yang disebabkan thyroid-stimulating
antibodies (TSAb). Antibodi ini berikatan dan
mengaktifkan thyrotropin receptor (TSHR) pada
sel tiroid yang mensintesis dan melepaskan
hormon tiroid.
64
Faktor Resiko
1. Faktor genetik (Gen HLA dan IgG heavy chain)
2. Faktor Imunologis (TSAb)
3. Faktor trauma psikis
4. Penurunan BB drastis
5. Periode Post-Partum
6. Radiasi eksternal
7. Chorionic Gonadothropin Hormon
65
Penatalaksanaan
1. Tirostatika
Dengan Metode Titrasi (Mulai Dari Dosis Besar Kemudian
Diturunkan), Golongan Obat :
Derivat Tiomidazol ( Carbimazol 5 Mg, Metimazol 5, 10, 30 Mg)
Derivat Tiourasil (PTU Propiltiourasil 50,100 Mg)
Dosis Dimulai Dengan 30 Carbimazol, 30 Mg Metimazol, Atau 400
Mg PTU Sehari Dalam Dosis Terbagi. Umumnya 4-6 Minggu Akan
Tercapai Eutiroidisme. Dosis Dititrasi Sesuai Respon Klini. Lama
Pengobatan 1-1,5 Tahun
Perlu Dilakukan Pemantauan Efek Samping SGOT/SGPT,
Pemeriksaan Darah Lengkap Dan Diff Count.
2. Tiroidektomi
Operasi Baru Dilakukan Saat Pasien Berada Dalam Kondisi Eutiroid,
Klinis Maupun Biokimiawi.
Indikasi :
Pasien Usia Muda Dengan Struma Besar Dan Tidak Berespon
Dengan Antitiroid
Wanita Hamil Trimester Kedua Yg Membutuhkan Obat Dosis
Tinggi
Alergi Terhadap Obat Antitiroid Dan Tidak Dapat Menerima
Yodium Radioaktif
Adenoma Toksik, Struma Multinodusa Toksik
Graves Yg Berhubungan Dengan Satu Atau Lebih Nodul
3. Yodium Radioaktif
Pada pasien dengan risiko berat
Kontraindikasi satu-satunya adalah kehamilan
Harus dipantu efek jangka panjangnya berupa hipotiroid.
Endokrinologi KRISIS TIROID Level Kompetensi : 3a Literatur : harrison, Buku ajar IPD, PDT IPD UNAIR
Definisi
Faktor Pencetus
Penatalaksanaan
Perawatan Supportif
Kompres dingin, antipiretik (asetominofen)
Memperbaiki ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Infuse dextrose 5% dan NaCl 0,9%
Mengatasi gagal jantung :O2, diuretik, digitalis, dilator
ANTAGONIS NAKTIVASI HORMON TIROID
Blokade produksi hormon tiroid :
- PTU loading dose 600 mg-1000mg diikuti dosis 200 mg PTU tiap
4 jam dengan dosis total sehari 1000-1500 mg
Blokade ekskresi Hormon tiroid
- Solutio lugol 10 tetes tiap 6-8 jam
Beta blocker
- Propanolol 20-40 mg tiap 6 jam, dosis disesuaikan respon (target
: frekuensi jantung <90x/menit)
Glukokortikoid
Pengobatan terhadap FAKTOR Pencetus Lihat atas LUR
66
67
68
Patogenesis
Peningkatan kadar asam urat serum
Penumpukan Kristal monosodium urat reaksi
inflamasi sendi mediator peradangan, aktivasi
komplemen, imun seluler, dll.
Penatalaksanaan
Simtomatik
Penurun asam urat Allopurinol (tidak boleh pada stadium akut)
Kolkisin 3x0,5-0,6mg/hr, max 6mg.
NSAID Indometasin 150-200mg/hr, 2-3hari.
(Sabatine)
Akut : NSAID, Kolkisin, Kortikosteroid
Kronik : Menurunkan intake tinggi purin (Asam Urat), hindari dehidrasi,
dan obat-obatan yang menyebabkan hiperuricemia (tiazide dan loop
diuretic), Antihiperuricemia (allopurinol).
Rheumatologi Osteoarthritis Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI dan US National Library of Medicine (ncbi.com)
Definisi
Penyakit sendi degenerative
yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi.
Patogenesis
Normal : Integrins memediasi interaksi antar Extracelluler matrix
Pertumbuhan, diferensiasi, dan maintenens homeostasis kartilago.
Pada OA : Integrins salah memberikan signal extraseluler
ketidakseimbangan factor-faktor regulasi (IL1, TNF, sitokin, MMPs, TGF,
dll) OA.
Penatalaksanaan
69
Definisi
Patogenesis
70
Penatalaksanaan
(PAPDI)
Vitamin D2 intramuskuler dan kalsium 600.000 IU atau ergokalsiferol
2000-5000 IU per hari selama 5-12 minggu
Paparan sinar matahari pematangan vit D di kulit.
Definisi
Penyakit tulang sistemik yang ditandai
penurunan densitas massa tulang dan
perburukan mikroarsitektur tulang sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Patogenesis
Tipe I: osteoporosis pasca menopause
defisiensi estrogen akibat menopause.
Tipe II: Osteoporosis senilis gangguan
absorbs kalsium diusushiperparatiroidisme
sekunder Osteoporosis.
Penatalaksanaan
71
Definisi
Patogenesis
72
Penatalaksanaan
Simtomatik
Spesifik
o Bisfosfonat : etidronat 2-20mg/kgBB/hr, klodronat, pamidronat 3
infus 60mg dengan interval 2 minggu, Alendronat 40mg/hr selama 6
bulan, Risedronat 30mg/hr selama 2 bulan.
o Kalsitonin
o Plikamisin
Surgery Manajemen fraktur, deformitas, dll.
Definisi
Penyakit autoimun yang ditandai dengan
sinovitis erosive simetrik yang walaupun
terutama mengenai persendian namun bisa juga
melibatkan organ tubuh lain.
(Sabatine)
Kronik, Simetrik, Kelemahan, Destruktif
poliarthritis yang disebabkan oleh inflamasi,
proliferative jar.sinovial (pannus formation) pada
joint yang terkena.
73
Patogenesis
Penatalaksanaan
Initial therapy: NSAID
DMARD (Disease Modifying Antirematic Drug)
Klorokuin fosfat 250mg/hr atau Hidroksiklorokuin 400mg/hr
Sulfazalazine 1x500mg/hrnaik 500mg tiap minggu sampai 4x500mg.
Metrotrexate
Cyclosporin-A
Leflunomide
Patogenesis
(Medscape)
Innate susceptibility (HLA type, gen
imunoregulator, complement, hormonal) dan
Environmental stimuli (UV exposure, Drugs,
microbial respons) Proliferasi autoimun
(Aktivasi sel T/B, rasio CD4:CD8 yang tinggi, defek
kompleks imun, toleransi terganggu) Produksi
auto antibody (apoptosis, self recognition, reaksi
silang antibody asing)
Penatalaksanaan
Konservatif sesuai gejala
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Agresif
o Azatioprin 50-150mg/hr td
o Siklofosfamid 50-150mg/hr
o Metotreksat 7,5-20mg/minggu td
o Siklosporin A 2,5-5mg/KgBB
o Mofetil mikofenolat 2000mg/hr bd
Malar rash
Discoid rash
Fotosensitivity
Oral ulcer
Nonerosive arthritis
Serositis (pleuritis atau perikarditis yang ditandai dengan plura effuse
atau efusi pericardium)
7. Kelainan ginjalProteinuria(>500mg/dL/3+ on dipstik)/seluler cast
8. Kelainan neurologis (kejang, psikosis, dll)
9. Kelainan hematologi (leukopeni, trombositopenia, anemia hemolitik)
10.ANA tes (+)
11.Anti dsDNA, anti Sm, antiphospolipid abs
NB : SLE tegak jika 4 kriteria diatas Diagnosis SLE
74
75
Patogenesis
Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana
life cycle E. hystolitica (Lihat Di Lampiran Amebiasis)
E. hystolitica memiliki bentuk infektif berupa cyst, dan bentuk aktif
berupa trophozoit. Siklus hidup dimulai dari bentuk infektifnya. Cyst
yang tertelan kemudian mengalami excystasi di small intestine. Setelah
mengalami excystasi dan berubah menjadi bentuk aktif nya yaitu
trophozoit, E hystolitica kemudian hidup di large intestine/kolon. Pada
sebagian besar orang E.hystolytica hidup komensal di kolon, namun pada
kondisi dimana sistem imun menurun atau perkembangan E. hystolytica
yang terlalu banyak, maka E. hystolitica dapat termanifestasi menjadi
pathogen.
E. hystolitica menempel di lumen mukosa usus> invasimikroulcerasi
di caecum, sigmoid, dan rectum keluarnya sel inflammatory
radangmuncul tanda tanda colitis
E. hystolitica memiliki kemampuan untuk melakukan invasi ke pembuluh
darah di colon selain itu E. hystolytica memiliki kemampuan untuk
melisiskan neutrofil, lymfosit dan monosit yang berada di lapisan sel
kolon dan hepar serta memiliki kemampuan untuk lepas dari lysis
mediated komplemen sehingga dapat bertahan di dalam pembuluh
darah masuk ke aliran vena masuk ke aliran vena porta di hepar
neutrofil di hepar lisis akibat kontak dengan E. hystolytica keluarlah
neutrofil toxin yang menyebabkan nekrosis pada hepatositparenkim
hepar digantikan oleh material nekrotik, terbungkus oleh lapisan tipis
dari jaringan hepar yang mengalami kongesti memberikan gambaran
khasanchovy paste/ anchovy sauce paucesekedar informasi gan
pus nya tuh steril, E. hystolitica ada disekitar kapsulnya
76
LAMPiran amebiasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
77
Etiology
Ascaris lumbricoides
Penyakit ini ditularkan melalui telur yang termakan oleh
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan manusia, sehingga factor resikonya adalah
oleh cacing ascaris lumbricoides
fecal hygiene yg buruk
kebiasaan tidak mencuci tangan
buang air besar sembarangan
perkebunan yang yang dingin dan lembab
Patogenesis
78
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Albendazole 400mg sekali minum
Mebendazole 100mg dua kali sehari
selama 3 hari
Obat diatas dikontraindikasikan pada ibu
hamil
Untuk ibu hamil obat yang paling aman
diberikan adalah pyrantel pamoate
11mg/kgBB sekali minum, max 1 g
Terapi pembedahan bila terdapat gejala
obstruksi yang hebat dan terdapat migrasi
dari A. lumbricoides ke organ yang lain.
LAMPiran ascaris Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex-
79
Factor resiko
o tidak menggunakan alas kaki
o BAB di sembarang tempat
80
Patogenesis
Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana life
cycle hook worm, siklus hidup cacing ini mengandung lumayan sederhana
gan juragan (lihat lampiran) (gaya e jarwo delok en mau sambat saiki
gampang) wkwkwk !!!
Cacing dewasa menempel di mukosa small intestine dengan menggunakan
cutting teeth, dan menghisap darah 0,2 cc/hari. Cacing dewasa kemudian
bertelur dan keluar bersama feses. Telur kemudian menetas dan menjadi
larva rhabditifom. Dalam waktu seminggu, larva tersebut berkembang
menjadi bentuk infektif yaitu filariform. Cacing kemudian masuk ke tubuh
manusia melalui penetrasi ke kulit berada di perbatasna antara dermis
dan epidermis
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Ivermectin 200ug/kgBB single dose atau
Albendazole 200mg dua kali sehari selama 3 hari
LAMPiran hookworm Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
MAS madya berpesan BUAT catatan
ringkas tentang bab INI dan jangan
lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari
telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE
sebuah SOAL -Balada Bodrex-
81
Patogenesis
Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana life cycle (Lihat
Lampiran) pancet ae gaya e jarwo sebelum bla bla bla ... wkwkwk MONOTON ... sekali
kali ngene Sesudah bla bla bla ... wkwkkwk
Cacing dewasa yang kawin akan menghasilkan microfilaria. Microfilaria ini kemudian
bermigrasi ke kelenjar limfatik dan pembuluh darah. Kemudian nyamuk akan menghisap darah
dan microfilaria akan masuk ke tubuh nyamuk. Di dalam tubuh nyamuk, microfilaria
berkembang mjadi larva stadium 3 dan bermigrasi ke proboscis nyamuk. Nyamuk tersebut
kemudian menggigit manusia yang lain sehingga larva stadium 3 tersebut masuk ke pembuluh
darah dan menjadi dewasa di kelenjar limfe.
Bentuk infektif dari filarial ini adalah larva stadium 3
82
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Diethyl Carbamazine (DEC) 6 mg/kgBB/hari selama
12 hari
Bisa jjuga diberikan albendazole 400mg dua kali
sehari selama 21 hari(tetapi jarang digunakan)
Pengobatan suportif paracetamol untuk
mengurangi demam, NSAID untuk mengurangi
inflamasi
LAMPiran filariasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
83
Patogenesis
Mari kita lihat dulu life cycle dari G. lamblia (lihat
Lampiran di kolom penatalaksanaan)
Bentuk infektif dari G lamblia adalah cyst, sedangkan
bentuk aktifnya adalah trophozoit, seseorang dapat
tertular Giardiasis dengan cara menelan cyst G.
lamblia. Cyst tersebut kemudian mengalami excyst di
small intestine yang kemmudian akan menjadi bentuk
aktif yaitu trophozoit.
Penting gan!!!!! (biasa ae wooo wes ngerti lek
penting)
Trophozoit G lamblia tidak bersifat invasive, hanya
menempel pada vili mukosa usus, sehingga tidak
memberikan gambaran feses yang disertai darah
atau lendir tetapi lebih memberikan gambbar gejala
malabsorbsi.
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex-
84
Penatalaksanaan
Metronidazole 250mg 3 kali sehari selama 5 hari atau
Quinacrine 100mg 3 kali sehari selama 5 hari
untuk anak-anakNitazoxanide
untuk ibu hamil oral aminoglikosida (kira kira semacam gentamycin
atau erythromycin)
85
86
Penatalaksanaan
Congenital toxoplasmosis
o Pyrimetamine (0,5mg/kgBB), sulphadiazine (100mg/kgBB) selama 1
tahun
o Spiramycin 100mg/kgBB
o Prednisone 1 mg/kg/hari
Imunocompetent toxoplasmosis
o Pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan bila ada gejala dapat
diberikan pyrimetamine, sulfadiazine atau bisa ditambahkan dengan
clyndamycin
Pyrimetamine dan sulfadiazine tidak boleh diberikan kepada ibu hamil
karena bersifat teratogenik.
o Pada ibu hamil, obat yang direkomendasikan adalah spiramisin bisa
diganti dengan clindamycin, azitromycin
Congenital toxoplasmosis
o Trias gejala visual impairment, makro/mikrocephaly, gangguan
pendengaran
Pemeriksaan penunjang
o SerologyIgG dan IgM toxoplasma
87
LAMPiran toxoplasmosis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
88
Factor resiko
o Makan daging setengah
matang/mentah
o Berada di daerah
endemis
89
Patogenesis
Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana life cycle taenia
(LiHaT Lampiran)
Terdapt dua jenis spesies dari tenia yang memiliki intermediate host yang berbeda yaitu
T. saginata yang memiliki intermediate host berupa sapi, dan T. solium yang memiliki
intermediate host berupa babi. Keduanya hanya memiliki satu definitive host yaitu
manusia.
Telur yang dikeluarkan melalui feses pada orang yang terinfeksi sebelumnya, dimakan
oleh intermediate host yaitu sapid an babi. Setelah telur dimakan oelh intermediate host,
telur menetas dan embryo melakukan penetrasi ke dalam otot bergaris dan membentuk
cysticercus. Cystycercus ini adalah bentuk infektif bagi definitive host yaitu manusia.
Manusia yang memakan daging yang mengandung cysticercus yang tidak dimasak dengan
matang, akan menyebbabkan cysticercus tersebut pecah dan menjadi tape worm yang
berkembang di dalam small intestine.
Khusus untuk T.solium penting!!!!!!!
o Manusia tidak hanya bersifat sebagai definitive host, tetapi juga dapat berperan
sebagai intermediate host.
o Manusia dapat termakan telur T. solium, telur akan menetas dan embryo dapat
melakukan penetrasi ke tubuh manusia dan membentuk cysticercus. Cysticercus ini
dapat terbentuk di mana saja, dan pada manusia sering terbentuk di otak, sehingga
menyebabkan menculnya gangguan neurologis seperti kejang.
90
Penatalaksanaan
Untuk taeniasis
Praziquantel 10 mg/kgBB single dose
Cycticercosis
o Symtomp based treatment jika kejang
diberikan anti epileptic
o Untuk mempercepat perbaikan dan eradikasi
kuman dapat diberikan:
o Praziquantel 50-60mg/kgBB terbagi dalam 3
dosis selama 15 hari atau
o 100mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis dan diminum
dalam satu hari
o glukokortikoid untuk mengurangi keradangan
otak
o pembedahan dilakukan untuk mengambil
cysticercus
LAMPiran taeniasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
91
Patogenesis
lebih baik kita lihat dulu bagaimana life cycle
T. vaginalis (lihat Lampiran di kolom
penatalaksanaan)
Trichomonas vaginalis ini memiliki bentuk
infektif berupa trophozoite, berkembang biak
dengan binary fission penting gan !!!
Penularan biasanya melalui kontak langsung,
(95% dari coitus), nice to know gan bisa nular
juga pada neonates melalui kontak dengan
jalan lahir.
Pada wanita T vaginalis berdomisili di vagina
dan uretra
Pada laki-laki T.vaginalis berdomisili di uretra,
prostat dan epididimis (jarang)
MAS madya berpesan BUAT catatan ringkas tentang bab INI dan jangan lupa JUGA tentang MORFOLOGI dari telur & tiap stadiumnya karena
biasanya MENGANDUNG jadi CLUE sebuah SOAL -Balada Bodrex:
92
Penatalaksanaan
Metronidazole 500mg 2 kali sehari selama 7 hari pasangan sexual juga
harus diobati untuk mencegah terjadinya re infeksi
Penting Gan
o Pada ibu hamil obat pengganti metronidazole masih belum ada tp
katanya mbah Harrison bisa pake clotrimazole 100 mg suppositoria
pada setiap malam hari selama 2 minggu
Penting iLakes
o Gejala gejala di atas tidak membedakan secara jelas infeksi
trichomoniasis dengan infeksi vaginitis karena penyebab lainnya
Pemeriksaan tambahan yg bisa dilakukan adalah
o mikroskopis ( sensitivitas hanya 50-60%)
o antibody IgM dan IgG (sensitivitas 70-90%)
o Kultur paling sensitive dan gold standard
93
Patogenesis
Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana
life cycle tripanosoma cruzi, siklus hidup mengandung suramos (sambat
maneh) (Lihat Lampiran)
bentuk infektifnya adalah trypomastigote. Trypomastigote masuk ke
tubuh manusia melalui gigitan triatomine bug. Trypomastigote masuk ke
dalam sel yang luka kemudian mengalami binary fission. Intra cellular
amastigote ddapat memecahkan sel dan menyerang sel yang lain
94
Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan
untuk pengobatan chagas disease. Hanya ada 2 obat
yang bisa digunakan, kedua obat itupun masih
kurang memiliki efikasi dan beresiko terhadap efek
samping yang besar. Obat tersebut adalah:
o Nifurtimox
o Benznidazole (nitroimidazole 5-7mg/kgBB dibagi
dalam 2 dosis selama 60 hari)
LAMPiran tripanosomiasis Pahami teorinya agar tidak terjadi DISTORSI dalam pengerjaan soal UKDI
95
We are bodrex
Pasukan huru-hara
Mahasiswa pun bodrex
Co-ass pun bodrex
Dokter pun bodrex
Kami melanggar sumpah dokter kami !
Karena kami adalah !
Saudara sejawat
96