Anda di halaman 1dari 5

PERAYAAN SETELAH PANDEMI : LAUNCHING DAN BEDAH BUKU

“MENYEMBUHKAN LUKA DI TANAH POGOGUL”

Di akhir tahun 2020 saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan bisa mengadakan
peluncuran dan bedah buku yang sangat ramai dan besar seperti yang kami adakan pada
tanggal 22 Mei 2022 di Gedung Sri Utami. Acara ini dipenuhi oleh pecinta buku yang ingin
menyaksikan peluncuran dan bedah buku “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul”. Sebuah
buku antologi penulis-penulis Buol. Saat mengerjakan proyek buku ini situasi pandemi masih
sangat menghantui, berbagai macam perasaan menggelayut dalam ketidakpastian. Semua
orang tertahan untuk saling bertemu, kita harus puas ketika semua kegiatan berubah menjadi
daring, dan kita harus tetap menjaga kewarasan Ketika tetap di rumah. Dan lebih dari itu,
pandemi mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada keadaan, untuk dapat berkarya di
dalam situasi yang begitu sulit.

Semua perasaan tersebut memberi kami semacam dorongan untuk kembali berkarya, dan
sejatinya, bagi penulis situasi “kesunyian” yang tercipta saat pandemi harusnya mampu
menerbitkan inspirasi tak bertepi. Maka dengan berani saya memulai project pengumpulan
tulisan ini. Ide penyusunan buku ini sebenarnya bermula dari keinginan kembali
mengumpulkan karya para penulis pogogul buku dalam ke dua setelah Buku perdana “Kisah-
Kisah dari Tanah Pogogul” terbit. Dalam buku ke dua ini saya kemudian mengusung tema
Pendidikan, dan tercetuslah judul “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul”, karena bagi
saya Pendidikan adalah cara paling ampuh untuk menyembuhkan luka. Luka yang timbul
bukan karena berdarah, tapi luka yang timbul oleh berbagai keresahan dan permasalahan.
Saya berharap karya tersebut mampu menjadi solusi yang menyembuhkan berbagai
permasalahan dari Pendidikan di Tanah Pogogul saat ini.

Pada akhir April 2022, bertepatan dengan akhir Ramadhan setelah proses perjalanan panjang
dalam proses penyusunan ide, pengumpulan serta penerbitan dalam buku Menyembuhkan
Luka di Tanah Pogogul terbitlah 39 tulisan dari 39 penulis yang terdiri dari 15 cerpen, 13 esai
dan 11 puisi. Walaupun mengangkat tema Pendidikan para penulis tidak hanya terdiri dari
para guru, siswa dan praktisi pendidikan, namun juga beberapa ASN dan pegiat literasi yang
juga ingin menyumbangkan buah pemikirannya untuk dunia Pendidikan di Buol melalui
tulisan.

Hari itu, tanggal 22 Mei 2022 di Aula Gedung Sri Utami, saya sudah mulai harap-harap
cemas. Tidak lama kemudian, satu persatu penulis dan undangan datang memenuhi ruangan
dan wajah-wajah yang paling kami tunggu satu-persatu hadir. Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Drs. Abdullah lamase,M.Pd.I, yang akan membuka acara secara resmi.
Perwakilan penulis sebagai pembicara yakni Kepala Dinas Olahraga dan Pariwisata Buol, Dr.
Tonang Mallongi, M.A, Kepala Kantor Kementrian Agama Kab. Buol Udz Nurkhairi S.
Ag.,M.Si, dan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Buol, Udz. Richard
Muksin, S.Ag.,M.Ag. Telah hadir pula Budayawan Maryam G Mailili dan Pegiat Literasi,
Patricia sebagai pembedah.

Acara dibuka dengan laporan ketua panitia Andri M Nurdin, S.M yang juga merupakan ketua
Komunitas Literasi Buol Educare Instutute (BEI) sekaligus Sekretaris Yayasan Pendidikan
Buol Educare mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan sekaligus
puncak acara dari rangkaian Pelatihan Kepenulisan Intensif yang telah dilaksanakan 11
januari- 11 Maret 2022 untuk melatih berbagai pihak untuk menuliskan idenya melaui
tulisan. Peluncuran dan bedah buku “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul” ini juga
merupakan salah satu program kerja Buol Educare Institute sekaligus realisasi dari program
pelatihan Accelerator Program oleh organisasi internasional Volunteer in Asia untuk
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya literasi di Kabupaten Buol sebagai program
yang berkelanjutan.

Acara pembukaan berlanjut dengan sambutan Ketua Yayasan Pedidikan Buol Educare, Andi
Asrawaty,S.S.,M.Hum yang mengungkapkan rasa syukurnya serta terimakasih kepada
berbagai pihak atas terselenggaranya kegitan ini. Dikesempatan langka tersebut, pegiat
literasi tersebut mengumumkan berdirinya Yayasan Pendidikan Buol Educare yang akan
mewadahi mimpi komunitas literasi BEI yang lebih besar. Kedepannya mereka akan
membuka pendidikan keaksaraan yang akan menjangkau anak-anak putus sekolah dan
menanamkan literasi sejak dini dengan mendirikan lembaga PAUD.

“Acara ini adalah acara spektakuler, karena sejarah akan menjadi abadi jika ingatan kita akan
tertinggal dalam sebuah karya tulis.” Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam
sambutannya. Salin itu, beliau memberi apresiasi yang tinggi terhadap penerbitan buku
“Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul” Di kesempatan tersebut Kepala Dinas juga
menghimbau semua pihak bisa untuk bisa bergandeng tangan untuk bersama-sama
menangani permasalahan rendahnya literasi. Oleh karenanya pentingnya buku ini secara tidak
langsung dalam peningkatan indeks pembangunan masyarakat, khususnya di Kab. Buol.
Sebagai pembicara Dr. tonang Mallongi Sahura sangat senang bisa bergabung dalam proyek
penulisan buku ini. Di masa pandemi walaupun segala sesuatu dibatasi, namun daya pikir dan
nalar tidak terbatas oleh waktu dan tempat, oleh karenanya beliau menuliskan kisah
perjalanan meraih beasiswa ke negeri Belanda, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kaum
muda. Sama halnya dengan Udz. Nurkhairi beliau berharap tulisan dalam buku ini bisa
menjadi referensi bacaan yang bisa diperoleh di setiap sekolah di Kab. Buol mengingat
langkahnya referensi bacaan lokal, tentunya buku ini adalah sebuah kabar gembira yang
semoga disambut dan dapat difasilitasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Buol.

Pembicara lain, Ustad Richard Muksin menuturkan ketika diajak menulis dalam buku ini bak
membangunkan raksasa yang tertidur karena sejatinya Ia adalah pecinta buku. Selama ini
karena berbagai kesibukan Beliau hampir merupakan keinginannya menulis,

Buku ini kemudian dibedah oleh Budayawan Buol, Bunda Maryam G. Mailili yang
menerangkan lebih jauh filosofi menyembuhkan luka jika dihubungkan dengan cerita rakyat
yakni Boyo Pogut, salah satu tulisan yang diangkat dalam buku ini kita tidak boleh
menyebarkan fitnah, bukan hanya di dunia nyata namun juga di dunia maya, olehnya, beliau
berharap agar generasi muda memiliki keterampilan literasi yang tinggi agar dapat memfilter
berita hoax.

Patricia Ain sebagai pembedah penutup mengungkapkan begitu banyak hal menarik yang dia
temukan saat membaca buku “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul”, secara umum karena
waktu yang terbatas beliau membedah 3 karya. Karya cerpen yang mendapat perhatian yaitu
cerpen dengan judul “Banyu Anjlok di Kaki Langit Kalaka” walaupun memiliki alur yang
datar namun narasi dalam cerpen berhasil menunjukkan bahwa Buol adalah negeri yang
memiliki banyak tempat-tepat yang begitu indah, bahkan yang belum pernah terekspose
sebelumnya, ini tentunya menjadi potensi pariwisata yang haris dijaga dan dilestarikan.

Pada bagian Esai, Pegiat LIterasi dari Komunitas Mongopi Kaki Lima ini sangat tertarik
dengan salah satu Esai karya Ustad. Richard dengan judul “Sisi Pendidikan Yang
Terabaikan” juga puisi “Meninggikan Derajat Keluargaku” kedua karya tersebut berhasil
membawa kritik sosial bahwa sejatinya Pendidikan formal tidak serta-merta dapat membawa
kesuksesan, Pendidikan memiliki banyak dimensi yang harus dibangun dan diperhatikan,
nilai-nilai yang didapat di sekolah tidak selalu berkolerasi positif dengan prilaku seseorang di
masa yang akan datang.

Di akhir pertemuan semua pembicara, pembedah bahkan peserta sepakat bahwa terbitnya
buku ini menjadi semacam spirit yang diharapkan mampu menjadi pemantik untuk terus
berkarya dalam kondisi apapun. Semoga buku “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul”
mampu menjadi referensi bacaan wajib bagi sekolah-sekolah di Kab. Buol. Bak sebuah
perayaan, peluncuran dan bedah buku ini mampu mengobati rasa rindu sebagai pertanda
pandemi telah selesai (semoga).

Penulis
Andi Asrawaty,S.S.,M.Hum
Ketua Yayasan Pendidikan Buol Educare
Inisiator Buku “Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul”

.
Biodata Singkat Penulis

Andi Asrawaty, atau biasa disapa Mam Asra, seorang ibu rumah tangga
dan dosen. Asra sekarang menetap di Kabupaten Buol, kabupaten terujung
di Sulawesi Tengah. Selain menjadi seorang istri dan ibu, Asra membangun
komunitas berbasis wirausahasosial yaitu Buol Educare Institute yang fokus
mengkampanyekan budaya literasi. Penulis dapat dihubungi di media sosial
dengan akun Facebook: Andy Asrawaty dan Instagram: @andiasrawaty

Anda mungkin juga menyukai