Anda di halaman 1dari 42

SURVEILANS BERBASIS MASYARAKAT,

KEDARURATAN KESEHATAN DAN


PENANGGULANGAN BENCANA

Seksi Surveilans dan Imunisasi


Bidang P2P
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Surveilans Kesehatan
Permenkes 45/2014

Kegiatan pengamatan yang sistematis dan


terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
sasaran

Penyelenggara Pelaksana

• Program • Instansi
kesehatan serta Kesehatan Pusat,
program lain Provinsi,
yang Kabupaten/Kota,
berdampak dan Instansi
terhadap Kesehatan di
kesehatan. pintu masuk
negara
Bentuk penyelenggaraan

Surveilans Berbasis Indikator Surveilans Berbasis Kejadian

• untuk memperoleh • untuk menangkap dan


gambaran penyakit, Faktor memberikan informasi
Risik dan masalah secara cepat tentang
kesehatan dan/atau suatu penyakit, Faktor
masalah yang berdampak Risiko, dan masalah
terhadap kesehatan yang kesehatan dengan
menjadi indikator program menggunakan sumber
dengan menggunakan data selain data yang
sumber data yang terstruktur
terstruktur.
10
12
14
16

0
2
4
6
8

2
ACEH

6
BALI

1
BANGKA BELITUNG

5
BANTEN
BENGKULU

1 1
DKI JAKARTA

4
GORONTALO

0
JAMBI
JAWA BARAT
14

5
JAWA TENGAH

2
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT 3
KALIMANTAN SELATAN
0
KALIMANTAN TENGAH
1 1

KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
MALUKU
0 0 0 0 0

MALUKU UTARA
1

NTB
NTT
2 2

PAPUA
1

PAPUA BARAT
RIAU
Periode M1 – M18 Tahun 2016

0 0

SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN
15

SULAWESI TENGAH
0

SULAWESI TENGGARA
1

SULAWESI UTARA
Distribusi KLB di Indonesia Berdasarkan Provinsi

SUMATERA BARAT
2

SUMATERA SELATAN
3

SUMATERA UTARA
2

YOGYAKARTA
1000
1200
1400
1600
1800

200
400
600
800

0
AI (H5N1)
Antraks
Campak
Chikungunya

0 0 18 80
DBD
1639

0
Demam Typhoid
Diare
Difteri
Disentri14534
Hepatitis A
HFMD
Influenza A…
0 4 0 0 0

Japanese…
Keracunan…
690

Kolera
Leptospirosis
Malaria
Meningitis
Berdasarkan Jenis Penyakit

Pertusis
Periode M1 – M18 Tahun 2016
Distribusi Kasus KLB di Indonesia

PES
Pneumonia
Polio
Rabies
TN
AFP
0 1 1 0 9 0 0 0 4 2 0 0

Yellow Fever
KEBIJAKAN SURVEILANS
LANDASAN HUKUM
• UUD 1945 dan Amandemennya
• UU No. 4/1984 ttg Wabah.
• UU No. 32/2004 ttg Pemerintah Daerah
• UU No. 36/2009 ttg Kesehatan.
• PP No. 40/1991 ttg Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
• PP No. 38/2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota
• Permenkes No 45/2014 ttg Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
• Permenkes No. 1479/2003 ttg Pedoman Penyelenggaraan STP.
• Kepmenkes No. 949/2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
• Permenkes No. 741/2008 ttg Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota
• Permenkes No. 1501 tahun 2010 ttg Jenis penyakit menular tertentu
yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
• Permenkes No 82 tahun 2014 ttg Pengendalian penyakit menular
Jenis & Kegiatan Surveilans Kesehatan

Sasaran Penyelenggaraan

•Surveilans PM
•Surveilans PTM
•Surveilans Lingkungan
•Surveilans Kesehatan Matra
•Surveilans Masalah Kesehatan
Lainnya
Bentuk penyelenggaraan
• untuk memperoleh

Surveilans
gambaran penyakit,
Faktor Risik dan masalah
kesehatan dan/atau

Berbasis masalah yang berdampak


terhadap kesehatan yang
LABORATORIUM

menjadi indikator program


Indikator dengan
sumber
terstruktur.
menggunakan
data yang

• untuk menangkap dan


Surveilans memberikan
secara cepat tentang
informasi

Berbasis
suatu penyakit, Faktor
Risiko, dan masalah
kesehatan dengan

Kejadian
menggunakan sumber
data selain data yang
terstruktur
Cara pengumpulan data
Aktif
• Dengan cara mendapatkan data secara langsung
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, masyarakat
atau sumber data lainnya, melalui kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi, surveilans
aktifpuskesmas/rumah sakit, survei khusus, dan
kegiatan lainnya
Pasif
• Dengan cara menerima data dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber
data lainnya, dalam bentuk rekam medis, buku
register pasien, laporan data kesakitan/kematian,
laporan kegiatan, laporan masyarakat dan bentuk
lainnya.
PENYELENGGARA

(1) Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, instansi kesehatan
pemerintah lainnya, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib menyelenggarakan Surveilans
Kesehatan sesuai kewenangannya.

(2) Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada


Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan instansi
kesehatan pemerintah lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh masing-
masing Pengelola Program.

(3) Dalam hal belum ada Pengelola Program


terhadap masalah kesehatan tertentu dan/atau
dalam rangka Kewaspadaan Dini dan Respon KLB,
tugas penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
oleh unit kerja surveilans.
…..lanjutan
(1) Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh
Kementerian Kesehatan meliputi wilayah negara dan/atau
kawasan antar negara, dan pintu masuk negara di
pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat
negara.

(2) Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas


kesehatan provinsi meliputi seluruh wilayah kabupaten/kota
termasuk kawasan dalam suatu provinsi.

(3) Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas


kesehatan kabupaten/kota meliputi seluruh wilayah
kecamatan, desa/kelurahan atau kawasan dalam suatu
kabupaten/kota.
Indikator Surveilans

Kelengkapan
Laporan

Ketepatan Laporan

Indikator kinerja lainnya yang


ditetapkan masing masing
program
Koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan
Koordinasi
•Dilakukan untuk menyelaraskan, mengintegrasikan, mensinergikan dan
memaksimalkan pengelolaan data dan/atau informasi agar proses
pengambilan keputusan dalam rangka intervensi lebih berhasil dan
berdaya guna.

Jejaring kerja
•Suatu mekanisme koordinasi kerja antar unit penyelenggara Surveilans
Kesehatan, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan Surveilans
Kesehatan antar wilayah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat

Kemitraan
•Merupakan hubungan kerjasama antar berbagai pihak yang strategis,
bersifat sukarela, dan berdasar prinsip saling membutuhkan, saling
mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan
dan pengembangan secara timbal balik. Dalam hal kesehatan,
kemitraan diperlukan untuk melaksanakan program kesehatan hingga
mencapai tujuan yang diharapkan.
KONSEP SURVEILANS

KEGIATAN UTAMA ADALAH


ANALISIS & INTERPRETASI

INFORMASI

SUATU SIKAP WASPADA DAN TANGGAP UNTUK SEGERA


MELAKUKAN ACTION
PRINSIP SURVEILANS

Penga- Deteksi Kesiap


Respon
matan Dini Siagaan
UPAYA PENCEGAHAN
PARADIGMA
SEHAT

5 Level of Prevention: UKP UKM


1. Health promotion
2. Spesific protection
3. Early Diagnosis and
Prompt Treatment
4. Disability limitation
5. Rehabilitation
UPAYA PENCEGAHAN

5 Level of Prevention: UKP UKM


1. Health promotion
2. Spesific protection
3. Early Diagnosis and
Prompt Treatment
4. Disability limitation
5. Rehabilitation
UPAYA PENCEGAHAN

Promkes Proteksi Diagnosis dan


• FR perilaku Spesifik Pengobatan
• FR lingkungan • Imunisasi wajib Dini
• FR fasyankes • Imunisasi • Pengobatan
tambahan kasus
• Pemberian
profilaksis
PRINSIP SURVEILANS

Pemberantasan

Respon

Kesiapsiagaan

Deteksi dini

Pengamatan

Pencegahan
PENCEGAHAN KELUAR MASUKNYA PENYAKIT
DI PINTU MASUK NEGARA
(Maximum protection, Minimum restriction)

• Orang Darat
Dari seluruh
• Barang Laut
dunia • Alat Angkut Udara Biologi
Kimia
Fisika
Pencegahan keluar
masuknya penyakit Kantor Deteksi
di Pintu Masuk Kesehatan Dini
Negara dilakukan Pelabuhan
oleh KKP di 354 (49)
Pelabuhan, 8
Bandara dan Kapasi
PLBDN tas
inti Wilker Pintu Masuk Negara :
(305) 1. Pelabuhan laut
2. Bandara udara
3. Pos batas lintas batas negara

RS RUJUKAN Karantina/Isolasi/Tindakan Lainnya


“INFEKSI” (100)

Mencegah kejadian luar biasa/wabah/kedaruratan kesehatan


yang meresahkan dunia
22
SISTEM SURVEILANS KESEHATAN
Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah

Kementerian Verifikasi/Analis
Kesehatan is

Lap.Ruti
Laporan n
KLB <24 Dinas Kesehatan Kebijakan/
Jam Verifikasi/Analis
Provinsi is Tindakan/
Situasi Kes
KLB Penanggulangan
Wabah

Lap.Ruti
n Diseminasi
Dinas Kesehatan Informasi ke LS & Masy
Verifikasi/Analis
Kab/Kota is

Lap.Ruti
n Verifikasi/Analis Kebijakan/
is Tindakan
Puskesmas
Lap.Ruti
n
Poskesdes
KKP Posyandu
Sistem surveilans yang ada
Laporan/ menjamin deteksi dini & respon
cepat dalam menyikapi
Rumor
peningkatan kejadian penyakit
menular & keracunan pangan 23
Masyarakat
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN
Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah

RS RUJUKAN NASIONAL
(1)
Upaya
Pelayanan kesehatan Kesehatan
& sistem rujukan
komprehensif & RS PROVINSI (14) &
Perorangan
terjangkau telah RUJUKAN REGIONAL (110) (UKP)
tersedia untuk
menghadapi
penyakit JKN :
Pola INA
RS KAB/KOTA (561) CBG

Pintu Masuk Negara PUSKESMAS (9.729)


KKP & WILKER Upaya Kesehatan
(355) Masyarakat
& UKP

PUSTU (1.450)
JKN :
Pola
Kapitasi
POLINDES/POSKESDES
(17.605)

24
SISTEM PELAYANAN LABORATORIUM

Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah

Konfirmasi
LAB. RUJUKAN NASIONAL (1) diagnosis utk
tindak lanjut

Pintu Masuk Negara


KKP & WILKER LAB. RUJUKAN REGIONAL
(355) (8)

BALAI LAB. KES . PROVINSI


LAB. RS PROVINSI (34)
(34)

LAB. RS KAB/KOTA
Sistem rujukan
laboratorium
komprehensif &
terjangkau Langkah
Telah tersedia LAB. PUSKESMAS kesiapsiagaa
untuk menghadapi n
peningkatan
penyakit

MASYARAKAT
SISTEM DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
UNTUK MENCEGAH MASALAH KESEHATAN

Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah

Deteks
i Dini
Faktor risiko
10 Regional : lingkungan
1.Sumatera Bag. Utara
2.Sumatera Bag. Selatan
Balai Besar/Balai
3.Sumatera Bag. Tengah
Teknik Kesehatan
4.Jawa Bag. Barat & Kalbar
Lingkungan &
5.Jateng& DIY
Pengendalian
6.Jatim & Nusa Tenggara
Penyakit (10)
7.Kalimantan
8.Sulawesi Bag. Selatan
9.Sulawesi Bag. Utara
10.Maluku & Papua Deteksi dini FR
lingkungan dapat
mencegah
masalah
kesehatan &
Pem. memperkuat
Pem. Pusat Kab/Kota sistem keamanan
Pem.
Provinsi nasional

Pengendalian faktor risiko lingkungan yang berdampak masalah kesehatan

Mencegah masalah kesehatan akibat faktor risiko lingkungan


Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi untuk SKD

Prinsip SKD-KLB

Sedia Payung Sebelum Hujan

Kapasitas yg diperlukan:
• Kecepatan mendeteksi secara dini
• Kecepatan melakukan respon
• Kecepatan berbagi informasi/data
Kebijakan Operasional dan Strategi
Memberdayakan Meningkatkan teknologi
sumber daya di komunikasi informasi yang
semua tingkatan terintegrasi dan interaktif

Meningkatkan
Meningkatkan dukungan
profesionalisme
laboratorium
tenaga
epidemiologi

Meningkatkan
Meningkatkan kualitas jejaring surveilans
respon KLB epidemiologi
Kebijakan
1. Peningkatan
kemampuan surveilans
Mengembangkan
penyakit
Meningkatkan
sistem surveilans sesuai 2. Peningkatan mutu data dan
dengan era kemampuan deteksi informasi
desentralisasi epidemiologi
dini KLB dan respon KLB
Isu Strategis

Koordinasi
dan jejaring
Kemampuan kerja
deteksi dini
dan respon

Kemampuan
surveilans
(pengamatan)
penyakit
Kerangka Strategi
• Kemampuan Surveilans
• Kemampuan deteksi dini
dan respon
• Koordinasi dan Jejaring
Kerja
Tanggung jawab:
 Pemerintah Pusat
 Pemerintah Provinsi
 Pemerintah Kab/Kota
 Masyarakat
Pengembangan sistem STATUS
KES.MAS
Penguatan Sumber Daya MENINGKAT
Sustainability
Penguatan Jejaring
Penguatan Peraturan
- KLB tidak terjadi
Respon sinyal - KLB cepat diketahui
kewaspadaan - Penanggulanangan
dalam SKDR efektif
 FETP  Surveilans Berbasis Indikator/Kasus
 PJJ PAEL  SKDR Puskesmas
 SKDR Rumah Sakit
 SO/DSO
 SKDR di Pintu Masuk Negara
 Tim Gerak Cepat  Surveilans Terpadu Penyakit & Faktor Risiko
 JAFUNG EPIDEMIOLOGI  Surveilans Berbasis Kejadian
 PEMBIAYAAN (APBN, APBD, HLN)  SMS gateway & Rumor Verifikasi
 SARANA & PRASARANA  Surv Perubahan Iklim
 Surveilans Kesehatan Matra

Pengembangan sistem

Penguatan Sumber Daya


Penguatan Jejaring
Penguatan Peraturan

 FETPN, TEPHINET
 NSPK  ASEAN PLUS3 on EID
 JUKLAK/JUKNIS  WHO CC
 Jejaring laboratorium Nasional dan
 PERMENKES
Daerah
 PERDA (Gubernur,  Lintas Program
Walikota/Bupati)  Lintas Sektoral
Goal 2019:
1. Penurunan 40% kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
2. Persentase Sinyal kewaspadaan dini yang direspon sebesar 90%
3. Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai daerah penyelaman yang
melaksanakan upaya kesehatan matra 60%

2015 2016 2017 2018 2019


1) Simulasi TGC dalam 1) Peningkatan 1) Peningkatan 1) Peningkatan 1) Peningkatan
respons alert, kapasitas tenaga kapasitas tenaga kapasitas tenaga kapasitas tenaga
Penyelidikan surveilans surveilans surveilans surveilans
Epidemiologi 2) Penguatan jejaring 2) Penguatan jejaring 2) Penguatan jejaring 2) Penguatan jejaring
maupun berbasis berbasis berbasis berbasis
penanggulangan laboratorium laboratorium laboratorium laboratorium
KLB 3) Evaluasi dan 3) Evaluasi dan 3) Evaluasi dan 3) Evaluasi dan
2) Replikasi SKDR basis penguatan SKDR penguatan SKDR penguatan SKDR penguatan SKDR
Puskesmas di 2 basis Puskesmas di basis Puskesmas di basis Puskesmas di basis Puskesmas di
Propinsi 34 Propinsi 34 Propinsi 34 Propinsi 34 Propinsi
3) Surveilans PD3I 4) Penguatan 4) Penguatan Surveilans 4) Penguatan Surveilans 4) Penguatan Surveilans
4) Asistensi Teknis Surveilans PD3I PD3I PD3I PD3I
5) Maintenance 5) Penguatan 5) Penguatan 5) Penguatan 5) Penguatan
Sistem Informasi pengendalian faktor pengendalian faktor pengendalian faktor pengendalian faktor
resiko kesehatan resiko kesehatan resiko kesehatan resiko kesehatan
matra matra matra matra
6) Asistensi Teknis 6) Asistensi Teknis 6) Asistensi Teknis 6) Asistensi Teknis
7) Maintenance 7) Maintenance Sistem 7) Maintenance Sistem 7) Maintenance Sistem
Sistem Informasi Informasi Informasi Informasi
Indikator Surveilans
2015-2019

RPJMN (RAP) : % Penurunan Kasus PD3I (7,10,20,30,40)


RENSTRA (RAK) : % Sinyal SKD KLB yang di respon (65,70,75,80, 90)
: %Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai daerah
penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra
(30, 36, 42, 51, 60)
Output :
1. Norma/Standar/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Surveilans Dan Karantina
Kesehatan
2. Sumber Daya Manusia Surveilans Dan Karantina Kesehatan Yang Meningkat
Kualitasnya
3. Layanan Pengawasan Pelaksanaan Surveilans Dan Karantina Kesehatan
4. Sarana Prasarana Surveilans Dan Karantina Kesehatan
5. Peringatan Dini Kejadian Surveilans Dan Karantina Kesehatan
6. Pelayanan Pembinaan Pelaksanaan Surveilans Dan Karantina Kesehatan
Indikator Surveilans
Terkait RPJMN 2015 - 2019

RENSTRA : Persentase Penurunan DO


kasus PD3I tertentu
Penurunan kasus PD3I tertentu di seluruh Provinsi dalam satu tahun
dari baseline data tahun 2013, dinyatakan dalam persen. Yang
dimaksud dengan PD3I tertentu yaitu difteri, campak klinis, tetanus
neonatorum, pertusis (banyak menimbulkan KLB)
Data 2013
Difteri: 775 kasus
Campak klinis: 11.521 kasus
TN: 78 kasus
Pertusis : 4681

7% 10% 20% 30% 40%


2015 2016 2017 2018 2019
Indikator Surveilans
Terkait Renstra - Indikator Kinerja Kegiatan

IKK 15 -19
% Kab/ Kota yang merespon sinyal
kewaspadaan dalam SKDR DO
Jumlah sinyal SKDR Puskesmas yang direspon oleh
Dinas Kesehatan kabupaten/kota kurang dari 24 jam dibagi
Jumlah Sinyal Kewaspadaan SKDR Puskesmas yang
terjadi di kabupaten/kota dalam satu tahun yang sama

2015 65% 2016 70% 2017 75% 2018 80% 2019 90%
Indikator Surveilans
Terkait Renstra - Indikator Kinerja Kegiatan

IKK 15 -19
% Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai
daerah penyelaman yang melaksanakan upaya
kesehatan matra DO
Jika kab/kota sudah melaksanakan lima kegiatan:
1. Penyuluhan kesehatan penyelaman
2. Surveilans kesehatan penyelaman
3. Penyediaaan alat P3K sederhana
4. Peningkatan kapasitas bagi petugas dan penyelam
5. Kesiapan jejaring dan sistem rujukan

2015 30% 2016 36% 2017 42% 2018 51% 2019 60%
Capaian Indikator
Renstra dan RPJMN 2015-2019
Kapasitas Inti Yang Disyaratkan IHR (2005)

8 KAPASITAS INTI + BAHAYA POTENSIAL


•KAPASITAS INTI
Kebijakan dan Legislasi • Biological
•MINIMAL
Koordinasi : • Infectious
• Surveillance • Zoonosis
SURVEILANS
• Respon • Food safety
• Kesiapsiagaan • Chemical
• Komunikasi Risiko • Radio nuclear
• SDMRESPONS
• Laboratorium

KEJADIAN DI WILAYAH (3 Level)


• Nasional KEJADIAN DI
• Propinsi / Kabupaten / Kota PINTU MASUK NEGARA /
• Puskesmas/Masyarakat POINT OF ENTRY (PoE)
IHR Core Capacity # 3: Surveilans

 Surveilans adalah proses analisis yang sistematis dan


berkelanjutan terhadap data yang dikumpulkan, diolah; dan
menyampaikan informasi kepada pihak yang memerlukan untuk
dapat melakukan suatu tindakan
 Type2 surveilans:
 Surveilans berbasis indikator (Indicator Based Surveillance)  rutin
 Surveilans berbasis kejadian (Event Based Surveillance)
 Fungsi Inti SURVEILANS
 Deteksi Peristiwa kesehatan (Kewaspadaan Dini) dan Konfirmasi
 Penilaian Faktor – Faktor Risiko
 Pelaporan / Pemberitahuan
 Manajemen Data dan analisis
 Umpan balik dan Supervisi
 Mekanisme koordinasi guna pengumpulan dan memadukan
informasi yang relevan dari semua sumber dan sektor
IHR Core Capacity # 4: Response
 Intinya :
 Respon Tata Laksana Kasus
 Respon Pelaporan Cepat
 Respon Kesehatan Masyarakat (Pengendalian Faktor Risiko)
 Kapasitas / Kemampuan Respon Cepat

 Mekanisme Respon Darurat Kes – Masy (prosedur manajemen,


hubungan komunikasi operasional, Posko, dsb)
 Tim Gerak Cepat (TGC) di tingkat Nasional, Propinsi, dan
Kabupaten / Kota.
 Prosedur Tata Laksana Kasus untuk berbagai macam bahaya
kesehatan masyarakat
 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Sarana – sarana
kesehatan pada semua tingkat administrasi
 Disinfeksi, dekontaminasi dan kemampuan pengendalian
vektor bagi semua bahaya

Anda mungkin juga menyukai