Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI

UJI ANALGESIK

Dosen Pengampu : apt. Nur Anggreini Dwi Sasangka S.Farm., M.Sc


Disusun oleh : Devi Intan Permatasari (25195926A)
Dennisalfa Emmanuella (25195927A)
Ananda Rezky Putri (25195931A)
Elkana Bily (25195934A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
I. Tujuan
Untuk mengetahui efek asam mefenamat sebagai analgetik dengan berbagai dosis pada
hewan uji mencit
II. Dasar Teori

Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah perasaan sensoris
dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan.keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan
sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan
nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi
melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan
di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang
disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan
pada jaringan.Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut
mediator nyeri.
Radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung saraf bebas
di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ
tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari
tajuk-tajuk neuron dengan amat benyak sinaps via sumsum tulang belakang, sumsum
lanjutan, dan otak tengah.Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri di
otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar, yakni:
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk kelompok ini
Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fractura dan kanker
Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa kelompok, yakni :
parasetamol
salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat
penghambat prostaglandin (NSAIDs) : ibuprofen, dll
derivat-antranilat : mefenaminat, glafenin
derivat-pirazolon : propifenazon, isopropilaminofenazon, dan metamizol
lainnya : benzidamin (Tantum)
Mekanisme kerja dari Analgesik Nonopioid/Perifer (Non-Opioid Analgesics):
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim
siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah
mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX
pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator
nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek
samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek
samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis
besar (Anchy, 2011).

III. Alat dan Bahan


Alat : 1. Spuit 1 ml untuk i.p
2. Spuit 1 ml untuk p.o

Bahan : 1. Mencit
2. Asam Asetat inj
3. Kontrol positif: Asam mefenamat
4. Kontrol negatif: CMC
5. Kapas, Alkohol

Cara kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Memberikan obat uji melalui per oral. Kemudian tunggu 15 menit.
3. Setelah 15 menit, Mencit diinduksikan asam asetat melalui i.p yaitu pada
perut mencit, sebelumnya dilatasi dengan kapas yang dibasahi alkohol.
4. Amati pergerakan mencit, dihitung berapa kali mencit menggeliat.
5. Catat hasilnya.

IV. Metode Kerja


1. Diambil 5 ekor mencit.

2. Tiap mencit ditimbang dan catat bobotnya.

3. Dihitung dosis yang akan diberikan kepada  hewan uji.

4. Disuntikan masing – masing zat pada hewan coba secara ip (intra peritoneal)
tepatnya pada otot paha mencit. Sebelum disuntik, paha mencit dibersihkan
dengan kapas dan alkohol.

5. Dicatat berapa kali mencit terjatuh


V. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil:
Perhitungan :
Dosis pemberian pada mencit dengan bobot yang sudah diketahui dengan dosis lazim
Diazepam manusia 20 mg/ml pemberian melalui i.p carilah konsentrasi larutan.Jika
volume larutan stoknya 100 ml!

Do lazim diazepam manusia : 20 mg/ml


Konversi manusia ke mencit
= 20 x 0,0026
=0,052 mg/ 20 g BB mencit

1. Untuk mencit bobot 25 gram (DO mencit BB = 25 gram)


- Dosis pemberian  25/20 x 0,052 = 0,065 mg
- Larutan yang diukur per I.P
Vol stok = 100 ml
Vol mencit maks = 1,0 ml  Volume Pemberian = 1,0 ml
- Obat yang ditimbang  100/1 x 0,065 = 6,5 mg = 6,5/1000 gram
Konsentrasi larutan  6,5/1000 x 100 % = 0,65 %
2. Untuk mencit bobot 24 gram (DO mencit BB = 24 gram)
- Dosis pemberian  24/20 x 0,052 = 0,0624 mg
- Larutan yang diukur per I.P
Vol stok = 100 ml
Vol mencit maks = 1,0 ml  Volume Pemberian = 1,0 ml
- Obat yang ditimbang  100/1 x 0,0624 = 6,24 mg =6,24/1000 gram
Konsentrasi larutan  6,24/1000 x 100 % = 0,624 %
3. Untuk mencit bobot 20 gram (DO mencit BB = 20 gram)
- Dosis pemberian  20/20 x 0,052 = 0,052 mg
- Larutan yang diukur per I.P
Vol stok = 100 ml
Vol mencit maks = 1,0 ml  Volume Pemberian = 1,0 ml
- Obat yang ditimbang  100/1 x 0,052 = 5,2 mg = 5,2/1000 gram
Konsentrasi larutan  5,2/1000 x 100 % = 0,52 %
4. Untuk mencit bobot 27 gram (DO mencit BB = 27 gram)
- Dosis pemberian  27/20 x 0,052 = 0,0702 mg
- Larutan yang diukur per I.P
Vol stok = 100 ml
Vol mencit maks = 1,0 ml  Volume Pemberian = 1,0 ml
- Obat yang ditimbang  100/1 x 0,0702 = 7,02 mg = 7,02 /1000 gram
Konsentrasi larutan  7,02/1000 x 100 % = 0,702 %
5. Untuk mencit bobot 27 gram (DO mencit BB = 27 gram)
- Dosis pemberian  = 27/20 x 0,052 = 0,0702 mg
- Larutan yang diukur per I.P
Vol stok = 100 ml
Vol mencit maks = 1,0 ml  Volume Pemberian = 1,0 ml
- Obat yang ditimbang  100/1 x 0,0702 = 7,02 mg = 7,02 /1000 gram
- Konsentrasi larutan  = 7,02/1000 x 100 % = 0,702 %

B. Pembahasan

VI. Kesimpulan
1.
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa Widya etc. 2017. POTENSI INFUSA BATANG SERNAI (Wedelia biflora)
SEBAGAI ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus). Jurnal JIM Unsyiah. Vol 4.
Hlm 729-735. Dalam http://jim.unsyiah.ac.id/FKH/article/download/5306/2232&ved.
Diakses oleh Ananda Rezky Putri pada tanggal 12 Oktober 2020 pukul 08.53 WIB

Ansari M H etc. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI


UJI ANALGESIK METODE REFLEKS GELIAT(WRETHING REFLEX). Dalam
https://dokumen.tips/download/link/uji-analgesik-refleks-geliatdoc-56573049b2a4c. Diakses
oleh Ananda Rezky Putri pada tanggal 12 Oktober 2020 pukul 09.01 WIB

Anda mungkin juga menyukai