Kelompok : 2AH-3
FAKULTAS FARMASI
PRODI S1 FARMASI
SURAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
NILAI :
I. Dasar Teori
Mendengarkan suara denyut jantung dalam tubuh disebut auskultasi dan biasanya
dilakukan dengan memakai alat yang disebut stetoskop. Pada saat berdenyut, setiap
ruang jantung mengendur dan terisi darah, selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung. Kedua atrium jantung dapat berkontraksi
dan relaksasi secara bersamaan, kedua bilik juga dapat berkontraksi dan relaksasi
secara bersamaan. Darah dari tubuh masuk ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan, dan
kemudian dipompakan ke paru-paru. Katup-katup menjaga agar darah tidak mengalir
balik dari aorta ke ventrikel, atrium, dan vena. Katup-katup tersebut membuka dan
menutup karena perbedaan tekanan darah dalam ruang-ruang jantung. Adanya cairan
perikardial menghalangi gesekan membran perikardial satu dengan yang lainya pada
setiap denyutan jantung (Soewolo, 2003).
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidal.
Sama dengan pada katup mitral dan trikuspidal, pada katup semilunar juga terdapat
desinkronisasi penutupan katup. Katup semilunar aortik secara normal mengatup
dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik
pelan-pelan dan dalam, maka pengisian ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab
pembuluh darah pulmonari tertekan oleh peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki,
dkk, 2000).
Ada dua suara jantung yang jelas dapat didengar pada setiap siklus jantung. Suara
tersebut biasanya digambarkan sebagai 'lup dan 'dup, dan dengan urutan sebagai
berikut) lup-dup, istirahat, lup-dup, istirahat, danseterusnya. Suara jantung pertama (lup
diasosiasikan dengan penutupan kelep atrioventrikular (klep AV) pada permukaan
sistol. Suara jantung yang kedua (dup umumnya diasosiasikan dengan menutupnya
katup semilunar yang bertepatandengan akhir sistol. Secara normal, katup mitral
terbuka sedikit lebih cepatsebelum katup trikuspidal. Sama dengan pada katup mitral
dan trikuspidal, padakatup semilunar juga terdapat desinkronisasi penutupan katup.
Katup semilunar aortik secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada
katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik pelan-pelan dan dalam, maka pengisian
ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab pembuluh darah pulmonari tertekan oleh
peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki,dkk, 2000).
II. Tujuan
Mampu melakukan auskultasi jantung dan menentukan bunyi jantung I dan II, serta
Bising Jantung.
III. Prinsip
Pemeriksaan suara atau Auskultasi Jantung dengan menggunakan alat stetoskop.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan mendeteksi ada atau
tidaknya kelainan pada fungsi jantung dengan melihat hasil dari Bunyi Jantung I dan II
probandus. Kelainan dapat dideteksi dengan ditemukannya suara tambahan pada hasil
Auskultasi, misalnya: Murmur atau Bising Jantung.
V. Hasil
Karena praktikum dilakukan secara daring maka hasil pemeriksaan pada probandus
tidak diperoleh.
VI. Pembahasan
Dua suara tambahan dapat terekam dengan stetoskop elektronik yang sangat
sensitif. Suara ketiga disebabkan oleh aliran darah yang sangat kencang menuju
ventrikel selama pengisian ventrikular. Sedangkan suara keempat berkenaan dengan
turbulensi selama kontraksi atrium. Pada keadaan abnormal tertentu, dua suara
tambahan tersebut tidak dapat terdengar melalui stetoskop biasa. Kejadian itu disebut
“gallop” karena jarak antara suara lup dan dup terlalu panjang atau terlalu pendek.
Misalnya saja lup dup-dup atau lup-lup dup. Keadaan abnormal lain disebut “clicking”
disebabkan oleh pergerakan abnormal dari salah satu katup. Kemudian ada “murmur”,
disebabkan oleh penurunan darah yang sengat cepat melalui katup yang tidak menutup
sempurna.
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut atau detak
jantung. Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara
berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang
dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek
dari jantung ke aorta, yang tekanannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh
darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak
ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya
meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada
pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastol ventrikel, namun dinding
tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut
pun tidak dapat dirasakan.
VII. Daftar Pustaka
Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Basoeki. 2000. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Dipdikbud.
VIII. Lampiran
Gb.laporan sementara