Anda di halaman 1dari 5

Responsi Praktikum Farmakologi I

“ANALGETIK”

Di Susun Oleh:
Nama : Rhyzha Asparyzha
NIM : 1900087
Kelas : DIII-3B
Hari Praktikum : Sabtu (11.00-14.00)
Dosen Pengampu : apt. Novia Sinata, M.Si
Asisten Dosen : 1. Hanifah Raudhatul A
2. Winda Yusma Ameliah

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
2020

Rhyzha Asparyzha Nim 1900087


rhyzhaasparyzha@stifar-riau.ac.id
RESPONSI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI OBJEK ANALGETIK

Sabtu, 28 November 2020


Nama : Rhyzha Asparyzha
NIM : 1900087
Kelas : Prodi D3-3B

1. Apa yang dimaksud analgetik ?


Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi
rasa sakit atau nyeri tanpa menghiangkan kesadaran.
2. Jelaskan mekanisme kerja analgetik ?
Efek analgesik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dgn sisi reseptor
khas pd sel dlm otak dan spinal cord. Rangsangan reseptor menimbulkan
efek 5 euphoria dan perasaan mengantuk.
3. Jelaskan metode apa saja yang digunakan untuk uji analgetik ?
Metoda yang digunakan untuk uji analgetik
a. Metode jentik ekor Rangsang nyeri yang digunakan dalam metode
ini berupa air panas (50°C) dimana ekor tikus dimasukkan ke dalm
air panas dan akan merasakan nyeri panasdan ekor dijentikkan dari
air panas tersebut.
b. Metode plat panas Rangsang nyeri yang digunakan berupa lantai
kandang yang panas (55- 56°C). rasa nyeri panas pada kaki mencit
akan menyebabkan respon mengangkat kaki depan dan dijilat.
Rata-rata hewan mencit memberikan respon dengan metode ini
dalam waktu 3-6 detik.
c. Metode siegmund Rangsang nyeri yang digunakan adalah zat
kimia yaitu asam asetat secara intraperitoneal. Respon nyeri berupa
geliatan yaitu retraksi abdomen.
4. Apa fungsi dalam penggunaan asam asetat pada pratikum hari ini ?
Asam asetat 1% (b/v) digunakan sebagai penginduksi nyeri.
Aktivitas analgesik diukur dengan menghitung persentase geliatan sebagai
ukuran efek analgesik yang dihasilkan oleh setiap intervensi. Data
dianalisis dengan ANOVA satu arah untuk membandingkan
aktivitas analgesik antara kelompok perlakuan.
5. Sebutkan penggolongan analgetik beserta contohnya !

Rhyzha Asparyzha Nim 1900087


rhyzhaasparyzha@stifar-riau.ac.id
Analgetik Analgetika Narkotik

 Morfin dan Alkaloid opium


 Mefiridin dan Derivat Fenilpiperidin
 Metadon
 Propoksifen
 Antagonis Opioid
 Agonis Parsial

Analgetika Non Narkotik

 Asam Mefenamat
 Parasetamol
 Aspirin
 Ibuprofen
 Na-diklofenak

6. Bagaimana cara kerja metode siegmund pada pratikum hari ini ?


Metode Siegmund, menggunakan sediaan uji golongan AINS/NSAIDS
yaitu antalgin, asetosal dan asam mefenamat serta sediaan uji Kontrol.
Obat NSAIDS memiliki efek analgesik perifer maupun antiinflamasi
dimana bekerja menghambat enzim siklooksigenase sehingga
menyebabkan terhambatnya sintesis prostaglandin. Percobaan ini
bertujuan untuk mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara
eksperimental efek analgetika-antiinflamasi suatu obat dan memahami
dasar-dasar perbedaan efektivitas analgetika-analgesik suatu obat. Pada
pengujian kali ini, metode yang digunakan adalah metode Siegmund
dimana diberikan induksi kimia berupa asam asetat dengan rute
intraperitonial.
7. Sebutkan dan jelaskan cara pemberian obat pada pratikum hari ini ?
Untuk pemberian obat pada praktikum objek ini, obat diberikan dengan
rute pemberian Intraperitoneal: Untuk cara ini hewan dipegang
punggungnya sehinnga kulit abdomennya menjadi tegang. Pada saat
penyuntikan posisi kepala mencit lebih rendah dari abdomennya. Jarum

Rhyzha Asparyzha Nim 1900087


rhyzhaasparyzha@stifar-riau.ac.id
disuntikkan dengan membentuk sudut 10 dengan abdomen agak menepi
dari garis tengah untuk menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan
pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati. Volume penyuntikan untuk
mencit umumnya adalah Iml/100g bobot badan. Sedangkan
kepekatan/konsentrasi obat yang akan disuntikkan disesuaikan dengan
volume yang dapat disuntikkan tersebut.
8. Hitung Volume pemberian obat jika diketahui BB mencit 25 g, dosis obat
X untuk mencit adalah 50 mg/kgBB dan konsentrasi obat adalah 1,5%.
Dik : BB mencit = 25 g = 0,025 mg

Dosis obat X untuk mencit = 50 mg/kg BB

Konsentrasi obat = 1,5%

Dit : VAO?
Perhitungan :
VAO = (BB x dosis)/konsentrasi
= (0,025 mg x 50 mg/kg)/(15 mg/mL)
= (1,25 mg)/(15 mg/ml)
= 0,083 ml

9. a. Diketahui dosis untuk manusia 500 mg, berapakah dosis untuk mencit
dengan BB 23 g ?
b. Diketahui dosis untuk manusia 6 mg/kgBB, berapakah dosis untuk
mencit dengan BB 25 g ?
 Diketahui dosis untuk manusia 6 mg/kgBB, berapakah dosis untuk
mencit dengan BB 25 g ?

Dik : Dosis manusia = 500 mg

Dit : Dosis untuk mencit dengan BB 23 g?


Perhitungan :
Faktor konversi = 500 mg x 0,0026
= 1,3 mg/20 g
Dosis Loperamid untuk mencit 23 gram
(1,3 mg)/(20 g) x 23 g = 1,495 mg/23 g

Dik :Dosis untuk manusia = 6 mg/kg BB

Rhyzha Asparyzha Nim 1900087


rhyzhaasparyzha@stifar-riau.ac.id
Dit : Dosis untuk mencit dengan BB 25 g?
Perhitungan :
Faktor konversi = 6 mg/kg x 0,0026
= 0,0156 mg/20 g
Dosis Loperamid untuk mencit 25 gram
(0,0156 mg)/(20 g) x 25 g = 0,0195 mg/25 g

10. Buat 20 mL sediaan suspense asetosal untuk mencit jika diketahui :


- Dosis asetosal untuk manusia 30 mg/70kgBB
- Kandungan asetosal tiap tablet 80 mg/tablet
- Bobot tablet 0,22 g

Dosis mencit= 0,0026 x 30 mg = 0,078 mg/20 g

Dosis asetosal dalam 20 ml= 20 ml/1 ml x 0,078 mg = 1,56 mg

mg asetosal untuk lar = 220 mg/80 mg x 1,56 mg = 4,29 mg

jadi sebanyak 4,29 mg asetosal dilarutkan dalam 20 ml tilosa

Rhyzha Asparyzha Nim 1900087


rhyzhaasparyzha@stifar-riau.ac.id

Anda mungkin juga menyukai