Anda di halaman 1dari 12

MODEL KOMUNIKASI

LINEAR
DOSEN PENGAMPU :
Apt. RICKHA OCTAVIA, M.Sc
KELOMPOK 1

 ALINA HARIYANI (1900052)


 DWI KHOFIFAH (1900060)
 LALA NOVELA (1900068)
 NANANG (1900076)
 RHYZA ASPARYZHA (1900087)
 YASINTA MAULANA PUTRI (1900098)
MODEL KOMUNIKASI LINEAR

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat


sederhana dan menggambarkan komunikasi berlangsung secara
satu arah. Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari
pengirim pesan ke penerima pesan. Dalam model komunikasi
linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan
bersifat pasif dalam menerima pesan. Model komunikasi yang
merujuk pada model komunikasi linear diantaranya adalah
model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell,
model komunikasi SMCR Berlo, dan model
komunikasi Shannon dan Weaver.
1. Model Komunikasi Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles mempunyai 5 komponen, yaitu :
• Pembcara (speaker) : orang yang berperan penting dalam membentuk dan
mengirim pesan kepada khalayak
• Pesan verbal (speech) : pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker
• Situasi (occasion) : situasi saat pesan disampaikan
• Khalayak (audience) : orang yang menjadi target sasaran atau khalayak
sasaran dalm proses komunikasi
• Efek (effect) : dampak yang ditimbulkan oleh proses komunikasi

2. Model Komunikasi Lasswell


Model komunikasi Lasswell memiliki 5 (lima) komponen, yaitu :
• who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.
• says what (message) – isi pesan.
• channel (media) – medium atau media.
• to whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
• with what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima
pesan kepada pengirim pesan.
Adapun analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi tersebut
adalah sebagai berikut :
• Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk
memiliki seluruh kekuatan.
• Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan
kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
• Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan
untuk mencapai khalayak
• Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
• Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk
memprediksi efek pesan terhadap target sasaran
b. Karakteristik Model Komunikasi Lasswell
1. Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
2. Komunikasi berlangsung satu arah.
3. Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
4. Tidak menyertakan umpan balik.
5. Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi
6. Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
7. Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
8. Umumnya digunakan untuk media persuasi
3. Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan
salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model
Komunikasi Shannon dan Weaver.

a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Shannon dan Weaver


1. Pengirim (sender) : Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan.
Seorang pengirim pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada
penerima pesan.
2. Pesan (message) : Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim
pesan kepada penerima pesan. Pesan dapat berbentuk suara, teks, video atau
lain-lain. 
3. Media (channel) : Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya
telepon, internet sebagai media komunikasi  dan lain-lain dan biasanya
digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media baru). 
4. Penerima (receiver) :Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh
pengirim pesan. 
Hambatan dalam Komunikasi Linear

1. Hambatan semantik
Gangguan semantik ini berkaitan dengan berbagai masalah dan
gangguan terkait dengan pemilihan dan penggunaan bahasa. Dalam hal ini
penggunaan bahasa menjadi sangat penting dan sangat berpengaruh bagi
keberlangsugan komunikasi linier agar pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat diterima oleh komunikan. Seorang komunikator harus
memperhatikan dan menyesuaikan penggunaan bahasa dengan keperluan
komunikasinya.
2. Hambatan fisik (eksternal)
Gangguan fisik atau eksternal ini berkaitan dengan gangguan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan fisik diluar proses komunikasi. Hal ini berkaitan dengan
dengan penggunaan saluran dan media yang terkadang tidak sesuai atau tidak
maksimal. Hal ini berdampak pada ketidakmaksimalan ketersampaian pesan kepada
sasaran atau penerima pesan atau komunikan. Oleh karenanya penggunaan media
dan saluran ini menjadi sangat penting untuk di pertimbangkan, mulai dari fungsi
dan penggunanya, kesesuaianya, kefektifan dan efisiensi penggunaanya.
3. Hambatan psikologis
Gangguan psikologis ini sebagaimana namanya merupakan gangguan yang menyakngut
aspek psikologis dari seorang komunikator maupaun komunikan. Aspek psikologis ini
meliputi perasaaan, prasangaka dan hal psikologis lain yang dapat mempengaruhi aluar
komunikasi linier ini. kondisi psikologis dan kejiwaan seseorang dapat mempengaruhi
berlangsungnya dan kelancaran suatu komunikasi. Dalam hal ini akibat dari adanya
prasangaka tertentu terhadap suatu informasi kerap kali mengakibatkan tidak tersampainya
pesan atau informasi tersebut kepada mereka yang menjadi sasaran.Bahkan terkadang
mengurungkan niat dari pada komunikan atau penerima pesan itu sendiri untuk menerima
pesanya.

4. Hambatan fisiologis.
Gangguan fisiologis ini berkaitan dengan kondisi tubuh fisik atau
biologis atau badan dari seorang komunikator maupaun komunikan. Dalam
hal ini kondisi fisik seseorang yang tidak sedang pada kondisi semestinya
seperti sakit dapat mempengaruhi alur komunikasi atau tersampainya
komunikasi yang ditujukan kepadanya.
Berdasarkan analisa kami dari video diatas dapat kami ketahui bahwa komunikasi berlangsun melalui media
pasif yaitu televisi. Karena dimedia tersebut terdapat perbincangan antara penontonnya.Dari video tersebut dapat
diketahui bersama bahwa ada pesan yang terdapat mengenai penananan virus corona. Yang diawali denan ajakan
agar selalu menyaksikan saluran televisi tersebut. Terdapat dua point penting mengenai pencegahan virus corona
yang pertama cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer dan mencari informasi
update tentang virus corona, yang kedua selalu menggunakan masker ditempat umum.
Nah dari poin yan didapat dari video tersebut dapat diketahui bahwa acara yang sedang berlangsung tersebut
ternyata melakukan kegiatan soft-sell. Dimana soft-sell adalah penjualan tidak langsung yang merupakan strategi
untuk mempromosikan suatu produk atau jasa yang ditujukan untuk menyentuk pikiran dan perasaan konsumen.
Wujud penjualan tidak langsung ini dapat kita temui dalam bentuk iklan , humas, tangung jawab sosial perusahaan,
dan pemasaran interaktif via internet secara tidak langsung.
Pada video tersebut dapat juga kami ketahui bahwa metode yang digunakan adalah komunikasi sebagai
tindakan satu arah, dengan teknik yang digunakan adalah teknik informatif, model linear yang digunakan adalah
model komunikasi aristoteles.
Model komunikasi yang digunakan oleh Aristoteles pada dasarnya adalah model komunikasi paling klasik,
model ini disebut model retoris (rhetorical model). Inti dari komunikasi ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang
terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah sikap mereka.
Ilmu retorika pada awalnya dikembangkan di Yunani berkaitan dengan ilmu tentang seni berbicara (Techne
Rhetorike).
Retorika sendiri adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen. Awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric
dengan judul ‘Grullos’ atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum adalah seni manipulatif atau teknik persuasi politik
yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui
pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan
mereka.Dalam bukunya yang berbicara mengenai Rhetorica, Aristoteles berusaha mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu
sendiri dan merumuskannya kedalam model komunikasi verbal.
Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi. Ia juga
menuliskan bahwa suatu komunikasi akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (listener). Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal
saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi
merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada bidang hukum seperti pengadilan, dan teori retorika berpusat pada
pemikiran mengenai retorika (mempersuasif).
Fokus model ini adalah pada kemampuan bicara atau pidato yang biasanya berpusat pada kemampuan persuasi seorang
pembicara yang dapat dilihat dari isi pidato, susunan pidato dan cara penyampaiannya, dengan tercapainya tiga hal tersebut
maka seseorang dapat diukur kemampuan persuasinya.Perlu diingat bahwa model komunikasi ini semakin lama semakin
berkembang, tapi selalu akan ada tiga aspek yang selalu sama dari masa ke masa, yaitu : sumber pengirim pesan, pesan yang
dikirimkan, dan penerima pesan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai