NIM : 1900078
Kelas : D3-3B
Jawab :
1) Obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada
jaringan saraf dengan kadar cukup.
2) Tujuan praktikum efek lokal obat :
a. Dapat memperkirakan bentuk manifestasi efek local dari berbagai
obat terhadap kulit dan membrane mukosa berdasarkan cara-cara
kerja masing-masingnya serta mengapresiasikan penerapan ini
dalam situasi praktis.
b. Menyadari sifat dan intensitas kemampuan merusak kulit dan
membrane mukosa dari berbagai obat yang bekerja lokal.
c. Dapat mengapresiasikan peran pelarut terhadap intensitas kerja
fenol dan dapat mengajukan kemungkinan pemanfaatan peranan
ini dalam situasi praktis.
d. Dapat merumuskan persyaratan-persyaratan farmakologi untuk
obat-obat yang dipakai secara lokal.
3) Sediaan obat yang mempunyai efek local yaitu krim, salep, suppositoria,
larutan, batangan, tablet.
4) Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum efek local :
a. Tikus : yang akan dibelah dan iambil yaitu kulit dan usus.
b. Efek menggugurkan obat :
Larutan NaOH 2%
Larutan Natrium sulfide 20%
Veet hair removing cream
c. Efek korosif :
Larutan raksa (II) klorida 5%
Larutan fenol 5%
Larutan NaOH 10%
Asam sulfat
Asam klorida
Tincture Iod
Larutan perak nitrat 1%
d. Efek fenol dalam berbagai pelarut :
Larutan fenol 5% dlaam air
Larutan fenol 5% dalam etanol
Larutan fenol 5% dlaam gliserin 25%
Larutan fenol dalam minyak lemak
5) Prinsip percobaan pada praktikum :
a. Zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara
memecahkan ikatan S-S pada karatin kulit, sehingga bulu akan
rusak dan mudah gugur.
b. Zat-zat korosif bekerja dengan cara mengendapkan protein kulit,
sehingga kulit/membrane mukosa akan rusak.
c. Fenol dalam berbagai pelarut akan menunjukkan efek lokal yang
berbeda pula karena koefisien partisi yang berbeda dalam berbagai
pelarut dan juga karena permeabilitas kulit akan mempengaruhi
penetrasi fenol kedalam jaringan.
d. Zat-zat yang bersifat astringen bekerja dengan cara
mengkoagulasikan protein, sehingga permeabilitas sel-sel pada
kulit membrane mukosa yang berkontak menjadi menurun dengan
akibat menurunnya sensitivitas di bagian tersebut.
6) Faktor :
Koefisien partisi dari pelarut.
Permeabilitas.
Cara pemakaian.
Efisiensi pemakaian.
Efektivitas khasiatnya
7) Dik : Dosis loperamid untuk manusia 7 mg/kg BB
Dit : a.Dosis untuk mencit?
b. VAO untuk mencit BB 29 gram. Konsentrasi sediaan loperamid
5 mg/ml.
Jawab :
Dosis loperamid manusia 7 mg/kg BB
Faktor konversi manusia ke mencit = 0,0026
7 mg/kg BB X 70 kg = 490 mg/70 kg BB
Dosis untuk mencit = 12,74 mg/20 g x 29 gram = 18,47 mg/29 g
BB x dosis
VAO =
konsntrasi
mg
29 gram x 18,47 kg
= 29
5 mg/ml
= 3,69 ml
8) Dik: Dosis obat X untuk manusia 100mg/50 kg BB
Dit : a. Berapa dosis untuk tikus?
b. Berapa dosis untuk mencit?
Jawab :
Dosis obat X untuk manusia 100mg/50 kg BB
100 mg
x 70 kg =140 mg/70 kg
50 kg
Dosis untuk tikus = 140 mg/70 kg x 0,018
= 2,52 mg/20 g
Dosis untuk mencit = 140 mg/70 kg x 0,0026
= 0,364 mg/35 g
9) Dik : Dosis PCT untuk manusia 200 mg/30 kg BB
Konsentrasi = 10 mg/ml
Dit : a. Berapa dosis untuk tikus?
b. Berapa dosis yang disuntikkan untuk tikus 170 gram?
Jawab :
Dosis pct = (200 mg)/(30 kg) x 70 kg = 466,67 mg/70 kg
Dosis untuk tikus = 466,67 mg x 0,018 = 8,40 mg/200gr
Berapa dosis yang disuntikkan untuk tikus 170 gram
(8,4 mg)/200g x 170 gr = 7,14 mg/150 gr
10) Dik : Dosis obat Y untuk manusia = 4 mg
Dit : a. Dosis untuk mencit?
b. VAO untuk mencit dengan BB 20 g. Konsentrasinya 0,078
mg/ml
Jawab :
Dosis obat Y untuk manusia = 4 mg/kg
= 4 mg/kg x 70 kg = 280 mg/70 kg
Dosis untuk mencit = 280 mg/70 kg x 0,0026
= 0,728 mg/20 g
BB x dosis
VAO =
konsentrasi
20 g x 0,728 mg/20 g
=
0,078 mg/ml
= 9,33 ml