Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“Pengaruh Rute Pemberian Terhadap Obat Sedatif Hipnotik”

Disusun Oleh:
Kiki Aprianti 18330066
Kelas B

Fakultas Farmasi, Prodi farmasi


Insititut Sains dan Teknologi Nasional
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipnotik adalah obat yang bekerja sebagai.depresan terhadap


sistem saraf pusat sehingga menyebabkan tidur, menambah keinginan
tidur, atau mempermudah tidur; sedangkan sedatif adalah obat-obat
yang bekerja sebagai depresan terhadap sistem saraf pusat dengan
jalan mengurangi secara ringan kepekaan korteks atau sistem saraf
pusat sehingga aktivitas fisiologis menjadi ringan dan memberikan
efek menenangkan pada pamakai, tetapi belum sampai kategori tidur.
Obat-obat ini termasuk depresan umum, menekan.fungsi seluler
berbagai organ vital. Golongan obat ini menyebabkan depresi sistem
saraf pusat yang menyerupai tidur yang normal. Dalam dosis kecil
bersifat sedatif, dosis yang lebih besar lagi dapat menimbulkan
anesthesia, keracunan, dan akhirnya kematian.
Kategori sedatif-hipnotik di antaranya.mencakup barbiturat,
benzodiazepin, piperidindion. Masing-masing akan dibicarakan secara
terpisah. Diangram obat akan diberikan untuk barbiturat dan
benzodiazepin.
Golongan obat ini.digunakan untuk mengatasi ansietas dan
insomnia, yaitu gangguan tidur. Terdapat beberapa jenis insomnia,
yaitu :
1. Sukar tidur
2. Sama sekali tidak dapat tidur
3. Tidak cepat tidur sesuai dengan yang dikehendaki
4. Saat tidur sering terbangun
5. Tidur singkat
6. Tidur larut malam disertai mimpi buruk
7. Sesudah bangun tidur tetap merasa kurang segar

B. Tujuan Percobaan
1. Melakukan cara pemberian obat melalui berbagai rute pemberian
obat pada mencit
2. Mengamati pengaruh rute pemberian obat terhadap efek yang
timbul
3. Mengetahui respons sedasi pada mencit
4. Memahami awal mula kerja dan durasi efek sedasi

C. Prinsip Percobaan
Rute pemberian obat pada hewan percobaan serta pengaruh obat atau
efek obat.yang telah diberikan pada hewan tersebut.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Pemilihan rute pemberian obat sangat bergantung pada :


1. Sifat obat
2. Efek lokal atau sistemik
3. Onset dan durasi kerja obat yang diinginkan
4. Karakteristik pasien
Rute pemberian ditentukan terutama oleh sifat-sifat obat (misalnya,
kelarutan dalam air atau lipid , ionisasi , dan lain-lain) dan oleh tujuan
terapeutik (misalnya , keinginan timbulnya tindakan cepat atau
kebutuhan jangka panjang, administrasi, enteral dan parenteral)
Terdapat 2 rute pemberian obat utama yaitu enteral dan parenteral.
Enteral adalah pemberian obat melalui mulut dengan cara pemberian
paling sederhana dan paling umum. Ketika obat diberikan dalam mulut ,
obat dapat ditelan, memungkinkan pengiriman oral atau mungkin
ditempatkan di bawah lidah dan memfasilitasi penyerapan langsung
kedalam darah. Sementara parenteral adalah rute obat-obatan secara
langsung melintasi pertahanan penghalang tubuh ke dalam sirkulasi
sitemik secara langsung. Pemberian parenteral digunakan untuk obat
yang kurang diserap dari jalur GI (misalnya heparin) dan untuk agen
yang tidak stabil dalam saluran GI (misalnya insulin).
Fenobarbital termasuk kategori barbiturat yang diklasifikasikan ke
dalam masa kerja panjang dan dipakai untuk mengendalikan kejang pada
epilepsi. Fenobarbital di perkenalkan pada tahun 1912, sampai saat kini
masih dipakai.
Absorbsi merupakan transfer obat dari tempat pemberiannya ke aliran
darah. Tingkat dan efisiensi penyerapan tergantung pada rute
administrasi. Untuk pengiriman IV, penyerapan tergantung pada rute
administrasi. Untuk mencapai sirkulasi sistemik. Pemberian obat dengan
rute lain hanya dapat menyebabkan penyerapan parsial dan dengan
demikian , bioavailabilitas yang lebih rendah. Misalnya, rute oral
mensyaratkan bahwa obat larut dalam cairan GI dan kemudian
menembus sel-sel epitel mukosa usus, namun keadaan penyakit atau
keberadaan makanan dapat mempengaruhi proses ini.
BAB III
ALAT, BAHAN, dan PROSEDUR

1. ALAT
- Spuit injeksi 1 ml
- Jarum sonde oral
- Bejana untuk pengamatan
- Timbangan hewan
- Stop watch
- Kandang restriksi

2. BAHAN
- Fenobarbital 100 mg/ 70 kgBB manusia
- Mencit putih jantan (5 ekor), bobot tubuh 20-30 g

3. PROSEDUR:
1) Mencit disiapkan. Amati kelakuan normal masing-masing mencit
sebelum pemberian obat selama 10 menit
2) Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk
masing-masing mencit
3) Larutan fenobarbital 100 mg/ 70 kgBB manusia di berikan secara
PO, IV, IP, IM dan SC. Catat waktunya
4) Mencit di diletakkan ke dalam bejana untuk di amati
5) Catat dan tabelkan pengamatan masing-masing kelompok.
Bandingkan hasilnya.
BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RUTE PEMBERIAN TERHADAP OBAT SEDATIF


HIPNOTIK
Dalam percobaan ini menggunakann 5 ekor mencit yang akan diberikan
Fenobarbital melalui rute pemberian yang berbeda.
Mencit Berat Badan Rute Pemberian Dosis Volume
(Gram) Pemberian (mg) Pemberian (ml)
1 25 Per Oral 0,325 0,0065
2 23 Subcutan 0,299 0,0058
3 30 Intra Vena 0,39 0,0078
4 26 Intra Peritotinal 0,338 0,00676
5 24 Intra Muskular 0,312 0,00624
Sediaan Fenobarbital Injeksi 50 mg/ml

Hasil Pengamatan:
Hewan Obat Dosis Rute Pengamatan Onset Durasi
Waktu Waktu Waktu Kerja Kerja
Pemberia Hilang Kembali Obat Obat
n Obat Righting Righting (menit) (menit)
(menit) Reflex Reflex
(menit) (menit)
Mencit Fenobarbital 100 mg/ PO 08.30 09.50 12.24 01.20 02.74
70
kgBB
manusia
Mencit Fenobarbital 100 mg/ SC 08.35 09.07 13.10 00.72 04.00
70
kgBB
manusia
Mencit Fenobarbital 100 mg/ IV 08.40 09.52 11.50 01.12 01.98
70
kgBB
manusia
Mencit Fenobarbital 100 mg/ IP 08.45 09.00 12.02 00.55 03.02
70
kgBB
manusia
Mencit Fenobarbital 100 mg/ IM 08.50 09.09 12.42 00.59 03.33
70
kgBB
manusia

 Perhitungan Dosis :

Dosis fenobarbital yang tertera pada literatur 100 mg/ 70 kgBB manusia
Sediaan fenobarbital injeksi 50 mg/ ml

1. Mencit 1
Dik : dosis fenobarbital pada manusia 70 kg = 100 mg
Dit : dosis dan volume pemberian fenobarbital pada mencit 25 g?
Jawab: 100 mg x 0,0026 = 0,26 mg
25
Dosis berdasarkan BB : 20 x 0,26 = 0,325 mg
0,325 mg
Volume pemberiannya : 50 mg x 1 ml=0,0065 ml
2. Mencit 2
Dik : dosis fenobarbital pada manusia 70 kg = 100 ml
Dit : dosis dan volume pemberian fenobarbital pada mencit 23 g?
Jawab : 100 mg x 0,0026 = 0,26 mg
23
Dosis berdasarkan BB : 20 x 0,26=0,299 mg
0,299 mg
Volume pemberiannya : 50 mg x 1 ml=0,00598 ml
3. Mencit 3
Dik : dosis fenobarbital pada manusia 70 kg = 100 mg
Dit : dosis dan volume pemberian fenobarbital pada mencit 30 g?
Jawab : 100 mg x 0,0026 = 0,26 mg
30
Dosis berdasarkan BB : 20 x 0,26=0,39 mg
0,39 mg
Volume pemberiannya : 50 mg x 1 ml=0,0078 ml
4. Mencit 4
Dik : dosis fenobarbital pada manusia 70 kg = 100 mg
Dit : dosis dan volume pemberian fenobarbital pada mencit 26 g?
Jawab : 100 mg x 0,0026 = 0,26 mg
26
Dosis berdasarkan BB : 20 x 0,26 ml=0,0338 mg
0,338 mg
Volume pemberiannya : 50 mg x 1 ml=0,00676 ml
5. Mencit 5
Dik : dosis fenobarbital pada manusia 70 kg = 100 mg
Dit : dosis dan volume pemberian fenobarbital pada mencit 24 g?
Jawab : 100 mg x 0,0026 = 0,26 mg
24
Dosis berdasarkan BB : 20 x 0,26 ml=0,312 mg
0,312mg
Volume pemberiannya : 50 mg x 1 ml=0,00624 ml

PEMBAHASAN
Hipnotik sedatif adalah adalah penekanan susunan saraf pusat atau central
nervous system (CNS) depressant, sama seperti alkohol dan inhalan. Dalam jumlah
dosis kecil, sedatif hipnotik dapat mengatasi ansietas, sedangkan dalam jumlah
(dosis) besar dapat menginduksi tidur.yang termasuk dalam kelompok sedatif
hipnotik adalah bromida (1850), barbiturat (1903), lir-barbiturat (barbiturate-like,
1954), karbamat (1950), kloralhidrat, paraldehid, dan benzodiazepin (1961). Zat-
zat tersebut berbeda kerja farmakologisnya, onset maupun lama kerjanya, tetapi di
antara zat tersebut terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang. Juga
terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang dengan alkohol. Sedatif
hipnotik yang sekarang luas digunakan adalah golongan benzodiazepin karena jauh
lebih aman daripada barbiturat, antara lain karena dosis letal jauh di atas dosis
terapeutik. Terjadinya toleransi dan ketergantungan tidak secepat barbiturat.
Benzodiazepin yang sering disalahgunakan adalah nitrazepam, bromazepam,
flunitrazepam, dan klonazepam.
Obat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah golongan obat
barbiturat yaitu obat fenobarbital 100 mg/ 70 kgBB manusia. Fenobarbital
merupakan derivat barbiturat yang berdurasi kerja lama (long-acting). Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui respon sedasi dan memahami awal mula kerja dan
durasi efek sedasi pada mencit. Percobaan dilakukan dengan memberikan sediaan
fenobarbital tiap mencit dengan dosis. Mencit (1) diberikan 0,325 mg, Mencit (2)
diberikan 0,299 mg, Mencit (3) diberikan 0,39 mg, Mencit (4) diberikan 0,338 mg,
dan Mencit (5) diberikan 0,312 mg.
Setelah konsumsi per oral, 70-90% fenobarbital diserap secara perlahan dari
traktus gastrointestinal. Konsentrasi puncak darah dicapai dalam 8-12 jam., dan
konsentrasi puncak di otak dicapai dalam 10-15 jam. Pemberian per rektal akan
segera diserap oleh mukosa kolon.
Pada pemberian intravena , fenobarbital memiliki onset aksi 5 menit dan
efek maksimal dicapai dalam 30 menit. Pemberian intramuskular dan subkutan
memiliki onset aksi yang sedikit lebih lambat. Durasi kerja fenobarbital parentral
adalah 4-6 jam. Durasi efek sedatif fenobarbital biasanya sekitar 3-6 jam setelah
pemberian via intravena dan sekitar 6-8 jam ketika obat diberikan melalui jalur
yang lain.
Onset kerja obat fenobarbital selanjutnya pada mencit secara PO adalah 1
menit 20 detik , Mencit secara SC adalah 72 detik , Mencit secara IV adalah 1
menit 2 detik, Mencit secara IP adalah 55 menit, dan Mencit secara IM adalah 55
menit.
Untuk durasi kerja obat jika waktu kembalinya righting reflex dikurangi
dengan waktu hilangnya righting reflex memperoleh hasil sebagai berikut. Pada
mencit secara PO adalah 2 menit 74 detik, Mencit secara SC adalah 4 menit,
Mencit secara IV adalah 1 menit 98 detik, Mencit IP adalah 3 menit 2 detik, dan
untuk mencit secara IM adalah menit 33 detik.
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan


konsentrasi pemberian sediaan fenobarbital yang diberikan pada mencit akan
memberikan efek sedatif yang berbeda pula, semakin tinggi konsentrasi
fenobarbital yang diberikan maka semakin sering mencit jatuh saat di atas rotaroad
DAFTAR PUSTAKA

Joyce L. Kee dan Evelyn R. Hayes. Farmakologi pendekatan proses


keperawatan. Penerbit buku kedokteran.
Staf pengajar departemen farmakologi Fakultas kedokteran Universitas
Sriwijaya. Kumpulan kuliah farmakologi Edisi 2. Penerbit buku
kedokteran
Rifan Eka Putra Nasution ., Panduan Singkat Farmakologi Klinis Bagi
mahasiswa Kedokteran.
Lippincott Williams & Wilkins ., Pharmacology 4th edition. Wolters
Kluwer.
Nita Noviana & Vitri Nurilawati., Farmakologi. Bahan ajar keperawatan
gigi.

Anda mungkin juga menyukai