Anda di halaman 1dari 25

20 Model Komunikasi

Nama : Idaroyanti
Kelas : 5C Agribisnis
NIM : 4441170012
Mata Kuliah : Komunikasi Pembangunan Pertanian

1. Model Komunikasi Linear

Seperti namanya komunkasi linear yang artinya lurus. Dimana maksudnya


komunikasi ini terjadi satu arah saja, penyampaian pesan dari komunikator kepada
kominikan tanpa adanya timpal balik dari komunikan.
Didalam komunikasi melibatkan gangguan (noise) merupakan semua hal yang
tidak dimaksudkan oleh sumber informasi. Terdapat empat jenis gangguan,
diantaranya:
1. Gangguan semantik (Semantic Noise) berhubungan dengan slang, jargon atau bahasa-
bahasa spesialisasi yang digunakan secara perorangan dan kelompok.
2. Gangguan fisik (Physical- Eksternal- Noise) berada diluar penerima pesan.
3. Gangguan psikologis (Psychological Noise) merujuk pada prasangka, bias, dan
kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap
pesan itu sendiri.
4. Gangguan fisiologis (Physiological Noise) adalah gangguan yang bersifat biologis
terhadap proses komunikasi. Gangguan seperti ini muncul apabila pembicara
sedang sakit,lelah atau lapar (Richard West & Lynn Turner, 2009).
2. Model Komunikasi Interaksional

Komunikasi Interaksional berarti komunikasi yang terjadi dua arah. Antara


komunikator ke komunikan dan sebaliknya dari komunikan ke komunikator. Yang
artinya model komunikasi interaksional ini mementingkan elemen umpan balik atau
tanggapan terhadap sebuah pesan. Umpan balik ini dapat berupa verbal maupun non
verbal, sengaja maupun tidak sengaja. Elemen lain yang ada dalam model ini adalah
bidang pengalaman (field of experience) seseorang atau bagaimana budaya,
pengalaman dan keturunan seseorang memengaruhi kemampuannya untuk
berkomunikasi dengan satu sama lain lapar.

3. Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional merupakan salah satu model-model


komunikasi dimana di dalamnya terjadi proses yang berkesinambungan. Proses
berkesinambungan ini artinya adalah terus menerus baik dalam pengiriman atau
penerimaan pesan.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan.
Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Model komunikasi transaksional berarti
proses yang terjadi bersifat kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama
bertanggung jawab dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
Model komunikasi transaksional membangun kesadaran kita bahwa antara
pesan satu dengan pesan yang lain saling berhubungan, saling ketergantungan.
Asumsi model ini adalah ketika komunikasi terjadi terus menerus, kita akan berurusan
dengan elemen verbal dan non verbal, artinya para komunikator sedang
menegosiasikan makna. Ketika anda mendengarkan seseorang yang berbicara,
sebenarnya pada saat itu bisa saja anda pun mengirimkan pesan secara nonverbal
(isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi.
Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbalnya.
Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, saling bertanya, berkomentar,
menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi isyarat
dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga proses
penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan
simultan di antara orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak
orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi.

4. Model Komunikasi Berlo


Dalam model komunikasi Berlo, terdapat unsure encoder atau decoder yang
dianggap penting. Encodes artinya menyandi atau memformulasikan pesan, dan hal
ini dilakukan oleh sang pengirim pesan, sedangkan decodes artinya membaca sandi
atau menerjemahkan pesan.  Sebagai contoh, seorang dewasa harus menyadi pesan
yang berbeda saat berkomunikasi dengan sesame orang dewasa atau anak kecil, jika
hal ini tidak dilakukan maka anak kecil tersebut akan susah untuk menangkap pesan
yang disampaikan oleh orang dewasa. Penjabaran dari unsur-unsur model komunikasi
berlo adalah sebagai berikut :
S ( Source ) = Sumber Komunikasi atau Pembicara
Komunikator dalam menyampaikan pesan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya ;
a. Keahlian berkomunikasi : Kemampuan suatu individu untuk berkomunikasi
( seperti kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan lain-
lain)
b. Sikap : Suatu sikap terhadap penonton, atau pihak yang diajak berkomunikasi
Contoh : seorang siswa harus memiliki sikap untuk mau menyimak dan belajar
saat pelajaran dikelas, begitu juga dengan   guru harus punya sikap untuk mau
mengajar.
c. Pengetahuan : Pemahaman tentang pesan atau topic yang ingin disampaikan.
Contoh : Seorang yang sedang berpidato harus menguasai topic yang ingin
disampaikan
d. Sistem Sosial : adalah hal-hal yang berhubungan dengan elemen-elemen
dalam masyarakat seperti kepercayaan, perasaan, norma, peran dan status.
Contoh : Seorang yang berpidato dihadapan masyarakat di Jakarta, harus
menyesuaikan cara berkomunikasinya jika     berpidato di Makassar, karena
dua lokasi ini memiliki system sosial yang berbeda.
e. Budaya : budaya merupakan bagian dari system sosial
M (Message ) = Pesan atau apa yang dikirimkan
Pesan yang disampaikan oleh komunikator memiliki unsur-unsur di bawah ini
a. Isi = adalah muatan pesan atau kadar pesan yang disampaikan Contoh : Pesan
yang disampaikan dari pembukaan sampai penutup oleh seorang yang
bepidato merupakan isi pesan.
b. Elemen : Suatu pesan dapat terdiri dari bahasa verbal dan non verbal.
c. Perlakuan : Seorang komunikator harus mengemas pesan sebaik mungkin
sehingga mudah diterima oleh komunikan
d. Struktur : adalah susunan pesan atau alur pesan dari pembukaan hingga
penutup.
e. Kode : adalah bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan
C (Channel ) = Saluran Komunikasi
Seorang komunikan atau penerima pesan memperoleh pesan melalui kelima panca
inderanya , yaitu :
a. Pendengaran : menggunakan indera pendengaran untuk menerima pesan
Contoh : mendegarkan berita melalui radio, atau berkomunikasi melalui lisan
b. Penglihatan : menggunakan indera penglihatan untuk menerima pesan.
Contoh: melihat suatu informasi pada poster, atau membaca buku
c. Sentuhan : menggunakan indera peraba dalam menerima pesan. Contoh  :
orang yang membelai kepala kita atau rambut menunjukkan bahwa orang itu
memberikan perhatian atau kasih   sayang kepada kita
d. Penciuman : Menggunakan indera penciuman untuk menerima pesan Contoh :
Kita mengetahui suatu makanan yang telah matang atau siap saji melalui
aromanya
e. Pengecapan : Menggunakan indera pengecapan untuk menerima pesan
Contoh    : kita mengetahui suatu minuman rasanya manis setelah kita rasakan
melalui indera pengecapan.
R ( Receiver ) = Penerima Pesan atau biasa disebut dengan komunikan
Kritik terhadap model komunikasi ini yaitu :
a. Tidak memperhitungkan adanya hambatan ( noise )
b. Komunikasi terjadi secara linear

5. Model Komunikasi Aristoteles


Model komunikasi Aristoteles merupakan salah satu model komunikasi linear
yang dibuat untuk menggambarkan suatu proses komunikasi massa atau komunikasi
di depan publik. Model komunikasi ini merupakan salah satu model komunikasi tertua
dan pertama yang diterima secara luas dalam dunia ilmu komunikasi. Di dalam model
komunikasi Aristoteles, ada beberapa komponen atau unsur yang diamati,
yaitu: speaker, speech, occasion, audience, dan effect.
Speaker adalah orang yang berbicara atau aktif mengirimkan dan membentuk
pesan untuk publik. Speech adalah pesan yang dibuat oleh speaker. Occasion adalah
situasi pesan atau komunikasi tersebut terjadi. Audience adalah pemirsa atau khalayak
yang menjadi sasaran pesan dalam proses komunikasi tersebut, dan effect adalah
dampak yang ditimbulkan dalam proses komunikasi.
Model komunikasi Aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang
menjadikan speaker atau pembicara sebagai pihak yang paling penting karena
berperan aktif dalam proses komunikasi yang terjadi, sementara khalayak dianggap
pasif dan hanya menerima pesan saja dari speaker. Oleh karena itu model komunikasi
ini dapat disebut pula sebagai model komunikasi satu arah.

6. Model Komunikasi Lasswell

Lasswell merupakan salah satu tokoh dalam dunia komunikasi yang


mendefinisikan, sekaligus menggambarkan komunikasi dalam bahasa yang sangat
sederhana dan sangat dikenal di dunia komunikasi, dengan penjelasan bahwa
komunikasi adalah who says what in what channel to whom with what effects.
Pada awalnya model komunikasi ini disusun untuk menganalisis komunikasi
massa, yang memiliki ciri khas seperti model komunikasi Aristoteles,
yaitu merupakan model komunikasi linear atau komunikasi satu arah yang cenderung
berpandangan bahwa subjek lebih aktif dalam komunikasi.
Sesuai dengan definisi yang disampaikan, dalam model komunikasi Lasswell,
komponen komunikasi yang ada adalah: who atau pengirim pesan, says atau
pesan, channel atau media, to whom atau penerima pesan, with what effect atau umpan
balik dari penerima pesan ke pengirim pesan. Lima komponen ini, sering menjadi
bahan analisis untuk melakukan analisis terhadap proses komunikasi yang terjadi
secara keseluruhan, seperti misalnya dalam menganalisis isi, media, khalayak, efek,
dan lain sebagainya.

7. Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Model komunikasi Shannon dan Weaver merupakan model komunikasi linear


atau satu arah dan menjadi inpirasi dari munculnya model komunikasi Berlo adalah
model komunikasi dari Shannon dan Weaver. Model komunikasi ini dibuat oleh
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver.
Komponen dalam model komunikasi ini meliputi pengirim, encoder,
media, decoder, penerima, dan gangguan. Jalannya komunikasi melalui model ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Pengirim pesan membuat pesan dengan pengaturan dan kode-kode tertentu
(encoding) dan mengirimkannya kepada penerima pesan melalui sebuah media.
Sebelum penerima dapat memahami pesan, penerima harus menerima sandi pesan
yang dapat digunakan untuk membuka kode (decoding) sebelum memahami dan
menginterpretasikan pesan tersebut. Mesin penerima (teknologi) juga dapat berperan
sebagai penerima sandi dalam beberapa kasus, sehingga penerima hanya tinggal
membaca pesan yang masuk.

8. Model Komunikasi Barnlund


Model komunikasi yang dibuat oleh Dean C. Barnlund, yang menggambarkan
sebuah model komunikasi transaksional, yang menjadi dasar
komunikasi interpersonal yang menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan
pesan terjadi secara simultan tanpa ada salah satu pihak hanya berperan pasif sebagai
partisipan komunikasi.
Di dalam model komunikasi ini berdapat beberapa komponen,
yaitu cues (tanda untuk melakukan sesuatu, speech act (tindakan
berbicara), filter (subjek yang terkait dengan komunikasi, dan noise (gangguan yang
terjadi selama komunikasi berlangsung). Dari model komunikasi ini dianggap antara
penerima dan pengirim pesan saling bergiliran mengambil posisi sebagai pengirim
dan penerima sehingga komunikasi yang terjadi bersifat simultan.

9. Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Model komunikasi yang sebenarnya dikenalkan oleh Wilbur Schramm, akan


tetapi karena model ini terinspirasi dari teori Ryan A. Osgood, maka model
komunikasi ini sering kali dikenal dengan sebutan model komunikasi Osgood dan
Schramm, atau dikenal pula sebagai Model Komunikasi Encode-Decode.
Dengan model ini Osgood mengganti komunikasi linear menjadi komunikasi
sirkuler, kemudian Schramm menambahkan konsep field of experience sebagai hal-hal
yang mempengaruhi pemahaman dan interpretasi pesan di dalam proses komunikasi.
Di dalam proses komunikasi Osgood dan Shcramm, ada beberapa komponen
komunkasi, yaitu:
 Sender (pengirim pesan)
 Encoder (orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode)
 Decoder (orang yang mendapatkan pesan dari encoder dan mengubahnya pada
bahasa lain yang telah dimengerti oleh penerima pesan)
 Interpreter (orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan)
 Receiver (orang yang menerima pesan dan melakukan proses decoding dan
menginterpretasikan pesan)
 Message (pesan)
 Feedback (proses merespons pesan yang diterima oleh subjek penerima pesan)
 Medium (media untuk mengirimkan pesan)
 Noise (gangguan dalam proses komunikasi)

10. Model Komunikasi De Fleur

Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin DeFleur pada dasarnya


merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan
Weaver. Model DeFleur ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui
media massa (komunikasi massa).
Di dalamnya tercakup delapan komponen proses komunikasi massa,
yaitu: source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium
device (sarana medium massa), dan feedback device (sarana penyampai umpan balik).
Sumber (source) yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada
sasaran penerima (destination) pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan
atau pembentukan simbol-simbol pesan melalui transmiter, sehingga menghasilkan
suatu pesan yang bermakna.
Simbol-simbol pesan ini kemudian disampaikan me!alui suatu saluran atau
channel (medium komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, radio, TV, dan
lainlain).
Pihak penerima (receiver) menerima simbol-simbol pesan tersebut melalui alat
penerima tententu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga terlibat dalam
proses pengolahan dan pengartian makna pesan dan kemudian bertindak menjadi
sumber informasi (source) membentuk simbol-simbol pesan tanggapannya melalui
transmitter.
Selanjutnya transmitter mengirim kembali pesannya tersebut melalui suatu
saluran medium komunikasi massa (channel) kepada pihak sasaran penerima (yakni
sumber pertama yang mengirim pesan dan sekarang bertindak sebagai destination).
Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan secara
timbal balik. Namun, dalam prakteknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa
luput dan adanya gangguan-gangguan.
Gangguan dapat timbul pada unsur pengirim, transmitter, saluran yang
dipergunakan, pihak penerima atau pada pengartian makna pesan. Namun, menurut
DeFleur, adanya gangguan inilah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi
berjalan lebih dinamis.

11. Model Komunikasi Newcomb


Model komunikasi Newcomb adalah model komunikasi yang dikenalkan
oleh Theodore M. Newcomb pada tahun 1953. Melalui model komunikasinya,
Newcomb memberikan pendekatan yang berbeda terhadap proses komunikasi
utamanya proses komunikasi interpersonal. Adapun yang menjadi tujuan dari model
komunikasi Newcomb adalah untuk mengenalkan peran komunikasi dalam sebuah
hubungan sosial dan untuk memelihara keseimbangan sosial di dalam sistem sosial.
Dalam modelnya, Newcomb tidak menyertakan pesan karena memandang
pesan sebagai sebuah entitas yang terpisah. Karena itu, dalam model komunikasi
Newcomb, kita tidak akan menemui berbagai unsur komunikasi atau berbagai
elemen-elemen komunikasi atau komponen - komponen komunikasi yang mendukung
jalannya proses komunikasi yang berlangsung melalui berbagai macam tahap - tahap
komunikasi pada umumnya.  Newcomb memfokuskan pada tujuan sosial komunikasi
dan memperlihatkan bahwa semua konteks komunikasi adalah wahana untuk
memelihara hubungan antar manusia. Model komunikasi Newcomb juga dikenal
dengan sebutan model komunikasi ABX.
Model komunikasi Newcomb merupakan hasil pengembangan dari model
komunikasi sebelumnya yang dirumuskan oleh Heider pada tahun 1946. Heider
menekankan pada tingkat konsistensi atau inkonsistensi yang mungkin saja ada antara
dua orang dalam hubungannya dengan orang ketiga atau sebuah obyek. Dalam
teorinya, Heider menyatakan bahwa dalam kasus dimana dua orang yang memiliki
sikap suka atau tidak suka terhadap satu sama lain dan terhadap sesuatu obyek
eksternal, beberapa pola hubungan akan menemui keseimbangan dan beberapa
lainnya akan mengalami ketidakseimbangan. Lebih lanjut Heider menyatakan bahwa
dimana terjadi keseimbangan, maka masing-masing partisipan akan menolak berubah
dan dimana terjadi ketidakseimbangan, maka upaya akan dilakukan untuk
mengembalikan keseimbangan kognitif.
Newcomb mengasumsikan bahwa komunikasi menampilkan berbagai fungsi
penting yang memungkinkan dua orang atau lebih memelihara orientasi satu sama
lain secara simultan dan terhadap obyek yang berasal dari lingkungan eksternal
mereka. Adapun asumsi dasar model komunikasi Newcomb adalah regangan terhadap
konsistensi sikap dan hubungan akan menghasut komunikasi jika kondisi
memungkinkan.
Proposisi utama yang dapat diturunkan dari model komunikasi Newcomb
adalah bahwa diskrepansi antara A dan B dalam orientasi mereka terhadap X akan
menstimulasi komunikasi. Efek komunikasi akan cenderung untuk mengembalikan
keseimbangan dimana didalilkan sebagai keadaan normal dari sistem hubungan.
Kemudian, Newcomb menambahkan beberapa kualifikasi terhadap dalil sebelumnya
dengan memberi catatan bahwa komunikasi tampaknya hanya akan diaktifkan dalam
kondisi tertentu, misalnya:
 terdapat atraksi yang kuat antara partisipan
 obyek dianggap penting paling tidak oleh satu partisipan
 obyek X memiliki relevansi bersama untuk keduanya (McQuail dan
Windahl, 1993 : 27-31).

12. Model Komunikasi Wesley dan Maclean

Pada tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm MacLean yang merupakan
teoretikus komunikasi merumsukan suatu model yang mencakup komunikasi
antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian
integral dari proses komunikasi. Model ini memiliki banyak pengaruh dari model
yang ada pada modelNewcomb, selain dari model Laswell dan model Shannon dan
Weaver.
Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek, dan orang yang tidak
terbatas, yang kesemuanya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu pesan C
diantara A dan B, dan menyediakan umpan balik. Menurut kedua pakar ini, perbedaan
dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan
komunikasi massa. Dalam KAP umpan balik dari penerima bersifat segera, sedangkan
dalam komunikasi massa tertunda
Terdapat lima unsur yang berada dalam kandungan model ini, diantaranya
sebagai berikut : objek orientasi, penerima, sumber, pesan, serta umpan balik. Model
ini juga mencakup beberapa konsep penting: umpan balik, perbedaan dan kemiripan
komunikasi antar-pribadi dengan komunikasi massa, dan pemimpin pendapat yang
penting sebagai unsur tambahan dalam komunikasi massa. Dalam tingkatan individu
model yang dikemukakan Westley dan MacLean tidak pernah membatasinya.
Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau
suatu lembaga sosial. Menurut mereka, setiap individu, kelompok atau sistem
mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi
terhadap lingkungan.

13. Model Komunikasi Gerbner

Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hamper sama


bentuknyadengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan
elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak.Cakupan penelitian Gerbner meliputi
penelitian komunikator dan khalayak, penelitian persepsi dan teori, pengukuran
efektifitas, penelitian tentang situasi sosial dan fisik, saluran, meida, fasilitas
komunikasi, administrasi, distribusi, kebebasan mencapai fasilitas, struktur organisasi,
pola dan gaya komunikasi, analisa isi pesan dan arti kata, serta penelitian menyeluruh
tentang perubahan.Model Gerbner memperlihatkan proses komunikasi yang
menghasilkan pengaruh timbal balik antar manusia dan media ataupun antar manusia
sendiri, dari sekian banyaknya ruang lingkup penelitian yang ditawarkan Gerbner,
penelitian tentang persepsi menarik untuk dikaji karena diperjatikan sebab-sebab
perbedaan pengertian dan interpretasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini
terjadi :
1. Hubungan antara suatu kejadian dan hidup serta pengalaman komunikan. 
2. Proses psikologis yang terjadi dalam proses interpretasi.
3. Saluran komunikasi, apakah melalui media ataukah secara langsung.  
Sebagaimana diketahui bahwa proses komunikasi pada dasarnya adalah ingin
mewujudkan sesuatu, maka tujuan komunikator harus sama denfan keinginan
komunikan sehingga terjadi overlapping of interest atau perimpitan keinginan.
Ada kalanya suatu event diterima dari banyak komunikator, hal ini
menyebabkan ada akibat yang bercampur (mixed sequence) yang nantinya akan
member feedback yang berbeda-beda. Umumnya terjadi pada masyarakat yang
menggunakan media untuk memperoleh informasi dimana sumber informasi
diperoleh dari berbagai macam media massa yang mempunyai tujuan ataupun cara
pandang yang berbeda-beda satu sama lain meskipun yang dibahas hanya satu topik.
Model komunikasi yang dibuat Gerbner ada dua, yaitu model verbal dan
model gambar.
Model komunikasi verbal yang dikembangkan Gerbner mencakup unsur-
unsur yaitu sebagai berikut:
1. Someone …………………….. Komunikator dan komunikan
2. Object ……………………….. objek peristiwa
3. .Perceives an event …………... Persepsi
4. And reacts ………………….... reaksi
5. In a situation ……………..….. Situasi fisik/psikologis/sosial
6. Trough some means ……..….. saluran/media
7. To make available materials … distribusi, administrasi
8. In some form ………………… bentuk, struktur, pola
9. And context …………………. Konteks, setting
10. If some consequences ……….. akibat, hasil

Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut: Seseorang (sumber,


komunikator) Mempersepsi suatu kejadian Dan bereaksi Dalam suatu situasi Melalui
suatu alat (saluran;media; rekayasa fisik; fasilitas administrative dan kelembagaan
untuk distribusi dan control) Untuk menyediakan materi Dalam suatu bentuk Dan
konteks Yang mengandung isi yang mempunyai konsekuensi.
M         = manusia atau mesin
S          = bentuk
E          = peristiwa
E1        = persepsi
E2        = isi       
Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses komunikasi
diawali dengan suatu tindakan pemahaman (persepsi). Dimensi pendekatan Gerbner
terhadap persepsi ini dilukiskan melalui dua pendekatanm yaitu pendekatan
transaksional dan pendekatan psychophysical (psikologi-fisik)
Dari kedua model komunikasi Gerbner, jadi komunikasi menurut Gerbner
adalah suatu proses di mana seseorang (komunikator atau komunikan)
mempresepsikan suatu objek peristiwa, dan bereaksi dalam suatu situasi, dengan
menggunakan alat atau saluran tertentu agar sesuatu yang disampaikan itu menjadi
ada, dalam bentuk dan konteks tertentu, dengan makna atau arti tertentum dan dengan
tujuan memperoleh suatu akibat atau hasil tertentu.
 Berikut adalah pendekatan model Gerbner
1. Pendekatan Transaksional
E1 semata-mata dianggap sebagai fungsi asumsi, pandangan pengalaman dan faktor
lain yang berkaitan dengan pengalaman si M. seperti apa E1 bagi si M tergantung
faktor yand ada di dalam diri M sendiri.
2. Pendekatan psychophysical
E itu sendiri merupakan faktor terpenting, yang menimbulkan persepsi yang jelas dan
akurat dalam kondisi yang menguntungkan. Bagaimana pemahaman M ditentukan
oleh caranya memilih, konteksnya, serta ketersediaan E.

14. Model Komunikasi Tubbs


Model komunikasi Tubbs atau disebut juga dengan model komunikasi Tubbs
dan Moss dikembangkan oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss pada tahun 1983
untuk menggambarkan interaksi mendasar antara dua orang komunikator yaitu
pengirim pesan dan penerima pesan. Tidak seperti ahli teori lainnya, Tubbs
menyatakan bahwa dalam peristiwa komunikasi, komunikator yakni pengirim pesan
dan penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hal memberikan dan
menerima pesan secara simultan. Tujuan pengiriman pesan yang dilakukan oleh
pengirim pesan kepada penerima pesan serta makna pesan yang terbentuk berpeluang
mengalami perubahan berdasarkan apa yang diterima dari komunikator.
Menurut Tubbs, komunikasi adalah sebuah proses yang tiada akhir dan tidak
berakhir hanya dengan adanya umpan balik. Model komunikasi yang digagas oleh
Tubbs merupakan bentuk respon atau tanggapan terhadap proses komunikasi yang
berlangsung secara mekanis.
Tubbs menggunakan spiral untuk menggambarkan proses komunikasi manusia
yang berkelanjutan. Dalam model komunikasi Tubbs, mereka yang terlibat dalam
proses komunikasi disebut sebagai sumber komunikasi atau komunikator 1 dan
komunikator 2. Melalui model komunikasinya, Tubbs menekankan pada berbagai
aspek perhatian yang diberikan oleh manusia kepada manusia lainnya seperti
mendengar, memahami, dan mengingat.
Berbagai stimuli yang berasal dari lingkungan atau dari dalam diri manusia
merupakan input atau masukan yang berupa data mentah. Stimuli tersebut kemudian
membentuk persepsi manusia tentang dunia tempat ia tinggal. Stimuli, dalam model
komunikasi Tubbs, dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan-pesan nonverbal
yang dikirimkan oleh pengirim pesan melalui sebuah saluran atau media komunikasi.
Dalam perjalanannya, stimuli ini akan mengalami gangguan dan penyaringan sebelum
benar-benar diterima oleh penerima pesan. Penyaringan yang dilakukan oleh
penerima pesan dapat bersifat psikologis maupun fisiologis.

15. Model Komunikasi Gudykundt dan Kim

Model komunikasi Gudykunst menjelaskan sebuah model komunikasi dimana


di dalamnya terjadi interaksi antara dua budaya atau lebih yang berbeda. Tidak bisa
kita pungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari, pasti terjadi proses interaksi
sosial semacam ini. Apalagi di negara Indonesia, budayanya sangat majemuk dan
bermacam-macam. Dalam satu wilayah, orang-orang yang tinggal di dalamnya belum
tentu berasal dari satu budaya yang sama. Oleh sebab itu, model komunikasi ini
menjabarkan bagaimana interaksi atau proses komunikasi tersebut bisa berlangsung.
Karakteristik yang paling khas dari tahap-tahap komunikasi Gudykunst adalah
adanya penyandian pesan dan penyandian balik pesan. Di dalam prosesnya, terdapat
proses interaktif yang sangat dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang
dikelompokkan menjadi faktor sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkungan.
Tentu saja, filter atau penyaring tersebut bisa menjadi pembatas-pembatas
pada komponen-komponen komunikasi di dalamnya melakukan penyandian pesan.
Artinya, ada batas-batas tegas yang mungkin perlu diperhatikan sehingga komunikasi
antar budaya ini tidak kemudian menghasilkan kesalahpahaman akibat perbedaan
kebiasaan sebelumnya.
Faktor-faktor tersebut juga sangat berperan penting terutama dalam hal
mempengaruhi komunikasi yang terjadi. Katakanlah apabila seseorang memiliki
budaya berbicara dengan intonasi yang lebih keras, bisa memiliki persepsi lain saat
dilakukan manakala lawan bicaranya adalah seseorang yang memiliki budaya
berbicara dengan tutur kata yang lebih lembut. Itulah sebabnya filter-filter tadi
diperlukan supaya komunikasi bisa berjalan dengan baik. Proses komunikasi
efektif tersebut tentunya menjadi salah satu tujuan utama dari model komunikasi ini.
Kelebihan dan Kekurangan dari Model Gudykunts
Kelebihan dari model komunikasi Gudykunst adalah terjadinya interaksi yang
akan memperluas pengetahuan mengenai budaya lain. Bila komunikasi berjalan
dengan baik, maka akan ada perasaan saling paham dan saling tahu bahwa masing-
masing individu membawa kebudayaan yang berbeda terutama dalam cara
berkomunikasi mereka.
Tentunya ini adalah satu hal yang luar biasa dari apa yang model komunikasi
ini akan terapkan. Apabila proses pemahaman ini berlangsung dengan baik, maka
pengetahuan baru yang akan didapatkan pun bisa terjadi dengan lebih cepat.
Selain itu, ada kelebihan lain dimana komunikasi antar budaya menjadi lebih
baik. Ini sudah sangat jelas, mengingat karena kesepahaman yang berhasil dicapai
sebelumnya kemudian bisa memberikan toleransi-toleransi tersendiri. Jenis
komunikasi antar budaya ini memang memiliki tantangan tersendiri. Mengetahui latar
belakang dari masing-masing budaya sebelumnya akan menjadi nilai tambah
tersendiri supaya komunikasi yang berlangsung bisa terjalin dengan lebih baik.
Meski pun ada beberapa kelebihan dari model komunikasi ini, namun rupanya
ada beberapa kekurangan juga yang bisa saja muncul. Sebagai contoh adalah apabila
tidak adanya kesepahaman atau toleransi yang muncul sebagai bentuk kesadaran
bahwa masing-masing orang membawa budaya yang berbeda, maka bisa saja terjadi
kesalahpahaman di sana.
Hal yang paling sederhana yang bisa saja muncul adalah timbulnya
permusuhan akibat kesalahan penerimaan persepsi. Ambilah contoh misalnya
anggukan kepala. Rata-rata orang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju,
namun rupanya ada beberapa budaya yang menandakan anggukan kepala sebagai
tanda tidak setuju. Bila tidak ada satu kesepahaman yang tercapai, maka bisa saja ada
kesalahpahaman yang terjadi. Individu harus memiliki cara berkomunikasi dengan
baik sehingga terhindar dari masalah ini.
Selain kesalahpahaman, kekurangan lain yang bisa terjadi adalah dominasi
dari suatu budaya yang dibawa seseorang dalam komunikasi itu sendiri. Sebagai
contoh, seseorang justru kemudian akan meniru budaya orang lain setelah
terjadi komunikasi sosialini. Bila budaya yang dibawa itu baik, mungkin saja itu akan
membawa keuntungan. Namun sebaliknya, bila rupanya budaya yang dibawa
memiliki nilai yang kurang baik, itu justru bisa memberikan dominasi budaya yang
negatif nantinya.
Setidaknya dari model komunikasi ini akan ada banyak hal yang kemudian
bisa dicapai bersama-sama. Namun demikian, batasan-batasan tegas sebagai filter tadi
harus dimiliki seseorang sehingga komunikasi antar budaya yang akan dicapai bisa
dilaksanakan dengan baik. Konsep mendasar mengenai model komunikasi Gudykunst
ini memang menarik untuk ditelisik.

16. Model Komunikasi Riley dan Riley

Model Riley & Riley menunjukan bahwa komunikator dan komunikan


mendapat pangaruh dari kelompok primer.
Kelompok – kelompok dan struktur sosial yang lebih besar yang
mempengaruhi komunikator dan komunikan di dalam melaksanakan proses
komunikasi berada di dalam dan mendapat pengaruh dari sistem sosial keseluruhan
(over all social system).
Baik komunikator, maupun komunikan berhubungan dengan kelompok primernya.
Komunikator/ komunikan dan kelompok primernya masing-masing
dipengaruhi oleh struktur yang lebih besar dan serluruh proses ini dipengaruhi oleh
sistem sosialnya. Kelompok primer adalah kelompok dimana antara anggotanya
terdapat hubungan yang intim, misalnya keluarga. Kelompok referens adalah
kelompok yang dengan pertolongannya, anggotanya dapat merumuskan sikap, nilai
dan tingkah lakunya.
Denis McQuail dan Sven Windahl berpendapat (1) model ini membantu
menghubungkan konsep mengenai komunikasi massa dengan teori – teori sosiologi
yang sudah ada, (2) pendapat Riley & Riley bahwa komunkasi massa hendaklah
dipandang sebagai suatu proses ini dapat mempengaruhi dan dipengaruhi itu, adalah
pendapat yang penting, (3) Model ini menunjukan cara baru dalam melihat efek –
efek komunikasi.

17. Model Komunikasi Helical Dance

Model komunikasi yang dikemukakan oleh Frank E. Dance ini dapat dikaji


sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osgood dan Schramm. Ketika
membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa
dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling
tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
Frank Dance (1970) melakukan terobosan penting dalam upayanya
memberikan klarifikasi terhadap pengertian komunikasi. Ia mengklasifikasikan teori
komunikasi yang banyak itu berdasarkan sifat-sifatnya. Dance mengajukan sejumlah
elemen dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi
Analisis Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar
menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju
dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi
yang datang menyusul.
Dance menggaris bawahi sifat dinamik dari komunikasi. Ia menemukan
tiga hal yang disebutnya dengan “diferensiasi konseptual kritis” (critical conceptual
differentiation) yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas:
1. Dimensi Level Observasis
Dimensi pertama adalah level observasi (level of observation).
Menurutnya beberapa definisi mengenai komunikasi bersifat sangat luas
(inclusive) sementara definisi lainnya bersifat terbatas.
Kelebihan : Menilai keefektifan komunikasi yang sangat luas
(berhasilnya pertukaran ide)
Kekurangan : Tidak memiliki penilaian implicit (keberhasilan dan
keakuratan data)
Contoh : Mengirim pesan militer melalui telepon / kurir.
2. Dimensi Kesengajaa
Dimensi kedua adalah kesengajaan (intentionality). Sebagian definisi
mengenai komunikasiyang dikemukakan para ahli hanya memasukkan
faktor pengiriman dan penerimaan pesan yang memiliki kesengajaan atau
maksud tertentu (purposeful); sementara definisi lain tidak memasukkan
batasan ini.
Definisi berikut ini merupakan contoh definisi yang memasukkan
faktor kesengajaan atau maksud tertentu misalnya: adalah those situations
in which a source transmits a message to a receiver with conscious intent
to affect the latter’s behaviors.(situasi dimana sumber mengirimkan pesan
kepada penerima dengan sengaja untuk mempengaruhi tingkah laku
penerima).
Sedangkan definisi yang tidak memerlukan kesengajaan atau maksud
tertentu misalnya: It is a process that makes common to two or several
what was the monopoly of one or some. Komunikasi adalah proses yang
membuat dua atau beberapa orang memahami apa yang
menjadi monopoli satu atau beberapa orang lainnya).
Definisi komunikasi yang terlalu umum atau luas, misalnya adalah: the
process that links discontinous parts of the living world to one
another (proses yang menghubungkan bagian-bagian terputus dari dunia
hidup satu sama lainnya)
Sebaliknya definisi yang terlalu sempit, misalnya
adalah, communication as the means of sending military messages, orders
etc, as by telephone, telegraph, radio, couriers. (komunikasiadalah alat
untuk mengirim pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon,
telegraf, radio, kurir).
Kelebihan : Pesan cepat tersampai ke komunikan.
Kekurangan : Belum tentu ditanggapi dengan baik oleh masyarakat
Contoh : Iklan susu dengan menggunakan model cantik
3. Dimensi Penilaian Normatif
Sebagian definisi mengenai komunikasi memasukkan pernyataan
keberhasilan atau keakuratan (accuracy) sedangkan definisi lainnya tidak
memiliki penilaian implisit semacam itu. Definisi berikut ini, misalnya,
menganggap proses komunikasi selalu berakhir dengan kesuksesan.
Misalnya: Communication is the verbal interchange of a thought or
idea. (Komunikasi adalah pertukaran verbal dari pemikiran dan gagasan).
Asumsi dari definisi ini adalah pemikiran atau gagasan itu selalu
berhasil dipertukarkan. Definisi lainnya, sebaliknya, tidak menilai
hasil komunikasi itu akan berhasil atau tidak. Misalnya: Communication is
the transmission of information. Disini terjadi pengiriman informasi,
namun pengiriman itu tidak harus berhasil (diterima atau dipahami).
Kelebihan : Memasukkan pernyataan keberhasilan dan keakuratan
sehingga bisa dipercaya
Kekurangan : Tidak memperdulikan keefektifan komunikasi
Contoh : Dosen mengajar di kelas

18. Model Komunikasi S – R

Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima,
pada dasarnya) menipakan suatu reaksi tertentu dan “stimulus” (rangsangan) tertentu.
Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh
tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.
Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntikkan ke tubuh
khalayak sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya. Dalam dunia
kedokteran kita mengetahui bahwa apabila seorang pasien disuntik obat tidur, ia akan
tidur.
Asumsi mengenai kekuatan pengaruh dari media massa ini didasarkan atas
pemikiran bahwa masyarakat, ibarat atom-atom sosial merupakan sekumpulan
individu-individu yang terpisah-pisah dan bertingkah laku sesuai keinginannya
masing-masing. Dalam masyarakat yang atomatis demikian, kendala-kendala sosial
jarang terjadi dan pengaruh dan ikatan- ikatan sosial sangat kecil.
Model S-R ini kemudian banyak dikritik karena masyarakat dalam menerima
pesan dan media massa dipandang tidak bersikap dan bertindak pasif, melainkan aktif
dan selektif. Atas dasar hal tersebut DeFleur kemudian melakukan modifikasi
terhadap model S-R.
Menurut DeFleur, penerimaan khalayak atas berbagai stimulus yang
disampaikan melalui media massa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Karena, setiap orang mempunyai karakteristik personalitas sendiri-sendiri.
Hal ini berarti, bahwa pengaruh yang terjadi, tidak semata-mata diakibatkan
oleh adanya stimulus, (tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor personalitas. Dengan
kata lain, meskipun pesan (stimulus) yang disampaikan media massa sama, namun
akibat yang terjadi di kalangan khalayak akan berbeda antara satu orang dengan yang
lainnya.
Sebagai contoh: Si A dan si B, sama-sama menonton TV yang menayangkan
acara lawak. Si A merasa terhibur dan tertawa tergelak-gelak karena merasa lucu.
Sementara si B, diam saja karena lawakan yang disajikan baginya tidak menimbulkan
rasa lucu.
19. Model Komunikasi HUB
Model Ray Hiebert, Donald Ungurait, dan Thomas Bohn (HUB – Lingkaran
Konsentris) Model HUB adalah model lingkaran konsentris yang bergetar sebagai
sebuah rangkaian proses aksi-reaksi.Model HUB  ini bisa dikatakan lebih komplit,
karena model komunikasi massa ini adalah model lingkaran yang dinamis dan
berputar terus-menerus.Komunikator berada di tengah-tengah pusaran air. Artinya,
komunikator menyebarkan pesan ke luar. Dalam penyebaran ide dan gagasan,
komunikator dibantu oleh media amplification (pengerasan media). Di sini
pengerasan berarti perluasan (extension). Tujuannya adalah agar pesan yang
dikeluarkan sejelas dan sekomplit mungkin.

20. Model Komunikasi Gamble

Dalam model ini peralatan media massa menjadi alat utama yang harus ada
dalam komunikasi massa.
Titik pandang dalam model ini adalah sumber pesan mengalirkan pesan, yang
“di edit” oleh pekerja informasi, kemudia di sebarkan melalui peralatan media massa,
yang di terima oleh audience, yang selanjutnya memberikan umpan balik.
Model ini juga menekankan bahwa posisi pekerja media dan masyarakat
adalah sama, yakni sama – sama bisa menjadi komunikator dan komunikan.
Sedangkan media salurannya sebagai alat bantu saja.

Anda mungkin juga menyukai