Anda di halaman 1dari 22

BLOK 18 MUSKULOSKELETAL

LAPORAN TRAMED POSR


MINGGU KE-3

Oleh:
Novya Prabawati
H1A010005

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM


NUSA TENGGARA BARAT
2013

Kasus 1
Seorang mahasiswa berumur 18 tahun datang ke poliklinik UNRAM dengan keluhan nyeri ulu
hati yang dialami sejak kemarin. Mahasiswa tersebut juga merasa mual dan ingin muntah. Sejak
kuliah dia memang sudah sering mengalami keluhan yang sama, namun beberapa hari terakhir
keluhan memberat. Dari anamnesa dokter diketahui belakangan ini ia memang sangat sibuk
dengan tugas kuliah sehingga merasa stress dan sering telat makan. Tentukan pengobatan yang
rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.
Analisis Kasus
1. Daftar Permasalahan
Nyeri ulu hati
mual dan ingin muntah
Dipengaruhi faktor psikologi (stress) dan sering telat makan
2. Diagnosa Kerja
Dispepsia fungsional
3. Tujuan Terapi
Menekan produksi asam lambung
Mengurangi tingkat keasaman lambung sehingga mengurangi nyeri ulu hati dan
menghilangkan mual dan rasa ingin muntah
Mencegah kekambuhan

4. Golongan Obat yang dapat digunakan


Golongan yang dapat digunakan untuk mengurangi asam lambung pada scenario yaitu :
-

Menetralkan asam lambung


Obat yang dapat digunakan untuk mengurangi asam lambung yaitu:
a. Antasida : terdiri dari antasida sistemik dan non sistemik

Mengurangi sekresi asam lambung


a. Analog Prostaglandin-E1
b. Antagonis reseptor H2/ARH2
c. Penghambat pompa proton (PPI)

d. Antikolinergik
-

Meningkatkan pertahanan mukosa lambung


a. Sukralfat
b. Bismuth

Golongan Obat terpilih


- Obat penetral asam lambung
Antasida menjadi pilihan untuk menetralkan asam lambung.Terdiri dari antasida sistemik
(Na) dan nosistemik (Al, Mg, Ca).Penggunaan antasida non sistemik menjadi pilihan
karena tidak diserap dalam usus sehingga efek alkalosis metabolic seperti pada antasida
sistemik dapat dihindari.Efek samping AlOH3 sering menimbulkan konstipasi dan
antasida garam Mg yang dapat menimbulkan diare sehingga penggunaannya sering
dikombinasi untuk meminimalkan efek samping keduanya.Antasida yang merupakan
basa lemah dapat menetralkan asam lambung dengancepat sehingga dapat mengurangi
gejala dengan segera.Obat pengurang asam lambung lainnya bekerja dengan menghambat
pembentukan sehingga efek kerjanya lebih lama.Bentuk suspense bekerja lebih cepat
daripada bentuk tablet.
-

Penghambat sekresi asam lambung


Obat ini digunakan untuk mencegah kekambuhan dari

gejala yang dialami pasien.

Golongan obat yang digunakan yaitu PPI.PPI dapat menekan produksi asam lambung
lebih baik dari pada antihistamin dan efek sampingnya tidak terlalu mengganggu.PPI
dapat menghambat reseptor secara ireversibel antara 24-48 jam.Produksi asam baru dapat
kembali setelah pengobatan dihentikan 3-4 hari. Pemberian PPI dapat diberikan sebagai
trial empiric untuk menurunkan produksi asam lambung pada dyspepsia fungsional tanpa
gejala alarm pada usia kurang dari 55 tahun menurut guideline American Journal of
Gastroenterology tahun 2010.
5. Obat dari Golongan Terpilih
a. Antasida
Antasida yang diberikan yaitu antasida yang bersifat nonsistemik. Pada umumnya
antasida berisi kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida, bekerja
dengan cara menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri
ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Efek samping AlOH3

sering menimbulkan konstipasi dan antasida garam Mg yang dapat menimbulkan diare
sehingga penggunaannya sering dikombinasi untuk meminimalkan efek samping
keduanya.Antasida tersebut dapat dikombinasi dengan simetikon untuk mengurangi efek
flatulen yang ditimbulkan dari penggunaan antasida.
b. PPI
Obat yang terpilih dari Golongan PPI yaitu Omeprazole. Obat ini memiliki
bioavailabilitas 40-65% dengan T 0,5 1,5 jam dan waktukadar puncak maksimal
dalam 1-3,5 jam. Efek ini lebih cepat jika dibandinkan dengan obat golongan PPI lainnya
seperti Esomeprazole, LAnsoprazole, Rabeprazole, dan Pantorazole.Omeprazole mudah
didapat dan dengan harga terjangkau.
6.
-

Dosis dan Bentuk Sediaan Obat


Mylanta
Obat ini diberikan pada fase akut untuk mengurangi gejala akibat meningkatnya asam
lambung.Dapat diberikan obat Mylantadengan kandungan Alumunium hidroksida
200mg, Magnesium thidroksida 200mg, dan simetikon 20mg/5ml/tab. Obat diberikan
10ml pemberian maksimal 4 kali (40 ml) sehari. Obat diminum jika nyeri uluhati dan
gejala mual dirasakan kembali.Obat ini tidak boleh diminum lebih dari 2 minggu.Bentuk
sediaan yang dipilih yaitu suspensi untukmendapat hasil yang lebih cepat dan penyerapan
lebih baik. Sediaan suspensi dalam 2 botol yaitu 150 dam 360 ml, serta ada juga sediaan
tabletnya. Maka bentuk sediaan obat yang akan diberikanyaitu suspense 360 ml.

Omeprazole
Omeprazole diberikan dalam dosis pemberian 20mg/hari dosis tunggal selama 4
minggu.Obat diminum 30 menit sebelum makan. Benuk sediaan dipasaran yaitu kapsul
10mg dan 20 mg. Jadi obat yang diberikan yaitu 1 tablet x 1 kali x 28 hari = 28 tablet.
7. Penulisan Resep

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM


SIP No: xxx//DINKES
Jalan Pendidikan no 18, AmpenanNo. Telp. (0370) 634043
dr. Novya Prabawati
Mataram, 24 Juli 2013
R/

Mylanta susp 360 ml Lag . II


p.r.n 4dd I C.a.c
Paraf

R/

Omeprazol caps. 20 mg

no. XXVIII

1 dd I tab . h.a.c
Paraf
Pro

: Tn.x

Umur

: 18 tahun

Alamat : alamat lengkap

8. Edukasi
Hindari stress dan makanan yang dapat merangsang sekresi asam lambung seperti

makanan pedas, asam dan bersantan.


Dapat control kembali jika tidak ada perbaikan dari gejala.
Jika obat sudah habis namun gejala belum membaik, disarankan untuk dating kembali ke
dokter.

Kasus 2
Seorang perempuan, umur 25 tahun, saat ini sedang hamil 6 bulan, datang dengan keluhan nyeri
ulu hati dan rasa panas di dada, mual dan beberapa kali muntah. Keluhan ini sejak sebelum hamil
sudah dirasakan, tetapi memberat 2 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan fisik : TD 100/60
mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 370c tentukan pengobatan paling rasional
pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.
1. Diagnosis kerja
GERD
2. Daftar masalah
a. Hamil 6 bulan
b. Nyeri ulu hati

c. Rasa panas di dada


d. Mual dan beberapa kali muntah
e. Memberat 2 minggu terakhir
3. Tujuan Terapi
a. Mengurangi rasa nyeri ulu hati
b. Mencegah terjadinya rasa panas di dada
c. Mencegah terjadinya mual dan muntah
4. Golongan Obat Terpilih
Tujuan terapi pertama
a. Antasida
b. PPI
c. H2 reseptor blocker
Alasan pemilihan golongan obat Antasida sebagai obat yang paling efektif dalam
membantu menetralisir dari asam lambung dan membantu mengatasi nyeri ulu hati, dan
dapat dikombinasi dengan obat lain untuk mengatasi gejala
Tujuan terapi Kedua
1. Antasida
a. MgOH
b. AlOH
c. Kombinasi (MgOH dan AlOH)
2. PPI
3. H2 reseptor blocker
4. Prokinetik agent
H2 resptor blocker merupakan first line untuk pengobatan GERD dan dapat dikombinasi
dengan antasida. Yang nantinya ini berfungsi sebagai penurun produksi asam lambung
sehingga mengurangi cetusan asam lambung berlebih dan reflux asam lambung yang
mengakibatkan rasa panas di dada (heart burn). Selain itu H2 reseptor blocker juga dapat
berperan sebagai tujuan terapi ketiga yaitu sebagai anti mual dan muntah pada pasien. H2
reseptor blocker terbukti aman pada ibu hamil dengan kategori B. selain itu dapat juga
dikombinasi dengan prokinetik untuk memperkuat dari sfinchter esophagus pasien
sehingga menurunkan terjadinya reflux selain menurunkan jumlah asam lambung pasien.
5. Obat terpilih
a. Antasida
i. MgOH
ii. AlOH
iii. Kombinasi (MgOH dan AlOH + simethicone)

Obat terpilih adalah jenis kombinasi alasannya karena dibandingkan dengan jenis yang lain obat
antasida kombinasi tidak terlalu emberikan efek samping konstipasi pada pasien seperti yang
diakibatkan oleh pemberian antasida AlOH sehingga membuat lebih nyaman dan aman
digunakan pada pasien.
b. H2 reseptor Agonist
i. Ranitidine
ii. Cimetidine
iii. Famotidine
Obat terpilih adalah ranitidine karena onset of action dari ranitidine lebih cepat dan memiliki
watu paruh yang cendrung lebih lama jika dibandingkan dengan cimetidine, sehingga lebih
efektif digunakan pada pasien.
c. Prokinetik
i. Metoclopramide
Obat ini dipilih karena dapat digunakan untuk mempercepat gerakan dari motilitas esophagus
serta memperkuat sfingter esophagus bagian distal sehingga mengurangi terjadinya reflukserta
obat ini juga aman bagi bu hamil kategori B
6. Bentuk sediaan obat
a. Antasida diberikan selama 5 hari dengan harapan keluhan pasien membaik dalam 5
hari dan obat dapat dihentikan diganti dengan observasi. Obat yang digunakan
(promag) sediaan yang digunakan tablet dengan dosis 1 tablet 400 mg (200 mg
Hydrotalcite, 150 mg MgOH, 50 mg Simethicon) diminum 3 kali sehari digunakan
30 menit sebelum makan. Jumlah tablet = 3x1x5 = 15 tablet
b. Ranitidine diberikan selama 5 hari sediaan tablet yang tersedia 75, 150, dan 300 mg.
Pada kasus GERD diberi dosis 150 mg setiap 12 jam sesudah makan.Jadi jumlah
tablet = 2x1x5 = 10 tablet
c. Metoclopramide juga deiberikan selama 5 hari untuk mengurangi gejala karena
penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan diberi dalam bentu tablet dengan
sediaan (5 dan 10 mg) pada GERD dosis lazim 10-15 mg, pada pasien di scenario
diberi 10 mg diberi 2 kali sehari yaitu satu tablet 30 menit sebelum makan dan satu
tablet sebelum tidur dosis maksimal 80 mg/day. Jumlah tablet = 2x1x5 = 10
7. Resep

dr.Novya
No SIP: xxx
Alamat praktik : xxxx
Mataram, 26 Juli 2013
R/
R/
R/

Promag tab
no. XIV
s. 3.d.d. 1 tab. 1/2.h.a.c
Paraf
Ranitidin 150 mg tab no. X
s2.d.d.1 tab p.c
Paraf
Metoclopramide 10 mg tab no. X
s.2.d.d.1 tab*
Paraf

Pro
: Ny. x
Umur : 25 tahun
Alamat: Alamat lengkap

Lembar K.I.E : Obat metoclopradie atau yang diberi tanda (*) diminum satu tablet ketika 30
menit sebelum makan dan satu tablet lagi digunakan sebelum tidur.
8. Edukasi
a. Pasien diminta jika gejala tidak kunjung menghilang dapat kembali ke dokter
b. Pasien diminta menghindari makan-makan yang terlalu memicu sekresi asam
lambungseperti pedas dan kecut.
c. Untuk mengurangi gejala pasein dapat meninggikan posisi kepala ketika tidur untuk
mencegah terjadinya muntah
d. Meminta pasien utnuk control keadaan setelah nobat habis dan jika keluhan tiba-tiba
memberat dapat kembali ke dokter.

Kasus 3

Seorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan sering BAB encer
dan lebih dari 3x, kadang disertai bercak darah.Sebelum BAB pasien merasa nyeri perut yang
melilit yang mereda setelah BAB.Pasien kadang-kadang merasa demam. Dari pemeriksaan fisik
TD : 140/90 mmHg, nadi : 70x/menit, suhu 38o C. Tentukan pengobatan yang tepat pada pasien
ini dan tuliskan resepnya dengan tepat.
1. Daftar permasalahan
a. BAB encer lebih dari 3x
b. BAB kadang disertai bercak darah
c. Nyeri perut yang melilit sebelum BAB dan mereda setelah BAB
d. Kadang-kadang demam
e. TD: 140/90mHg
f. Suhu: 38oC
2. Diagnosis kerja
Irritable Bowel Syndrome
3. Tujuan terapi
a. Mengurangi nyeri
b. Mengatasi keluhan diare
c. Mengatasi demam/menurunkan suhu badan
4. Golongan obat yang dapat digunakan
a. Mengatasi nyeri:
i. Antispasmodik
1. Antimuskarinik
2. Antispasmodik lain: alverine, mebeverine, peppermint oil
ii. Analgesik
b. Mengatasi keluhan diare
i. Agonis opioid
ii. Senyawa bismuth koloidal
iii. Kaolin & pektin
iv. Resin pengikat-garam empedu
v. Oktreotid
c. Menurunkan suhu tubuh
i. Parasetamol
ii. NSAID
5. Golongan obat terpilih
a. Antispasmodik dipilih untuk dipakai menghilangkan nyeri karena lebih efektif untuk
kasus yang terjadi pada sistem gastrointestinal
b. Agonis opioid digunakan untuk mengatasi diare karena memiliki efek konstipasi yang
bermakna. Secara umum obat ini tidak menimbulkan toleransi pada saluran GI,
sehingga tidak diperlukan peningkatan dosis untuk mempertahankan efek antidiare.

c. Parasetamol dipilih karena memiliki efek antipiretik yang cukup baik dan juga aman
digunakan pada pasien-pasien dengan peningkatan tekanan darah dibanding dengan
obat golongan NSAID
6. Jenis obat yang akan digunakan
a. Mebeverin dipilih karena memiliki efek relaksasi langsung pada otot polos GI dan
memiliki efek samping yang sedikit
b. Loperamid dipilih karena tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan tidak
melintasi sawar darah otak sehingga menunjang selektivitas kerja loperamid, serta
tidak menimbulkan kecanduan dibanding dengan difenoksilat
c. Parasetamol
7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa
a. Mebeverin (merk dangan Colofac)
i. Dosis: 135-150 mg
ii. Interval pemakaian: 3 kali sehari
iii. Jangka waktu pemberian: 3 hari
iv. BSO: tablet.
v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 135 mg, dipakai 9 tablet
vi. Signa: diberikan 30 menit sebelum makan
b. Loperamid (merk dagang Imodium)
i. Dosis: 2 mg
ii. Interval pemakaian: 1-4 kali sehari jika perlu
iii. Jangka waktu pemberian: 3 hari
iv. BSO: tablet.
v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 2 mg, dipakai 12 tablet
vi. Signa: boleh diminum kapan saja
c. Parasetamol (merk dagang Alphagesic)
i. Dosis: 500-1000mg
ii. Interval pemakaian: 3 kali sehari jika perlu
iii. Jangka waktu pemberian: 3 hari
iv. BSO: tablet.
v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 500 mg, dipakai 9 tablet
vi. Signa: karena pasien memiliki keluhan pada sistem GI, parasetamol sebaiknya
diberikan setelah makan
8. Resep dan KIE

dr. Novya
no SIP: xxx
Alamat Praktik:xxx

Mataram, 26 Juli 2013

R/ tab Colovac mg 135 no IX


s t.d.d tab I
h a.c
R/ tab Imodium mg 2 no XII
s.p.r.n 4 d.d tab I
R/ tab Alphagesic mg 500 no IX
s.p.r.n t.d.d tab I p.c

Paraf
Paraf
Paraf

Pro
: Tn. x
Umur : 60 tahun
Alamat : Alamat lengkap

KIE:
- Untuk tekanan darah pasien diharapkan dapat menurun tanpa memberikan terapi
farmakologis antihipertensi. Dengan pengaturan diet berupa pembatasan asupan garam
serta seiring dengan perbaikan gejala pasien, diharapkan tekanan darah pasien juga akan
-

menurun.
Pasien diminta untuk kembali kontrol apabila keluhannya tidak membaik.

Kasus 4
Anita, 10 bulan, di bawa ke UGD Puskesmas Aikmel oleh orang tuanya karena mengalami
mencret.Keluhan ini mulai dialami sejak tadi malam, dalam perjalanan pulang mudik lebaran
dari Jawa. Sehari sebelum kepulangan, BAB anita sudah mulai lunak dan frekwensinya 3 kali.
Dalam perjalanan itu, susu formula yang biasa dikonsumsi oleh Anita habis, sehingga orang
tuanya membelikan susu kotak siap minum untuk Anita. Sejak itu, anita mengalami mencret.
Frekwensi BAB Anita sudah tak terhitung jumlahnya.Pada awalnya fesesnya masih disertai
ampas, tapi selanjutnya tanpa ampas.Anita juga beberapa kali mengalami muntah. Hasil
pemeriksaan fisik, keadaan umum Anita lemah, nadi sangat lemah, frekwensi denyut jantung 120
kali/menit, pernapasan 40 kali/menit, suhu 360 C, peristaltik kesan sangat meningkat, mata
cekung, bibir kering dan turgor menurun, pada daerah anus terlihat kemerahan dan lecet.
Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.

1. Permasalahan yang ditemui


Mencret dengan BAB lebih dari 3 kali dalam sehari
Feses awalnya disertai ampas selanjutnya tanpa ampas
Terdapat muntah
mata cekung, bibir kering dan turgor menurun, daerah anus terlihat kemerahan dan lecet.
2. Diagnosis Kerja
Diare dengan dehidrasi berat etcausa intoleransi laktosa. Tipe diare merupakan diare osmotik,
yang terdapat bagian yang tidak tercerna pada feses. Jika terjadi perubahan volume lumen
usus dapat menyebabkan rasa mual, muntah, dan peningkatan peristaltic hal tersebut terjadi
pada intoleransi laktosa dimana laktosa yang tidak terdigesti akan ikut menarik air sehingga
feses keluar air.
3. Tujuan terapi:
o Rehidrasi
o Terapi supportive :
Pemberian zinc untuk perbaiki keadaan mukosa vili usus.
Antiemetik tidak perlu karena reaksinya tidak ada di otak, hanya merupakan reaksi
karena terjadi peningkatan peristaltik usus.
Antibiotika tidak diperlukan karena penyebabnya bukan bakteri
o Menghilangkan faktor penyebab yaitu menghentikan susu kotak siap minum yang diberikan
o Rawat inap di rumah sakit.
4. Penetuan golongan obat sesuai dengan tujuan penatalaksanaan
Pengganti cairan tubuh untuk rehidrasi pasien:
a. Cairan isotonis
b. Cairan hipotonik
c. Cairan hipertonik
Terapi supportive: Zinc
Pilihan golongan obat paling rasional untuk masing-masing tujuan terapi dan jelaskan alasan
dengan singkat
Pengganti cairan tubuh yang dipilih adalah cairan isotonis. Osmolaritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah. Cairan hipertonik dengan osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga

menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Pada panduan tatalaksana diare dari Departemen Kesehatan RI (2011), cairan hipotonik
per oral juga diberikan sesuai dosis kebutuhan bersamaan dengan pemberian cairan
intravena. Pada cairan hipotonik osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum, sehingga cairan

ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya. Diare et causa intoleransi laktosa
merupakan diare osmotik, dimana terjadi akumulasi karbohidrat (laktosa) yang tidak
dapat diabsorbsi sehingga menarik air kedalam lumen usus. Oleh karena itu, dibutuhkan
cairan hipoosmolar per oral untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

5. Jenis obat terpilih berdasarkan masing-masing golongan obat yang terpilih dan
jelaskan alasan.
a. Cairan isotonis:
Ringer-Laktat (RL)
Normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
Jenis cairan terpilih adalah cairan Ringer-Laktat (RL). Ringer-Laktat merupakan larutan isotonik
Natrium Klorida, Kalium Klorida, Kalsium Klorida, dan Natrium Laktat yang komposisinya
mirip dengan cairan ekstraseluler.Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan
cairan ekstraselular dan mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi. Cairan NaCl
0,9% dapat dipakai sebagai cairan resusitasi (replacement therapy), terutama pada kasus seperti
kadar Na+ yang
rendah, dimana RL tidak cocok untuk digunakan (seperti pada alkalosis, retensi kalium). NaCl
0,9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala, sebagai pengencer sel darah merah
sebelum transfusi. Pada panduan tatalaksana diare dari Departemen Kesehatan RI (2011), pada
diare berat cairan yang dipilih dapat berupa RL ataupun NaCl 0,9%.
b. Cairan hipotonik: Oralit

6. Bentuk sediaan obat, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat


a. Ringer Laktat
o Bentuk sediaan obat: injeksi
o Dosis: Beri 100 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan
larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

Pada dehidrasi berat hilang cairan untuk anak umur 10 bulan rata-rata beratnya 8,5 kg
(berdasarkan standar WHO). Perkiraan dosis yang diberikan pada pasien diatas:
- 1 jam pertama 30 ml/kgBB 8,5 x 30 ml 255 ml
- 5 jam berikutnya 70 ml/kgBB 8,5 x 70 ml 595 ml
o Cara pemberian : intravena
o Interval : pemberian pertama dalam 1 jam, kemudian 5 jam berikutnya.

b. Oralit
o Bentuk sediaan obat: serbuk pulveres
o Dosis: kira-kira 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau minum
o Perkiraan dosis yang diberikan pada pasien diatas: 5 ml x 8,5 kg = 42,5 ml/jam
o Cara pemberian : per oral, dilarutkan dalam 200 ml air.
o Interval : Beri oralit segera setelah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi)
atau 1-2 jam (anak).
c. Zink
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis: - Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau
ASI.
Cara pemberian : per oral
Interval : Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.

7. Menulis resep secara lege artis dan rasional


PUSKESMAS MATARAM
Jalan Pejanggik No.35 Mataram
Telp: (0370) 674010

Mataram, 25 Juli 2013


Dokter: Novya Prabawati

R/ RL flash
Abocath no 24
Infus set
S.i.m.m

No.III
No I
No I

R/ Serb Garam oralit 100 gram


S.ad.lib

paraf
No.X
paraf

R/ Tab zink 20 mg
S.u.d.d.tab.1.p.c.

No.X
paraf

Pro: Anak x
Umur: 10 bulan
Alamat: Alamat Lengkap

8.

Informasi yang diberikan kepada pasien:


Jika pasien ingin minum berikan saja oralit atau ASI semaunya agar rehidrasi tetap terjadi
Jangan mengkonsumsi susu kotak siap minum lagi
Zink tetap diberikan selama 10 hari walaupun gejala diare sudah mulai hilang

Kasus 5
Seorang pasien laki- laki umur 68 tahun, datang ke UGD dengan keluhan berak disertai darah
segar. Pada anamnesis tidak ada mencret, nyeri, demam.Dalam beberapa minggu terakhir pasien
mengeluh beraknya menjadi lebih jarang.Konsistensi berak padat. Mual muntah disangkal, darah
segar bercampur dengan feses, menetes diakhir berak. Tidak ada riwayat penyakit
kuning.Keluhan dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan nyeri
abdomen atau hepatomegali, pemeriksaan colok dubur ditemukan ada massa dalam rektum.
Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.
1. Permasalahan
-

Berak disertai darah segar menetes di akhir berak.

Konsistensi berak padat

Ditemukan masa pada rektum.

2. Diagnosis kerja
-

Hemoroid

3. Tujuan Penatalaksanaan
-

Menghentikan perdarahan

Memperbaiki defekasi

4. Menyebutkan golongan obat sesuai tujuan terapi


Golongan obat untuk melunakkan feses dan melindungi mukosa rectum

1.
2.
3.
4.

Koloid hidrofilik (senyawa pembentuk masa)


Senyawa osmotik,
Senyawa pembasah feses
Stimulant non spesifik/iritan

Golongan obat yang dipilih adalah stimulant non spesifik/iritan


1. Menentukan jenis obat dari golongan yang dipilih : obat yang dipilih adalah bisakodil
2. Tentukan BSO dengan alasan, dosis, frekuensi pemberian, cara pemberian, lama pemberian
dengan alasan
BSO suppositoria
Dosis : tab 5-10 mg vesp ; sup 10 mg pagi. Dosis 1x1 hari suppositorium
3. Penulisan resep
dr. Novya
SIP No:xxx
Alamat Praktek: xxx
Mataram, 7 Juli 2013
R/ Suppositoria Bisakodil 10 mg No. I
h.s

R/ Suppositoria Bisakodil 10 mg No. II


S.u.d.d supp I o.m

Pro
: Tn.X
Umur : 68 tahun
Alamat: Alamat Lengkap

Kasus 6
Seorang anak umur 10 bulan, dibawa oleh ibunya ke UGD puskesmas karena menangis
terus.Menangisnya makin kencang jika dia mengedan.Menurut pengakuan orangtuanya, dia
belum buang air besar 3 hari ini.Biasanya dari buang air besar 2 kali sehari.Hasil pemeriksaan
fisik perut terlihat cembung, peristaltic meningkat.
Rumusan Masalah
- Menangis saat mengedan
- Belum BAB selama 3 hari
- Perut terlihat cembung
- Peristaltik meningkat
Diagnosis : intususepsi
Tujuan terapi
1. Melunakkan feses
Golongan obat sesuai tujuan
A. Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan
ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan
air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.
Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu
melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
B. Bahan Osmotik.
Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja
menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi.
Contohnya adalah garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan
sorbitol).

Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada
penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam
aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja
dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini
juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran
pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
Alasan pemilihan golongan obat tersebut
Alasan pemilihan obat tersebut adalah untuk melicinkan dan melunakkan tinja sehingga
tidak mengakibatkan nyeri pada saluran pencernaan. Selain itu kedua golongan obat tersebut
juga dapat menyerap kelebihan air ke tinja sehingga akan menurunkan kekembungan akibat
penumpukan air pada saluran cerna dan melunakkan feses.
alasan pemilihan obat tersebut
Obat yang dapat digunakan pada anak tersebut adalah golongan Laxatab, karena
mekanisme obat tersebut meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.Sebenarnya
bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga
memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.
Selain itu pada obat tersebut tidak didapatkan kontraindikasi pada obstruksi saluran
cerna, selain itu harganya juga cukup terjangkau dibandingkan obat osmotic lainnya.Sediaan
dr. Novya
laxatab adalah dosis 10 mg/tablet dosis untuk anak dan bayi.Dosis dewasa adalah sekitar 50 mg.
SIP No: xxx
Alamat Praktik: xxxx
Mataram, 11 Juli 2013
R/ Laxatab gr 1No. XXI
Rumus Clark = Berat badan anak usia 10 bulan/ 70 x dosis lazim anak
Sacch.Lact.
= 7,5 /70 x 10 = 1 gramq.s.
m.f.l.a pulv
S bdd.pulv p.c.

Resep
Paraf
Nama

: anak X

Umur

: 10 bulan

Alamat : Alamat Lengkap

Edukasi
Kontrol dietnya terutama intake makanan yang banyak mengandung air
Menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan
Jika pada gambaran radiologis didapatkan tanda intususepsi maka dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai