Anda di halaman 1dari 27

PEPTIC ULER

KELOMPOK B.7
TUTOR
dr. Olive
KETUA KELOMPOK
I Gede Putu Gilang Parmana Putra 19700113
SEKRETARIS KELOMPOK
Ni Putu Utari Dewi 19700117
ANGGOTA KELOMPOK
1. Gusti Ayu Gresia Angelica 19700037
2. Komang Ari Sinta Dewi 19700039
3. Eva Diela Susmitha 19700040
4. I Putu Bagus Arya Sudharma 19700041
5. Ni Putu Intan Mulyasari 19700042
6. Roosi Rachma Kemala 19700114
7. Ni Kadek Sukma Apti Pertiwi 19700116
8. M.Arrafi’ Vazya Zaman 19700118
9. Ravica Jeslin Tandibua 19700026
DAFTAR ISI

Skenario

BAB.I . Kata Sulit

BAB II . Daftar Masalah

BAB III Brainstorming

BAB IV. Peta Masalah

BAB V. Tinjauan Pustaka

BAB VI Peta Konsep

BAB VII Tabel Diskusi

BAB VIII BHP dan PHOP

BAB X. Daftar Pustaka


SKENARIO

Mr. Arjuna, seorang mahasiswa pascasarjana berusia 35 tahun, datang ke klinik di


Rumah Sakit Hasan Sadikin, karena rasa sakit yang membakar di perut bagian atas, Dia sakit
parah ini sejak 2 minggu yang lalu, yang paim terjadi setelah makan berat dan biasanya lega
dengan mengambil setengah OTC druB, aln antacid tablet. Sejak empat hari rasa sakitnya
semakin parah dan sering dan tidak berkurang dengan antasid, jadi dia mengunjungi klinik.
Pengambilan riwayat lebih lanjut, mengungkapkan bahwa Bpk. Ariuna bad heen meminum
Diclofenac a Non Sterold Antiinfammatory drugs (NSAIDS), tablet tiga kali sehari sejak 4
minggu lalu untuk sakit lutut karena kecelakaan. Dia mendapat obat dari dokternya. 2 kali
sehari selama seminggu, dan dokter meminta dia untuk mengendalikan. Mr.Ariuna tidak
mengontrol tetapi dia membeli diclofenak dari apotek dan dia mengambil 3 atau 4 kali sehari.
dr. Josua SIP: 007 0007-Dinkes 29-SIP-11-DUM 11 Setraria 153-bandung 15-11-2011 tab
Diclofenac. 50mg 11o XV b dd tab 1 pc. jo Nama: Alamat Lama: PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darahnya 120/80 mmHg, denyut nadi 82 / mnt, RR 20 / mnt dan suhunya 37,1oC.
Pemeriksaan perut normal kecuali nyeri epigastrium. DIAGNOSA DAN MANAGEMEN
Dokter mendiagnosis Tn. Arjuna sebagai tukak lambung yang disebabkan oleh efek samping
diklofenak. Dokter memutuskan untuk meresepkan Histamine Receptor Antagonis (AH2,
dan prostaglandin agonist. Sebelum meresepkan, dokter bertanya kepada Arjuna tentang
status perkawinannya. Dia memberi tahu dokter bahwa dia telah menikah selama setahun dan
masih belum punya bayi. Berdasarkan informasi ini, obat antihistamin mana yang harus
dipilih? Dokter meresepkan obat-obatan tersebut selama satu minggu dan menyarankannya
untuk berhenti minum diklofenak.
PERTANYAAN PANDUAN

1. Apa masalah para pasien?


2. Apa itu semi-OTC dan Bagaimana mekanisme kerja antasid?
3. Mengapa diklofenak menyebabkan nyeri epigastrium, jelaskan mekanisme efek samping
diklofenak (tukak lambung)?
4. Jelaskan patogenesis dan patofisiologi suatu obat?
5. Bagaimana intervensi farmakologi dalam kasus ini?
6. Apa tujuan terapi Dan obat apa yang harus diberikan?
7. Mengapa kita harus memahami propertis farmakologis suatu obat? apa sifat farmakologis
kalimetidin?
8. Mengapa dokter bertanya tentang status pernikahannya?

BAB I
KATA-KATA SULIT

1. Semi OTC drug : Adalah obat yang boleh digunakan dengan resep dokter (OTC
Over The Counter) terdiri atas obat bebas dan obat yang bebas terbatas
2. Upper Abdomen : Perut bagian atas yang didalamnnya terdapat hati, lambung
3. Diclofenac Non Steroid
Antiinflamatory drugs (NSIDs) :Obat non-steroid anti inflamsi yang umum
igunakan untuk menngobati gangguan muskoloskeletal
4. Diclorofenac : Adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan beberapa
kondisi yag dapat ditangani dengan obat ini adalah radang sendi dan nyeri setelah
oprasi.
5. Epigatstric pain : merupakan rasa tidak nyaman pada sensasi yang dirasakan
pada perut bagian atas.
6. Peptic ulcer : bisa disebut tukak lambung pada lambung yang menyebabkan
keluhan sakit maag, selain lambung luka tersebut dapat terbentuk di usus 12 jari atau
di bagiian bawah kerongkogan
7. Histamin reseptor antagonis (AH2) : adalah golongan obat-obatan yang digunakana
untuk menangani kelebihan asam lambung. Kelompok obat ini digunakan untuk
meredakan penyakit refluks asam lambung
8. Prostaglandin agonis zat dengan struktur kimia merupakan hormon perannya
terbilang penting karena prgstaglandin dibutuhkan dalam sistem reproduksi serta
proses penyembuhan luka
9. Antihistamin :kelompok obat obatan yang digunakan untuk mengobati reaksi
elergi seperti rinitis alergi, reaksi alergi makanan urtikaria atau biduran
10. Misoprostol : obat ini mampu memicu kehamilan, penanagan absorbsi,
mencegah dan menangani peptic ulkus peptikum
11. Cimetidine : adalah obat untuk mengatasi ganggan pencernaan akibat
karena terlalu banyak asam diperit
12. Famotidine :obat yang bermafaat untuk mengatasi gejala maag dn
hearthbburn(rasa panas dan nyeri di ulu hati)
13. Ranitidine :obat yang digunakan untuk menagani gejala atau penyakit
yang berkaitan dengan produksi asam berlebihan di dalam lambung
14. Antacid Tablet : obat atau zat yang berfungsi untuk menetralisisr asam
lambung dandigunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan.
BAB II

DAFTAR MASALAH

1. Mengapa pasien mengalami sakit perut pada bagian atas setelah makan berat?
2. Mengapa kondisi pasien 2 minggu yang lau membaik setelah mengonsumsi obat semi
otc drug? (tablet antasid) dan memburuk sejak 4 hari yang lalu
3. Bagaimana hubungan konsumsi NSAIDS dengan dosis berlebih dengan knsisi pasien?
4. Mengapa dokter meresepkan AH2 dan prostagladin agonist
5. Bagaimana hubungan antara status perkawinan sebelum meresepkan obat?
6. Mengapa dokter meresepkan misopropanol dan ranitidin?

HIPOTESIS

1. Kemungkinan karena adanya gangguan pada organ pencernaan akibat konsumsi obat
diklorofenak yang tidak sesuai dosis apabila meningkatkan kerja organ pencernaan
yang menimbulkan respon nyeri.
2. Karena fungsi antasid itu menetralkan asam lambung yang berlebihan sehingga rasa
sakit mereda setelah mengonsumsi semi OTC drug (tablet antaid) keadaan memburuk
karena asamlambung nya terlau berlebihan
3. Mengonsumsi obat NSAIDS perlu dengan resep dokter karena obat ini tidak depat
diminum pula orang yang terkena tukak lambug.
4. Dokter meresepkan AH2 dan prostaglandin agonis karena obat tersebut memiliki
fungsi untuk menurunkan sekresi asam yang salah satunya misoprosol yang memiliki
fungsi menghambat sekresi asam lambung dan mencegah tukak lambung
prostagllandin antagonis yang fungsinya mengurangi sekesi asam yang dirangsang
oleh histaminnyaserta gastrik dan agen kolomimotik melalui 2 mekanisme AH2
Antagonis H2 atau Histamin 2 bloker adalah golongan obat-obatan yang digunakan
untuk menangani kelebihan asam lambung
6.Karena misoprostol dan panitidine fungsinya untuk mengobati dan mencegah tukak
lambung
BAB III

BRAINSTORMING

1. Masalah apa yang dialami pasien?


Pak Arjuna sebelumnya minum tablet Diclofenac (Non Steroid Antiinfammatory drugs -
NSAID), 3 x sehari, selama 4 minggu, untuk nyeri lutut akibat kecelakaan. Obat ini
diresepkan dokternya, 2 x sehari, untuk 1 minggu. Setelah obat habis, pak Bambang tidak
kontrol ke dokter, tapi membeli obat sendiri di apotek, dan minum 3-4x sehari.
Diagnosa dari dokter yaitu Pak Arjuna mengalami komplikasi pada lambungnya yaitu ulkus
peptik, dikarenakan mengkonsumsi obat yang tidak sesuai peresepan dokter dan melebihi
dosis (tidak rasional)

2. Apa itu semi-OTC? Bagaimana mekanisme kerja dari antasida?

Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat bebas dikenal juga
dengan sebutan obat OTC (Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut :

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.


P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih
dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang
dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah
diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya
memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba
obat sendiri terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan
resep dokter.

Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa


menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan
Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki
izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, di
antaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal
kedaluwarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi
yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat
yang berisi tentang indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi
obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

Obat Bebas
Obat bebas adalah obat OTC (over the counter) atau obat yang dijual secara bebas di
pasaran. Artinya, bisa sangat mudah dan bebas menemukan dan membeli obat ini,
tanpa harus menggunakan resep dokter. Obat yang tergolong dalam kategori bebas
adalah obat yang memiliki efek samping rendah serta kandungan bahan-bahan yang
relatif aman. Namun meski tidak memerlukan pengawasan dokter, tetap harus
memenuhi petunjuk dan dosis yang tertera di kemasan ketika mengonsumsinya.
Obat bebas biasanya memiliki gambar lingkaran berwarna hijau dan bergaris tepi
hitam. Simbol tersebut tertera di kemasan obat. Kebanyakan obat bebas adalah obat-
obat untuk mengobati penyakit ringan, seperti batuk, flu, atau demam. Obat bebas
juga bisa berupa vitamin atau suplemen nutrisi. Contoh obat bebas adalah
parasetamol.

Mekanisme Kerja Antasida


Antasida adalah obat yang biasanya digunakan untuk meredakan naiknya asam
lambung karena gejala maag dan GERD.Normalnya, organ yang terlibat dalam sistem
pencernaan manusia sebenarnya memiliki mekanisme perlindungan sendiri terhadap
cairan asam. Sayangnya, produksi asam yang dihasilkan oleh lambung kadang bisa
melebihi kadar normal, sehingga menyebabkan kerusakan pada organ pencernaan.
Tingkat asam tersebut bisa mencapai pH 2-3, yang mana semakin kecil angkanya
tentu akan semakin besar keasamannya. Padahal dalam tingkat yang normal, asam
seharusnya berperan untuk membantu proses pencernaan protein.

Misalnya lapisan perut, usus, maupun kerongkongan. Akibatnya, akan timbul


peradangan serta iritasi yang menandakan adanya kondisi medis seperti
gastroesophageal reflux disease (GERD) dan maag.

Aturan minum antasida sama saja seperti jenis obat lainnya, yakni sesuai dengan
petunjuk pada kemasan obat. Patuhi juga anjuran minum yang disampaikan oleh
apoteker maupun dokter Anda.

Ambil contoh, jika antasida yang Anda minum adalah bentuk tablet kunyah, usahakan
untuk mengunyahnya sampai halus kemudian lanjutkan dengan minum segelas air
putih. Apabila obat tersebut berbentuk cair, sebaiknya kocok botol obat sebelum
menuangkannya ke atas sendok takar obat.

Antasida bisa diminum 1 jam sebelum makan atau 1 jam setelah makan. Obat ini
aman untuk dimium dalam kondisi perut kosong maupun terisi makanan.
3 Jelaskan efek samping diclofenac
Declofenac

Declofenac menyebabkan nyeri pada bagian epigastrium atau yang disebut dengan ulu hati karena
kerja obat yang berhubungan dengan kerja lambung

 Efek dari penggyunaan declofenac adalahEfek samping Natrium diclofenac yang umum misalnya,
gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare,
dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum. Dalam pemakaian
jangka panjang pasien biasanya diberikan obat seperti misoprostol, ranitidine 150 mg,
atau omeprazole 20 mg pada waktu tidur, sebagai pencegahan pendarahan gastrointestinal.

 Orang-orang yang menderita gagal jantung, penyakit jantung atau stroke sebaiknya tidak
menggunakan obat ini meskipun banyak penelitian mengatakan efek samping
terhadap resiko terjadinya infark miokardial relatif kecil.

 Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus
seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada
pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang
konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya :
eosinofilia, ruam, dan lain - lain), penggunaan obat ini harus dihentikan.

 Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental adalah depresi, kecemasan, mudah
marah, mimpi buruk, dan reaksi psikotik. Tetapi ini terjadi sangat jarang.

 Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan luteinized sindrom folikel ruptur, yang menunda
atau mencegah ovulasi. Oleh karena itu obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya
sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang.

 Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopenia, agranulosintesis thrombopenia dengan


/ tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini
harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.

 Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada
pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka
menunjukkan tanda-tanda gejala anemia

 Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal
toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus
dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.

 Obat ini juga dapat mengganggu siklus mentruasi normal

4 Jelaskan patofisiologis dan pathogenesis


Pathogenesis

memperlihatkan mekanisme dan faktor yang berpengaruh

dalam pathogenesis perforasi ulkus peptikum. Patogenesis penyakit ulkus

peptikum merupakan suatu proses kompleks dan multi-faktorial yang terjadi

akibat ketidakseimbangan antara faktor perusak (asam hidroklorat, pepsin, etanol,

asam empedu, obat-obatan, infeksi bakteri H. pylori) dan faktor pelindung

(lapisan mukus bikarbonat, prostaglandin, aliran darah dan perbaikan selular)

Beberapa tahun terakhir ini, infeksi bakteri H. pylori dan penggunaan OAINS jangka panjang
merupakan dua

penyebab terjadinya ulkus peptikum. H. pylori menunjukkan prevalensi yang

bervariasi (0-90%) pada perforasi ulkus, serta ulkus dapat juga terjadi tanpa
adanya infeksi H. pylori dan penggunaan OAINS. Disamping itu, faktor

lingkungan dan pejamu berkontribusi di dalam pembentukan ulkus dengan cara

meningkatkan sekresi asam lambung dan melemahkan tahanan mukosa. Merokok,

riwayat alkohol berlebihan dan obat-obatan (terlepas penggunaan OAINS)

tercatat sebagai penyebab yang sering dikemukakan, akan tetapi tidak satupun

diidentifikasi sebagai agen pembentuk ulkus yang tersendiri. Stres emosional dan

faktor psikososial juga seringkali merupakan faktor kontributor penting di dalam

patogenesis ulkus

Patofisiologi

adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh proses patologis. Gangguan
dalam proses seluler normal mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau letal. Perubahan antara
sel yang sanggup beradaptasi dan yang cedera adalah pada dapat atau tidaknya sel itu “mengikuti” dan
mengatasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dan merusak iu. Sel cedera
menunjukkan perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan
bermanifestasi sebagai penyakit

5. Bagaimana intervensi farmakologi dalam kasus ini?


Kerusakanpadamukosalambungkarenaketidakseimbanganantarafaktor-faktor yang
merusakmukosadenganfaktor yang melindungimukosatersebut. Olehsebabitu,
kerusakanmukosatidakhanyaterjadiapabilaterdapatbanyakfaktor yang
merusakkanmukosatetapijugadapatterjadiapabilamekanismeproteksimukosagagal.
Faktorpertahanannyaadalahpembentukandansekresimukus, sekresibikarbonat,
alirandarahmukosadandifusikembali ion hidrogenpadaepitelsertaregenerasiepitel. Di
sampingkeduafaktortadiadafaktor yang merupakanfaktorpredisposisi (kontribusi)
untukterjadinyatukakpeptikantara lain daerahgeografis, jeniskelamin, faktor stress, herediter,
merokok, obat-obatandaninfeksibakteriaagresif.
Padapengguna NSAIDs, contohnya, indomethacin, diclofenac, dan aspirin
(terutamanyapadadosistinggi), kerjanya yang
menghambatenzimsiklooksigenasemenyebabkansintesis prostaglandin
dariasamarakidonatturutterhambat. Efek yang tidakdiinginkanpadapenggunaan NSAIDs
adalahpenghambatansistesis prostaglandin secarasistemikterutamapadaepitellambungdan
duodenum sehinggamelemahkanproteksimukosa.
Tukakdapatterjadisetelahbeberapahariatauminggupenggunaan NSAIDs
danefekterhadaphambatanaggregasitrombositmenyebabkanbahayaperdarahanpadatukak.
Beberapa terapi dibawah ini :
a. Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorik, membentuk garam dan
air untuk mengurangi keasaman lambung. Enzim pepsin dapat bekerja pada pH lebih tinggi
dari 4, maka penggunaan antacida juga dapat mengurangkan aktivitas pepsin. Obat seperti
Magnesium Clorida dan , Aluminium Hidroksida dapat memberi efek sembelit.
b. Antagonis Reseptor H2/ARH2. Penggunaan obat antagonis reseptor H2 digunakan untuk
menghambat sekresi asam lambung yang dikatakan efektif bagi menghambat sekresi asam
nocturnal. Strukturnya homolog dengan histamine. Mekanisme kerjanya secara kompetitif
memblokir perlekatan histamine pada reseptornya sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang
untuk mengeluarkan asam lambung. Inhibisi bersifat reversible. Dosis terapeutik yang
digunakan adalah Simetidin : 2 x 400 mg/800 mg malam hari, dosis maintenance 400 mg,
Ranitidine : 300 mg malam hari,dosis maintenance 150 mg, Nizatidine : 1 x 300 mg malam
hari,dosis maintenance 150 mg, Famotidine : 1 x 40 mg malam hari, Roksatidine : 2 x 75 mg /
150 mg malam hari,dosis maintenance 75 mg malam hari. Efek yang diakibatkan oleh ARH2
yaitu diare, dizziness, nyeri otot, rash dan hipergastrinemia. Penggunaan cimetidine dapat
menyebabkan ginekomasti dan menghambat sitokrom p-450 sehingga metabolisme berbagai
obat.
c. Proton Pump Inhibitor/PPI: mekanisme kerja adalah memblokir kerja enzim K +H + ATPase
yang akan memecah K+H + ATP menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan
asam HCL dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. PPI mencegah pengeluaran
asam lambung dari sel kanalikuli,menyebabkan pengurangan rasa sakit pasien tukak,
mengurangi aktifitas faktor agresif pepsin Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utara
dengan pH >4 serta meningkatkan efek eradikasi oleh regimen triple drugs, Omeprazol 2 x 20
mg atau 1 x 40 mg, Lansprazol/pantoprazol 2 x 40 mg atau 1 x 60 mg. Efek penggunaan obat
ini adalah sakit kepala, diare, rash, dizzeness, somnolen, mental confusion, impotensi,
ginekomasti, nyeri otot dan persendian.
d. Koloid Bismuth (Coloid Bismuth Subsitrat/CBS dan Bismuth Subsalisilat/BSS) Membentuk
lapisan penangkal bersama protein pada dasar tukak dan melindunginya terhadap pengaruh
asam dan pepsin dan efek bakterisidal terhadap H.Pylori. memiliki efek samping berupa mual
muntah, lidah dan feses berwarna gelap atau enselopati karena akumulai bismuth di plasma
darah.
e. Sukralfat: Mekanisme kerja berupa pelepasan kutub alumunium hidroksida yang berikatan
dengan kutub positif melekul proteinàlapisan fisikokemikal pada dasar tukakàmelindungi
tukak dari asam dan pepsin. Membantu sintesa prostaglandin, kerjasama dengan EGF
,menambah sekresi bikarbonat &mukus, peningkatan daya pertahanan dan perbaikan
mukosal.
f. Prostaglandin: Mengurangi sekresi asam lambung, meningkatkan sekresi mukus, bikarbonat,
peningkatan aliran darah mukosa, pertahanan dan perbaikan mukosa. Digunakan pada tukak
lambung akibat komsumsi NSAIDs.

6. Apa tujuan dari terapi ini? dan obat apa yang harus diberikan?
Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengatasi ulkus peptikum yang disebabkan oleh kelebihan
konsumsi NSAIDs.
Obat yang harus diberikan adalah obat Misoprostol, dimana obat ini merupakan analog dari
prostaglandin. Karena kerja NSAIDs dengan menghambat sintesa prostaglandin dengan
hambatan kerja enzim silklooksigenase pada perifer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
ulkus peptikum. Karena Misoprostol efek sampingnya berat berupa GIT dan diare maka
dibantu oleh obat antagonis reseptor H2 dimana obat ini juga berfungsi untuk inhibis produksi
asam lambung sama seperti NSAIDs. Namun tidak semua dapat diberikan kepada pasien
karena ada antaonis reseptor H2 yang berefek pada perunan fungsi seksual yaitu Ranitidine
dan Cimetidine. Jadi yang dapat diberikan adalah Famotidine.
BAB IV

PETA MASALAH

Mr Arjun 35 thn

Ke rs hasan sadikin

Anamnesis :
-Nyeri pada upper abdomen sejak 2 minggu ( semakin parah 4 hari yll )
-Setelah makan berat
-RPD: nyeri lutut akibat kecelakaan
-RP: diclofenak seharusnya 2x1 dlM seminggu ( 3-4 x 1 selama 4 mg )

Pemeriksaan fisik :
-TD : 120/80
-N : 82 x/ menit
-RR : 20 x/menit
-S : 37,1◦C
-Nyeri pada epigastric area

Dx : PEPTIC ULSER

Diinstruksi stop diclofenak

Diresepkan misoprostol dan


famotidine

Setelah 2 mg sembuh diberi


NSAID ( konsumsi jika
kambuh )
BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

1. Jelaskansifatfarmakologis antacid danberikan 2 contoh antacid!


 SifarAntasida :
 Menetralisirasamlambung
 Menghambataktivitas Pepsin
 EfektifuntukUlkus Duodenum
 KurangefektifuntukUlkusLambung
 Mempunyaiefekmelindungimukosa
 2 Golongan Antacid :
1. Magnesium Hidroksida
2. AlumuniumHidroksida
 Bentuknya :
a. Tablet Kunyah
b. Suspensi (PutihSepertisusu)
2. Jelaskanmekanismekerjadiklofenak!Jelaskanfungsi prostaglandin!
 Mekanismekerjanya, bila membrane
selmengalamikerusakanolehsuaturangsangankimiawi, fisik, ataumekanis,
makaenzimfosfolipasediaktifkanuntukmengubahfosfolipidamenjadiasamarachido
nat. Asamlemakpoli-
takjenuhinikemudianuntuksebagiandiubaholehenzimsiklooksigenasemenjadiendo
peroksidadanseterusnyamenjadi prostaglandin
siklooksigenaseterdiridariduainfoenzimyaitu COX-1 (tromboxandanprostacylin)
dan COX-2 (prostaglandin). Kebanyakan COX-1 terdapat di jaringan, antara lain
di kepingdarah, ginjaldansalurancerna. COX-2 dalamkeadaan normal
tidakterdapat di jaringan, tetapidibentukselama proses peradanganolehsel-
selradang. Penghambatan COX-2 lah yang memberikanefek anti radangdariobat
NSAIDs, NSAID yang ideal hanyamenghambat COX-2 (peradangan ) dantidak
COX-1 (perlindunganmukosalambung).
 Diklofenakmerupakanobat NSAIDs yang
bersifattidakselektifdimanakeduajenis COX dihambat. Denganpenghambatan
COX-1,
makatidakadalagiygbertanggungjawabmelindungimukosalambungususdanginjals
ehinggaterjadiiritasi.
 Prostaglandin, sepertihormonberfungsilayaknyasenyawasinyal,
tetapihanyabekerja di dalamseltempatmerekatersintesis.
Fungsiprostaglandin :
a) Berfungsiuntukpenyembuhan,
padasaatmengalamicederadanmengalamiluka, maka prostaglandin
iniakanmendukung proses penyembuhanlukatersebutbersamadenganzat
lain yang terdapatdalamtubuh.
b) Berfungsiuntukmerangsangkontraksi Rahim.
c) Ketikaterjadiperdarahan, prostaglandin
akanmenstimulasipembekuandarahdankontraksidindingpembuluhdarahunt
ukmenghentikanperdarahan.
3. Jelaskan pathogenesis ulkuspeptikum yang berkaitandengankasusini (mekanisme,
efeksampingdiklofenak)!
 Diklofenakmempunyaiaktivitasanalgesik, antipiretik, dan anti radang.
Senyawainimerupakan inhibitor
siklooksigenasedanpotensinyajauhlebihbesardaripadaindometasin , naproksen,
ataubeberapasenyawa lain. Selainitu,
diklofenaktampakmenurunkankonsentrasiintraselarakidonatbebasdalamleukosi
t.
 Diklofenakdiabsorbsidengancepatdansempurnasetelahpemberianperoral,
konsentrasipuncakdalam plasma terdapatdalam 2 sampai 3 jam.
 Metabolismediklofenakterjadi di hatiolehsitokrom P450.
 Diklofenakmenimbulkanefeksampingpadasekitar 20% pasien, akibatnya 2%
pasienberhentiterapi.
Efeksampingutamaygditimbulkandaridiklofenakadalahperadangandanpembent
ukanulseratauproferasidindingusus, selainiturespon yang
tidakdiinginkandaridiklofenakadalahefek SSP, ruamkulit, reaksialergi,
retensicairan, dan edema sertagangguanfungsiginjal.
4. Jelaskanprinsip-prinsippatogenesis, patofisiologiulkus peptic!
 Patofisiologiulkus peptic merupakansuatu proses kompleksdan multi-faktorial
yang terjadiakibatketidakseimbanganantara factor perusak (asamhidroklorat,
pepsin, etanol, asamempedu, obat2an daninfeksibakteri H. pylori) dan factor
pelindung (lapisan mucus bikarbonat, prostaglandin,
alirandarahdanperbaikanseluler). Sekresiasam yang
berlebiholehmukosalambungdapatmenyebabkanulkuspeptikum. Obat2an
tertentuseperti aspirin, alcohol,
kolikosteroidmemilikiefeklangsungterhadapmukosalambungdanmenimbulkan
Tukak.
 H. pylori dapatbertahandalamsuasanaasamdilambung,
kemudianterjadipenetrasiterhadapmukosalambungdanpadaakhirnya H. pylori
berkolonisasi di lambung. Padakeadaantersebutbeberapa factor dari H. pylori
memainkanperananpentingdiantaranyaurasememecah urea menjadiamoniak
yang bersifatbasalemah yang melindungikumantersebutterhadap HCL.
5. Jelaskanintervensifarmakologiulkus peptic! (terapi)
 Obat yang digunakanuntukterapi :
a) PenetralisirAsam :Gol. Antasida
b) Antisekresiasamlambung :Antagonis H2, Proton Pump Inhibitor,
AntagonisReseptorMuskarinik.
c) PelindungMukosa : Bismuth chelate, Sucralfat
d) StimulanSekresi :Pentagastrin.
6. Jelaskanmekanismeefeksamping, dandosis misoprostol!
 MekanismeKerja :Misoprosolmerupakanbentuksintesisdari analog
prostaglandin.
Senyawainidiketahuidapatmelindungisaluranpensernaandenganmenghambatse
kresiasam basal, menghambatsekresiasam nocturnal danmengurangi volume
sekresilambungsertameningkatkansekresibikarbonatdan lender.
 Efeksamping misoprostol paling seringadalahdiaredannyeri abdomen,
yaitupadapemberiandosis 400 dan 800Mg perhari.
 Misoprostol dapatdiberikanperoraldengandosis 800Mg sehari, dalam 2-4
dosisterpisah, selama minimal 4 minggu.
Walaupungejalamembaikdengancepat, obatdapatditeruskansampai 8
minggubiladiperlukan.
7. Jelaskansifatfarmakologi AH2 (cimetidine)
 Sifatfarmakologi :
a. Menghambatkerja histamine secarakompetitif
b. Menghambatsekresiasamkarena Ach
c. Menurunkan volume cairanlambung
d. Menurunkansekresi pepsin
e. Efektifuntukterapi GERD, Ulkuspeptikum, Dispepsia Non Ulkus,
Prevensi Gastritis
f. Bilaterapidihentikan A relaps (kambuh)
8. Bandingkanefikasi, efeksamping, dandosis :
a. Famotidin
b. Nizatidin
c. Simatidin
d. Ranitidin
9. Jelaskanpenggunaanobatrasional (definisidantahapan)
danjelaskanhubungandengankasusini!
 PenggunaanobatrasionaladalahApabilapasienmenerimapengobatansesuaidengank
ebutuhanklinisnya, dalamdosis yang sesuaidengankebutuhan, dalamperiodewaktu
yang sesuaidandenganbiaya yang
terjangkauolehdirinyadankebanyakanmasyarakat.
 Tahapan :
a. Tepat diagnosis
b. Tepatindikasipenyakit
c. Tepatpemilihanobat
d. Tepatdosis
e. Tepatcarapemberian
f. Tepat interval waktupemberian
g. Tepat lama pemberian
h. Waspadapadaefeksamping
i. Tepatpenilaiankondisipasien
j. Obat yang diberikanharusefektifdanaman
k. Tepatinformasi
l. Tepattindaklanjut (follow up)
m. Tepatpenyerahanobat
n. Pasienpatuhterhadapperintahpengobatan yang dibutuhkan
 Hubungan :
10. Jelaskanpenggunaanobat yang tidakrasional (definisidanklasifikasi)
danjelaskanhubungannyadengankasusini!
 Penggunaanobattidakrasional :Pengobatan yang
tidaksesuaikebutuhanklinispasien, dosistidaksesuaikebutuhan,
periodewaktutidaksesuai, hargatidakterjangkau.
 Klasifikasi :
 Hubunandengankasusini :
BAB VII

PETA KONSEP

Kecelakaan Nyeri lutut karena kecelakaan

Diclofenac 2x1 @1 mgg(resep dokter)

Stress Diclofenac 3-4x @>3mgg (sendiri)

Inhibitor COX- Inhibitor COX-


2 1

↓ Prostaglandin ↓ Prostaglandin

↑ HCl
↑ HCl ↓ Mukosa

↓ proteksi lambung

Dx : peptic ulcer

Tx : personal drug& stop diclofenac

Histamine Receptor Antagonist (H2) Prostaglandin Agonist

Ranitidin Cimetidine Famotidine Misoprosto


e l

Famotidine
BAB VII
Tabel Diskusi
Problem Mekanisme Hipotesis Saya tidak Learning issue Info lain
tahu
1.Mengapa Kemungkinan
pasien karena adanya
mengalami gangguan pada
sakit perut organ
bagian atas pencernaan
setelah makan akibat
berat ? konsumsi obat
diclofenac
yang tidak
sesuai dosis
apabila
mengkonsumsi
makanan berat
dapat
meningkatkan
kerja organ
pencernaan
yang
menimbulkan
respon nyeri
2.Mengapa Karena fungsi
kondisi pasien antacid itu
2 minggu lalu menetralkan
membaik dan asam lambung
memburuk yang berlebih
sejak 4 hari sehingga rasa
lalu setelah sakit mereka
mengkonsumsi setelah
obat semi mengkonsumsi
OTC drug obat semi OTC
(tablet antacid drug (tablet
)? antacid)
keadaan
memburuk
karena asam
lambung nya
terlalu berlebih
3.Bagaimana Mengkonsumsi
hubungan obat NSAIDS
konsumsi perlu dengan
NSAIDS resep dokter
dengan dosis karena obat ini
berlebih tidak dapat
dengan diminum pada
kondisi pasien orang yang
? terkena tukak
lambung
4.Mengapa Dokter
dokter meresepkan
meresepkan AH2 dan
AH2 dan prostaglandin
prostaglandin agonist karena
agonist ? obat tersebut
memiliki
fungsi untuk
menurunkan
sekresi asam
lambung dan
mencegah
tukak
lambung.
Prostaglandin
antagonis yang
fungsinya
mengurangi
sekresi asam
yang
dirangsang
oleh histamine
serta gastrin
dan agen
kolimomimetik
melalui 2
mekanisme.
AH2 antagonis
H2 atau
histamine 2
bloker adalah
golongan obat-
obatan yang
digunakan
untuk
menangani
kelebihan
asam lambung/
5.Bagaimana Jadi dokter
hubungan menanyakan
antara status tentang
perkawinan pernikahannya
sebelum untuk
meresepkan menetukan
obat ? obat mana
yang akan
diberikan
6.Mengapa Karena
dokter misoprostol
meresepkan dan ranitidine
misoprostol fungsinya
dan Ranitdine untuk
? mengobati dan
mencegah
tungkak
lambung
BAB VIII
BHP dan PHOP
PHOP
5 LEVEL PREVENTION ( 5 TINGKAT PENCEGAHAN )

1. Primary Prevention
a. Health Promotion ( Peningkatan Kesehatan )
Berhenti minum alkohol dan kafein.
b. Specific Prevention ( Perlindungan Khusus )
Berhenti minum obat-obatan bersifat NSAID
2. Secondary Prevention
a. Early Diagnostic And Prompt Treatment ( Pengobatan Secara Dini Dan Pengobatan
Yang Cepat Dan Tepat )
Endoskopi yaitu pemeriksaan paling awal untuk mendiagnosis tukak lambung.
b. Dissability Limitation ( Pembatasan Kecacatan )
3. Tertiary Prevention
a. Rehabilitation ( Pemulihan Kesehatan )
Penyuluhan dilakukan untuk mengedukasi masyarakat luas pentingnya mengonsumsi
obat dengan dosis yang tepat.

Dokter harus mampu mengedukasi pasien tentang obat yang diregulasi pemerintah,obat ada yang
dijual secara bebas,bebas terbatas,dan harus dengan resep dokter yang berdasarkan Dosis,Window
Effect,dan juga paruh waktu obat. Berikut daftar regulasi pemerintah tentang obat sesuai dengan
Kemenkes.:

- Obat bebas
•Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.

•Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau yang dapat
dilihat dengan lebih jelas pada.

•Isi dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat,
indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara
penyimpanannya.

•Contoh obat bebas : Paracetamol, Mylanta, Oralit, Curcuma plus, dll.


- Obat bebas terbatas (dulu = daftar W/P)
•Obat dapat diperoleh/dibeli tanpa resep dokter di apotek dan toko obat terdaftar

•Karena mengandung juga bahan/senyawa yang bisa bersifat toksik, diberikan label Peringatan:

•P.No.1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

•P.No.2: Awas!! Obat keras. Hanya untuk dikumur jangan ditelan. Contoh: Gargarisma Kan

•P.No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.

•P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: Sigaret astma

•P.No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Sulfanilamide steril 5 gram

•P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

- Obat keras (dulu G = gevaarlijk)


•Ordonansi Obat Keras St. No. 419, 22 Des. 1949: obat beracun yg berkhasiat mengobati,
menguatkan, mendesinfeksi dll tubuh manusia.
•Obat keras: obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter,
•Pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi.
•Obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan
maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan
•Obat baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia
•Obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menkes RI.
Contoh obat keras antara lain amoksisilin, Captopril, Erithromycin dll.

Masuk dalam Daftar obat G


1.Semua obat suntik, kecuali yg sdh msk dalam gol Narkotika & Psikotropika
2.Semua antibiotika
3.Semua preparat sulfa (kec. Sulfaguanidin dlm jumlah tertentu)
4.Semua preparat hormon
5.Papaverine, Narcotine/Noscapine. Narceine serta garam-garamnya
6.Belladona dan preparat atropin & obat “atropine-like action
7.Adrenalin dan garam-garamnya
8.Digitalis dan glikosidanya
9.Semua preparat pirazolon – pyramidon, fenilbutazon
10.Antihistamine (dgn bbrp perkecualian msk dalam daftar P)
11.Anestesi lokal (Novocaine/Prokain, Lidocaine, dll.)
12.Nitrogliserin
13.Zat2 radioaktif
14.Hidantoin serta derivatnya
15.Semua obat baru kecuali bile oleh Kemenkes dinyatakan tdk berbahaya

BHP

Sesuai dengan salah satu dari 4 Asas Bioetik Humaniora dalam kedokteran, yaitu Non-Maleficence
yang berarti “Do no harm” atau tidak memperburuk atau memperparah keadaan pasien,Maka dokter
dituntut untuk tidak memperparah keadaan pasien dengan secara kompeten dan mampu untuk
memberikan resep yang sesuai kepada pasien yang bersangkutan. Resep yang dimaksud adalah resep
yang sesuai dengan pribadi/personal pasien meliputi secara umum seperti Jenis kelamin,umur, dan
secara khusus seperti Riwayat penyakit,riwayat alergi , dll.

Sebagai dokter yang ahli dibidang farmakologi,dokter harus mampu meresepkan dokter dengan juga
memperhatikan dalam segi Farmakinetik dan Farmakodinamik meliputi proses
Absorbsi,Distribusi,Metabolisme,Eliminasi,Bioavabilitas,interaksi obat,paruh waktu obat,dll. Dokter
harus mampu memberikan yang sesuai jika pasien mengalami gangguan seperti gangguan Liver atau
gangguan Renal (sesuai pada kasus) maka dokter tidak boleh menyarankan/ meresepkan penggunaan
Chlorpropamide seperti yang diminum mrs.Nabila,namun dengan obat lain yang tidak harus melewati
metabolism pada Liver dan Ekskresi pada Ginjal.

Dan factor yang tidak kalah penting adalah Window Effect,dimana dokter harus tau interaksi obat
dengan pasien sesuai dengan umur,jenis kelamin,berat badan,riwayat penyakit,dll. Window effect
mempelajari tentang Dosis minimum agar obat itu efektif dan dosis minimum obat menjadi Toxic
atau beracun,sehingga jika makin besar jarak antara minimum efektif dengan minimum toxic,maka
obat tersebut dapat dikategorikan aman,dan jika jaraknya makin kecil maka dapat dikategorikan
berbahaya/beresiko. Dokter harus mampu dan kompeten untuk memberikan dosis yang efektif namun
tidak toxic untuk pasien
BAB X.
Daftar Pustaka
1. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.hopkinsmedicine.org/gast
roenterology_hepatology/_pdfs/esophagus_stomach/peptic_ulcer_disease.pdf&ved=2ahUKEwifqp
eltojnAhWWIbcAHaIHD-gQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2mBRX9RhM5CQmY9MR-1JV0
2. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.aafp.org/afp/2007/1001/
p1005.pdf&ved=2ahUKEwifqpeltojnAhWWIbcAHaIHD-
gQFjABegQIBBAB&usg=AOvVaw1Kdt8juNFSC9Sd6DhY_e_U
3. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publica
tion/333694090_Peptic_Ulcer_Disease&ved=2ahUKEwifqpeltojnAhWWIbcAHaIHD-
gQFjACegQIBhAC&usg=AOvVaw3YQOGZeLL5xLZqj18ZwKSp
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.aiha.com/wp-
content/uploads/2015/07/CPGUlcerEN.pdf&ved=2ahUKEwifqpeltojnAhWWIbcAHaIHD-
gQFjAGegQICRAB&usg=AOvVaw0czor79TQvXCzXOoL2D_Ok

Anda mungkin juga menyukai