Anda di halaman 1dari 24

ILMU RESEP

-Skrining Resep-
PRODI S1 FARMASI
FF UNIKAL
Skrining resep
◉ Skrining Resep atau biasa dikenal dengan Pengkajian Resep merupakan
kegiatan apoteker dalam mengkaji sebuah resep yang meliputi
pengkajian administrasi, farmasetik dan klinis sebelum resep diracik
◉ Apa gunanya apoteker melakukan skrining resep? Tujuannya tentunya
untuk menjamin keamanan (safety) dan kemanjuran (efficacy) dari obat
dalam resep ketika digunakan pasien serta memaksimalkan tujuan
terapi.
Kajian administratif
◉ informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan,
alamat)
◉ informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik
(SIP), alamat, nomor telepon dan paraf)
◉ tanggal penulisan resep
Kajian farmasetis
◉ bentuk dan kekuatan sediaan
◉ Stabilitas
◉ kompatibilitas (ketercampuran obat)
Kajian klinis
◉ ketepatan indikasi dan dosis obat
◉ aturan, cara dan lama penggunaan obat
◉ duplikasi dan/atau polifarmasi
◉ reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain)
◉ kontra indikasi
◉ interaksi
Yang perlu diperhatikan saat
melakukan skrining resep
◉ jika terdapat permasalahan ketika apoteker melakukan skrining
resep maka apoteker harus melakukan konfirmasi ke pasien atau
ke dokter.
◉ Yang perlu diingat adalah bedakan antara informasi yang perlu
anda tanyakan kepasien dan kedokter.
◉ ketikamelakukan konfirmasi dengan menghubungi dokter penulis resep,
sangat diwajibkan untuk tidak hanya menyampaikan masalah, namun
juga harus disertai memberikan alternatif penyelesaian untuk masalah
yang ada dalam resep.
◉ Kenapa konfirmasi?? karena belum tentu dokter salah, misal bisa jadi
dokter memberikan dosis lebih tinggi dari dosis lazim karena
pertimbangan tertentu.
◎ Hubungan baik dengan dokter harus dipertahankan dan
dikembangkan dengan positive thinking, teliti namun pikiran
positif. 
◎ Farmasis tidak mencari kesalahan dokter, tapi pharmaceutical
care/patient care
◉ ketika menghubungi dokter harus disertai evidence yang kuat.
◉ Fokus pembicaraan adalah pasien.
◉ Farmasis harus belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif
dengan sesama tenaga kesehatan seperti penggunaan SOAR
(subjective, objective, assessment, recommendation).
◉ Skrining kesesuaian farmasetis terdapat kekuatan sediaan, sedangkan
pada pertimbangan klinis terdapat dosis obat. 
◉ Apa bedanya? 
◎ Sediaan lazim dari amlodipin adalah tablet 5 mg dan 10 mg.
◎ Kita katakan kekuatan sediaan dari amlodipin adalah 5mg dan 10
mg. Namun dosis kita tentukan dari kebutuhan pasien, dari
hitungan kita apakah sesuai atau tidak untuk pasien.
◉ Contoh : 1 kali sehari 2 tablet amlodipin 5 mg >> berarti kekuatan
sediaan 5mg namun dosisnya adalah 10mg.
◎ Bisa jadi kekuatan sediaan dan dosis yang diminum pasien sama,
misal “1 x sehari 1 tablet amlodipin 10 mg”.
PELAYANAN RESEP
NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA
Resep narkotika harus melalui skrining
administratif
◉ Harus resep asili (bukan copy resep)
◉ Ada nama pasien dan alamat lengkap yang jelas
◉ Aturan pakai yang jelas dan tidak boleh ada tulisan u.c (usus
cognitus) yang artinya cara pakai diketahui
catatan untuk resep narkotika:
◉ Resep yg mengandung narkotika tidak boleh diulang, harus dibuat
resep baru
◉ Resep yg mengandung narkotika harus disimpan secara terpisah dan
diberi tanda (biasanya diberi garis warna merah)
◉ Jika pasien meminta ½ obat narkotika yang diresepkan, maka
diperbolehkan copy resep bagi pasien tersebut. Namun copy resep
tersebut harus ditebus di apotek yg sama yg menyimpan resep
aslinya, tidak bisa diapotek lain.
◉ Jika pasien sedang diluar kota, copy resep tidak dapat ditebus.
Melainkan harus dibuatkan resep baru dari dokter di daerah/kota
tersebut dg menunjukkan copy resep yg dibawa.
Resep psikotropika harus melalui skrining
administratif
◉ Ada nama pasien dan alamat lengkapnya yang jelas
◉ Tidak boleh ada pengulangan (iter)
◉ Aturan pakai jelas dan tidak ada signa uc (usus cognitus) yg
artinya cara pakai diketahui
catatan untuk resep psikotropika:
◉ Resep yg mengandung psikotropika tidak boleh diulang, harus dibuat
resep baru
◉ Resep yg mengandung psikotropika harus disimpan secara terpisah
dan diberi tanda (biasanya diberi garis warna biru)
◉ Jika pasien meminta ½ obat narkotika yang diresepkan, maka
diperbolehkan copy resep bagi pasien tersebut.
Contoh resep
Assesment – mengenali riwayat pasien
◉ Data pasien :
◎ Nama, umur, jenis kelamin, alamat, no.Hp, BB/TB, Pekerjaan,
kondisi
◉ Riwayat penyakit :
◎ Penyakit yang pernah diderita
◎ Keluhan saat ini
◎ Data lab
◎ Diangnosis dokter
◉ Riwayat pengobatan :
◉ Keadaan khusus :
Skrining Resep
Administratif
◉ Secara administratif
tidak lengkap
◉ Tidak mencantumkan
informasi alamat
pasien dan berat
badan pasien
◉ Pengatasan :
◎ Alamat dan
berat badan
dapat ditanyakan
langsung ke Px
Skrining Farmasetis
Skrining klinis - dosis
◉ Amoxycillin ◉ Asam Mefenamat ◉ Kalium diklofenak
◉ 3 x seharu 1 tablet ◉ 3 x sehari (sediaan ◉ Bila perlu 1 tablet
(sediaan 500 mg) 500 mg) ◉ Dosis permulaan 50
◉ Dosis literatur : 250- ◉ 500 mg untuk dosis mg 3 kali sehari,
500 mg setiap 8 jam permulaan, dosis  maksimum
atau 500-875 mg 2 kemudian 250 mg 150 mg/hari
kali sehari. setiap 4 jam jika ◉ (sesuai)
◉ (sesuai) diperlukan,
maksimum terapi 1
minggu
◉ (sesuai)
Pertimbangan klinis
◉ Indikasi
◉ Kontraindikasi
◉ Interaksi
◉ Duplikasi/polifarmasi
◉ Alergi
◉ Efek samping
◉ Reaksi obat yang merugikan (ADR)
Pertimbangan klinis
◉ Indikasi : sesuai ◉ Interaksi : -
◉ Duplikasi/polifarmasi : -
◉ Kontra indikasi : Pasien mengalami
nyeri lambung setelah ◉ Alergi : Kemungkinan pasien alergi
menggunakan obat, kemungkinan amoxicillin atau obat golongan
akibat alergi obat atau rekasi obat tidak NSAID.
diinginkan atau efek samping obat. Pengatasan : tambahkan obat yang
Pengatasan : Ganti terapi atau dapat mengatasi gangguan lambung atau
tambahkan obat yang dapat mengatasi ganti dengan terapi yang lain. Antibiotik
keluhan nyeri lambung atau obat yang amoksisilin dihentikan
dapat mengatasi efek samping obat.
Pertimbangan klinis
◉ Efek samping :
Kalium diklofenak : Efek samping yang ◉ Pengatasan :
umum terjadi seperti nyeri/keram perut, ◎ Diminum bersama makan
sakit kepala, diare, nausea, tukak atau setelah makan, jangan
lambung, pusing, ruam, pruritus berkendaraan / menjalankan mesin
(Gangguan lambung) dan mengantuk selama minum obat.
◎ Mengganti NSAID dengan
Asam mefenamat : Pemberian (asam
paracetamol.
mefenamat) dapat memperburuk tukak
◎ Menambahkan terapi untuk
lambung yang diderita oleh pasien
mengatasi keluhan lambung yaitu
Polysilene dan Spasmolitik
Buscopan
Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis
DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan
◉ Resep tidak lengkap secara administrasi
◉ Adanya efek samping terapi sehingga perlu ditambahkan terapi untuk
mengatasi keluhan lambung yaitu Polysilene dan Buscopan.
◉ Antibiotic amoxysilin dihentikan karena kemungkinan pasien alergi
antibiotic tersebut.
◉ Perdarahan gigi sangat sedikit jadi antibiotik dapat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai