“EFEK ANALGETIK”
Dosen Pengampu:
Apt. Nur Anggreini Dwi Sasangka. S.Farm., M.Sc
Kelompok 1
Anggota kelompok:
B. DASAR TEORI
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi rasa nyeri dan akhirnya
akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri adalah perasaan
sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan ancaman kerusakan
jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang
berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan seperti
peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay, 2007).
Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikinin,
leukotrien dan prostaglandin merangsang reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas
kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksi radang
dan kejang-kejang. Nociceptor atau rasa nyeri ini juga terdapat di seluruh jaringan
dan organ tubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak
melalui jaringan lebat dari tajuk jaringan neuron dengan sangat banyak pada sumsum
tulang belakang, sumsum lanjutan dan pada otak bagian tengah. Dari thalamus impuls
diteruskan ke pusat nyeri yang berada di otak besar dimana dapat dirasakan sebagai
nyeri. (Tjay dan Rahardja, 2007).
WHO telah mendeskripsikan 3 tingkatan analgesik pada perawatan
farmakologi pada nyeri, menggunakan analgetik pada pembantuan nyeri dengan 3
tipe nyeri yaitu :
1. Nyeri Ringan : Menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi
nonsteroid seiring sakit / nyeri.
2. Nyeri Sedang : Diberikan pada nyeri berlangsung atau
meningkat dengan pemberian kodein salah satu contohnya.
3. Nyeri Berat : Diberikan pada nyeri yang berkepanjangan.
(Fulcher,2012)
Pada pengobatan analgetik dapat dilakukan dengan cara tradisional dari bahan
alam. Salah satu jenis bahan alam yang digunakan sebagai obat tradisional adalah
daun pepaya dari famili Caricaceae. Daun pepaya merupakan salah satu tumbuhan
yang sering digunakan untuk pengobatan bagi masyarakat. Daun pepaya telah lama
dipergunakan oleh kelompok masyarakat untuk pengobatan, seperti obat sakit
malaria, penambah nafsu makan, obat cacing, obat batu ginjal, meluruhkan haid, dan
menghilangkan rasa sakit (Dalimarta & Hembing, 1994)
Daun pepaya mengandung berbagai senyawa seperti flavonoid, enzim papain,
sakarosa, dekstrosa, levulosa, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi vitamin
A, vitamin B1, vitamin C, air dan kalori. Flavonoid adalah senyawa yang dapat
melindungi membran lipid dari kerusakan dan menghambat enzim cyclooxygenase
yang merupakan jalur pertama sintesis mediator nyeri seperti prostaglandin. Daun
pepaya yang mengandung berbagai macam enzim salah satunya yaitu enzim papain
memiliki aktivitas sebagai analgetik dan anti inflamasi (Mikaili, P., Sharifi, M.,
Sarahroodi, S., & Shayegh, J. 2012) dan (Winarsi, H. 2007)
Rasa sakit atau nyeri merupakan pertanda ada bagian tubuh yang bermasalah,
yang merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi serta memberikan
tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh seperti peradangan
(rematik,encok), infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri timbul karena adanya
rangsangan mekanis atau kimiawi, yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan
dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator (perantara) nyeri seperti
bradikinin, histamin, serotonin, dan prostaglandin (Mutschler dan Ernst, 1991).
\
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
D. CARA KERJA
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 𝑔𝑟𝑎𝑚
vp 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 0,5 mL = 0,4 mL
14 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,3 mg = 0,91 mg / 14 gram BB mencit
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,91 𝑚𝑔
vp 1000 𝑥
x 100 mL = 0,091 mL dibulatkan menjadi 0,1 mL
17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,04 mg = 0,884 mg / 17 gram BB mencit
0,884 𝑚𝑔
vp 500 𝑥
x 100 mL = 0, 17 mL
100 𝑚𝑔
1000 𝑥
x 20 gram = 2 mg / 20 gram BB mencit
17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 2 mg = 1,7 mg / 17 gram BB mencit
1,7 𝑚𝑔
vp 100 𝑥
x 1 mL = 0,017 mL
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 6 mg = 3 mg / 10 gram BB mencit
3 𝑚𝑔
vp 1000 𝑥
x 100 mL = 0,3 mL
ASAM ASETAT
75 𝑚𝑔
1000
x 20 gram = 1,5 mg / 20 gram BB mencit
1. Mencit 1 = 16 gram
16 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,2 mg / 16 gram BB mencit
1,2 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,12 mL
2. Mencit 2 = 14 gram
14 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,05 mg / 14 gram BB mencit
1,05 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,105 mL dibulatkan menjadi 0,1 mL
3. Mencit 3 = 17 gram
17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
1,5 mg = 1,275 mg / 17 gram BB mencit
1,275 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,127 mL dibulatkan menjadi 0,13 mL
4. Mencit 4 = 17 gram
17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,275 mg / 17 gram BB mencit
1,275 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,127 mL dibulatkan menjadi 0,13 mL
5. Mencit 5 = 10 gram
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 0,75 mg / 10 gram BB mencit
0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚
vp 1000
x 100 mL = 0,075 mL dibulatkan 0,07 mL
TABEL HASIL PENGAMATAN
1 0 6 5 3 3 1 18
2 1 6 5 3 2 1 18
3 3 5 2 1 0 0 11
4 0 4 4 4 2 1 15
5 4 1 1 1 0 0 7
HITUNGAN %DAYA
a. CMC = 18
b. PCT
18
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - 100
% daya = 0 %
c. Ibuprofen
11
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - ( 0,611 x 100)
% daya = 100 - 61,1
% daya = 38,9 %
d. Bahan alam daun pepaya 100 mg
15
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - (0,833 x 100 )
% daya = 100 - 83,3
% daya = 16,7 %
e. Bahan alam daun pepaya 300 mg
7
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - (0,388 x 100 )
% daya = 100 - 38,8
% daya = 61,2%
Pada praktikum kali ini adalah mengamati efek analgetik yang terjadi
ketika diberi paracetamol, ibuprofen dan bahan alam [ Daun pepaya]. Obat
analgesik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan akhirnya memberikan
rasa nyaman pada pada orang yang menderita. Dengan menggunakan hewan
uji yaitu mencit sebagai bahan uji cobanya. Mencit sebanyak 5 ekor dengan
rentan bobot sekitar 10 - 17 gram yang akan digunakan sebagai bahan uji coba
Pengamatan yang dilakukan adalah memberikan obat analgetik pada mencit .
Dengan menggunakan rute pemberian obat pada oral dengan jarum suntik
ujung tumpul (PO) ditunggu 15 menit kemudian lalu diinduksi dengan asam
asetat setiap mencit melalui I.P (Intra Pertional) yang kemudian dilihat
menggeliat masing - masing mencit selama per sepuluh menit selama enam
puluh menit
Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordota
Class : Theria
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus L.
Dalimarta & Hembing. (1994). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Trubus
Agriwidia.
Dipalma, J.R. 1986. Basic Pharmacology in Medicine. 3th ed. New York :
Mcgraw-hill Publishing Company : 319-20
Fulcher, E.M., Fulcher, R.M., Sotu, C.D., 2012. Pharmacology : Principle and
Applications, 3rd Ed, Elsevier Saunders, St.Louis, pp 243-248.
Mikaili, P., Sharifi, M., Sarahroodi, S., & Shayegh, J. (2012). Pharmacological
review of medicinal trees spontaneous in Iran: A historical and modern
study. Advances in Environmental Biology, 6(1), 165-175.
Mutschler, Ernst. (1991). Dinamika obat: Buku ajar farmakologi dan
toksikologi (edisi 5). Bandung: ITB.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. KImia Medisinal. Edisi 2. Surabaya :
Airlangga University Press.
Tjay, Tan Hoan dan K, Rahardja. 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia,
Jakarta.
Wilmana. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Penerbit FK.
Winarsi, H. (2007). Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius.
H. LAMPIRAN