Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI FARMAKOLOGI - TOKSIKOLOGI I

“EFEK ANALGETIK”

Dosen Pengampu:
Apt. Nur Anggreini Dwi Sasangka. S.Farm., M.Sc

Kelompok 1

Anggota kelompok:

1. Andre Cahya F (A28226885)


2. Giovanni Ariana (A28226887)
3. Yuniar Diah Pramesti (A28226892)
4. Berla Nasya Sakti (A28226895)
5. Tarisa Puji Astuti (A28226911)
6. Aulia Dwi Sekar K (A28226914)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2023
A. TUJUAN
Menentukan efek analgetik bahan alam dibandingkan obat pereda nyeri
dengan metode rangsang kimia.

B. DASAR TEORI
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi rasa nyeri dan akhirnya
akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri adalah perasaan
sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan ancaman kerusakan
jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang
berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan seperti
peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay, 2007).
Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikinin,
leukotrien dan prostaglandin merangsang reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas
kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksi radang
dan kejang-kejang. Nociceptor atau rasa nyeri ini juga terdapat di seluruh jaringan
dan organ tubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak
melalui jaringan lebat dari tajuk jaringan neuron dengan sangat banyak pada sumsum
tulang belakang, sumsum lanjutan dan pada otak bagian tengah. Dari thalamus impuls
diteruskan ke pusat nyeri yang berada di otak besar dimana dapat dirasakan sebagai
nyeri. (Tjay dan Rahardja, 2007).
WHO telah mendeskripsikan 3 tingkatan analgesik pada perawatan
farmakologi pada nyeri, menggunakan analgetik pada pembantuan nyeri dengan 3
tipe nyeri yaitu :
1. Nyeri Ringan : Menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi
nonsteroid seiring sakit / nyeri.
2. Nyeri Sedang : Diberikan pada nyeri berlangsung atau
meningkat dengan pemberian kodein salah satu contohnya.
3. Nyeri Berat : Diberikan pada nyeri yang berkepanjangan.
(Fulcher,2012)
Pada pengobatan analgetik dapat dilakukan dengan cara tradisional dari bahan
alam. Salah satu jenis bahan alam yang digunakan sebagai obat tradisional adalah
daun pepaya dari famili Caricaceae. Daun pepaya merupakan salah satu tumbuhan
yang sering digunakan untuk pengobatan bagi masyarakat. Daun pepaya telah lama
dipergunakan oleh kelompok masyarakat untuk pengobatan, seperti obat sakit
malaria, penambah nafsu makan, obat cacing, obat batu ginjal, meluruhkan haid, dan
menghilangkan rasa sakit (Dalimarta & Hembing, 1994)
Daun pepaya mengandung berbagai senyawa seperti flavonoid, enzim papain,
sakarosa, dekstrosa, levulosa, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi vitamin
A, vitamin B1, vitamin C, air dan kalori. Flavonoid adalah senyawa yang dapat
melindungi membran lipid dari kerusakan dan menghambat enzim cyclooxygenase
yang merupakan jalur pertama sintesis mediator nyeri seperti prostaglandin. Daun
pepaya yang mengandung berbagai macam enzim salah satunya yaitu enzim papain
memiliki aktivitas sebagai analgetik dan anti inflamasi (Mikaili, P., Sharifi, M.,
Sarahroodi, S., & Shayegh, J. 2012) dan (Winarsi, H. 2007)

Rasa sakit atau nyeri merupakan pertanda ada bagian tubuh yang bermasalah,
yang merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi serta memberikan
tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh seperti peradangan
(rematik,encok), infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri timbul karena adanya
rangsangan mekanis atau kimiawi, yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan
dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator (perantara) nyeri seperti
bradikinin, histamin, serotonin, dan prostaglandin (Mutschler dan Ernst, 1991).

Berdasarkan kerjanya, obat-obat analgetik dibagi menjadi 2 kelompok :


a. Analgetik Narkotika
Mengurangi rasa nyeri yang kronis seperti kanker dan fractura. Analgetik
narkotika menimbulkan adiksi/ketergantungan jika dikonsumsi berlebihan.
Contohnya : Opium / Morfin.
b. Analgetik Non-Narkotika / Perifer
Obat yang tidak memiliki sifat narkotik dan tidak bekerja secara sentral.
Sebagian besar sediaan ini bergolongan non salisilat termasuk derivat asam
arilalkanoat. Analgetik non narkotik disebut juga dengan analgetik antipiretik
yang berkhasiat menurunkan suhu.

Mekanisme Kerja Obat Analgetik


A. Mekanisme Kerja Parasetamol
Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase
secara berbeda (Wilmana,1995). Parasetamol menghambat siklooksigenase
pusat lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan parasetamol
menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas.
Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer
(Dipalma, 1986). Inilah yang menyebabkan parasetamol hanya
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung
prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa
prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. (Wilmana, 1995).

B. Mekanisme Kerja Ibuprofen


Ibuprofen menimbulkan efek analgetik dengan menghambat secara langsung
dan selektif enzim-enzim pada sistem saraf pusat yang mengkatalisis
biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase sehingga mencegah
sensitisasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti
bradikinin, histamin, serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan
kalium yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi
(Siswandono dan Soekardjo, B.,2000)

\
C. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Timbangan Gram 1. Mencit


2. Jarum Oral (Ujung tumpul) 2. CMC 1%
3. Jarum Tuberkulin 3. Paracetamol 1%
4. Stopwatch 4. Ibuprofen 0,5%
5. Handscoon 5. Rebusan Daun Pepaya
6. Beaker Glass 6. Asam Asetat
7. Gelas Ukur 7. Pewarna Kuning Asam

D. CARA KERJA
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Dosis Pemberian

1. CMC (Kontrol negatif)


Berat mencit 1 = 16 gram

16 𝑔𝑟𝑎𝑚
vp 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 0,5 mL = 0,4 mL

2. PCT (Kontrol positif) 1%

Berat mencit 2 = 14 gram

Konversi manusia — Mencit

0,0026 x 500 mg = 1,3 mg / 20 gram BB mencit

14 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,3 mg = 0,91 mg / 14 gram BB mencit
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,91 𝑚𝑔
vp 1000 𝑥
x 100 mL = 0,091 mL dibulatkan menjadi 0,1 mL

3. Ibuprofen (Kontrol positif) 0,5%

Berat mencit 3 = 17 gram

konversi manusia — mencit

0,0026 x 400 mg = 1,04 mg / 20 gram BB mencit

17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,04 mg = 0,884 mg / 17 gram BB mencit

0,884 𝑚𝑔
vp 500 𝑥
x 100 mL = 0, 17 mL

4. Bahan Alam ( Daun pepaya) 100 mg

Berat mencit 4 = 17 gram

100 𝑚𝑔
1000 𝑥
x 20 gram = 2 mg / 20 gram BB mencit

17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 2 mg = 1,7 mg / 17 gram BB mencit

1,7 𝑚𝑔
vp 100 𝑥
x 1 mL = 0,017 mL

5. Bahan Alam (Daun pepaya) 500 mg

Berat mencit 5 = 10 gram


300 𝑚𝑔
1000 𝑥
x 20 gram = 6 mg / 20 gram BB mencit

10 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 6 mg = 3 mg / 10 gram BB mencit

3 𝑚𝑔
vp 1000 𝑥
x 100 mL = 0,3 mL

ASAM ASETAT

75 𝑚𝑔
1000
x 20 gram = 1,5 mg / 20 gram BB mencit

1. Mencit 1 = 16 gram

16 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,2 mg / 16 gram BB mencit

1,2 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,12 mL

2. Mencit 2 = 14 gram

14 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,05 mg / 14 gram BB mencit

1,05 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,105 mL dibulatkan menjadi 0,1 mL

3. Mencit 3 = 17 gram

17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
1,5 mg = 1,275 mg / 17 gram BB mencit

1,275 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,127 mL dibulatkan menjadi 0,13 mL

4. Mencit 4 = 17 gram

17 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 1,275 mg / 17 gram BB mencit

1,275 𝑚𝑔
vp 1000
x 100 mL = 0,127 mL dibulatkan menjadi 0,13 mL

5. Mencit 5 = 10 gram

10 𝑔𝑟𝑎𝑚
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 1,5 mg = 0,75 mg / 10 gram BB mencit

0,75 𝑔𝑟𝑎𝑚
vp 1000
x 100 mL = 0,075 mL dibulatkan 0,07 mL
TABEL HASIL PENGAMATAN

HEWAN UJI JUMLAH GELIAT PADA WAKTU ( MENIT KE ) JUMLAH


(HU)
1-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60

1 0 6 5 3 3 1 18

2 1 6 5 3 2 1 18

3 3 5 2 1 0 0 11

4 0 4 4 4 2 1 15

5 4 1 1 1 0 0 7

GRAFIK HASIL PENGAMATAN

HITUNGAN %DAYA
a. CMC = 18
b. PCT
18
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - 100
% daya = 0 %
c. Ibuprofen
11
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - ( 0,611 x 100)
% daya = 100 - 61,1
% daya = 38,9 %
d. Bahan alam daun pepaya 100 mg
15
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - (0,833 x 100 )
% daya = 100 - 83,3
% daya = 16,7 %
e. Bahan alam daun pepaya 300 mg
7
% daya = 100 - ( 18
x 100 )
% daya = 100 - (0,388 x 100 )
% daya = 100 - 38,8
% daya = 61,2%

Pada praktikum kali ini adalah mengamati efek analgetik yang terjadi
ketika diberi paracetamol, ibuprofen dan bahan alam [ Daun pepaya]. Obat
analgesik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan akhirnya memberikan
rasa nyaman pada pada orang yang menderita. Dengan menggunakan hewan
uji yaitu mencit sebagai bahan uji cobanya. Mencit sebanyak 5 ekor dengan
rentan bobot sekitar 10 - 17 gram yang akan digunakan sebagai bahan uji coba
Pengamatan yang dilakukan adalah memberikan obat analgetik pada mencit .
Dengan menggunakan rute pemberian obat pada oral dengan jarum suntik
ujung tumpul (PO) ditunggu 15 menit kemudian lalu diinduksi dengan asam
asetat setiap mencit melalui I.P (Intra Pertional) yang kemudian dilihat
menggeliat masing - masing mencit selama per sepuluh menit selama enam
puluh menit
Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordota
Class : Theria
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus L.

Pada mencit pertama dilakukan pemberian obat per oral diberikan


CMC sebagai kontrol negatif dan setelah 15 menit pemberian obat dilakukan
dengan I.P menggunakan asam asam asetat 1%. Menghasilkan jumlah geliat
mencit hasil kerja obat pada 10 menit pertama adalah 0, kemudian 10 menit
kedua mendapat hasil geliat adalah 6, kemudian 10 menit ketiga mendapat
kan hasil geliat adalah 5, kemudian 10 menit keempat mendapatkan hasil
geliat adalah 3, kemudian 10 menit kelima mendapatkan hasil geliat adalah 3,
dan kemudian 10 menit keenam mendapatkan hasil geliat adalah 1. Dengan
total keseluruhan mencit geliat dalam 60 menit memperoleh hasil adalah 18
kali geliat.

Pada mencit kedua dilakukan pemberian obat per oral diberikan


paracetamol 1% sebagai kontrol positif dan setelah 15 menit pemberian obat
dilakukan dengan I.P menggunakan asam asam asetat 1%. Menghasilkan
jumlah geliat mencit hasil kerja obat pada 10 menit pertama adalah 1,
kemudian 10 menit kedua mendapat hasil geliat adalah 6, kemudian 10 menit
ketiga mendapat kan hasil geliat adalah 5, kemudian 10 menit keempat
mendapatkan hasil geliat adalah 3, kemudian 10 menit kelima mendapatkan
hasil geliat adalah 2, dan kemudian 10 menit keenam mendapatkan hasil geliat
adalah 1. Dengan total keseluruhan mencit geliat dalam 60 menit memperoleh
hasil adalah 18 kali geliat.

Pada mencit ketiga dilakukan pemberian obat per oral diberikan


paracetamol 0,5% dan setelah 15 menit pemberian obat dilakukan dengan I.P
menggunakan asam asam asetat 1%. Menghasilkan jumlah geliat mencit hasil
kerja obat pada 10 menit pertama adalah 3, kemudian 10 menit kedua
mendapat hasil geliat adalah 5, kemudian 10 menit ketiga mendapat kan hasil
geliat adalah 2, kemudian 10 menit keempat mendapatkan hasil geliat adalah
1, kemudian 10 menit kelima mendapatkan hasil geliat adalah 0, dan
kemudian 10 menit keenam mendapatkan hasil geliat adalah 0. Dengan total
keseluruhan mencit geliat dalam 60 menit memperoleh hasil adalah 11 kali
geliat.

Pada mencit keempat dilakukan pemberian obat per oral diberikan


bahan alam (daun pepaya) dosis 1 dan setelah 15 menit pemberian obat
dilakukan dengan I.P menggunakan asam asam asetat 1%. Menghasilkan
jumlah geliat mencit hasil kerja obat pada 10 menit pertama adalah 0,
kemudian 10 menit kedua mendapat hasil geliat adalah 4, kemudian 10 menit
ketiga mendapat kan hasil geliat adalah 4, kemudian 10 menit keempat
mendapatkan hasil geliat adalah 4, kemudian 10 menit kelima mendapatkan
hasil geliat adalah 2, dan kemudian 10 menit keenam mendapatkan hasil geliat
adalah 1. Dengan total keseluruhan mencit geliat dalam 60 menit memperoleh
hasil adalah 15 kali geliat.

Pada mencit kelima dilakukan pemberian obat per oral diberikan


bahan alam (daun pepaya) dosis 2 dan setelah 15 menit pemberian obat
dilakukan dengan IP menggunakan asam asam asetat 1%. Menghasilkan
jumlah geliat mencit hasil kerja obat pada 10 menit pertama adalah 4,
kemudian 10 menit kedua mendapat hasil geliat adalah 1, kemudian 10 menit
ketiga mendapat kan hasil geliat adalah 1, kemudian 10 menit keempat
mendapatkan hasil geliat adalah 1, kemudian 10 menit kelima mendapatkan
hasil geliat adalah 0, dan kemudian 10 menit keenam mendapatkan hasil geliat
adalah 0. Dengan total keseluruhan mencit geliat dalam 60 menit memperoleh
hasil adalah 7 kali geliat.
Setelah melakukan percobaan pemberian obat analgetik yang berbeda
beda kepada mencit menghasilkan efek yang berbeda beda pula. Karena
dalam pemberian dosisnya juga berbeda. Pada pemberian obat parasetamol
dosis 1% jumlah menggeliat mencit lebih banyak dibandingkan dengan
pemberian obat paracetamol dosis 0,5% dan begitu juga yang dihasilkan pada
pemberian bahan alam daun pepaya dosis 1 jumlah menggeliat mencit lebih
banyak dibanding dengan pemberian bahan alam daun pepaya dosis 2.
F. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa mencit yang diberi obat
analgetik kimia memiliki jumlah geliat lebih besar daripada mencit yang
diberi ekstrak daun pepaya. Pemberian jumlah dosis yang besar juga
berpengaruh terhadap efek geliat, baik obat kimia maupun ekstrak daun
pepaya.
G. DAFTAR PUSTAKA

Dalimarta & Hembing. (1994). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Trubus
Agriwidia.
Dipalma, J.R. 1986. Basic Pharmacology in Medicine. 3th ed. New York :
Mcgraw-hill Publishing Company : 319-20
Fulcher, E.M., Fulcher, R.M., Sotu, C.D., 2012. Pharmacology : Principle and
Applications, 3rd Ed, Elsevier Saunders, St.Louis, pp 243-248.
Mikaili, P., Sharifi, M., Sarahroodi, S., & Shayegh, J. (2012). Pharmacological
review of medicinal trees spontaneous in Iran: A historical and modern
study. Advances in Environmental Biology, 6(1), 165-175.
Mutschler, Ernst. (1991). Dinamika obat: Buku ajar farmakologi dan
toksikologi (edisi 5). Bandung: ITB.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. KImia Medisinal. Edisi 2. Surabaya :
Airlangga University Press.
Tjay, Tan Hoan dan K, Rahardja. 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia,
Jakarta.
Wilmana. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Penerbit FK.
Winarsi, H. (2007). Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius.

H. LAMPIRAN

Penimbangan mencit 1 Penimbangan mencit 2


Penimbangan mencit 3 Penimbangan mencit 4

Penimbangan mencit 5 Pemberian secara Oral

Pemberian secara intraperitoneal Hasil Geliat pada Mencit 60’

Perhitungan Dosis dan Vp Perhitungan Dosis dan Vp

Anda mungkin juga menyukai