Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

KOMPLEKSOMETRI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. Supriyadi, M.Si.

NAMA KELOMPOK :
Davina Adira Natalia (A28227095)
Adhilla Ayu Nur Ainni (A28227100)
Feny Febrianti (A28227101)
Amalia Nur Utami (A28227107)

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2023
KOMPLEKSOMETRI

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi pembentukan senyawa
komplek.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis ndicator secara titrasi kompleksometri.

B. Latar Belakang
Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks. Sejumlah senyawa organik dapat membentuk kompleks dengan ion-ion
logam, terutama senyawa organik yang mengandung nitrogen yang bersifat basa.
Senyawa-senyawa pembentuk kompleks disebut komplekson atau ligand. Untuk
analisa volumetri dipilih komplekson yang dapat membentuk kompleks secara
kuantitatif. Banyak sekali senyawa-senyawa yang dapat dijadikan komplekson untuk
titrasi volumetri, misalnya EDTA (Etilene Diamine Tetra Acetic acid), yang disebut
juga komplekson III atau titriplex III, NTA (Nitrilo Tri Acetic acid) atau komplexon I,
DCTA (1,2- Diaminocyclohexane-NNN’N’-Tetra Acetic acid) atau komplexon IV.
Yang banyak digunakan dalam volumetri adalah EDTA. Rumus molekul
EDTA adalah H4C10H12O8N2, merupakan asam bebas empat sehingga sering ditulis
sebagai H4Y. Sebagai asam lemah, EDTA mengalami ionisasi bertahap lepas ion
hidrogen satu persatu. Yang digunakan sebagai komplekson adalah garam
dinatriumnya (Na2 H4C10H12O8N2 atau Na2H4Y).
Pada titrasi dengan EDTA ini titik akhir titrasi ditunjukkan dengan pemakaian
indikator yang sensitive terhadap perubahan pH. Indikator yang umum digunakan
adalah EBT (Erio Black T). Kompleks logam-EBT adalah kompleks 1:1. Indikator ini
mempunyai rumus molekul NaH2C20H10O7N3S atau disingkat dengan NaH2In yang
dalam air terionisasi memberikan ion berwarna. pada pH 7-11 warna indikator biru
tetapi apabila ditambahkan ion logam warnanya akan berubah menjadi merah anggur
karena terbentuk kompleks logam-indikator. Syarat yang diperlukan agar indikator itu
dapat digunakan adalah bahwa stabilitas komplek logam-indikator harus lebih kecil
dari stabilitas logam-EDTA, sehingga pada titrasi dapat terjadi reaksi substitusi.
Akibatnya pada titik ekivalen semua logam bereaksi dengan EDTA atau jumlah mol
logam sama dengan jumlah mol EDTA.
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amino polikarboksilat. EDTA sebenaranya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentate yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul, misalnya asam 1,2-
diaminoetanatetraasetat (asametilenadiaminatetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua
atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan
sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY– .Ternyata bila
beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalamlarutan tersebut.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Corong glass
4. Pipet volume
5. Buret
6. Mortar dan stemper

 Bahan

1. Larutan ZnSO4

2. Larutan Na2EDTA

3. Larutan buffer pH 10

4. Tablet kalsium Laktat

5. Aqudes
6. Indikator EBT 0,1%

D. Cara Kerja
1. Standarisasi larutan Na2EDTA dengan larutan standar primer ZnSO4
 Dipipet 10,0 ml larutan standar primer ZnSO 4 dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer.
 Ditambah 10 mL aquades dan 2 mL larutan buffer pH 10 serta 4 tetes
indikator EBT 0,1%.
 Dititrasi dengan larutan Na2EDTA dari buret hingga larutan berubah
warna dari merah anggur menjadi biru.
 Dicatat volume larutan Na2EDTA yang diperlukan.
 Dengan cara yang sama titrasi diulang 3 kali lagi.
 Dihitung molaritas Na2EDTA yang digunakan.

Pembacaan Buret
1. 0,00 - =
2. 0,00 - =
3. 0,00 - =
Rata - rata volume Na2EDTA yang digunakan = ……mL
(VxM)Na2EDTA = (VxM)ZnSO4
Na2EDTA = ……….M

2. Penetapan kadar Kalsium laktat


 Ditimbang tablet terlebih dahulu, lalu gerus tablet dengan
menggunakan stamfer dan mortir.
 Ditimbang dengan tepat kurang lebih 100,0 mg serbuk tablet kalsium
laktat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
 Dilarutkan dengan 20 mL aquades.
 Ditambah 2 mL larutan buffer pH 10.
 Ditambah 4 tete indicator EBT 0,1%
 Dititrasi dengan larutan Na2EDTA standar sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru.
 Dicatat volume larutan Na2EDTA standar yang diperlukan.
 Dengan cara yang sama penetapan kadar diulangi 2 kali lagi.

E. Hasil Pengamatan
1. Standarisasi larutan Na2EDTA dengan larutan standar primer ZnSO4
 Pembacaan Buret : I. 0,00 – 10,2 ml = 10,2 ml
II 0,00 – 10,1 ml = 10,1 ml
III 0,00 – 10,1 ml = 10,1 ml
 Rata – rata volume Na2EDTA yang digunakan :
10 ,2 ml+ 10 ,1 ml+ 10 ,1 ml
=10 , 1 ml
3
 Molaritas Na2EDTA
(VxM)Na2EDTA = (VxM)ZnSO4
(10,1 x M) = (10 x 0,0501)ZnSO4
0,501
Na2EDTA =
10 , 1
= 0,0496 M
2. Penetapan kadar kalsium laktat
I. Kadar 1
Wadah + zat = 0,3798 gram
Wadah + sisa = 0,2826 gram –
0,0972 gram
Volume = 8 ml
 Kadar kalsium laktat
V xMx
= x bobot sampel (mg / tablet)
M x berat sampel
8 ml x 0,0496 x 218 , 2
= x 582(mg / tablet)
1 x 97 ,2
86,5817
= x 582(mg / tablet)
97 , 2
= 518,4 mg / tablet
II. Kadar 2
Wadah + zat = 0,4401 gram
Wadah + sisa = 0,2945 gram –
0,1456 gram
Volume = 8,9 ml
 Kadar kalsium laktat
V xMx
= x bobot sampel
M x berat sampel
8 , 9 ml x 0,0496 x 218 ,2
= x 582
1 x 145 , 6
96,3222
= x 582
145 ,6
= 385 mg/ tablet
III. Kadar 3
Wadah + zat = 0,5239 gram
Wadah + sisa = 0,3762 gram –
0,2077 gram
Volume = 12,1 ml
• Kadar kalsium laktat
V xMx
= x bobot sampel
M x berat sampel
12, 1 ml x 0,0496 x 218 , 2
= x 582
1 x 207 ,7
130,9549
= x 582
207 ,7
= 366,9 mg / tablet

F. Pembahasan
Kompleksometri adalah metode titrimetri pada kation yang digunakan untuk
mengetahui kandungan obat pada sampel. Salah satu dari reaksi-reaksi yang tidak
disertai perubahan valensi adalah reaksi pembentukan kompleks. Penetapan kualitatif
yang berdasarkan reaksi komlpeks disebut kompleksometri. Kompleksometri disebut
juga dengan kelatometri. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang
menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya
dalam titrasi.
Pada praktikum kompleksometri, diawali dengan pembuatan larutan yang
pertama yaitu larutan baku primer ZnSO4, cara nya yaitu ZnSO4 ditimbang dengan
teliti, lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambah 10 ml aquades dan
2 ml larutan buffer pH 10 serta Kemudian ditambah 10 ml aquades dan 2 ml larutan
buffer pH 10 serta 5 tetes indicator EBT 0,1% dan dititrasi menggunakan larutan
Na2EDTA dari buret hingga larutan berubah warna dari merah anggur menjadi biru.
Titrasi diulang lagi sebanyak 2x. Pada percobaan ini diperoleh volume rata-rata
Na2EDTA yang diperlukan untuk titrasi adalah sebanyak 10,1 ml dan normalitas
perhitungan adalah 0,0496 N.
Pada percobaan yang kedua yaitu menentukan kadar pada sampel kalsium
laktat berupa tablet secara kompleksometri. Ditimbang kurang lebih 100 mg tablet
yang sudah digerus menadi serbuk, dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Kemudian
dilarutkan dengan 20 ml aquades, ditambah 2 ml larutan buffer pH 10 dan 4 tetes
indicator EBT 0,1%. Titrasi dengan larutan Na2EDTA standar sampai terjadi
perubahan warna dari merah anggur menjadi biru dan kemudian titrasi dihentikan.
Dicatat volume larutan Na2EDTA yang diperlukan untuk titrasi. Titrasi diulangi 2x
lagi. Diperoleh volume Na2EDTA yang digunakan pada 3 kali percobaan yaitu 8 ml,
8,9 ml, dan 12,1 ml. Kemudian dihitung kadar kalsium laktat, 1 ml 1M Na 2EDTA
setara dengan 218,2 mg Kalsium laktat. Didapatkan nilai kadar paa kalsium laktat
yaitu sebesar 518,4 mg/ tablet.
G. Kesimpulan
1. Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan atas
pembentukkan senyawa kompleks yang larut, yang berasal dari reaksi antaraion
logam / kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk komplekssebagai ligan
(pentiter).2.

2. Penentuan kadar logam pada suatu campuran dapat dilakukan dengan


titrasikompleksometri dengan penambahan indikator EBT.3.

3. EBT (Eriochrome Black T) adalah sejenis indikator yang berwarna merahmuda


bila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ionmagnesium
dengan pH 10,0 + 0,14.
4. Tujuan diberi indikator ini adalah karena indikator tersebut peka terhadapkadar
logam dan pH larutan, sehingga titik akhir titrasinya pun dapatdiketahui. Lalu
dititrasi dengan EDTA

5. Kadar Kalsium laktat secara kompleksometri yang diperoleh adalah 518,4 mg/
tablet.

6.
H. Daftar Pustaka
Wiadnyani A.A.I.S., Jambe A.A.G.N.A, Yusasrini N.R.A. 2017. Penuntun praktikum
Kimia Analitik. Universitas Udayana : Bali
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai