Anda di halaman 1dari 6

KOMPLEKSOMETRI

A. Tujuan

1. Mampu melakukan standarisasi larutan Na2EDTA dengan metode kompleksometri

2. Menerapkan prinsip kompleksmetri dalam menganalisis kesadahan total dalam air


sampel
3. Menganalisis kesadahan total suatu sampel air secara kompleksometri
4. Menganalisis kesadahan sementara suatu sampel air secara kompleksometri
5. Menganalisis kesadahan tetap suatu sampel air secara kompleksometri
6. Menganalisis kesadahan ca2+ suatu sampel air secara kompleksometri
7. Menganalisis kesadahan mg2+ suatu sampel air secara kompleksometri

B. Landasan Teori
Hal mendasar yang harus diketahui adalah defenisi dari titrasi kompleksometri.
Titrasi kompleksometri adalah suatu titrasi pembentukan senyawa kompleks yang dimana
menggunakan indikator logam dan larutan baku kompleks yang dimana untuk menentukan
kemurnian atau kadar suatu logam.
Dalam kimia farmasi kuantitatif untuk zat-zat anorganik yang mengandung ion-ion
logam seperti aluminium, bismut, magnesium dan zink dengan cara kompleksometri.
Dimana kita akan menentukan kemurnian atau kadar daripada salah satu logam tersebut
yang dilakukan dengan cara titrasi kompleksometri.
Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan suatu
anion atau molekul netral. lon logam didalam kompleks disebut atom pusat dan kelompok
yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk ole atom logam pusat
disebut bilangan koordinasi dari logam. Dari komlpeks diatas perak merupakan atom logam
dengan hilangan koordinasi dua, dan sianidanya merupakan ligannyaReaksi membentuk
kompleks dapat dianggap sebagai asam-basa lewis dengan ligan bekerja sebagai basa
dengan memberikan sepasang elektron, kepada kation yang merupakan suatu asam.
Dalam penentuan ion-ion logam secara titrasi kompleksometri umumnya digunakan
III (EDTA) sebagai zat pembentuk kompleks khelat dimana EDTA bereaksi dengan ion logam
yang polivalen seperti Al3+, Bi3+, Ca2+, Cu2+ membentuk senyawa atau kompleks khelat yang
stabil dan larut dalam air.
Keuntungan dari metode kompleksometri adalah waktu pengerjaannya lebih
sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer. Sedangkan kerugiannya adalah
penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan yang
digunakan cukup banyak dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak, indikator,
larutan dapar, dan larutan asam atau basa.
Adapun yang melatar belakangi dilakukannya percobaan ini karena didalam bang
farmasi jika kita ingin menentukan suatu senyawa obat maka kita harus mengetahui
senyawa-senyawa yang ada salah satunya senyawa kompleks yang dimana kita harus
mengetahui kelarutannya, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan lain-lain sebagainya
C. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Erlenmeyer 1.Larutan ZnSO4
2. Beaker glass 2. Larutan buffer pH 10
3. Corong glass 3. aquadest
4. Pipet volume 4. Indikator EBT 0,1%
5. Pipet tetes 5. Na2EDTA
6. Tabung reaksi 6. Tablet kalsium Laktat
7. Buret

D. Cara Kerja

Standarisasi

- Dipipet 10,0 ml larutan standar primer ZnSO4 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

-Ditambah 40 mL aquades dan 2mL larutan larutan buffer pH 10 sertan 4 tetes indikator EBT
0,1 %.

-Dititrasi dengan larutan Na2EDTA dari buret hingga larutan berubah warna dari merah
anggur menjadi biru.

-Dicatat volume larutan Na2EDTA yang diperlukan

-Dengan cara yang sama titrasi diulang 3 kali lagi

- Dihitung molaritas Na2EDTA yang digunakan

Penetapan Kadar Kalsium laktat

-Ditimbang dengan tepat kurang lebih 100,0 mg serbuk tablet kalsium laktat lalu dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer.

-Dilarutkan dengan 40 mL aquades

-Ditambah 2 mL larutan buffer pH 10

-Ditambah 4 tetes indicator EBT 0,1 %

-Dititrasi dengan larutan Na2EDTA standar sampai terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi biru.

-Dicatat volume larutan Na2EDTA standar yang diperlukan.

-Dengan cara yang sama penetapan kadar diulangi 3 kali lagi

E. Hasil

Standarisasi

Volume Na2EDTA = I = 11,5 ml


II = 10 ml

III = 10,1 ml

Rata-rata = 10,5 ml

Volume yang digunakan = 10,5 ml

(VxM)Na2EDTA = (VxM)ZnSO4

10,5 x M = 10 x 0,0501

M = 0,501/10,5 = 0,0477 M

Penetapan kadar (tablet = 584 mg)

I. Berat sampel: Kertas + zat = 0,3710 gram


Kertas + sisa = 0,815 gram -
zat tertimbang = 0,0895 gram (89,5)
Volume = 6ml
(V x N ) KMnO 4
Kadar = x 584 mg
N x berat sampel

6 x 0,0477 x 18 ,2
Kadar = x 584 mg
1 x 89 , 5 mg
62,4488
= x 584 mg
89 , 5
Kadar = 407 mg/tablet

II. Berat sampel: Kaertas + zat = 0,3874gram


Kertas + sisa = 0,2978 gram -
zat tertimbang = 0,0896 gram (89,6)
Volume = 5,4 ml
(V x N ) KMnO 4
Kadar = x 584 mg
N x berat sampel

5 , 4 x 0,0477 x 218 , 2
Kadar = x 584 mg
1 x 89 , 6 mg
56,2039
= x 584 mg
89 ,6
= 366 mg/tablet

III. Berat sampel: Kertas + zat = 0,4017 gram


Kertas + sisa = 0,3424 gram -
zat tertimbang = 0,0593gram (59,3)
Volume = 5,5 ml
(V x N ) KMnO 4
Kadar = x 584 mg
N x berat sampel

5 ,5 x 0,0477 x 218 , 2
Kadar = x 584 mg
1 x 59 , 3 mg
57,2447
= x 584 mg
59 ,3
= 563 mg / tablet

Rata-rata : 407mg/tablet x 366mg/tablet x 563mg/tablet : 3


= 445mg/tablet

F. Pembahasan

Kompleksometri adalah metode titrimetri pada kation yang digunakan untuk mengetahui
kandungan obat pada sampel. Salah satu dari reaksi-reaksi yang tidak disertai perubahan valensi
adalah reaksi pembentukan kompleks. Penetapan kualitatif yang berdasarkan reaksi komlpeks
disebut kompleksometri. Kompleksometri disebut juga dengan kelatometri. Reaksi-reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi.

Pada praktikum kompleksometri, diawali dengan pembuatan larutan yang pertama yaitu
larutan baku primer ZnSO4, cara nya yaitu ZnSO4 ditimbang dengan teliti, lalu dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Kemudian ditambah 10 ml aquades dan 2 ml larutan buffer pH 10 serta Kemudian
ditambah 10 ml aquades dan 2 ml larutan buffer pH 10 serta 5 tetes indicator EBT 0,1% dan dititrasi
menggunakan larutan Na2EDTA dari buret hingga larutan berubah warna dari merah anggur menjadi
biru. Titrasi diulang lagi sebanyak 3x. Pada percobaan ini diperoleh volume rata-rata Na2EDTA yang
diperlukan untuk titrasi adalah sebanyak 10,5 ml dan normalitas perhitungan adalah 0,0477 N.

Pada percobaan yang kedua yaitu menentukan kadar pada sampel kalsium laktat berupa
tablet secara kompleksometri. Ditimbang kurang lebih 100 mg tablet yang sudah digerus menadi
serbuk, dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Kemudian dilarutkan dengan 20 ml aquades, ditambah 2
ml larutan buffer pH 10 dan 4 tetes indicator EBT 0,1%. Titrasi dengan larutan Na2EDTA standar
sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru dan kemudian titrasi dihentikan.
Dicatat volume larutan Na2EDTA yang diperlukan untuk titrasi. Titrasi diulangi 2x lagi. Diperoleh
volume Na2EDTA yang digunakan pada 3 kali percobaan yaitu 8 ml, 8,9 ml, dan 12,1 ml. Kemudian
dihitung kadar kalsium laktat, 1 ml 1M Na2EDTA setara dengan 218,2 mg Kalsium laktat. Didapatkan
nilai kadar paa kalsium laktat yaitu sebesar 518,4 mg/ tablet.

G. Kesimpulan
1.Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan atas pembentukkan
senyawa kompleks yang larut, yang berasal dari reaksi antaraion logam / kation (komponen
zat uji) dengan zat pembentuk komplekssebagai ligan (pentiter).

2.Penentuan kadar logam pada suatu campuran dapat dilakukan dengan


titrasikompleksometri dengan penambahan indikator EBT.

3.EBT (Eriochrome Black T) adalah sejenis indikator yang berwarna merahmuda bila berada
dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ionmagnesium dengan pH 10,0 + 0,14.

4.Tujuan diberi indikator ini adalah karena indikator tersebut peka terhadapkadar logam dan
pH larutan, sehingga titik akhir titrasinya pun dapatdiketahui. Lalu dititrasi dengan EDTA

5.Kadar Kalsium laktat secara kompleksometri yang diperoleh adalah 518,4 mg/ tablet.

H. Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Uiversitas Muslim Indonesia: Makassar.

Harjadi, W. 1993. I/mu Kimia Analitik Dasar. Erlangga: Jakarta.

Herman J. Roth. Dkk. 1988. Analisis Farmasi. UI Press: Yogyakarta.

Khopkar S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.

I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai