Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PEMBUATAN TETES MATA

3.1 Formula
Pirocarpin HCl 1%
Asam Sitrat 210,14 mg
Benzolkonium Klorida 0,01%
Karbon Adsorben 0,01 g
Natrium Fosfat 716,28 mg
NaCl 1,6076 g
WFI ad 10 mL

3.2 Perhitungan Bahan


1. Pilokarpin HCl 1%
1g
x 10 mL=0,1 g
100 mL
2. Asam Sitrat
210,14 mg = 0,21014 g
3. Benzolkonium Klorida 0,01%
0,01 g
x 10 mL=0,001 g
100 mL
4. Karbon adsorben 0,1 %
0,1 g
x 10 mL=0,01 g
100 mL
5. Natrium Fosfat
716,28 mg = 0,716,28 g
6. NaCl
1,6076 g
7. WFI
3.3 Perhitungan Isohidris (pH mata = 6,8 – 7,4 . Ambil pH 7)
1. Asam Sitrat 0,1 M 17,6 mL
m
mol=
Mr
=MxV
= 0,1 M x 17,6 mL
= 1,76 mmol
m = mol x Mr
= 1,76 mmol x 210,14 g/mol
= 369,84 mg
 10 mL x 369,84 mg
17,6 mL
¿ 210,14 mg

2. Natrium Fosfat 0,2 M 82,4 mL


m
mol=
Mr
=MxV
= 0,2 M x 82,4 mL
= 16,48 mmol
m = mol x Mr
= 16,48 mmol x 358,14 g/mol
= 5902,1472 mg
 10 mL x 5902,1472 mg
82,4 mL
¿ 716,28 mg

3.4 Perhitungan Isotonis


- Pilokarpin HCl 1% = 0,1 g  hipotonis
Derajat Disosiasi
mh Fa x a
h =
fh
x { 0,28 . (
ma )}
g
58,44
mol 1,7 x 1 g
=
1
x { 0,28 .
( 244,72
g
mol )}
= 58,44 g/mol x 0,2755 mol
= 16,076 g/100 mL
= 1,6076 g/10 mL
NB : Rentang Isotonis 0,34 – 1,16
3.5 Prosedur Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disterilkan alat dan wadah
3. Dikalibrasi beker glass hingga 10 mL
4. Di panaskan air sebanyak 8, g dalam beaker glass
5. Di timbang Karbon Adsorben 0,01 g masukkan ke dalam air panas, aduk sebentar,
kemudian saring
6. Ditimbang zat aktif Pilokarpin 0,1 g
7. Dilarutkan Pilokarpin dengan WFI secukupnya, sisihkan (Campuran 1)
8. Ditimbang Asam Sitrat 210,14 mg dan Natrium Fosfat 716,28 mg. Campur menjadi
satu dengan ditambahkan WFI secukupnya (Campuran 2)
9. Ditimbang Benzolkonium klorida 50 mg dilarutkan dengan WFI, sisihkan
(Campuran 3)
10. Ditimbang NaCl 1,6076 g , dilarutkan dengan WFI, sisihkan (Campuran 4)
11 Campurkan larutan 1,2,3 dn 4, ad kan hingga 10 mL
12. Dimasukkan dalam wadah tetes mata kemudian beri label.
13. Ditimbang kembali sediaan sediaan tetes mata yang telah dibuat.

3.6 Prosedur Evaluasi


3.6.1 Uji Organoleptis
Uji Organoleptis yang dilakukan meliputi uji warna, bau dan bentuk yang dapat
dilakukan secara kasat mata atau dapat dilihat dengan menggunakan panca indra secara
langsung.
Bentuk Bau Warna

3.6.2 Uji pH
1. Diambil sedikit larutan
2. Diukur pH larutan dengan pH universal
3. Diamati warna yang terbentuk dan bandingkan terhadap warna yang ada di skala pH
universal
Hasil Praktikum pH Mata
6,8 – 7,4
3.6.3 Uji Kebocoran
1. Dibalikkan botol vial sehingga posisi tutup dibawah
2. Jika terjadi kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang atau celah tersebut
dapat menyebabkan masuknya mikroorgansime atau kontaminan lain yang berbahaya.
Selain itu isi injeksi juga dapat bocor keluar dan merusak penampilan kemasan.

Hasil Praktikum Standart


Tidak bocor

3.6.4 Uji Kejernihan


1. Ambil larutan dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan steril
2. Diamati dibawah cahaya langsung untuk mengetahui adanya partikel asing didalam
larutan tersebut.
3. Apabila zat yang digunakan berwarna putih maka menggunakan latar belakang hitam
untuk mengetahui adanya zat yang melayang.

Hasil Praktikum Standart


Jernih

3.5.5 Uji Homogenitas


Uji homogenitas yang dilakukan untuk mengetahui ketercampuran bahan aktif dan
tambahan secara merata dan visual.

Hasil Praktikum Standart


Homogen
3.5.6 Uji Volume Terpindahkan
1. Disiapkan sediaan kemudian dipindahkan isi vial kedalam gelas ukur
2. Di ukur jumlah volume yang tertera
Hasil Praktikum Standart

3.5.7 Uji Partikel Asing/ Partikulat


1. disiapkan sediaan kemudian diamati ada tidaknya partikel dalam sediaan secara visual
2. sediaan yang diuji diletakkan di atas latar putih dan disorot dengan senter
3. sediaan tidak boleh mengandung partikuat lebih atau sama dengan 10 partikulat
Hasil Praktikum Standart
0

Anda mungkin juga menyukai