Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN


METODE KEMPA LANGSUNG

Disusun Oleh:
1. Arief Zaenal Mustofa 212210008
2. Arini Ayu Tri Akbari 212210009
3. Sri Wulan Otaviani 212210053
4. Windianti Puji Astuti 212210065

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI
BANDUNG
2023
BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pembuatan tablet dengan
menggunakan metode kempa langsung.
2. Mahasiswa memahami proses pembuatan tablet dengan menggunakan
metode kempa langsung.
3. Mahasiswa memahami dan dapat melakukan evaluasi yang dilakukan
terhadap sediaan tablet yang dibuat menggunakan metode kempa langsung
BAB II

PRINSIP PRAKTIKUM

2.1 PRINSIP PRAKTIKUM

Zat aktif + eksipien  dicetak. Diperlukan eksioien yang mempunyai sifat alir
dan kompresibilitas yang baik.
BAB III

TEORI

3.1 TEORI

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat secara kempa-cetak


berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan . Obat tunggal atau campuran
beberapa jenis obat diramu dengan zat tambahan yang cocok, digranulasi, jika
perlu digunakan zat pembasah, kemudian dikempa cetak. Tablet merupakan
salah satu bentuk sediaan farmasi yang hampir sebagian besar bentuk sediaan
farmasi terdapat dalam bentuk tablet (hampir 60%).

Metode kempa langsung adalah metode pembuatan tablet dengan


mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Beberapa bahan obat seperti kalium klorida,
kalium iodida, amonium klorida, dan metenamin bersifat mudah mengalir,
sifat kohesifnya juga memungkinkan untuk langsung dikompresi tanpa
memerlukan granulasi (Ansel, 1989).

Istilah kempa langsung telah lama digunakan untuk memperkenalkan


pengempaan senyawa kristalin tunggal (biasanya garam anorganik dengan
struktur kristal kubik seperti natrium klorida, natrium bromida, atau kalium
bromida) menjadi suatu padatan tanpa penambahan zat – zat lain. Hanya
sedikit bahan kimia yang mempunyai sifat alir, kohesi, dan lubrikasi di bawah
tekanan untuk membuat padatan seperti ini (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet


dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai
( termasuk pengisi, disintegran, dan lubrikan ), yang akan mengalir dengan
seragam ke dalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kokoh.
Tidak ada prosedur praperlakuan granulasi basah atau kering yang diperlukan
pada campuran serbuk (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :

1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit


2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab.

Metode kempa langsung diterapkan pada kondisi dimana bahan obat


memiliki karakter sebagai berikut :

1. Mudah mengalir
2. Memiliki daya kompresibilitas tinggi
3. Memiliki bentuk kristal yang baik, seperti kubus, bipiramida, dan
sejenisnya
4. Bila bahan aktif kurang baik kompresibilitasnya dapat dilakukan bila dosis
kecil dan digunakan eksipien yang menjamin parameter kualitas tablet
baik.

Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel
halus sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih
dahulu. Modifikasi lanjut dari proses kempa langsung adalah penggunaan
penggerusan pencampuran zat aktif keras dengan satu atau lebih pengisi dan
penambahan pengisi dan pengikat lain sebelum campuran akhir dikempa
langsung (Siregar dan Wikarsa, 2010).

3.2 URAIAN BAHAN


1. Asetosal
 Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol; larut
dalam koroform dan dalam eter, agak sukar larut dalam eter mutlak
 Pemerian : Hablur putih, umunya seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah,
stabil diudara kering didalam udara lembab secara bertahap
terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.
 Kegunaan : antipiertik, analgetik

2. Avicel ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed 6, 131 )


 Pemerian : Serbuk sebagai putih, tidak berbau, tidak berasa
 Kelarutan : Sedikit larut dalam larutan natrium hidroksida 5% b/v;
praktis tidak larut dalam air, asam encer, dan larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam amonia encer
 Khasiat : Disintegrant, Adsorbent, Diluent

3. Magnesium Stearat ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed 6, 404 )


 Pemerian : Serbuk putih, halus
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air;
sedikit larut dalam benzena hangat dan etanol hangat (95%)
 Kegunaan : Lubricant

4. Sodium Strach Glycolate ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed 6,


663 )
 Pemerian : Berwarna putih atau hampir putih mengalir bebas bubuk
higroskopis.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam metilen klorida. Ini memberikan
suspensi transparan dalam air.
 Kegunaan : Desintegrant

5. Talcum ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed 6, 728 )


 Pemerian : Serbuk putih, sangat halus
 Kegunaan : Glidant, diluent, lubricant
BAB IV

ALAT DAN BAHAN

4.1 ALAT
1. Timbangan analitik
2. Beker glass
3. Gelas ukur
4. Baskom
5. Pengayak nomor 40
6. Jangka sorong
7. Mesin pencetak tablet Single Punch
8. Hardness Tester
9. Disintegration Tester
10. Friability Tester

4.2 BAHAN
1. Asetosal
2. Sodium Strach Glycolate ( SSG )
3. Avicel pH 102
4. Mg Stearat
5. Talcum
BAB V

PROSEDUR PEMBUATAN

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Setarakan timbangan
3. Ayak asetosal menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40, kemudian
ditimbang sebanyak 20 gram
4. Ayak avicel pH 102 menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40,
kemudian ditimbang sebanyak 79 gram
5. Ayak SSG menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40, kemudian
ditimbang sebanyak 6 gram
6. Campurkan semua bahan yang telah diayak lakukan proses mixing ± 3
menit
7. Ayak talcum menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40, kemudian
ditimbang sebanyak 0,8 gram
8. Ayak mg stearate menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40,
kemudian ditimbang sebanyak 0,2 gram
9. Kemudian lakukan kembali proses mixing dengan menambahkan talcum
dan mg stearate yang telah diayak ± 2 menit
10. Setelah semua tercampur, pisahkan granul sebanyak 25 gram untuk
dilakukan evaluasi granul
11. Cetak tablet dengan bobot masing – masing tablet sebesar 650 mg
12. Lakukan evaluasi tablet
BAB VI

DATA PENGAMATAN

6.1 SUSUNAN FORMULA

Tablet dibuat dengan bobot per tablet 650 mg dengan batch size 200 tablet

Nama zat Jumlah


Asetosal 100 mg
Avicel pH 102 395 mg
SSG 30 mg
Magnesium Stearat 1 mg
Talcum 4 mg

6.2 PERHITUNGAN BAHAN


1) Asetosal : 100 mg x 200 = 20.000 mg = 20 gr
2) Avicel pH 102 : 395 mg x 200 = 79.000 mg = 79 gr
3) SSG : 30 mg x 200 = 6.000 mg = 6 gr
4) Mg stearate : 1 mg x 200 = 200 mg = 0,2 gr
5) Talcum : 4 mg x 200 = 400 mg = 0,4 gr

6.3 EVALUASI GRANUL


1) Uji daya alir granul
a. Uji waktu alir

Timabang 25 gr granul tempatkan pada corong alat uji waktu alir


dalam keadaan tertutup. Simpan corong pada ketinggian 10 cm. buka
penutupnya biarkan granul mengalir, catat waktunya, gunakan
stopwatch,

Satuan waktu alir : g/detik


Persyaratan : 100 gr granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik ( <
10 gr/ detik )

 Pengujian ke 1 = 04,91 detik


 Pengujian ke 2 = 05,32 detik
 Pengujian ke 3 = 07,36 detik
04,91+ 05,32+07,36
 Rata – rata pengujian =
3

= 5,86 detik ( memenuhi syarat )

b. Sifat alir

Granul ditampung pada kertas, catat tinggi ( h ) dan diameter ( d )


unggukan granul. Hitung α ( sudut istirahat ) menggunakan persamaan
berikut :

2h
Sudut isirahat = Tan
d

A Sifat alir
25 – 30 Sangat mudah mengalir
30 – 40 Mudah mengalir
40 – 45 Mengalir
>45 Kurang mengalir

Diketahui :

h1 = 3 cm d1 = 9 cm

h2 = 2,5 cm d2 = 8 cm

h3 = 3 cm d3 = 10 cm

2. 3
 Pengujian ke 1 = Tan = 33,6
9
2. 2,5
 Pengujian ke 2 = Tan = 32,0
8
2. 3
 Pengujian ke 3 = Tan = 30,9
10
33,6+32,0+30,9
 Rata – rata pengujian =
3
= 32,167 ( mudah mengalir )

2) Uji kompresibilitas
% kompresibilitas :
Berat granul
Kerapatan longgar ( App.density) =
volume awal

Berat granul
Kerapatan mampat ( Tap.density) =
volume akhir

kerapatan mampat−kerapatanlonggar
% Kompresibilitas = x
kerapatanmampat
100 %

Kategori % Kompresibilitas:

5 – 15 % aliran sangat baik

16 – 25 % aliran baik

> 22 % aliran buruk

25
Kerapatan longgar ( App.density) = = 0,45
55

25
Kerapatan mampat ( Tap.density) = = 0,52
48,3

0,52−0,45
% Kompresibilitas = x 100 %
0,52

= 13,46 % ( aliran sangat baik )


6.4 EVALUASI TABLET
1) Uji organoleptis
 Hasil rupa : Bulat
 Warna : Putih
 Bau : Tidak berbau
 Rasa : Pahit
 Tidak terjadi kecacatan fisik
2) Uji keseragaman bobot, Keseragaman ukuran, kekerasan tablet

Keseragaman Keseragaman Ukuran Kekerasan


Tablet Bobot Diameter Tebal tablet Tablet
( mg ) tablet ( cm ) ( cm ) ( kg/cm2)
1 637 1,3 0,64 11

2 616 1,3 0,53 9

3 647 1,2 0,62 9

4 442 1,2 0,61 4

5 600 1,3 0,61 8

6 621 1,2 0,61 8

7 681 1,3 0,61 9

8 625 1,2 0,62 11

9 647 1,2 0,62 10

10 601 1,2 0,63 11

11 674 1,2 0,52 8

12 666 1,3 0,62 8

13 603 1,3 0,66 10

14 597 1,3 0,65 8

15 680 1,3 0,68 9

16 660 1,3 0,62 8

17 651 1,3 0,61 9


18 641 1,3 0,61 9

19 610 1,3 0,62 8

20 613 1,3 0,62 9

JUMLAH 12512 25,3 12,31 176


RATA –
RATA 625,6 1,3 0,62 8,8

a. Uji keseragaman bobot


Persyaratan uji keseragaman bobot
 Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom "A" dan tidak boleh ada satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga
dalam kolom "B”
 Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-
rata yang ditetapkan dalam kolom "A" maupun kolom "B"
Rata – rata bobot tablet = 625,6 mg
Kolom A = 625,6 ± 5%

= ( 0,95 x 625,6 ) s/d ( 1,05 x 625,6 )

= 594,3 s/d 656,8

Kolom B = 625,6 ± 10%

= ( 0,9 x 625,6 ) s/d ( 1,1 x 625,6 )

= 563,04 s/d 688,2

Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa ada 1 tablet dengan bobot


yang menyimpang, tetapi masih dalam rentang persyaratan uji
keseragaman bobot. Ini menunjukan bobot tablet masih memenuhi
persyaratan.
b. Uji keseragaman ukuran
Persyaratan :
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali tebal tablet dan tidak boleh
kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet.
Rata – rata tebal tablet = 0,62
Rata – rata diameter tablet = 1,3
4
. t < D < 3.t
3
4
. 0,62 < 1,3 < 3 . 0,62
3
0,83 < 1,3 < 1,86

Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa tablet memenuhi syarat.

c. Uji kekerasan tablet


Persyaratan : 4 – 10 kg/cm2
Hasil rata – rata 20 tablet = 8,8 kg/cm 2 dapat diketahui bahwa tablet
memenuhi syarat.

d. Uji Fiabilitas ( Kerapuhan )


W 0−W 1
F = x 100 %
W0
W0 = Bobot granul awal
W1 = Bobot granul setelah pengeringan
Persyaratan : Jika % Friabilitas < 1% memenuhi syarat
W 0−W 1
 Pengujian ke 1 = x 100 %
W0
12,2−12,08
= x 100 %
12,2
= 0,9 %
W 0−W 1
 Pengujian ke 2 = x 100 %
W0
13,11−12,97
= x 100 %
13,11
= 1,06 %
W 0−W 1
 Pengujian ke 3 = x 100 %
W0
12,98−12,48
= x 100 %
12,98
= 0,3 %
0,9+1,06+0,3
Rata – rata =
3
= 0,75 % ( memenuhi syarat )

e. Uji Waktu Hancur


Persyaratan :
Untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit.
Hasil pengujian :
 Pengujian ke 1 = 25,62 detik
 Pengujian ke 2 = 03,34 detik
 Pengujian ke 3 = 57,68 detik
25,62+ 03,34+57,68
 Rata rata pengujian =
3
= 28,8 detik ( memenuhi syarat )
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pembuat tablet Asetosal


menggunakan metode kempa langsung. Metode kempa langsung merupakan
metode pembuatan tablet dengan cara mengempa langsung semua campuran zat
aktif dan eksipien kering tanpa melalui suatu perlakuan awal terlebih dahulu.
Biasanya metode ini digunakan pada bahan – bahan obat yang tidak tahan
terhadap pemanasan dan kelembapan.

Zat aktif yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah asetosal. Asetosal
adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan – sedang, seperti sakit
kepala dan sakit gigi. Obat ini bertindak sebagai analgesik ( pereda nyeri ), anti –
inflamasi, dan antipiretik (penurun demam). Selain zat aktif, ada pula zat
tambahan lain yang digunakan yaitu avicel pH 102, SSG, magnesium stearate, dan
talcum. Avicel pH 102 dan SSG berfungsi sebagai desintegrant, sedangkan
magnesium stearate dan talcum memiliki fung si sebagai lubricant.
Hal pertama yang dilakukan sebelum proses pembuatan sediaan adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Proses pembuatannya
cukup singkat, karena masing – masing diayak menggunakan mesh 40 kemudian
ditimbang sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan. Asetosal, Avicel pH
102 dan SSG yang telah diayak lakukan proses mixing ± 3 menit. Kemudian
ditambahkan dengan talcum dan magnesium stearate yang sebelumnya telah
diayak. Lakukan kembali proses mixing ± 2 menit.

Setelah proses mixing selesai, granul dipisahkan sebanyak 25 gram untuk


dilakukan proses evaluasi granul. Evluasi granul meliputi uji waktu alir, sifat alir
dan kompresibilitas. Uji daya alir granul dilakukan dengan cara menimbang 25
gram granul, kemudian ditempatkan pada corong alat uji waktu alir dengan
keadaan tertutup. Simpan corong pada ketinggian 10 cm. Buka penutupnya
biarkan granul mengalir, catat waktunya menggunakan stopwatch dilakukan
sebanyak 3 kali percobaan. Persyaratan untuk waktu alir adalah tidak lebih dari
(>10 g/detik ).

Pada pengujian ke 1 didapat waktu selama 04,91 detik. Pengujian ke 2 didapat


waktu selama 05,32 detik, untuk pengujian ke 3 waktu yang didapat adalah 07,36
detik. Nilai rata – rata untuk semua pengujian adalah selama 5,86 detik. Nilai
yang didapat memenuhi syarat.

Evaluasi granul selanjutnya adalah uji sifat alir untuk menghitung sudut
istirahat. Granul ditampung pada kertas, dicatat tinggi dan diameternya untuk
selanjutnya dihitung sudut α ( sudut istirahat ). Pengujian dilakukan sebanyak tiga
kali. Pada pengujian ke 1 didapat hasil 33,6. Pengujian ke 2 didapat hasil 32,0.
Untuk pengujian ke 3 didapat hasil 30,9. Nilai rata – rata untuk semua pengujian
adalah 32,167. Nilai yang didapat termasuk dalam sifat mudah mengalir, ini
menunjukan waktu alir granul memenuhi syarat.

Evaluasi granul yang terakhir adalah uji kompresibilitas, dilakukan dengan


menimbang granul sebanyak 25 gram. Masukan kedalam gelas ukur, ketuk –
ketuk gelas ukur dengan interval ketukan 2 detik 1 ketukan. Hasil yang didapat
untuk uji kompresibilitas adalah 13,46 % yang termasuk kedalam aliran sangat
baik.

Setelah semua pengujian granul selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses


pencetakan tablet. Pencetakan tablet dilakukan menggunakan mesin pencetak
tablet model Single Punch. Cetak tablet dengan bobot untuk setiap tablet sebesar
650 mg. kemudian lakukan evaluasi terhadap tablet yang telah selesai dibuat.
Untuk evaluasi tablet meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot, ukuran
dan kekerasan, uji friabilitas dan uji waktu hancur.

Evaluasi tablet yang pertama dilakukan adalah uji organoleptis. Tablet yang
dibuat memiliki bentuk bulat. Tablet yang dibuat memiliki warna putih. Tablet
memiliki rasa pahit dan tidak berbau.

Evaluasi tablet berikunya adalah uji keseragaman bobot, keseragam ukuran,


dan kekerasan tablet. Sebanyak 20 tablet ditimbang kemudian dihitung diameter
dan tebalnya menggunakan jangka sorong. Kemudian semua data yang didapat
dicatat dalam tablet. Untuk uji keseragaman bobot dan keseragaman ukuran
didapat hasil berupa tablet yang dibuat memenuhi syarat. Sedangkan untuk uji
kekerasan tablet diketahui hasil rata – rata untuk 20 tablet adalah 8,8 kg/cm 2 .
Dapat disimpulkan bahwa untuk kekerasan tablet memenuhi syarat.

Uji tablet selanjutnya adalah uji Friabilitas ( Kerapuhan ) menggunakan alat


Friability Tester. Dilakukan dengan cara 20 tablet timbang, kemudian dimasukan
kedalam alat uji, putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan tablet, bersihkan dari
serbuk dan timbang kembali. Dilakukan sebanyak tiga kali pengujian untuk
selanjutnya dihitung % friabilitasnya.

Pada pengujian ke 1 didapat hasil 10,9 %. Pengujian ke 2 didapat hasil 1,06


%. Untuk pengujian ke 3 didapat hasil 0,3 %. Nilai rata – rata untuk semua
pengujian adalah 0,75 %. Nilai yang didapat memenuhi syarat.

Pengujian tablet yang terakhir adalah uji waktu hancur. Uji ini dilakukan
menggunakan alat yang disebut Disintegration tester. Dilakuan dengan cara
masukan masing – masing 1 tablet kedalam 6 tabung dari alat uji. Masukan satu
cakram pada tiap tabung. Gunakan air sebagai media dengan suhu 37 + 2°C.
Semua tablet harus hancur sempurna. Untuk tablet tidak bersalut waktu hancurnya
adalah kurang dari 15 menit.

Pada pengujian ke 1 didapat waktu 25,62 detik. Pengujian ke 2 didapat waktu


03,34 detik. Untuk pengujian ke 3 didapati waktu 57,68 detik. Nilai rata – rata
untuk semua pengujian adalah 28,8 detik. Waktu yang didapat memenuhi syarat.

BAB VIII

KESIMPULAN

8.1 KESIMPULAN

Dari praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Metode kempa langsung merupakan metode pembuatan tablet dengan cara
mengempa langsung semua campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa
melalui suatu perlakuan awal terlebih dahulu. Biasanya metode ini
digunakan pada bahan – bahan obat yang tidak tahan terhadap pemanasan
dan kelembapan.
2. Proses pembuatannya realif cukup singkat dan mudah karena melalui
perlakuan awal seperti pengeringan dalam oven.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia III.
Jakarta.Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia IV.


Jakarta. Indonesia.
LAMPIRAN
Kemasan
Label

Brosur

ASRIWINDSAL
Tablet Asetosal 100mg

RISIKO KARDIOVASKULAR
 AINS dapat menyebabkan peningkatan risiko trombotik kardiovaskuler serius,
infark miokard dan stroke, yang dapat berakibat fatal. Risiko ini meningkat
denga lamanya penggunaan. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau yang
memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Lihat PERINGATAN).
 Asetosal dikontraindikasikan untuk pengobatan nyeri peri-operatif pada bedah
pintas koroner (Lihat PERINGATAN).

RISIKO PADA SALURAN CERNA


 AINS menyebabkan peningkatan risiko efek samping serius pada saluran
cerna, termasuk perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung atau usus, yang
dapat berakibat fatl. Efek samping ini dapat terjadi kapanpun selama
penggunaan, tanpa adanya gejala peringatan. Pasien lansia berisiko lebih besar
untuk efek samping serius pada saluran cerna (Lihat PERINGATAN).

KOMPOSISI
Tiap tablet ASRIWINDSAL mengandung :
Asetosal………………………………………………………………………………….....
100 mg
CARA KERJA
Asetosal adalah penghambat kerja dari enzim siklo-oksigenase. Reaksinya diperkirakan
disebabkan oleh proses asetilasi yang ireversible. Dalam platelet darah, penghambatan
enzim tersebut mencegah terbentuknya tromboksan A2, suatu senyawa yang berfungsi
sebagai vasokonstriktor yang menyebabkan penimbunan platelet dan kemungkinan besar
menyebabkan pembenkuan darah. Dalam dinding pembuluh darah penghambatan enzim
tersebut mencegah pembekuan prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator dan
mempunyai unsur-unsur anti agregasi.
INDIKASI
Sebagai pencegahan pada proses pembekuan pembuluh darah seperti pada pasien infark
miokard, pasien angina yang tidak stabil, atau pencegahan serangan iskemik serebral
yang bersifat sementara.
POSOLOGI / DOSIS
80 – 160 mg/hari

KONTRAINDIKASI

 Penderita alergi (termasuk asma), tukak lambung, pernah atau sering mengalami
pendarahan di bawah kulit (konsultasikan dengan dokter).
 Penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan (konsultasikan dengan
dokter)
 Penderita hemofilia dan trombositopenia.
 Jangan digunakan pada penderita vericella cacar air / chicken pox dan gejala flu.
 Anak dibawah umur 12 tahun.
 Penderita demam dengue.
EFEK SAMPING

 Iritasi lambung, mual, muntah.


 Pemakaian lama dapat menyebabkan pendarahan lambung, tukak lambung.
 Reaksi hipersensitif misalnya serangan dyspnea, reaksi kulit.
 Dapat menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit (trombositopenia)
PERINGATAN DAN PERHATIAN

 Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi hati,
kehamilan, wanita menyusui, dehidrasi. Jangan digunakan pada trimester akhir
kehamilan.
 Perlu konsultasi dengan dokter lebih dahulu sebelum memberikan asetosal pada
pasien yang juga mendapat obat antikoagulan .
 Sebaiknya obat ini diminum setelah makan atau bersama dengan makanan
 Hentikan penggunaan bila terjadi tinitus, gangguan pendengaran, dan pusing.
 Jika terjadi gangguan lambung menetap, segera konsultasikan ke dokter
 Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan
risiko pendarahan lambung.
INTERAKSI OBAT

 Jangan diberikan bersama-sama antikoagulan oral karena dapat meningkatkan


efek antikoagulan.
 Asetosal dosis besar dapat meningkatkan efek hipoglikemi oral terutama
chlorpropamide
 Jangan diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid atau obat anti inflamasi
non steroid
 Penggunaan bersama spironolactone, furosemide, dan uricosuric akan
mengurangi efek obat tersebut.
OVER DOSIS

 Salisilat dalam asam lambung dikeluarkan dengan cara induksi muntah atau kuras
lambung. Diikuti dengan pemberian arang aktif untuk mengikat salisilat dan
mencegah absorbsi.
 Pemberian arang aktif setiap 4 dan 6 jam dapat meningkatkan bersihan ginjal.

CARA PENYIMPANAN
Simpan dibawah suhu 300C terlindung dari cahaya.
Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak

PENGEMASAN DAN NOMOR REGISTRASI


Dus, 3 Strip @ 10 Tablet
No. Reg AAS0830908910W1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Anda mungkin juga menyukai