PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a). Mahasiswa dapat membuat sediaan tablet dengan metode cetak langsung dan
evaluasinya.
b). Mahasiswa mengetahui dan memahami pengaruh eksipien terhadap
karakteristik fisik tablet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya , dapatdigolongkan sebagai tablet cetak
dan tablet kempa. Selain bahan pengisi digunakan juga zat tambahan lain yang
berfungsi sebagai bahan pengembang, pengikat, pelicin, pembasah atau zat lain yang
cocok. ( Ditjen POM,1995)
Tablet adalah bentuk sediaan padat kompak yang dibuat dengan pengempaan
atau percetakaan berbentuk tabung pipih atau sirkul erat atau bentuk lain yang sesuai
dengan punch dan dies dengan permukaan yang rata atau cembung rangkap yang
mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan dan
bervariasi dalam bentuk, ukuran, kekerasaan, bobot sesuai dengan tujuan penggunaan
dan metode pembuatannya dibuat dengan mengempa bahan obat tergranulasi dibawah
tekanan beberapa ratus kg per cm3 bahan obat.
SUDI PREFORMULASI
B. Uraian Bahan
1. Vitamin C
Nama senyawa : Acidum ascorbat, Asam askorbat
Struktur molekul :
Rm/Bm : 176,13 g/mol
Pemerian : serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak
berbau rasa asam, oleh pengaruh cahaya lambat laun
menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap diudara
dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%) p, praktis tidak mudah larut dalam
klorofom p, praktis tidak larut dalam larut dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam benzen p.
Khasiat :Antiskorbut
Pustaka : FI III hal.47
2. Explotab
Nama Senyawa : Sodium starch glycolat
Pemerian : Berwarna putih tidak berbau, tidak berasa sebagai
salah satu merk dagang natrium amilum glicolate
Explotab.
Kelarutan :-
Khasiat :Penggunaannya dalam pembuatan tablet sebagai bahan
penghancur yang lebih murah dari
karboksimetilselulosa, digunakan dengan konsentrasi
rendah yaitu 1-8% dilaporkan 4 % optimum. ( Banker
and Anderson, 1994).
3. Avicel 102
Nama senyawa : Avicel PH 102 ( mikrokristalin selulosa )
Pemerian :Selulosa yang terdepolimerasi parsial berwarna putih,
tidak berasa, tidak berbau, serbuk kristal yang terdiri
dari atas partikel porous, tidak larut dalam asam encer
dan sebagian pelarut organik ( Rowe dkk,2006)
Kelarutan :-
Khasiat :Sebagai bahan pengisi
4. Mg.stearat
Nama senyawa : MAGNESII STEARAS, Magnesium Stearat
Pemerian : Serbuk halus ; putih; licin dan mudah melekat pada
kulit; bau lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol ( 95 % ) p
dan dalam eter p.
Khasiat : Antasidum
Pustaka : FI EDISI III HAL. 354
5. Talk
Nama senyawa : TALCUM, Talk
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada
kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu
Pelarut : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Khasiat : Zat tambahan
Pustaka : FI EDISI III HAL. 591
6. Aerosol
Nama senyawa : CELLULOSA GEL, FIBROCEL, TABULOSE,
VIVAPUR, Aerosil
Pemerian : Berbentuk silica submikroskopik dengan ukuran
partikel 15 mm, berwarna mengkilat, berbentuk hablur,
warna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk amorf.
Kelarutan :-
Khasiat : Glidant, zat tambahan
Pustaka : Wade dkk, 1995
BAB IV
A. Perhitungan bahan
Akan dibuat 200 tablet vitamin c dengan bobot pertablet 300
Bobot tablet : 200 tab x 300 mg = 60,000 mg> 60 g
1. Vitamin C : 50mg x 200 = 10 g
2. Explotab : 3% x 60 = 1,8 g
3. Mg stearate : 2%x60 =1,2 g
4. Talk : 3%x60 =1,8 g
5. Aerosil : 0,5%x60 =0,3 g
6. Avicel 102 qs = 60 - (10g+1,8g+1,2g+1,8g+0,3g)
=60 - 15,1 g
=44,9 g
B. Penimbangan bahan
1. Vitamin C = 10 g
2. Explotab = 1.8 g
3. Mg.Stearat = 1,2 g
4. Talk = 1,8 g
5. Aerosil = 0.3 g
6. Avicel 102 = 44,9 g
BAB V
PROSEDUR KERJA
Cara kerja
Alat :
Cara:
Timbang seksama 5,0 granul, panaskan dalam lemari pengering sampai
bobot konstan (105 ℃) selama 2 jam
Perhitungan:
𝑊0−𝑊1
%MC = x 100%
𝑊0
Persyaratan : 2 – 4 %
Untuk granul effervescent, kadar lembab yang baik memiliki kandungan
lembab 0,4 – 0,7%
𝑔− 𝑔
% lembab = x 100%
𝑔
% lembab = %
2. Sifat alir
Untuk mendapatkan sifat alir yang baik maka bahan harus mempunyai
bentuk yang sama dan memiliki kontak antar partikel yang kecil.
Pengukuran sifat alir dapat dengan metode langsung, yaitu mengukur
kecepatan air granul dan metode sudut diam/ sudut baring. Kecepatan
air merupakan hal yang sangant berpengaruh terhadap keseragaman
bobot tablet yang dihasilkan.
Alat :
Corong alat uji waktu alir (metode langsung)
Stopwatch
Cara :
Timbang 25,0 g granul yang ditempatkan pada corong alat uji waktu
alir dalam keadaan tertutup, penutupnya biarkan granul mengalir, catat
waktunya, lalukan 3 kali
Persyaratan :
100 g granul waktu alirnya lebih dari 10 detik.
Data C2
Percobaan ke Berat granul Waktu yang
(g) didapat
(detik)
1 25g 1,1
2 25g 1,3
3 25g 0,9
Rata-rata 25g 1,1 detik
Data A2
Percobaan ke Berat granul Waktu yang
(g) didapat
(detik)
1 25g 00.75
2 25g 01.10
3 25g 00.94
Rata-rata 25g 0,93
<25 Excellent
25 — 30 Good
30 — 40 Passable
4. Kompresibilitas
Kompresibilitas merupakan salah satu factor penting dalam
menentukan kemampuan granulat untuk menjadi bentuk lebih stabil
Jika mendapat tekanan, dan akhirnya menjadi massa yang kompak dan
stabil. Kompresibilitas juga berhubungan dengan sifat alir granul.
Alat :
Jouling volumeter
Cara :
Timbang seksama 200 gram granul
Masukan kedalam gelas ukur dari alat joulimg volumeter Catat
volume awal (ml) Hitung 100 ketukan. Catat volumenya sampai
volume konstan
Perhitungan :
Vo Vn
x100 %
Kp = Vo
Persyaratan :
Jika Kp (%Pemampatan) kurang dari 20% keteraturan fabrikasi akan
tercapai.
Data yang didapat
Data B2
Ketukan V0(ml) V1(ml)
100 ketukan 49 ml 40 ml
100 ketukan 50 ml 41 ml
100 ketukan 52 ml 40 ml
49 𝑚𝑙−40 𝑚𝑙
Kp = 𝑥 100%
49 𝑚𝑙
Kp = 18,36%
Data C2
Ketukan V0(ml) V1(ml)
100 ketukan 40 38
100 ketukan 38 34
100 ketukan 40 35
40−35
Kp = 𝑥 100%
40
Kp = 12,5%
Data A2
Ketukan V0(ml) V1(ml)
100 ketukan
100 ketukan 40 33
100 ketukan
40−33
Kp = 40 𝑥 100%
Kp = 17,5%
Persyaratan :
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg – 150 mg 10 20
2. Keseragaman Ukuran
Ketebalan tablet yang diinginkan tergantung pada volume dan berat
bahan yang diisikan dan juga pada gris tengah cetakan dan tekanan
pada bahan yang diisikan selama proses kompresi. Keseragaman
ukuran digunakan untuk tujuan estetika.
Alat :
Jangka sorong
Cara :
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalannya
menggunakan jangka sorong. Hitung rata-rata dan SD nya.
Persyaratan :
Kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 4/3 kali tebal tablet.Tebal tablet pada umumnya tidak lebih
besar dari 50% diameter.
Data yang didapat : B2
Tablet ke Diameter (mm) Ketebalan (mm)
1 6,8 mm 3,8 mm
2 6,8 mm 3,8 mm
3 6,4 mm 3,92 mm
4 6,8 mm 3,94 mm
5 6,1 mm 3,9 mm
6 6,1 mm 3,9 mm
7 6,1 mm 3,9 mm
8 6,1 mm 3,9 mm
9 6,8 mm 3,84 mm
10 6,8 mm 3,9 mm
Rata-rata 6,84 mm 3,808 mm
Range : memenuhi syarat Range : tidak memenuhi syarat
Data C2
Tablet ke Diameter (mm) Ketebalan (mm)
1 4,9mm 3,6 mm
2 4.8 mm 3,6 mm
3 5,9 mm 3,5 mm
4 5,8 mm 3,5 mm
5 5,8 mm 3,3 mm
6 5,8 mm 3,4 mm
7 5,8 mm 3,4 mm
8 5,7 mm 3,4 mm
9 5,7 mm 3,4 mm
10 5,8 mm 3,1 mm
Rata-rata 5,6 mm 3,38 mm
Range : memenuhi syarat Range : tidak memenuhi syarat
Data A2
Tablet Diameter (mm) Ketebalan (mm)
Ke
1 6,16 3,8
2 6,18 3,4
3 6,22 3,6
4 6,2 3,02
5 6,22 3,4
6 6,18 3,7
7 6,2 3,5
8 6,2 3,8
9 6,2 3,4
10 6,08 3,4
Rata- 6.184 9.502
rata
3. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu agar dapat
bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik saat manifacturi
packaging dan shipping.
Alat :
Pengukur Kekerasan (Hardness Tester)
Cara :
Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan.
Hitung rata-rata dan SD nya.
Persyaratan :
Ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10
kg/cm2.
Data yang didapat
Data B2
Tablet ke Ukuran yang didapat
(kg/cm2)
1 0,63
2 0,99
3 0,77
4 0,64
5 0,61
6 1,09
7 0,74
8 0,76
9 0,36
10 0,9
Rata-rata 7,49
Range : 0,749 mg/cm2
Data C2
Tablet ke Ukuran yang didapat
(kg/cm2)
1 0,04
2 0,08
3 0,08
4 0,09
5 0,13
6 0,07
7 0,03
8 0,08
9 0,05
10 0,04
Rata-rata 0,64
Range : 0,64 mg/cm2
Data A2
Tablet ke Ukuran yang didapat
(kg/cm2)
1 1,36
2 1,52
3 2,95
4 2,7
5 1,95
6 2,73
7 3,38
8 4,79
9 1,91
10 2,23
Rata-rata 2,552
Range : 2,552 mg/cm2
4. Friabilitas (Kerenyahan)
Merupakan cara untuk menguji kerapuhan tablet terhadap bantingan
atau gesekan selama waktu tertentu.
Alat :
Flibilator
Cara :
Ambil 20 tablet, bersihkan dari serbuk halus, timbang. Masukkan ke
dalam alat uji (Fribilator), putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan
tablet, bersihkan dari serbuk yang terlepas dan timbang kembali.
Hitung % friabilitas (F)
Perhitungan :
W0−W1
F = x 100%
W0
Persyaratan :
Nilai F dinyatakan baik jika <1%, Jika F >1% maka tablet dapat
diperbaiki dengan meningkat/menambah kekerasan tablet.
1,86 𝑚𝑔−1,77 𝑚𝑔
F= 𝑥 100%
1,86 𝑚𝑔
F = 4,83%
Data C2
W0 = 1,55 mg
W1 = 1,54 mg
1,55−1,54
F= x 100%
1,55
F = 0,64%
Data A2
W0 = 1,95 mg
W1 = 1,93 mg
1,95−1,93
F= x 100%
1,95
F = 1,02%
5. Waktu Hancur
Uji ini penting dilakukan untuk tablet yang diberikan lewat mulut,
kecuali untuk tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan, atau tablet
lepas lambat. Sediaan dinyatakan hancur sempurna, bila sisa sediaan
yang tertinggal pada ayakan (kasa) alat uji merupakan massa lunak
yang tidak mempunyai inti yang jelas.
Alat :
Disintegration tester
Cara :
Masukkan masing-masing 1 tablet ke dalam tabung dari alat uji waktu
hancur, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat.
Gunakan air sebagai media dengan suhu 37ºC. Semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang dari 16 dari 18 tablet
yang diuji harus sempurna.
Persyaratan :
Kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15
menit untuk tablet yang tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet salut selaput.
KEMASAN
BAB VII
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet kempa langsung sebanyak
200 tablet dan tiap bobot tablet 300 mg. Metode kempa langsung merupakan metode
pembuatan tablet dengan mengabungkan langsung campuran zat aktif dan bahan
eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini biasanya
digunakan pada bahan obat yang tidak tahan terhadap pemanasan dan kelembapan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji kecepatan waktu alir diatas diketahui
bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan dimana setiap 25gr granul yang diuji
mempuyai waktu alir ≤ 25 detik artinya granul pada semua formulasi menunjukkan
sifat alir yang baik.
Uji keseragaman bobot dari ketiga formula menunjukkan tidak ada satupun tablet
yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% dan 20% itu artinya ketiga formula
memenuhi syarat keseragaman bobot.
Uji kekerasan tablet ketiga formula tidak memenuhi syarat dikarenakan kurang
dari 4 kg disetiap formula karna menurut lachman (1994) menyatakan bahwa tablet
yang baik mempunyai kekerasan diatas 4 kg., sementara ketiga formula tidak
memenuhi syarat semua.
Uji kerapuhan dari pengujian ketiga formula tidak ada yang memenuhi syarat
semua kerapuhannya sangat tiak baik semua/buruk
Uji waktu hancur dari ketiga data formula menunjukkan tidak ada yang lebih dari
15 menit waktu hancurnya itu artinya waktu hancurya memenuhi syarat.
BAB VIII
A. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa metode kempa langsung
menggunakan bahan obat yang tidak tahan terhadap pemanasan dan kelembapan. dan
beberapa kelompok tidak memenuhi syarat oleh karena itu. Tablet dapat diperbaiki
dengan meningkatkan/menambah keseragaman, kekerasan, dan kerapuhan tablet
Sehingga masing-masing kelompok dalam pengujian granul maupun tablet memiliki
hasil yang lebih baik.
B. Saran
Perhatikan ketelitian dan berhati - hati dalam proses pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung agar tidak terjadi kontaminasin dan mendapatkan hasil uji
evaluasi sediaan yang sesuai dan termasuk dalam persyaratan yang telah ditentukan
range table per evaluasi granulasi dan tablet tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
J.B. (Eds). Pharmecutical Dosage Form Tablet Vol.I Marcel Dekker, New York.
Banker, G. S., and Anderson, N. R., 1986. Tablet In The Theory
and Practice of Industrial Pharmacy, Ed III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, 643-
704, UI- Press, Jakarta. Banne, Yos, Selfie P. J Ulaen, dan Fifiliane Lombeng, 2012.
Uji Kekerasan, Keregasan, Dan Waktu Hancur Beberapa Tablet Ranitidin, Jurnal
Ilmiah Farmasi
Bolhuis, G.K. and Z.T. Chowhan, 1996. Material for Direct Compaction in:
Pharmaceutical Powder Compaction Technology, G. Alderborn and C. Nystrom
(eds.), Marcel Dekker, Inc. Basel, New York
Depkes, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta. Harbir K., 2012.
Processing Technologies for Pharmaceutical Tablet : A review. International research
Journal of Pharamacy Vol 3 No 7.
Kemkes RI, 2016. farmasifisik,
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Far masi-
Fisik-Komprehensif.pdf. Diakses 7 Juni 2018.
Lestari, Nova, 2013. Pengaruh Kondisi Penyimpanan Obat Terhadap Kualitas Tablet
Vitamin C Di Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota, Skripsi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Tanjungpura, Pontianak.