Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Prinsip Percobaan


Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari zat aktif yaitu sifat alir, kohesifitas dan
kompresibilitas

I.2 Tujuan Percobaan


1. Membuat tablet Asetosal 100mg dengan metode cetak langsung dan
dengan menggunkan Avicel pH 102 dan laktosa sebagai pengikat
2. Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara
cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif
yang terkandung di dalamnya
3. Melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Praformulasi
1. Bahan Aktif Asetosal / Asam Asetil Salisilat

Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4, dihitung


terhadap zat yang telah dikeringkan
 Pemerian: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau
hamper tidak berbau; rasa asam.
 Kelarutan: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%); larut
dalam kloroform dandalam eter.
 Suhu lebur: 141o sampai 144oC
 Penetapan kadar: Timbang seksama 50 mg, larutkan dalam 10 ml etanol
(95%). Titrasi dengan natrium hidroklorida 0,1 N menggunakan indikator
larutan fenolftalien.
 1 ml natrium hidroklorida 0,1 N setara dengan 18,02 mg C9H8O4
 Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
 Khasiat dan penggunaan : Analgetikum; antipiretikum
 Dosis maksimum: Sekali 1 g, sehari 8 g.

II.2 Tablet
a. Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak
dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)

b. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
 Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
 Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
 Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
 Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
 Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
 Bebas dari kerusakan fisik;
 Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
 Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
 Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

c. Keuntungan Sediaan Tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan, antara lain :
 Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk
sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan
pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
 Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif
yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang
paling rendah;
 Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang
kecil;
 Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
 Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
 Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
 Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
 Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya
tablet tidak segera terjadi;
 Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
 Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau
yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
 Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya
produksinya lebih rendah;
 Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
 Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan
Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

d. Kerugian Sediaan Tablet


Sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
 Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan)
 Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
- Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
- Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi
(harus diformulasi sedemikian rupa);
- Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi,
atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban
udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini
sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

e. Metode Pembuatan Tablet


Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan
sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan
dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :


 Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat
tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi.

 Granulasi kering, disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan
pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan
untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
 Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan
awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang
bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti
NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar
zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal
yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah
jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk
metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas
dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :


- Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
- Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
- Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
- Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.

Kekurangan metode kempa langsung :


- Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya
dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam
tablet.
- Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak
dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan
warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
- Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesivitas dan
adhesivitas yang baik.

 Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah, metode ini


dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu
sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang
berbeda.

Granulasi Basah Granulasi kering Kempa langsung Semi Granulasi basah


dan granulasi terpisah
 zat aktif tahan  zat aktif yang  zat aktif kedua atau lebih zat
terhadap lembab memiliki dosis maupun untuk aktif tersebut memiliki
dan panas efektif yang eksipiennya sifat yang berbeda
 sifat aliran dan terlalu tinggi memiliki aliran
kompresibilitasny untuk dikempa yang bagus
a tidak baik langsung  zat aktif yang
 zat aktif yang kecil dosisnya
sensitif terhadap  zat aktif
pemanasan dan tersebut tidak
kelembaban tahan terhadap
panas dan
lembab
f. Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara
umum, seperti :
 Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
dari badan tablet
 Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
 Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
 Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
 Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch
 Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
 Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet
tidak merata.

II.3 Evaluasi Massa Cetak/Granul


1. Kompresibilitas
% K= Dapt –Davc x 100 %
Dapt
Dimana:
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x

Jika % K :
5 – 10 % = aliran sangat baik
11 – 20 % = aliran cukup baik
21 – 25 % =aliran cukup
>26 % =aliran buruk

2. Aliran
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan
dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
 cara bebas
 cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat


Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong. Tampung granul di atas
kertas grafik Hitung x.
Jika x :
25- 30 = sangat mudah mengalir
30- 40 = mudah mengalir
40- 45 = mengalir
> 45 = kurang mengalir

II.4. Evaluasi Tablet


1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih
jelas terlihat
b. Bau
c. Rasa

2. Sifat fisika kimia


1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

III.1 Alat-alat Percobaan


1. Wadah pencampur
2. Loyang granul
3. Friabilitas
4. Timbangan

III.2 Bahan-bahan Percobaan


1. Asetosal
2. Amilum Kering
3. Starch 1500
4. Avicel pH 102
5. Mg Stearat
6. Talk
7. Laktosa

III.3 Prosedur Percobaan


1. Prosedur Pembuatan Tablet Asetosal
a. Ditimbang bahan – bahan sesuai kebutuhan
b. Bahan – bahan dicampur ( kecuali mg stearat dan talk ) selama 15
menit hingga homogen kemudian ditambahkan mg stearatdan talk. Di
campur homogen
c. Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak sebagaimana evaluasi yang
dilakukan pada granul
d. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch 6-8 mm yang
sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan
e. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh
2. Pembuatan Panjang Gelombang Isobestik antara Asam Salisilat dengan
Asam Asetilsalisilat
Buat masing-masing larutan asetosal 100 µg/mL dan asam salisilat 100
µg/mL. Kemudian buat kurva serapan masing-masing yang
ditumpangtindihkan (overlay). Titik dimana serapan keduanya
berpotongan (serapan sama) dinamakan panjang gelombang isobestik.

3. Pembuatan Kurva Baku pada Panjang Gelombang Isobestik


Ditimbang seksama 100,0 mg asam asetilsalisilat kemudian dimasukkan
ke dalam lanu ukur 100 mL dan dilarutkan dalam air suling hingga 100,0
mL. kemudian dari larutan induk asam asetilsalisilat dibuat seri larutan
dalam konsentrasi 80, 100, 120, 140, dan 160 ppm. Kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang isobestik secara spektrofotometri
ultra violet.

4. Prosedur Evaluasi Granul


a. Kecepatan Alir
Sejumlah 25 gram massa cetak dimasukkan ke dalam corong yang terdapat
pada alat. Wadah penampung disiapkan pada bagian bawah corong. Saat
pengukuran dilakukan, corong ditutup dalam keadaan terbuka sehingga
massa cetak mulai melucur melewati corong. Dicatat waktu yang
diperlukan massa cetak untuk mengalir melalui corong.

b. BJ sejati
Merupakan massa granul dibagi volume granul yang tidak termasuk pori
granul.
Alat : piknometer dengan menggunakan cairan atau gas helium
w2 − w1
𝐵𝐽 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 =
25(w2 − w4 + w3)
W1 : bobot piknometer kosong
W11 : bobot piknometer + parafin
W2 : berat parafin ( W1 – W11)
W3 : bobot piknometer + 1g granul + cairan pendispersi (parafin)
W4 : W3 – W1

c. BJ nyata
Sejumlah 50 gram granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur.
Volume dicatat
w
𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 =
v
W : bobot granul ( gram )
V : volume granul tanpa pemampatan ( ml )

d. BJ mampat
50g granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur kemudian
dimampatkan 500x dengan alat volumeter. Volume dicatat ( V 500 )
W
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 =
V500
W : bobot granul ( gram )
V 500 : volume granul setelah dimampatkan 500x ( ml )

e. Kadar pemampatan
Prinsip : persentase selisih volume 100 g granul tanpa dimampatkan
terhadap volume setelah pemampatan.
V0−V500
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100%
V0

Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika KP ≤ 20% (alirannya baik).


Jika KP ≥ 20% maka granul akan sulit mengalir.

f. Kompresibilitas
Lebih penting terutama untuk menentukan speed pencetakan
% K = ( BJ mampat – BJ nyata ) / BJ mampat x100%

5. Prosedur Evaluasi Tablet


a. Organoleptik
Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
b. Bentuk dan ukuran
Pengukuran digunakan menggunakan jangka sorong

c. Kekerasan tablet
 20 tablet diambil secara acak
 Ukur kekerasan masing-masing tablet
 Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet
 Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

d. Friabilitas
 20 tablet diambil secara acak
 Tablet dibersihkan dari debu kemudin ditimbang (W0)
 Masukkan & uji ( 100 x ) putaran
 Bersihkan tablet dan timbang ( Wt )
 Hitung % friabilitas tablet
% F = (W0 - Wt ) / W0 x 100%

e. Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
dimasukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan.
Digunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Keranjang dinaik-
turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Pada akhir batas waktu,
keranjang diangkat dan diamati semua tablet.

f. Keseragaman Bobot
Diambil 30 tablet. Ditimbang seksama 10 tablet satu persatu, dan
dihitung bobot rata-rata.

g. Keseragaman kandungan (Keragaman Bobot)


 Pilih tidak kurang dari 30 tablet
 Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
 Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam
persen dari yang tertera pada etiket, pada tiap tablet dari bobot
masing-masing tablet dan hasil dari penetapan kadar.

h. Disolusi
Dibuat media disolusi untuk tablet asetosal yaitu dapar asetat pH 4,5
dengan cara mencampur 2,99 g Na asetat dengan 1,66 ml asam asetat
glacial lalu di encerkan dengan aquadest hingga 1000 ml. Media
disolusi tersebut dimasukkan ke dalam wadah, alat dipasang, dan
dibiarkan media disolusi hingga bersuhu 37º ± 0,5º. Dimasukkan 1
tablet ke dalam alat, dihilangkan gelembung udara dari permukaan
sediaan uji dan alat segera dijalankan pada laju kecepatan 50 rpm
selama 30 menit. Diambil cuplikan pada daerah pertengahan antara
permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar.
Kemudian diukur serapannya masing-masing
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


4.1.1 Penentuan panjang gelombang isobestik antara asam salisilat dan
asetosal
Panjang gelombang isobestik asetosal pada 265 nm. Gambar terlampir.

4.1.2 Pembuatan kurva baku pada panjang gelombang isobestik


Pembuatan Larutan Standar Asetosal
Konsentrasi (μg/mL atau ppm) Absorban
80 0, 3715
100 0,4749
120 0,5723
140 0,6846
160 0,7725

Persamaan Kurva Kalibrasi Isobestik Asetosal


y = 0,005x – 0,031
r2 = 0,999
r = 0,9995

4.1.3 Penetapan Kadar Zat Aktf Asetosal


Ditimbang 50 mg) dilarutkan dalam 50,0 mL Aquadest

Dipipet 5,0 mL

Add 500,0 mL

Sampel Absorban
1 0,4113
2 0,4086
3 0,4179
Perhitungan konsentrasi:

Sampel A x(µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,4193 90,06 45,03 90,06

2 0,4286 91,92 45,96 91,92

3 0,4179 89,78 44,89 89,78

rata-rata 90,59

SD 1,16

4.1.4 Formulasi Sediaan


a. Formula A
 Kandungan asetosal : 100 mg
 Bobot tablet : 200 mg
 Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet
Untuk 1 tablet :
 Asetosal 100 mg
 Amilum kering 10% 20 mg
 Starch 1500 18,5 mg
1:3
 Avicel pH 102 55,5 mg
 Mg Stearat 1% 2 mg
 Talk 2% 4 mg

Untuk 500 tablet :


 Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g
 Amilum kering : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g
 Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g
 Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g
 Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g
 Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g
b. Formula B
 Kandungan asetosal : 100 mg
 Bobot tablet : 200 mg
 Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet
Untuk 1 tablet :
 Asetosal 100 mg
 Laktosa 10% 20 mg
 Starch 1500 18,5 mg
1:3
 Avicel pH 102 55,5 mg
 Mg Stearat 1% 2 mg
 Talk 2% 4 mg

Untuk 500 tablet :


 Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g
 Laktosa : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g
 Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g
 Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g
 Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g
 Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g

4.1.5 Evaluasi Massa Cetak / Granul


1. Kecepatan aliran :
Formula 1 Formula 2

Waktu (s) 21.94 23.19

Diameter (cm) 14cm; 12.5cm; 15cm; x= 11.8cm; 11.7cm; 18cm; x=


13.83cm 11.833cm
Tinggi (cm) 3.7cm 4cm

Sudut Istirahat 𝑡 3,7 𝑡 4


𝑡𝑔 𝜃 = 1⁄ .𝑑 = 𝑡𝑔 𝜃 = 1⁄ .𝑑 = = 0,338
2 13,83 2 11,83

= 0,267 18.67° (Sangat baik)


𝜃 = 14.95 ° (Sangat baik)
Kecepatan Alir 4.56 g/s (Baik) 4.312 g/s (Baik)

2. Bobot jenis :
a. BJ Sejati
Formula 1 Formula 2
W1=19,0371 W1= 25,9507
W2= 43,8 W2=51,0672
W3=24,7629 W3= 51,4906
W4=25,1649 W4=25,5349
(24,7629.44,2020) (25,1115.51,4906)
𝜌= 𝜌=
25(24,7629 − 25,1649 + 44,2020) 25(25,1115 − 25,5349 + 51,4906)
= 0,999 g/mL = 1,0127 g/mL

b. Bj Nyata
Formula V0 (mL) W (gram) Bj nyata (w/v) Bj rata-rata (g/mL)
1 83 50,0564 0,603
0,599
84 50,001 0,59525
2 82 50,0276 0,61
0,6065
83 50,012 0,603

c. Bj Mampat
Bj mampat
Formula V500 (mL) W (gram)
(W/V500)
1 70 50,001
0,7143
70 50,001
2 67 50,012
0,752
66 50,012

d. Kadar kemampatan
Formula Vo V500 Vo − V500
%𝐾𝑃 =
Vo
1 83,5 70 16,17 %
2 82,5 66,5 19,39 %
e. Kompresibilitas
Formula Bj mampat Bj nyata Vo − V500
%𝐾𝑃 =
Vo
1 0,714 0,599 16,12 %
2 0,752 0,6065 19,55 %

4.1.6 Evaluasi tablet


1. Organoleptis : homogen, berbentuk bulat, berwarna putih, bau asam.
2. Sifat Fisika-Kimia
a. Keseragaman ukuran
Diameter tablet
Tebal tablet (mm)
No (mm)
F1 F2 F1 F2
1 8,2 4,3 7,9 3,8
2 8,2 4,1 7,8 3,7
3 8,2 4,2 7,9 3,8
4 8,2 4,2 7,9 3,8
5 8,2 4,1 7,9 3,8
6 8,2 4,3 7,9 3,8
7 8,2 4,3 7,9 3,7
8 8,2 4,2 7,9 3,7
9 8,2 4 8 3,8
10 8,3 4 7,8 3,9
11 8,2 4,2 8 3,6
12 8,2 4,2 7,9 3,7
13 8,2 4,2 7,9 3,9
14 8,2 4,3 8 3,8
15 8,2 4,2 8 3,7
16 8,2 4,1 7,9 3,7
17 8,2 4,1 7,9 3,9
18 8,2 4,1 8 3,7
19 8,2 4,2 8 3,9
20 8,2 4,2 7,9 3,8
X 8,205 4,175 7,92 3,775

Persyaratan : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet
Formula 1: 10,56 mm < 8,205 mm < 23,76 mm
Formula 2: 5,033 mm < 4,175 mm < 11,325 mm ket : memenuhi syarat

b. Kekerasan
Kekerasan (kg/cm2)
No
F1 F2
1 4 4,5
2 4 4
3 4 4
4 4 4,5
5 4 4,5
6 3,5 4,5
7 4 4
8 4 4,5
9 5 4,5
10 5 4
11 4 4
12 5 4,5
13 4 4,5
14 3,5 4,5
15 4 4
16 4 4,5
17 4,5 4
18 5 4
19 4 4,5
20 4 4,5
X 4,175 4,3

Persyaratan : kekerasan tablet kecil 4-6 kg/cm2


Formula 1: 4,175 kg/cm2 (memenuhi syarat)
Formula 2: 4,3 kg/cm2 (memenuhi syarat)

c. Friabilitas
𝑊𝑜−𝑊𝑡
Friabilitas Formula I = 𝑥 100%
𝑊𝑜

4,1248−4,0973
= 𝑥 100%
4,1248

= 0,667%
𝑊𝑜−𝑊𝑡
Friabilitas Formula I = 𝑥 100%
𝑊𝑜

4,4102−4,3636
= 𝑥 100%
4,4102

= 0,943%

Friabilitas kedua formula dapat diterima karena kedua formula nilai fribialitasnya
kurang dari 1%.

d. Keseragaman Bobot
No F1 (gram) F2 (gram)
1 0,2016 0,2063
2 0,2071 0,2121
3 0,2070 0,2198
4 0,2043 0,2037
5 0,2082 0,2180
6 0,2075 0,2186
7 0,2037 0,1919
8 0,2070 0,2082
9 0,2090 0,2198
10 0,2089 0,2134
11 0,2062 0,1964
12 0,2072 0,2172
13 0,2020 0,2086
14 0,2030 0,2166
15 0,2092 0,2000
16 0,2027 0,1992
17 0,2013 0,2098
18 0,2008 0,2182
19 0,2042 0,2051
20 0,2085 0,2166
X 0,2055 0,2100
Persyaratan : tidak boleh ada 2 tablet yang lebih besar dari 7,5% dan tidak
boleh ada satupun tablet yang lebih dari 15%
F1
7.5% x 0.2055 = 0.01541 g
Syarat: 0.2055 ± 0.01541 g
15% x 0.2055 = 0.0308 g
Syarat: 0.2055 ± 0.0308 g
F2
7.5% x 0.2100 = 0.01575 g
Syarat: 0.2055 ± 0.01575 g
15% x 0.2100 = 0.0315 g
Syarat: 0.2100 ± 0.0315 g

Keterangan: Tablet formula 1 dan formula 2 memiliki bobot yang yang


memenuhi persyaratan menurut farmakope edisi 3

e. Keragaman Bobot
No. Berat (gram)
Formula 1 Formula 2
1 0,2016 0,2117
2 0,2071 0,2020
3 0,2070 0,2030
4 0,2043 0,2090
5 0,2082 0,2096
6 0,2075 0,2066
7 0,2037 0,2149
8 0,2070 0,2019
9 0,2090 0,1988
10 0,2089 0,2018
Jumlah 0,2062 2,0592
Rata-rata 0,2072 0,20592
Sampel Absorban
Formula 1 Formula 2
1 0,2468 0,2468
2 0,2429 0,2429
3 0,2457 0,2457

Ditimbang 0,2072 gram (F2)/ 0,20592 gram (F1) dilarutkan dalam 100,0
mL Aquadest

Dipipet 10,0 mL

Add 100,0 mL

Dipipet 3,0 mL

Add 50,0 mL

Perhitungan konsentrasi zat aktif :

Tablet F1 A x(µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,236 53,400 89,0 89,0

2 0,2582 57,840 96,400 96,400

3 0,2347 53,140 88,567 88,567

rata-rata 55,227 91,322 91,322

SD 4,403 4,403

Tablet F2 A X (µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,2468 55,560 92,600 92,600

2 0,2429 54,780 91,300 91,300


3 0,2457 55,340 92,233 92,233

rata-rata 55,227 92,044 92,044

SD 0,670 0,670

Persyaratan : tablet asetosal mengandung asetosal tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% (FI ed IV hal.32)
Ket : tablet asetosal F1 dan F2 memenuhi syarat karena kadarnya lebih dari 90,0%

4.1.7 Penentuan Profil Laju Disolusi Tablet Lepas Lambat Asetosal


Formula B
 Alat Disolusi : Tipe 2 dayung
 Media : Dapar Asetat pH 4,5
 Suhu : 37oC ± 0,5 oC
 Waktu : 30 menit
 Kecepatan Pengadukan : 50 rpm

Formula 1
Waktu Serapan X mg zat % zat terlarut
Tablet
(menit) (Abs) (µg/mL) terlarut (% Q)
5 A
0.2992 66.04 33020 33.02
B
0.2296 52.12 26060 26.06
C
0.2913 64.46 32230 32.23
D
0.2244 51.08 25540 25.54
E
0.2313 52.46 26230 26.23
F
0.2958 65.36 32680 32.68
rata-rata 58.58667 29293.33 29.29333
SD 3.68531
10 A
0.4542 97.04 49180.4 49.1804
B
0.3615 78.5 39771.2 39.7712
C
0.377 81.6 41444.6 41.4446
D
0.3297 72.14 36580.8 36.5808
E
0.3306 72.32 36684.6 36.6846
F
0.3739 80.98 41143.6 41.1436
rata-rata 58.58667 29293.33 29.29333
SD 3.68531
15 A
0.5022 106.64 54303.61 54.30361
B
0.4691 100.02 50805.42 50.80542
C
0.4467 95.54 48598.89 48.59889
D
0.457 97.6 49531.62 49.53162
E
0.4697 100.14 50803.69 50.80369
F
0.4358 93.36 47502.87 47.50287
rata-rata 98.88333 50257.68 50.25768
SD 2.359466
20 A
0.5295 112.1 57136.07 57.13607
B
0.5672 119.64 60836.11 60.83611
C
0.5851 123.22 62581.98 62.58198
D
0.5167 109.54 55760.63 55.76063
E
0.5529 116.78 59406.07 59.40607
F
0.5378 113.76 57830.06 57.83006
rata-rata 115.84 58925.15 58.92515
SD 2.51673
25 A
0.6123 128.66 65472.72 65.47272
B
0.6377 133.74 68086.72 68.08672
C
0.6422 134.64 68571.64 68.57164
D
0.6113 128.46 65345.21 65.34521
E
0.6311 132.42 67398.12 67.39812
F
0.6279 131.78 67046.6 67.0466
rata-rata 131.6167 66986.84 66.98684
SD 0.6123 128.66 65472.72 65.47272
30 A
0.7581 157.82 80219.45 80.21945
B
0.7981 165.82 84271.73 84.27173
C
0.8032 166.84 84791.43 84.79143
D
0.7871 163.62 83116.9 83.1169
E
0.7856 163.32 83007.96 83.00796
F
0.7654 159.28 80980.93 80.98093
rata-rata 162.7833 82731.4 82.7314
SD 1.800859

Formula 2
Waktu Serapan X mg zat % zat terlarut
Tablet
(menit) (Abs) (µg/mL) terlarut (% Q)
5 A
0.2626 58.72 29360 29.36
B
0.2279 51.78 25890 25.89
C
0.3225 70.7 35350 35.35
D
0.2164 49.48 24740 24.74
E
0.2095 48.1 24050 24.05
F
0.2308 52.36 26180 26.18
rata-rata 55.19 27595 27.595
SD 4.21622
10 A
0.3978 85.76 43467.2 43.4672
B
0.3765 81.5 41267.8 41.2678
C
0.3788 81.96 41687 41.687
D
0.3607 78.34 39664.8 39.6648
E
0.3462 75.44 38201 38.201
F
0.348 75.8 38423.6 38.4236
rata-rata 79.8 40451.9 40.4519
SD 2.05345
15 A
0.4806 102.32 52029.34 52.02934
B
0.473 100.8 51225.36 51.22536
C
0.4601 98.22 49943.74 49.94374
D
0.4434 94.88 48233.3 48.2333
E
0.4276 91.72 46624.02 46.62402
F
0.4233 90.86 46198.47 46.19847
rata-rata 96.46667 49042.37 49.04237
SD 2.412081
20 A
0.5266 111.52 56800.59 56.80059
B
0.5498 116.16 59104.51 59.10451
C
0.5722 120.64 61318.87 61.31887
D
0.5081 107.82 54874.67 54.87467
E
0.5231 110.82 56342.48 56.34248
F
0.5127 108.74 55293.97 55.29397
rata-rata 112.6167 57289.18 57.28918
SD 2.46899
25 A
0.5692 120.04 61156.01 61.15601
B
0.6034 126.88 64622.09 64.62209
C
0.6096 128.12 65286.38 65.28638
D
0.5553 117.26 59727.49 59.72749
E
0.5791 122.02 62136.85 62.13685
F
0.5648 119.16 60685.88 60.68588
rata-rata 122.2467 62269.12 62.26912
SD 2.229948
30 A
0.6023 126.66 64553.12 64.55312
B
0.6137 128.94 65762.44 65.76244
C
0.6368 133.56 68085.73 68.08573
D
0.6145 129.1 65744.55 65.74455
E
0.6243 131.06 66772.74 66.77274
F
0.6312 132.44 67433.72 67.43372
rata-rata 130.2933 66392.05 66.39205
SD 1.288089

Waktu Hasil Disolusi (%Q)

(menit) F1 F2

5 29.29333 27.595

10 40.80087 40.4519

15 50.25768 49.04237

20 58.92515 57.28918
25 66.98684 62.26912

30 82.7314 66.39205
LAMPIRAN

Profil Disolusi
100
80
60
%Q

40 F1
20 F2
0
0 10 20 30 40
Waktu (s)

Anda mungkin juga menyukai