Anda di halaman 1dari 64

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

TABLET
I. PENDAHULUAN
I.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi
.(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal
4)
I.2 Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
I.3 Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses
pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling
ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau
berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama
bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk
terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi,
Hal 26)
I.4 Kerugian Sediaan Tablet
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi,
atau rendahnya berat jenis;

Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan
sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);

Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang
peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum
dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)
Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga
sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.
I.5 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet
Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan
yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas,
organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan
baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.
Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :
1.
OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).
2.
Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak
menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode
pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago
amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%.
d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet
dengan cara kempa langsung atau granulasi kering
Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL
Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.
3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan
pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada
pencetakan tidak meleleh.
4.
Jumlah fines total
Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar
akan menyusahkan pada pencetakan tablet.
5.
Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah
fine sesedikit mungkin)
6.
Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi
laminating.
7.
Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan
mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga
tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.
8.
Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%.
Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan
sebagai serbuk.
9.
Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak
dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.
10.
Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan
adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan
pada suhu 70 C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.
11.
Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi
Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah)
atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka
untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
12. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan
menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.
13. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi
Kemungkinan disebabkan oleh:
Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul
yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu
diusahakan ukuran granul yang seragam.
Aliran granul yang kurang baik
Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.
Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.
14. Jika zat aktif larut air:
Jangan menggranulasi dengan air
Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.
Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang
digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.
(Bahan Kuliah)
Permasalahan-Permasalahan Khusus
1. Campuran Eutektik
Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan digerus. Bila meleleh
berarti eutektik.
Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai air, bila tidak kering
berarti eutektik, atau musilago diganti dengan PVP alkohol.
2. Pembuatan tablet Etambutol
Harus disalut dengan bahan penyalut yang larut alkohol larut asam lemak tetapi tidak larut air,
lebih baik disalut dengan Cetosel. Etambutol jika digranulasi dengan PVP/alkohol akan semakin
melengket. Jadi cetak langsung atau granulasi kering/slugging. Dengan slugging, kekompakan
akan turun, friabilitas menjadi tinggi. Teknik penambahan PVP : tambahkan dulu PVP kedalam
massa cetak sampai homogen lalu ditambahkan alkohol sehingga jumlahnya tepat.
3. Vitamin C
Jangan gunakan Avicel, ini mempercepat oksidasi vitamin C. Bisa digunakan PVP tapi jelek. Pakai
musilago dalam ruang hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel dalam alkohol/eksplotab/starch.
Jangan digunakan dengan granulasi basah karena waktu hancurnya akan jelek.
1. Yang baik gunakan Avicel adalah selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel dapat digunakan
untuk cetak langsung, atau juga granulasi basah tetapi sebagai pengisi. Jika Avicel tidak larut air
dapat bertindak sebagai fasa luar dan fasa dalam. Jika Avicel sebagai fasa luar, amilum kering
dihilangkan sehingga komposisi FL :
R/ Avicel
6%
Talk
1% (dikurangi)
Mg Stearat
1%

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

4.

5.
6.

7.

Demikian juga jika digunakan Aerosil sebagai fasa luar, talk dikurangi karena telah berfungsi juga
sebagai glidan.
Starch
Starch yang baik jumlahnya 30%, jika zat jumlahnya tinggi bila ditambah Starch 1500 30% maka
bobot tablet akan semakin besar sedangkan yang harus ditambahkan adalah lubrikan, pelincir,
maka starch ditambahkan kurang dari 30% yang membuat aliran menjadi jelek. Untuk mengatasi
hal ini, gunakan Avicel yang dapat bertindak sebagai pengisi juga penghancur.
Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak langsung sebagai
penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.
Pembuatan Granulasi Kering
ARC 591 jangan memakai alkohol yang mengandung air (pakai alkohol yang tidak berair). Jika
mengandung air sulit direkonstitusi.
Penggunaan Pharmacot, Etocel, PVP
Hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai). Kombinasi Starch
1500/Avicel hanya untuk cetak langsung, jumlah Avicel dikurangi dan Starch-nya 30%. Starch
1500 tidak boleh untuk granulasi basah sebagai pengisi karena Starch dengan air akan membentuk
gel yang dapat berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat. Tetapi sebagai penghancur untuk SL
dapat digunakan dengan teknik granulasi basah.
Penanganan Ekstrak untuk Tablet
Ekstrak kental larutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan SL. Untuk ekstrak
Belladona 1:3.

Masalah Pada Beberapa Senyawa Aktif


Papaverin HCl, jika digunakan air dapat larut maka gunakan pelarut yang tidak melarutkan zat
tersebut.
Zat hidrofob seperti Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester Kloramfenikol dapat dilakukan
penambahan Tween 80 0,01% bobot tablet atau saponin 5% bobot tablet (ditambahkan mucilago
amyli sebanyak 0,03%)
Diazepam, jika dibuat granul akan kasar, oleh karena itu dapat dihaluskan terlebih dahulu.
Untuk vitamin C dan Parasetamol, gunakan pelarut non air, keringkan dengan dehumidifier.
Fe mempunyai bobot jenis yang tinggi, maka gunakan pengikat PVP dalam alkohol karena jika
digunakan air akan terjadi oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
Untuk vitamin B12, gerus 1 g + etanol + SL (99 g), keringkan jika minta dispensasi bahwa tidak
ada yang hilang selama proses berarti 100 g sebanding dengan 1 g vitamin B12.
Selain itu, vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga waktu hancurnya
lama. Avicel dengan mucilago amyli membentuk adonan lengket yang sukar digranulasi.
Kadarnya sangat kecil, perlu diajukan uji keseragaman kandungan.
Penisilin VK terbaik dibuat dengan cara slugging
Mg(OH)3 + alukol terbaik digunakan cetak langsung, dapat granulasi basah menggunakan PVP
dalam alkohol, jika menggunakan mucilago amyli, kapasitas penetralan dapat turun.
Alukol berat jenis tinggi untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah dapat digunakan untuk
suspensi, tablet kunyah, voluminous.
Etambutol, tablet cepat basah. Granulasi dengan alkohol atau disalut atau ditambahkan etambutol
sebagai fines.
Alukol + ekstrak Belladona, gunakan SL sebagai pengisi. Karena ekstraknya pahit, jarang untuk
obat kunyah. Bila dibuat obat kunyah maka tambahkan asam siklamat dan sakarin untuk
mengatasi rasa pahit. Alukol dengan antasid lain, OTT terhadap CMC. Perlu dilakukan uji
penetralan terhadap bahan baku dan tablet (minta dispensasi).
Untuk garam-garam Kalsium, Ca Pantotenat dan lainnya tidak dapat memakai mucilago amyli
sebagai pengikat sebab akan terbentuk massa seperti lem.
Mg-stearat dan Eksplotab, bila zat aktif bersifat asam, jangan menggunakan Mg stearat dan
Eksplotab, ganti saja Mg-stearat dengan asam stearat.

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

Antibiotika, terutama yang tidak tahan pemanasan, dilakukan dengan slugging atau dehumidifier
(dengan alkohol + air) disedot pada suhu 30 C tetapi hasilnya kurang baik, sebab potensi akan
menurun karena kontak dengan air.
Ekstrak untuk tablet, ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%, baru dikeringkan dengan
SL. Ekstrak Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada 1 bagian. Contohnya jika diinginkan 20 mL
ekstrak Belladona maka yang diambil adalah 60 mL, digerus halus dan dicampurkan dengan
pengisi sedikit demi sedikit.
Untuk zat-zat berkhasiat yang sangat pahit seperti Kloramfenikol harus disalut (dispensasi).
Kloramfenikol palmitat tidak bisa dibuat tablet karena masih ada sisa asam palmitat yang
menyebabkan tablet mudah pecah karena sukar diikat.
INH dan PAS tidak dapat dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS diabsorbsi di usus tidak boleh
terdisolusi di lambung.
(Bahan Kuliah)
Catatan Lain
1. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat terjadi capping.
Jumlah yang berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan hoover yang tidak bergetar dan atau
adanya pengaduk.
2. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi basah, digunakan 35%, maksimum 25%.
3. Starch 1500
Pengisi tablet untuk kempa langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat,
daya mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi tablet tidak lebih dari
30%.
4. Avicel pH 101,102,103 baik untuk tablet kempa langsung
5. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman kandungan zat aktif
besar jika dibuat secara kempa langsung, karena kurang homogen.
6. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
7. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi distribusi
ukuran partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat getaran.
8. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi manitol,
bukan dengan SL.
9. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah pembasahan, penetrasi air, pengembangan, dan hancur.
Untuk cetak langsung, jika kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/ atau lebih sudah cukup baik.
11. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap (ga harus) untuk dibuat secara kempa langsung.
12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan, desintegrator
lebih baik yang hidrofil.
13. PVP mudah ditembus air.
14. Ac di sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak, distribusi granul sama
di mana perbandingan granul A dan B sama, kelemahan distribusi tidak selalu sama.
15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa 16-16
Jika granul pengikatnya lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama
16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi seperti biasa, FL
sekecil mungkin.
17. CaCO3 dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan menyerap asam
lambung dan berubah menjadi CO2.
(Bahan Kuliah)
Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih


Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara Khusus


1.
Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :

Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan

Bunyi keras pada mesin

Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam


Penyebab :

Antiadheren kurang

Lubrikan kurang atau tidak tepat


Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat (yang
mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan terselimuti
oleh lubrikan).

Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada
die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.

Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi
benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya
pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.

Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam
masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik
turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
Penggantian lubrikan yang cocok
Mengurangi jumlah granul yang kasar
Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet menjadi
kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya
pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan
pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin.
Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch,
maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus untuk
bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran
eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat,
dimana asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh
karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.
Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi,
seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet akan menyebabkan
penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.
2.
Lengket pada pons
Manifestasi :
Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada pons (punch). Penyebab
sama dengan tadi
Kurangnya anti adheren
Kandungan air tinggi
Lengket pada pons (punch).
Penanggulangannya sama :

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Ubah ukuran granul
Tambah adsorben
Perbaiki alat
Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan pons (punch) sangat kecil.
3.
Capping/Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :

Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus


Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya udara yang
terjebak antara pons (punch) dan die

Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)

Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat


tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap

Zat pengikat yang kurang tepat.

Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)


Penanggulangannya
Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau
tidak cocok.
Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21,
Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
4.
Sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet
Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumnya : laminating, lengket atau kadang-kadang karena pons
yang terlalu dalam.
Penyelesaian :
Pons (punch) dan die supaya di poles
Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul.
Diganti pons dan die
Tambahkan pengikat kering
5.
Keseragaman bobot (FI III)
Penyebab pertama :
- Aliran kurang baik
- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja timbul
porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya distribusi baru
pada saat pencetakan.
- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama pons
bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat, granulasi,
perbaikan pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab kecepatan
aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ; porositas
tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah
fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal
sehingga aliran bagus.
6 Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
Karena aliran jelek
Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul
(di pabrik)
Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian masalah
Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
Kalibrasi mesin.
I.6 Jenis Sediaan Tablet
(Catatan Kuliah P Charles + Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717)
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1.
Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat
aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:

b.

c.

d.

e.

f.

Pengisi (memberi bentuk) : laktosa


Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan): musilago
amili, amilum
Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga
tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan)
Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum
adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan
terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah
tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun
tidak.
Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O 2, lembab), menutup rasa dan bau
tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


g. Tablet Efervesen
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2..Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
h. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.

2.

Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras
dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu
yang lama (secara perlahan).
b.
Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya
untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c.
Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk
disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d.
Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi
yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa
antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan
melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na
bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.
a.

3.

Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh


a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya
terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam
pengobatan sistemik.
4.
Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet
Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
5.
Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk
Membuat Larutan)
a.
Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air
minum.
b.
Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c.
Tablet Dispensing

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan
untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen,
untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1.
Tablet oral (dalam mulut)
2.
Tablet rektal
3.
Tablet vaginal
4.
Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1.
2.
3.

Tablet polos
Tablet salut gula
Tablet salut film

Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :


1.
2.
3.
4.

Tablet pelepasan biasa


Tablet lepas lambat
Tablet lepas tunda
Tablet lepas terkendali

II. METODE DAN BAHAN PEMBUATAN TABLET


II.1 Metode Pembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering,
dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan
karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung
pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut
dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan
meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang
merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab
maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating
granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses
pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan

10

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Kekurangan metode granulasi basah:
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan
ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug,
prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat
belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat
juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan
memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling
berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir
dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:

Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:

Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug


Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat
aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun
hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl
yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan
sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk
metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan
mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan
metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

11

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses
dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan
pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
Pengempaan zat tunggal dapat menghasilkan tablet yang tidak akan pecah. Bila disintegrasi
merupakan suatu masalah maka komponen lain diperlukan, yang mungkin saja zat lain itu
nantinya mengganggu dengan kompresibilitas dari zat aktif sehingga mengurangi kegunaan dari
metode. Kebanyakan materi gaya tarik menarik antarmolekulnya lemah atau diselaputi oleh
selaput gas yang diadsorpsi yang cenderung untuk menghalangi pengompakkan. Jadi, kebanyakan
obat berdosis besar tidak menyediakan dirinya masing-masing untuk proses ini. Banyak obat lain
yang berdosis kecil tidak bercampur merata zat aktif dengan pengisinya bila dikempa langsung,
sehingga proses ini tidak praktis. Akan tetapi pemakaian pengisi yang dapat dikempa dengan
banyak obat berdosis sedang membuat proses ini menjadi metode yang singkat pada pembuatan
tablet. (Lachman, industri)
Pengisi yang dapat langsung dikompresi adalah zat netral yang dapat dikompakkan dengan
sedikit kesukaran dan dapat dikempa walau sejumlah obat dicampur dengannya. Kapasitas kempa
tetap dipertahankan pada saat bahan tablet lain yang perlu untuk pengaliran, disintegrasi dan
sebagainya dicampurkan ke dalamnya. Bahan-bahan yang dikempa langsung, disamping baik
alirannya dan kompresibilitasnya, juga harus inert, tidak berasa, dapat dikerjakan kembali, bisa
pecah dan murah. (Lachman, industri)
Walaupun kempa langsung mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja yang
sedikit, proses kering, tahapan proses sedikit), tapi ada beberapa keterbatasan pada teknik ini
yaitu: (Lachman, industri)
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi diantara granul, yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak seragamnya isi obat
dalam tablet. Stratifikasi dan masalah keseragaman kandungan merupakan hal menarik pada
obat dosis rendah.
2. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung bila tidak mudah
dikempa dengan obatnya sendiri. Untuk memudahkan pengempaan bagi obat-obat dosis besar
yang tidak dapat dikempa, yang biasanya dibatasi sampai 30% dari formula kempa langsung,
dapat memerlukan sejumlah besar pengisi sedemikian besar sehingga tablet yang diperoleh
menjadi mahal dan sukar ditelan.
3. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat . Seperti antara senyawaamin dan laktosa spray dried, yang akan membentuk warna kuning.
4. Karena kempa langsung keadaannya kering, aliran statik dapat terjadi pada obat selama
pencampuran dan pemeriksaaan rutin, yang mungkin dapat mencegah keseragaman distribusi
obat dalam granul.

12

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


II.2 Bahan Pembantu Granulasi Basah
A. Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet
sesuai dengan yang diharapkan.
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis dukup
tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral biasanya
berukuran 3/16 sampai inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh orang lanjut
usia, sedangkan yang lebih besar dari inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara 120-700 mg
untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih mudah ditelan, berat tablet dapat lebih
besar atau sama dengan 800 mg.
Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
dikempa langsung atau untuk memacu aliran. (Lachman, industri)
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman, industri)
1. Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana produk
akan dipasarkan.
2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di seua negara tempat produk itu dibuat.
3. Harganya harus cukup murah.
4. Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya,
natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
5. Secara fisiologis harus inert/netral.
6. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen
tablet lain.
7. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
8. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
9. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan
pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
10. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan
sebagainya) diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan
pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g).
Disamping netral secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik.
Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya
misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet yang lebih baik
diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan pelicin jika perlu
memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarhkan suatu campuran granul dari pati
kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak.
Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
1.
Avicel (mikrokristalin selulosa)
Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume
spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan
friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan
penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan
sedikit fines.
Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan
laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti
clay yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap
disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.

13

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


-

Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan


friabilitas tablet.
Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna
larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat
tambahan.
60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab
mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine
daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.
Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

Sebagai disintegran :
Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih
tinggi.
Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada
lidah saat akan digunakan.
2.
Kalsium sulfat trihidrat
Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
Sinonim: terra alba, snow white filler.
Insoluble, non-higroskopis.
Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat
aktif asam, netral, basa; punya kapasitas abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.
Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
3.
Kalsium fosfat dibasic
- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran
paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
- Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat
digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
4.
Laktosa
(Lachman Tablet)
Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid,
pyrilamine maleat, phenilephrine HCl
Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard
Isomer: dan (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)
(Lachman Industri)
Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi
Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap
lembab.
Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering,
disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(Handbook of Pharm Excipient)
Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mgstearat
Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100
mesh), granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
Dikenal sebagai gula susu.
Spray-dried Lactose
(Lachman Industri)
Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal
digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa

14

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


-

5.

6.

7.

8.

9.

Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan
20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik
pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang
mengandung furaldehid
Gunakan lubrikan netral atau asam
Sukrosa
Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan
tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi
dengan pengisi insoluble lain
Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air
atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran
air dan alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk confectioner untuk GB
yang mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai
pengikat untuk memperbaiki kekerasan tablet
Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan
mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat pada
penyimpanan dan higroskopis
Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac
: 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab
: 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
Dekstrosa
Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama
jika menggunakan dekstrosa anhidrat
Menjadi coklat pada penyimpanan
Manitol
Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus,
dingin (negatif heat solution)
Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat
Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus dari
sukrosa atau dekstrosa
Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah
pengeringan semalam pada 140-150 F adalah 0,2%
Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat
bersifat laksatif
Emdex dan Celutab
(Lachman Industri)
Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan
tablet dapat meningkat setelah pengempaan
Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa
Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan
berasa halus.
Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)

B. Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah
terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah
maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.

15

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Contoh:
1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil
C. Pengikat
Grup bahan pembantu ini bertanggung jawab untuk kekompakkan dan daya tahan dari tablet.
Bahan pengikat berperan dalam penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam sebuah butir granulat.
Kekompakkan sebuah tablet selain dipengaruhi oleh tekanan pencetakkan juga dapat dipengaruhi oleh
bahan pengikat. Perlu diperhatikan bahwa kekompakkan dan kehancuran tablet seperti antipoda. Oleh
sebab itu sebaiknya bahan pengikat digunakan sesedikit mungkin. Bahan pengisi yang telah
ditunjukkan sebagian memenuhi juga fungsi bahan pengikat. Sejumlah bahan pengikat yang cukup
ditambahkan ke dalam bahan yang akan dibuat tablet melalui granulasi menggunakan bahan pelarut
atau larutan bahan pelekat. (R. Voight, tekfar).
Suatu bahan pengikat, yang mengakibatkan suatu hambatan pembebasan zat aktif, adalah
polietilen (pada umumnya polietilen tekanan rendah). Melalui tekanan pencetakkan berlangsung suatu
deformasi plastis, sehingga formling mengatasi suatu las dingin (perubahan bentuk plastis dari
partikel-partikel. Polietilenglikol (berat molekul 4000-6000) demikian pula menentukan lewat sifat
bahan pengikat, yang banyak digunakan untuk pembuatan granulat, disebutkan akhirnya
polivinilpirolidon. (R. Voight, tekfar)
-

Pengikat bisa berupa gula dan polimer.


Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
(Lachman Tablet halaman 161)
1.

Starch (amylum)
(Lachman Tablet)
Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
Dalam bentuk musilago amili 5-10%
Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih
dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat
diencerkan
Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat
(hal 161)
Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak terhidrolisis,
dan tidak mengarang
Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan
penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.
Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang
rapuh dan sukar dikeringkan
Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan
dalam jumlah besar
Sebagai disintegran:
Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah
atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)
Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan
air massa cetak

16

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


2.

Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 C untuk
menghilangkan air yang terabisaorpsi

Starch 1500
(Lachman Tablet)
Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai
pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
Starch 1500 dibutuhkan 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk
menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama
Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel
yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri)
Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan
lubrikan tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)
Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi
dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

Sebagai disintegran:
Cara pakai : - saat granulasi
- sebelum dicetak (paling baik)
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%
Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam
Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi
sehingga mampu menyerap air 200-300%
Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan
Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperlama waktu
disintegrasi sehingga memperlambat waktu disolusi
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan
sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.
Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5.
Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
Pemakaian: 1-10%
Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang
relatif rendah
6.
Clays
Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat menyebabkan perubahan warna
secara keseluruhan
7.
Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
Memiliki afinitas yang besar terhadap air
F. Lubrikan
Konsentrasi optimum: 1%
Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan
penarikan tablet ke luar cetakan
Jenis:
a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah

17

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


-

Mekanisme:
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat meninggalkan noda
pada tablet
b. Boundary type lubricant
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan logam. Tipe
ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik
Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis
partikel secara keseluruhan
Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak
Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan
kecepatan disolusi karena sifatnya yang hidrofob
Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya lubrikan
alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan talk.
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol
Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk lapisan di
sekitar granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan lapisan
ini juga akan menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan
hasil tablet yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah
Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah homogen, dan
dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk)
memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat

Water soluble lubricant


Asam borat
: 1%
Sodium chloride
: 5%
DL-Leusine
:1-5%
Carbowax 4000/6000
: 1-5%
Sodium oleat
: 5%
Sodium benzoat
: 5%
Sodium asetat
: 5%
Sodium lauril sulfat
: 1-5%
Mg-lauril sulfat
: 1-2%
Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%

Water insoluble lubricant


Logam (Mg, Ca, Na) stearat : -2%
Asam stearat
: -2%
Sterofex
: -2%
Talk
: 1-5%
Waxes
: 1-5%
Stearowet
: 1-5%
Gliseril behapte (Compritol 888):
dapat pula sebagai pengikat, dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat

G. Glidan
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif
yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1. Cab-O-Sil
: 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil
: 1-3%
4. Talk
: 5%
5. Syloid
: 0,1-0,5%
H. Anti Adheren
- Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-Leusine
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi
picking
1. Talk
: 1-5%
2. Logam stearat : <1%

18

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


3.
4.
5.
6.
7.

Cab-O-Sil
: 0,1-0,5%
Syloid
: 0,1-0,5%
Corn starch
: 3-10%
DL-Leusine
: 3-10%
Na-lauril sulfat: <1%

II.3 Perkembangan Formula Tablet


Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya bahan
disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat
untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan
penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.
A.
Granulasi Basah
1. Zat Aktif A
Fase Dalam (92%)
Zat Aktif
Sesuai dosis
Amilum Kering 10% bobot total
Musilago amili 10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
Laktosa
q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dinuat dengan menggunakan musilago amili sebagai pengikat, disolusi zat
aktif dari dalam granul akan dipersulit, karena musilago amili yang sudah kering sulit
ditembus sehingga disolusi zat aktif dari granul akan lebih sukses. Selain itu, pengeringan
granul memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan suhu pengeringan yang tinggi.
Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Jika bercampur
dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang bisa digunakan
adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur granul lama
sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama, dan friabilitas yang jelek.
2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air, tetapi
penguapannya akan diperlama sehingga digunakan pelarut etanol 95%.
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A
sesuai dosis
PVP
2%
Eatanol
q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa
q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat
Talk
Amilum kering 5%

1%
2%

PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi
sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Jika sedikit bermasalah dapat digunakan
aerosil sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi : Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil
1%, Amilum kering 5%, tapi formula ini jarang digunakan.
3. Amilum kering bukan penghancur FD yang baik, maka dapat ditambahkan ac-di-sol ( 3%)
untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai
alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur fasa luar.
Formula akan menjadi :

19

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Fase Dalam (92%)
Zat aktif A
sesuai dosis
PVP
2%
Eatanol
q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol
3%
Laktosa
q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol
3% atau
Eksplotab
5% atau
Starch 1500
5%
Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang digunakan
sebagai penghancur fasa dalam.
4. Laktosa mempunyai kompresibilitas yang buruk sehingga friabilitasnyapun buruk. Untuk
memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga
jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya
digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan
dalam formulasi Gkdan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan
dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat). Formula tablet akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A
sesuai dosis
PVP
2%
Eatanol
q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol
3%
Avicel
q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol
3% atau
Eksplotab
5% atau
Starch 1500
5%
B.

Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
1 Fase Dalam (97%)
Zat aktif A
Amilum kering 10%
Laktosa
Fase Luar (3%)
Mg stearat
Talk

sesuai dosis
q.s
1%
2%

20

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Pembuatan slug : FD + FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan dihancurkan (slug)
hingga kecepatan aliran 4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan sisa FL (1,5%)
2. Karena kompresibilitas laktosa buruk, maka dapat diganti dengan :
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A
Amilum kering 10%
LHPC 21
Laktosa

sesuai dosis
10%
q.s

Karena laktosa memiliki sifat aliran yang jelek, laktosa dapat diganti dengan avicel.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A
sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21
10%
Avicel
q.s
LHPC 21 juga dapat penghancur sehingga amilum kering dapat dihilangkan. Penggunaan
LHPC 21 akan meningkatkan ongkos produksi karena harga LHPC 21 mahal. LHPC 21 dapat
diganti dengan eksplotab/primorgel atau starch 1500.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A
Eksplotab/starch 1500
Avicel

sesuai dosis
5%
q.s

Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB.
C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL
dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan
zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 30%. Umumnya dosis zat aktif yang digunakan
adalah dibawah 50% agar keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar
sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat aktif untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran
yang bagus, kohesif, kompresibilitas.
1. Zat aktif A
Laktosa spray dried
Mg stearat
Talk
Amilum kering

sesuai dosis
q.s
1%
2%
5%

2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi
alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka diguanakan eksplotab. Selain itu
eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
Zat aktif A
sesuai dosis
Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat
1%
Talk
2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai running
powder. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya
hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar seperti
amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A
sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1)
q.s

21

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Mg stearat
Talk
Amilum kering
Eksplotab
Ac-di-sol

1%
2%
5% atau
5% atau
3%

Contoh Perhitungan Tablet


A. Granulasi Basah
Contoh
: Zat aktif paracetamol 500 mg
Direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet
Formula

: Fase Dalam (92%)


Paracetamol
Amilum 10% dari bobot tablet
Musilago amili 10% (1/3 FD)
Laktosa

500
g
70
g
21,5 g
52,5 g
644
g

Fase Luar (8%)


Mg stearat
Talk
Amilum kering

1%
2%
5%

Cara menghitung :
- Musilago amili
= 1/3 x 644 g = 215 g
setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g
- Laktosa = 644 (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g
Misalnya :

Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk kadar air
0%, bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. Jumlah tablet yang diperoleh =
588/644 x 1000 tablet = 913,04 tablet.

Fase luar yang ditambahkan :


Mg stearat
Talk
Amilum kering 5%

1%
= 1/92 x 600 g = 6,52 g
2%
= 2/92 x 600 g = 13,04 g
= 5/92 x 600 g = 32,60 g

Bobot tablet yang diperoleh

600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g


913,04

= 714,27 mg
B. Granulasi Kering
Contoh : Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet
Formula

: Fase dalam (97%)


Zat A
Amilum 10% bobot tablet
Laktosa

400

g
60
122
582

g
g
g

6
12

g
g

Fase Luar (3%)


Mg stearat
1%
Talk
2%
Slug (98,5%)

Zat A

400

22

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Amilum
Laktosa
Mg stearat
Talk

60
g
122
g
3
g
6
g
591
g
Misalnya : slug yang diperoleh = 500 mg, maka sisa FL yang ditambahkan :
Mg stearat = 500/591 x 3 = 2,538 g
Talk
= 500/591 x 6
= 5,076 g
Slug + sisa FL
= 500 g + 7,614 g
= 507,614 g
Jumlah tablet yang diperoleh
= 500/591 x 1000
= 846,024 g
Bobot tablet
= 507,614/846,024

0,6 g

C. Kempa Langsung
Contoh
: Zat A 25 mg; bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet
Formula

: Zat A
Pengisi q.s
Mg stearat (1%)
Talk (2%)

25

g
217,5
2,5
5
250

g
g
g
g

Bahan siap dikempa menjadi tablet.


(Bahan Kuliah)

III. EVALUASI TABLET


A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.

Timbang 100 gr granul


Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul
pada getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul
tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul
berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
2. Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati

23

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman
b. Bobot jenis nyata
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul . Baca volume.
Bobot jenis nyata = bobot/volume
c. Obat jenis nyata setelah pemampatan
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatkan 500 x dengan alat volumeter . Lihat
volume setelah pemampatan.
Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan
Pemampatan 500 x

BJ nyata

BJ nyata setelah pemampatan

3. Kadar Pemampatan
%T = Vo V500
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau ^V<20 ml
granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
4. Kompresibilitas
% K= Dapt Davc x 100 %
Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
Jika % K : 5 10 % -------11 20 % -------21 - 25 % ------->26 % -------

aliran sangat baik


aliran cukup baik
aliran cukup
aliran buruk

5. Aliran
a. Metode corong
(128)/132
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan
corong kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat
dilakukan dengan 2 cara :
a.
b.

cara bebas
cara tidak bebas (paksa)

digetarkan

Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

24

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


b. Metode sudut istirahat
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)
Tampung granul di atas kertas grafik
Hitung x. Jika x = 25- 30
sangat mudah mengalir
30- 40
mudah mengalir
40- 45
mengalir
> 45
kurang mengalir
6. Kandungan Lembab
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture
Balance .
% KB = W1/W x 100 %
% KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 %
% KL = Kandungan lembab
Wa = W W1
W = bobot mula-mula
W1 = bobot setelah pengeringan
B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)
1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat
b. Bau
c. Rasa
2. Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif
3. Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet
4. Uji Mikrobiologi
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak dikontaminasi oleh bakteri dibandingkan
dengan tablet tidak bersalut karena kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang
cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang sesuai untuk
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan persyaratan kemurnian yaitu
batas angka mikroba.
Uji Friabilitas Tablet
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang
hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan
adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.

25

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet
dengan bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet hingga beratnya mendekati 6,5 g. Untuk tablet
dengan bobot > 650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah
ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat,
bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama
pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih
dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian
harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
dilakukan.
(USP & NF 1994) (USP & NF 27 hal 2621-2622)
Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan
dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus
cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus
kehilangan intregitasnya.
Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau kemasan yang
kedap terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel. Kondisi
khusus penyimpanan dan pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-masing .
(The International Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)
Uji Disolusi <1231> ( FI edisi IV)
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa
tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut
enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus
dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat
seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam
masing-masing monografi.
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain
yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk
silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga
dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 0,5 C selama pengujian berlangsung
dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan
tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan atau getaran signifikan yang
melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan
contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder
dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan
kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak
lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang
berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan
putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja
tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifikasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan
lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang
berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 m). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada
tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang adalah 25 mm 2 mm
selama pengujian berlangsung.

26

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm
pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti.
Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi
pada Gambar 2. Jarak 25 mm 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan
selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut
dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung
mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral
dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam
rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media
disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan
pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelcmbung
yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu
sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang
lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua
waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke
dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37 0,5, dan angkat termometer.
Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan
yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil
cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari keranjang
berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan
tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang
dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi
seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah
jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket,
dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Tabel Penerimaan
Tahap
Jumlah yang
diuji

Kriteria Penerimaan

S1

Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S2

Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar
dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%

27

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


S3

12

Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q
-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul (FI edisi IV)


Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam
masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai
tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu
yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta
dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan
masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul
yang tidak larut.
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35 hingga 39 dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam
cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak
kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada
titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan
pada gerakan ke bawah ber-jarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan
bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan
pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar.
Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti
atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua
ujungnya terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang
21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua
lempengan plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang,
masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun
antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan
karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh
tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang
menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan vntuk
menggantungkan rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan
ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm
0,15 mm dan diameter 20,7 mm 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai,
mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus
dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel
terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama
berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga bagian
yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm
dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 2 sebagai media
kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

28

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada
suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan
cairan lambung buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit,
angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus
buatan LP bersuhu 37 2 dan teruskan pengujian hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk
pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5
menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37
2 sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media selama jangka waktu 2
jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam
monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang
dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur
sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua
tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masingmasing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet
tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa
berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada
permukaan lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari
cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul
gelatin keras.

29

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Daftar Tablet pada USP 27, 2004
Acepromazine maleate, 16
Acetaminophen, 19
Acetazolamide, 41
Acetohexamide, 43
Acetohydroxamic acid, 44
Acyclovir, 50
Albendazole, 54
Albuterol, 56
Allopurinol, 63
Alprazolam, 65
Amiloride hydrochloride, 113
Aminobenzoate potassium, 116
Aminocaproic acid, 119
Aminoglutethimide 121
Aminopentamide sulfate, 123
Aminophylline, 126
Aminosalicylate sodium, 127
3-Aminosalycylic acid, 129
Amitriptyline HCl, 131
Amodiaquine HCl, 137
Amoxapine, 138
Amoxicillin, 141
Amphetamine sulfate, 144
Ampicillin, 149
Anileridine HCl, 155
Apomorphine HCl, 165
Ascorbic acid, 170
Asian ginseng, 2009
Aspirin, 174
Astemizole, 183
Atenolol, 185
Atropine sulfate, 192
Azatadine maleate, 196
Azathioprine, 197
Bacampicillin HCl, 203
Baclofen, 207
Barium sulfate, 210
Bendroflumethiazide, 214
Benztropine mesylate, 226
Bethametasone, 232

Betaxolol, 242
Bethanecol chloride, 244
Biperiden HCl, 249
Bisacodyl, delayed release 251
Bromocriptine mesylate, 268
Bromopheniramine maleate, 272
Bumetadine, 275
Bupropion HCl, 280
Buspirone HCl, 282

IV. CONTOH TABLET


Busulfan, 283
Butabarbital sodium, 285
Calcium, 299, 301, 309, 310, 313
Captopril, 319
Carbamazepine, extended release 324
Carbenicillin indanyl sodium, 327
Carbinoxamine maleate, 329
Carboxymethylcellulose sodium, 339
Corisoprodol, 340
Carteolol HCl, 344
Cascara, 347
Cefaclor, extended release 351
Cefadroxil, 353
Cefixime, 360
Cefpodoxime proxetil, 378
Cefprozil, 380
Cephalexine, 395
Cephradine, 401
Chlorambucil, 405
Chloramphenicol, 409
Chlordiazepoxide, 414
Chloroquine phosphate, 423
Chlortetracycline HCl, 438
Chlorothiazide, 425
Chlorpeniramine maleate, 429
Chlorpromazine HCl, 435
Chlorpropamide, 436
Chlorthalidone, 439
Chlorzoxazone, 441
Chondroitin sulfate sodium, 1982
Cimetidine, 451
Ciprofloxacin, 458
Clarithromycin, 463
Clemastine fumarate, 466
Clomiphene citrate, 482
Clonazepam, 485
Clonidine HCl, 487
Clorazepate dipotassium, 489
Clozapine, 498
Codein, 505, 506
Colchicine, 508
Cortisone acetate, 517
Cyclizine HCl, 525
Cyclobenzaprine HCl, 526
Cyclophosphamide, 528
Cyproheptadine HCl, 535
Dapsone, 542
Dehydrocholic acid, 546
Demeclocycline HCl, 549
Desipramine HCl, 551
Dexchlorpheniramine maleate, 569
Dextroamphetamine sulfate, 579
Diazepam, 589

30

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Dichlorpenamide, 595
Diclofenac sodium, delayed release 595
Dicyclomine HCl, 600
Diethylcarbamazine citrate, 602
Diethyl propion HCl, 604
Diethyl stilbestrol, 605
Diflunisal, 609
Digitalis, 612
Digoxin, 616
Dihydrotachysterol, 621
Dihydroxyalumunium Na-carbonat, 624
Diltiazem HCl, 628
Dimenhydrinate, 630
Dolasetron mesylate, 659
Dipyridamole, 645
Dirithromycin, delayed release 646
Disulfiram, 649
Divalproex sodium, delayed release 650
Docusate sodium, 657
Doxycycline hyclate, 671
Doxylamine succinate, 673
Dydrogestrone, 678
Dyphylline, 680
Enalapril maleate, 702
Ergocalciferol, 718
Ergoloid mesylate, 721
Ergonovine maleate, 723
Ergotamine tartrate, 725
Erythromycin, 732, 734, 738, 742
Estradiol, 744
Estrogen, 749, 750
Estropipate, 753
Ethacrinic acid, 755
Ethambutol HCl, 756
Ethynil estradiol, 759
Ethionamide, 761
Ethotoin, 766
Etidronate disodium, 770
Etodolac, 771
Famotidine, 776
Fenoprofen calcium, 784
Ferrous, 788, 791, 792
Finasteride, 795
Flecainide acetate, 797
Fludrocortisone acetate, 803
Fluoxetine, 824
Fluoxymesterone, 826
Fluphenazine HCl, 830
Flurbiprofen, 835
Folic acid, 839
Furozolidone, 843
Furosemide, 845
Gemfibrozil, 859

Glipizide, 867
Glucosamine, 2011
Glyburide, 875
Glycopirrolate, 878
Griseofulvin, 885
Guaifenesine, 888
Guanabenz acetate, 894
Guanadrel sulfate, 895
Guanethidine monosulfate, 896
Guanfacine, 898
Haloperidol, 902
Hydralazine HCl, 917
Hydrochlorthiazide, 918
Hydrocodone bitartrate, 920
Hydrocortisone, 924
Hydroflumethiazide, 934
Hydromorphone HCl, 936
Hydroxychloroquine sulfate, 940
Hydroxyzine HCl, 945
Hyoscyamine, 948
Ibuprofen, 955
Imipramine HCl, 965
Indapamide, 968
Iodoquinol, 1005
Iopanoic acid, 1009
Isoniazide, 1035
Isopropamide iodide, 1036
Isosorbide dinitrate, 1047
Isoxsuprine HCl, 1051
Ketoconazole, 1057
Ketorolac thromethamine, 1059
Labetalol HCl, 1062
Letrozole, 1071
Leucovorin calcium, 1073
Levamisole HCl, 1075
Levocarnithine, 1079, 2018
Levodopa, 1081
Levorphanol tartrate, 1084
Levothyroxine Na, 1085
Liothyronine sodium, 1095
Liotrix, 1096
Lisinopril, 1097
Lithium carbonate, 1099
Loperamide HCl, 1103
Lorazepam, 1108
Lovastatin, 1111
Magaldrate, 1117
Magnesia, 1120
Magnesium trisilikat, 1130
Maprotiline HCl, 1138
Mazindol, 1139

31

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Mebendazole, 1142
Mecamylamine HCl, 1144
Meclizine HCl, 1146
Medroxyprogesterone acetate, 1150
Megestrole acetate, 1153
Melphalan, 1155
Menadiol sodium diphosphate, 1156
Meperidine HCl, 1162
Mephenytoin, 1163
Mephobarbital, 1163
Meprobamate, 1167
Mercaptopurine, 1169
Mesolamine, delayed release 1175
Mesoridazine besylate, 1177
Metaproterenol sulfate, 1182
Methadone HCl, 1186
Methamphetamine HCl, 1188
Methazolamide, 1189
Methdilazine HCl, 1191
Methenamine, 1193, 1194, 1195
Methimazole, 1195
Methocarbamol, 1197
Methotrexate, 1200
Methyclothiazide, 1205
Methylcellulose, 1209
Methyldopa, 1210
Methylergonovine maleate, 1212
Methylphenidate HCl, 1217, 1218
Methylprednisolone, 1219
Methyltestosterone, 1224
Methysergide maleate, 1225
Metoclopramide, 1228
Metolazone, 1229
Metoprolol tartrate, 1232
Metronidazole, 1237
Metyrapone, 1238
Minocycline HCl, 1249
Minoxidil, 1250
Mitotane, 1252
Molindone HCl, 1254
Moricizine HCl, 1262
Nabumetone, 1268
Nadolol, 1269
Nafcillin sodium, 1272
Nalidixic acid, 1275
Naltrexone HCl, 1278
Naproxen, 1284, 1285
Niacin, 1313, 2031
Niacinamide, 1314, 2031
Neostigmine bromide, 1311
Nifedipine, delayed release 1321
Nitrofurantoin, 1326
Nitroglycerin, 1330
Norethindrone, 1337
Norfloxacin, 1343

Norgestrel, 1346
Nystatin, 1351
Oxandrolone, 1366
Oxazepam, 1368
Oxprenolol HCl, 1369
Oxtriphylline, 1371, 1372
Oxybutynin chloride, 1375
Oxycodone HCl, 1376
Oxymetholone, 1384
Oxytetracycline, 1387
Pancreatin, 1400
Pancrealipase, 1402
Papaverine HCl, 1405
Paramethasone acetate, 1407
Penbutolol sulfate, 1411
Penicillamine, 1414
Penicillin, 1417, 1421, 1430, 1432
Pentoxyfylline, extended release 1443
Pergolide, 1450
Perphenazine, 1453
Phenazopyridine HCl, 1456
Phendimetrazine tartrate, 1458
Phenelzine sulfate, 1459
Phenmetrazine HCl, 1460
Phenobarbital, 1462
Phentermine HCl, 1467
Phenylbutazone, 1471
Phenylpropanolamine HCl, 1477
Phenytoin, 1479
Phytonadione, 1489, 2031
Pimozide, 1492
Pindolol, 1494
Piperazine citrate, 1498
Praziquantel, 1535
Prednisolone, 1539
Prednisone, 1546
Primaquine phosphate, 1548
Primidone, 1550
Probenecide, 1551
Probucol, 1553
Procainamide HCl, 1555
Prochlorperazine maleate, 1563
Procyclidine HCl, 1564
Promazine HCl, 1570
Promethazine HCl, 1572
Propantheline bromide, 1574
Propoxyphene napsylate, 1584
Propranolol HCl, 1588
Propylthiouracil, 1594
Protriptyline HCl, 1597
Pyrazinamide, 1605
Pyridostigmine bromide, 1608
Pyridoxine HCl, 1609, 2031, 2043
Pyrilamine maleate, 1611

32

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Pyrimetamine, 1611
Pyrvinium pamoate, 1613
Quazepam, 1614
Quinidine sulfate, 1618
Quinin sulfate, 1621
Ranitidine, 1627
Rauwolfia serpentina, 1630
Repaglinide, 1633
Reserpine, 1636
Riboflavine, 1646, 2031
Ritrodine HCl, 1662
Saccharin sodium, 1666
Salsalate, 1671
Scopolamine HBr, 1678
Selegiline HCl, 1683
Sennosides, 1688
Simethicone, 1691
Simvastatin, 1692
Sodium bicarbonate, 1699
Sodium chloride, 1702
Sodium fluoride, 1704
Sodium salicylate, 1714
Sucralfate, 1730
Sulfadiazine, 1739
Sulfadimethoxine, 1743
Sulfamethizole, 1747
Sulfametoxazole, 1748
Sulfapyridine, 1751
Sulfasalazine, 1753
Sulfinpyrazone, 1755
Sulfisoxazole, 1755
Sulindac, 1758
Tamoxifen citrate, 1765
Terbutaline sulfate, 1787
Testolactone, 1790
Theopylline, 1815
Thiabendazole, 1821
Thiamine HCl, 1825, 2039
Thiethylperazine maleate, 1828
Thioguanine, 1831
Thioridazine HCl, 1834
Thyroid, 1840
Timolol maleate, 1851
Tocainide HCl, 1861
Tolazamide, 1863
Tolbutamide, 1866
Tolmetin sodium, 1867
Trazodone HCl, 1871
Triamcinolone, 1875
Triazolam, 1886
Trichlormethiazide, 1887
Trifluoperazine HCl, 1893

Triflupromazine HCl, 1896


Trihexyphenidyl HCl, 1899
Trimeperazine tartrate, 1902
Trimethoprim, 1904
Trioxsalen, 1906
Tripelennamine HCl, 1907
Triprolidine HCl, 1909
Trisulfapyrimidines, 1912
Ubidecarenone, 2041
Ursodiol, 1924
Valerian, 2043
Verapamil HCl, 1935, 1936
Warfarin sodium, 1948
Zalcitabine, 1960
Zidovudine, 1964
Daftar Tablet pada BP 2002
Acebutolol, 1913
Acenocoumarol /Nicoumalone, 1913
Acetazolamide, 1914
Aciclovir, 1918
Aciclovir , Dispersible, 1918
Alimemazine /Trimeprazine, 1922
Allopurinol, 1923
Aloxiprin, 1928
Alpha tocopheryl succinate, 2493
Aluminium Hydroxide, 1927
Amiloride, 1929
Aminoglutethimide, 1929
Aminophylline, 1931
Amiodarone, 1932
Amitriptyline, 1933
Ascorbic Acid, 1942
Aspirin, 1943
Aspirin , Dispersible, 1943
Aspirin , Effervescent, 1944
Aspirin , Enteric-coated, 1944
Atenolol, 1947
Atropine, 1948
Azapropazone, 1949
Azathioprine, 1950
Baclofen, 1951
Bendroflumethiazide /Bendrofluazide, 1957
Benorilate, 1958
Benzatropine, 1959
Betamethasone Sodium Phosphate, 1970
Betamethasone, 1970
Bisacodyl, 1973
Bromocriptine, 1976

33

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Brompheniramine, 1976
Bumetanide, 1978
Bumetanide and Slow Potassium, 1979
Busulfan, 1982

Cyclopenthiazide, 2080
Cyclophosphamide, 2082
Cyproheptadine, 2082
Cyproterone, 2082

Calcium and Colecalciferol, 1985


Calcium and Ergocalciferol, 1986
Calcium Carbonate , Chewable, 1987
Calcium Folinate, 1988
Calcium Gluconate, 1989
Calcium Gluconate , Effervescent, 1990
Calcium Lactate, 1990
Captopril, 1991
Carbamazepine, 1992
Carbimazole, 1993
Cascara, 1997
Cefalexin, 2003
Cefuroxime Axetil, 2009
Chlorambucil, 2011
Chlordiazepoxide Hydrochloride, 2015
Chloroquine Phosphate, 2019
Chloroquine Sulphate, 2020
Chlorphenamine /Chlorpheniramine, 2022
Chlorpromazine, 2023
Chlorpropamide, 2024
Chlortalidone, 2025
Choline Theophyllinate, 2027
Cimetidine, 2029
Ciprofloxacin, 2032
Clemastine, 2035
Clomifene, 2043
Clonidine, 2045
Co-amilofruse, 2048
Co-amilozide, 2050
Co-amoxiclav, 2051
Co-beneldopa , Dispersible, 2053
Co-careldopa, 2054
Co-codamol, 2055
Co-codamol, effervescent, 2056
Co-codaprin, 2057
Co-codaprin , Dispersible, 2058
Co-dergocrine, 2061
Co-dydramol, 2062
Co-magaldrox, 2070
Co-proxamol, 2070
Co-tenidone, 2072
Co-triamterzide, 2073
Co-trimoxazole, 2076
Co-trimoxazole , Dipersible, 2076
Codeine Phosphate, 2060
Colchicine, 2065
Colecalciferol, 2066
Colistin, 2069
Cortisone, 2071
Cyanocobalamin, 2078
Cyclizine, 2079

Dapsone, 2085
Desipramine, 2087
Dexamethasone, 2088
Dexamfetamine, 2089
Dextromoramide, 2091
Diazepam, 2094
Diazoxide, 2095
Dichlorophen, 2095
Diclofenac, 2096
Dicycloverine /Dicyclomine, 2098
Diethylstilbestrol, 2100
Diflunisal, 2101
Digitoxin, 2102
Digoxin, 2103
Dihydrocodeine, 2105
Diloxanide, 2105
Dimenhydrinate, 2106
Dipipanone and Cyclizine, 2107
Dipyridamole, 2109
Disulfiram, 2111
Docusate, 2118
Domperidone, 2119
Dosulepin /Dothiepin, 2122
Doxycycline , Dispersible, 2126
Droperidol, 2128
Dydrogesterone, 2129
Ephedrine Hydrochloride, 2132
Ergocalciferol, 2133
Ergometrine, 2135
Ergotamine Sublingual, 2136
Erythromycin Ethyl Succinate, 2139
Erythromycin Stearate, 2140
Erythromycin, 2139
Estropipate, 2141
Ethambutol, 2142
Ethinylestradiol, 2143
Etodolac, 2145
Famotidine, 2147
Fenbufen, 2151
Fenoprofen, 2151
Ferrous Fumarate and Folic Acid, 2155
Ferrous Fumarate, 2155
Ferrous Gluconate, 2156
Ferrous Sulphate, 2156
Flavoxate, 2157
Flecainide, 2158
Flucytosine, 2162
Fludrocortisone, 2163
Fluphenazine, 2173

34

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Flurbiprofen, 2176
Fluvoxamine, 2177
Folic Acid, 2178
Fosfestrol, 2181
Furosemide /Frusemide, 2183
Gemfibrozil, 2188
Glibenclamide, 2192
Gliclazide, 2193
Glipizide, 2193
Gliquidone, 2194
Glyceryl Trinitrate, 2198
Griseofulvin, 2201
Guanethidine, 2201
Haloperidol, 2212
Hydralazine, 2215
Hydrochlorothiazide, 2215
Hydrocortisone oromucosal, 2225
Hydroflumethiazide, 2225
Hydrotalcite, 2226
Hydroxychloroquine, 2228
Hyoscine Butylbromide, 2229
Hyoscine, 2231
Ibuprofen, 2234
Imipramine, 2235
Indoramin, 2238
Inositol Nicotinate, 2238
Iopanoic Acid, 2248
Isoconazol vaginal 2255
Isoniazid, 2256
Isosorbide Dinitrate, 2257, 2258
Isosorbide Mononitrate, 2259, 2260
Isradipine, 2263
Labetalol, 2268
Levodopa, 2271
Levomepromazine/ Methotrimeprazine 2272
Levonorgestrel and Ethinylestradiol, 2273
Levothyroxine /Thyroxine, 2274
Liothyronine, 2279
Lisinopril, 2281
Lithium Carbonate, 2282
Lofepramine, 2283
Loprazolam, 2285
Lorazepam, 2286
Lormetazepam, 2287
Magnesium Trisilicate, 2294
Mebeverine, 2296
Mefenamic acid, 2297
Megestrol, 2297
Melphalan, 2300
Menadiol Phosphate, 2301

Meptazinol, 2303
Mepyramine, 2303
Mercaptopurine, 2304
Metformin, 2305
Methadone, 2307
Methotrexate, 2308
Methylcellulose, 2309
Methyldopa, 2310
Methylphenobarbital, 2311
Methylprednisolone, 2312
Methysergide, 2313
Metoclopramide, 2315
Metoprolol Tartrate, 2317
Metronidazole, 2320
Mianserin, 2322
Minocycline, 2324
Mitobronitol, 2325
Morphine, 2329
Moxisylyte /Thymoxamine, 2330
Nabumetone, 2332
Nalidixic Acid, 2333
Naproxen, 2337, 2338
Neomycin, 2340
Neostigmine, 2341
Niclosamide, 2341
Nicotinamide, 2342
Nicotinic Acid, 2342
Nicotinyl Alcohol, 2342
Nimodipine, 2345
Nitrazepam, 2346
Nitrofurantoin, 2347
Norethisterone, 2349
Norfloxacin, 2350
Nortriptyline, 2351
Nystatin, 2353
Orciprenaline, 2357
Orphenadrine Hydrochloride, 2359
Oxazepam, 2359
Oxprenolol, 2360
Oxybutynin, 2361
Oxymetholone, 2361
Oxytetracycline, 2363
Pancreatin, 2365
Paracetamol, 2367
Paracetamol , Dispersible, 2368
Paracetamol , Soluble, 2369
Penicillamine, 2371
Pentazocine, 2374
Pentobarbital, 2375
Perphenazine, 2378
Pethidine, 2380
Phenelzine, 2380
Phenindione, 2381

35

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Phenobarbital Sodium, 2382
Phenobarbital, 2382
Phenoxymethylpenicillin, 2384
Phenytoin, 2387
Phytomenadione, 2389
Pimozide, 2391
Pindolol, 2392
Piperazine Phosphate, 2394
Pizotifen, 2395
Poldine, 2396
Polythiazide, 2397
Potassium Chloride , Effervescent, 2399
Potassium Iodate, 2402
Prazosin, 2403
Prednisolone, 2405
Prednisolone , Enteric-coated, 2406
Primidone, 2408
Probenecid, 2408
Procainamide, 2409
Prochlorperazine Buccal, 2411
Prochlorperazine, 2411
Procyclidine, 2412
Proguanil, 2413
Promazine, 2415
Promethazine Hydrochloride, 2417
Promethazine Teoclate, 2417
Propantheline, 2418
Propranolol, 2419
Propylthiouracil, 2420
Protriptyline, 2421
Pseudoephedrine, 2422
Pyrazinamide, 2422
Pyridostigmine, 2423
Pyridoxine, 2423
Pyrimethamine, 2424

Sulfinpyrazone, 2470
Sulpiride, 2471

Quinidine Sulphate, 2425


Quinine Bisulphate, 2426
Quinine Sulphate, 2427

Acetazolamide 708
Acetylcysteine 710
Acyclovir 711
Allopurinol 716
Aminophlline 721
Amitriptyline 725
Ammonium Chloride 727
Amoxycillin 728
Amphotericin 731
Ampicillin 733
Apomorphine 739
Aspirin 741
Atenolol 747
Atropine 748
Azathioprine 751

Ranitidine, 2429
Ritodrine, 2433
Salbutamol, 2438
Selegiline, 2440
Senna, 2443
Sodium Chloride, 2449
Sodium Citrate, 2450
Sodium Fluoride, 2453
Sodium Valproate, 2459
Sodium Valproate , Enteric-coated, 2459
Sotalol, 2463
Spironolactone, 2464
Stanozolol, 2465
Sulindac, 2470
Sulfasalazine, 2469

Tamoxifen, 2473
Temazepam, 2478
Tenoxicam, 2477
Terbutaline, 2478
Terfenadine, 2480
Tetracycline, 2484
Thiamine, 2485
Thioridazine, 2488
Tiabendazole, 2489
Timolol, 2490
Tioguanine, 2491
Tolazamide, 2494
Tolbutamide, 2494
Tranexamic Acid, 2496
Tranylcypromine, 2497
Triamcinolone, 2500
Trifluoperazine, 2502
Trihexyphenidyl /Benzhexol, 2502
Trimethoprim, 2503
Trimipramine, 2504
Triprolidine, 2504
Ursodeoxycholic Acid, 2507
Verapamil, 2510
Vigabatrin, 2511
Warfarin, 2517
Daftar Tablet pada The Pharmaceutical
Codex, 1994

Baclofen 753
Benzylpenicillin 760
Betamethasone 765

36

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Caffeine 771
Captopril 772
Carbamazepine 774
Cefuroxime 779
Cephalexin 780
Chlorambucil 785
Chlorampenicol 786
Chlordiazepoxide 790
Chlormethiazole 792
Chloroquine 794
Chlorpheniramine 797
Chlorpromazine 799
Chlorthalidone 802
Cimetidine 803
Codeine 813
Cortisone 817
Cyclophosphamide 819
Dapsone 823
Dexamethasone 824
Diazepam 830
Diclofenac 835
Diethylcarbamazine 839
Diethylpropion 839
Digoxin 840
Doxycycline 850
Ergometrine 852
Ergotamine 854
Erythromycin 855
Ethacrynic acid 861
Ethinyloestradiol 863
Fenoprofen 864
Ferrous salts 866
Fludrocortisone 870
Fluphenazine 871
Folic acid 873
Furosemide 875
Glibenclamide 882
Glyceryl trinitrate 884
Griseofulvin 888
Haloperidol 892
Hydralazine 897
Hydrochorothiazide 899
Hydrocortisone 901
Ibuprofen 908
Imipramine 911
Isoniazid 928
Isosorbide 931
Ketoprofen 933

Levodopa 96
Lithium salts 940
Lorazepam 942
Meprobamate 945
Mesalazine 946
Methadone 947
Methotrexate 949
Methyldopa 952
Methylprednisolone 953
Metoclopramide 956
Metronidazole 959
Miconazole 964
Morphine 966
Naproxen 971
Nifedipine 975
Nitrazepam 979
Nitrofurantoin 980
Norethisterone 983
Nystatin 984
Orphenadrine 986
Paracetamol 987
Pethidine 993
Phenobarbitone 994
Phenoxymethylpenicillin 998
Phenytoin 1001
Piperazin 1008
Piroxicam 1010
Prednisolone 1013
Primidone 1018
Prochorperazine 1020
Promethazine 1022
Propanolol 1025
Quinidine 1029
Quinine 1032
Ranitidine 1034
Riboflavine 1037
Salbutamol 1041
Sodium valproate 1046
Spironolactone 1046
Sulphadimidine 1049
Sulphamethoxazole 1051
Tamoxifen 1055
Tetracycline 1062
Theophylline 1067
Thyroxine 1073
Timolol 1074
Tolbutamide 1076
Triamcinolone 1078

37

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Trimethoprim 1082
Verapamil 1083
Daftar Tablet pada FI IV
Aloksiprin 76
Alopurinol 74
Alprazolam 80
Alprenolol hidroklorida 82
Amfetamin sulfat 100
Amilorida hidroklorida 89
Aminofilin 91
Ampisilin 105
Antalgin 538
Asam aminokaproat 36
Asam asetilsalisilat 32
Asam asetilsalisilat didapar 33
Asam askorbat 39
Asam folat 42
Asam nalidiksat 45
Asetaminofen 650
Asetazolamida 25
Asetosal 32
Atenolol 114
Atropine sulfat 116
Azatioprin 121
Besi (II) fumarat 379
Betametason 136
Bisakodil 146
Bromokriptin mesilat 151
Busulfan 156
Dapson 278
Deksametason 288
Diazepam 304
Dietilkarbamazin sitrat 302
Difenhidramin teoklat 325
Digitalis 315
Digitoksin 316
Digoksin 319
Diltiazem hidroklorida 323
Dimenhidrinat 325
Dipiridamol 332
Efedrin hidroklorida 350
Efervesen asam asetilsalisilat 35
Ekstrak beladon 127
Ergometrin maleat 354
Ergonovin maleat 354
Eritromisin 358
Eritromisin etilsuksinat 359
Eritromisin stearat 362
Etambutol hidroklorida 62

Fenfluramin hidroklorida 374


Fenobarbital 660
Fenoksimetilpenisilin 665
Fitonadion 674
Furosemida 402
Glibenklamida 411
Griseofulvin 420
Guaifenesin/ Gliseril guaiakolat 422
Haloperidol 425
Hidroklortiazida 434
Hiosin hidrobromida 445
Ibuprofen 445
Isoniazid 473
Isosorbid dinitrat, SL, 475
Kalsium laktat 165
Karbamazepin 170
Karisoprodol 176
Ketokonazol 486
Klemastin fumarat 231
Klomifen sitrat 240
Klonazepam, 242
Klonidin hidroklorida 244
Klordiazepoksida 199
Klordiazepoksida hidroklorida 201
Klorfeniramin maleat 211
Klorokuin fosfat 208
Klorpromazin hidroklorida 212
Klorpropamida 215
Klortalidon 216
Klorzoksazon 218
Kotrimoksazol 770
Kuinidin sulfat 727
Kuinin sulfat 732
Lepas tunda asam asetilsalisilat 34
Levamisol hidroklorida 491
Levotiroksin natrium 495
Lorazepam 505
Luminal 660
Mebendazol 522
Merkaptopurin 533
Metadon hidroklorida 536
Metampiron 538
Metenamin mendelat 540
Metformin hidroklorida 535
Metildopa 547
Metilergometrin maleat 548
Metilergonovin maleat 548
Metoklopramida hidroklorida 556
Metoprolol tartrat 559
Metotreksat, 542

38

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Metronidazol 559
Nadolol 573
Naproksen natrium 579
Natrium aminosalisilat 582
Natrium bikarbonat 604
Neostigmin bromida 607
Nistatin 626
Nitrazepam 615
Nitrogliserin 619
Norethisteron 622
Noretindron 622
Papaverin hidroklorida 647
Parasetamol 650
Penisilin V 665
Piperazin fosfat 682
Piperazin sitrat 681
Pirazinamida 722
Piridoksin hidroklorida 724
Prazikuantel 690
Prazosin hidroklorida 692
Prednisone 697
Primakuin fosfat 698
Probenesid 700
Propanolol hidroklorida 710
Propel flourasil 714
Ranitidine hidroklorida 734
Reserpin 739
Sefaleksin 182
Siklofosfamida 267
Simetidin 224
Siproheptadin hidroklorida 272
Skopolamin hidrobromida 445
Sublingual isosorbid dinitrat 475
Sulfametoksazol dan trimetoprim 770
Tamoksifen sitrat 773
Tiamina hidroklorida 785
Tolbutamida 799
Triheksifenidil hidroklorida 805
Vaginal nistatin 626
Vaginal klotrimazol 248
Verapamil hidroklorida 825
Vitamin B1 785
Vitamin K1 674
Daftar Tablet pada Fornas
Acipheco 7
Alopurinol 17
Alprenolol 18

Alukol 19
Aluminium hidroksida 19
Aminofilina 20
Amitriptilina 22
Amobarbital 23
Amobarbital natrium 24
Amodiakina 25
Antalgin 108
Antazolina 28
Antinfluenza Dep Kes 6
APC 7
Asam asetilsalisilat 5
Asam asetilsalisilat kamfer opium 6
Asam asetilsalisilat kofeina fenasetina 7
Asam askorbat 8
Asam folat 11
Asam nikotinat 12
Asetaminofen 3
Asetaminofen asetilsalisilat kofeina 4
Asetazolamida 4
Asetosal 5
Atropine difenoksilat 33
Barbital 39
Beladon 39
Bendrofluazida 40
Benzheksolium 41
Benzotropina 42
Besi (II) fumarat 129
Besi (II) glukonat 130
Besi (II) sulfat 131
Betametason 47
Betametason fosfat 48
Biperidena 50
Bisakodil 51
Busulfan 53
Butobarbital 54
Dapson 93
Deksametason 93
Deksamfetamina 96
Deksklorofeniramina 97
Dekstrometorfan 100
Dekstromoramida 101
Diazepam 103
Didrogesteron 116
Dienesterol 106
Dietilkarbamazina 101
Dietilstilbestrol 102
Difenhidramina teoklat 114
Digilanida C 173
Digitalis 107
Digitoksin 107
Digoksin 108
Diiodoksikinolina 109
Diklorfenamida 105

39

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Dikumarol 106
Diloksanida 109
Dimenhidrinat 114
Dimetusteron 111
Dioktil sulfosuksinat 111
Doksikorton 114
Dover 219
Efedrina 118
Efervesen asetosal 6
Ergometrina 123
Ergonovina 123
Ergotamina 124
Eritromisina 125
Etambutol 15
Etundron 16
Etunilestradiol 15
Etusteron 16
Fenetisilina 236
Fenfluramina 128
Fenilbutazon 240
Fenindamina 237
Fenitoina 242
Fenobarbital 237
Fenoksimetilpenisilina 240
Fenolftalein 238
Fitomenadion 244
Fludrokortison 131
Flufenazina 131
Fluprednisolon 133
Ftalilsulfatiazol 243
Furosemida 133
Gliserol trinitrat 141
Glutetimida 140
Griseofulfina 143
Guanetidina 143
Haloperidol 143
HCT 150
Heksamina 146
Heksamina mandelat 146
Hidralazina 149
Hidroflumetiazida 156
Hidroklortiazida 150
Hidrokodon 150
Hidrokortison 150
Hidroksizina 158
Hiosina 159
Hiosina metilbromida 161
Imipramina 163
INH 167
Iodokloroksikinolina 77
Isokarboksazida 167

Isoksuprina 169
Isoniazid 167
Isoprenalina 168
Isopropamida 169
Isoproterenol 168
Kalek 57
Kalsiferol 57
Kalsium benzamidosalisilat 55
Kalsium glukonat 55
Kalsium laktat 57
Kalsium pantotenat 57
Karbamazepina 59
Karbarson 59
Karbimazol 60
Karbinoksamina 61
Karbromal 62
Kina 266
Kinidina 264
Kinina bisulfat 264
Kinina hidroklorida 265
Kinina sulfat 266
Kiniofon 266
Kliokinolina 77
Klomifen 80
Klorambusil 64
Klordiazepoksida 68
Klorfeniramina 69
Klorguanida 69
Klorkina 73
Klorpromazina 70
Klorpropamida 72
Klortalidon 74
Klortiazida 75
Kodeina 82
Kolina teofilinat 75
Kolistina 84
Kortison 87
Lanatosida-C 173
Lapis 312
Levodopum 175
Levotiroksina 176
Liotironina 179
Mebhidrolina 181
Meditren 266
Melfalan 182
Menadion 182
Mepakrina 184
Mepenzolium 184
Mepiramina 186
Meprobamat 185
Merkantopurina 186
Metampiron 188
Metandienon 189

40

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Metandrostelonon 189
Metantelina 189
Metenamina 146
Metenamina mendelat 146
Metilklotiazida 192
Metildopum 192
Metildopum hidroklortiazida 193
Metilergometrina 193
Metilergonovina 193
Metilpredmisolon 195
Metiltestosteron 196
Metiltiourasil 197
Metimazol 190
Metionina 191
Metisergida 197
Metronidazol 197
Multivitamin 199

Pirvinum 263
Polimiksina 249
Politiazida 250
Prednisolon 251
Prednison 254
Primakina 254
Primidon 254
Proguanil 69
Prokainamida 255
Proklorperazina 256
Promazina 258
Prometazina hidroklorida 259
Prometazina teoklat 260
Propanolol 267
Propantelina 260
Propiltiourasil 261
Propisilina 261

Natrium bikarbonat 207


Natrium subkarbonat 207
Neomisina 208
Neostigmina 210
Niklosamida 210
Nikotinamida 211
Nistatina 214
Nitrazepam 212
Nitrofurantoina 212
Nitrogliserin 141
Noretandrolon 213
Noretundron 213
Noretundron asetat 213
Noretusteron 213
Noretusteron asetat 213
Novobiosina 214

Ragi 271
Reseprina 266
Riboflavina 269

Oksifensiklimina 222
Oksitosina 225
Opial 226
Opium majemuk 219
Orsiprenalina 219
Papaveretum 226
Papaverina 226
Paraminosalisilat 228
Parasetamol 3
PASNA 228
Penisilina-V 240
Pentaeritritol 230
Pentobarbital 231
Perfenazina 232
Petidina 234
Piperazina adipat 247
Piperazina sitrat 247
Piridoksina 262
Piridostigmina 262
Pirimetamina 263

Sakarina 270
Sakaromises 271
Salisilamida 271
Salut kering 312
Sefaleksina 62
Sianokobalamina piridoksina tiamina 89
Siklofosfamida 90
Sikloserina 91
Sinkofen 76
Siproheptadina 91
Sisip 312
Skopolamina 159
Skopolamina metilbromida 161
Spironolakton 274
Stilbestrol 102
Sublingual 312
Sulfadiazina 277
Sulfadimetoksida 277
Sulfadimidina 278
Sulfafurazol 281
Sulfaguanidina 279
Sulfametazina 278
Sulfamerazina 279
Sulfametizol 280
Sulfametoksazol 280
Sulfametoksipiridazina 280
Sulfasomidina 281
Sulfisoksazol 281
Sulfisomidina 281
Tiamina 288
Tietilperazina 288
Tioridazina 289
Tiroksina 176

41

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Tolazolina 291
Tolbutamida 291
Triamsinolon 292
Trifluoperazina 295
Triheksifenidil 41
Trimoksazol I 296
Trimoksazol II 296
Tripelenamina 296
Trisulfa 297
Trisulfapirimidina 297
Vioform 77
Vitamin-B kompleks 302
Vitamin-B1 288
Vitamin-B2 269
Vitamin-B6 262
Vitamin-C 8
Vitamin-D 57
Vitamin-K 182
Warfarin 303

42

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

TABLET KHUSUS
A. SEDIAAN EFFERVESCENT
I. PENDAHULUAN
I. 1. Tablet EFFERVESCENT
Tablet Effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam air,
kemudian terdesintegrasi dan larut. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang
dihasilkan dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini
membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas
korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi.
Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya
karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam sedikit berlebih,
sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan effervecent dapat
diterima di masyarakat. Effervecent adalah timbulnya gas dari suatu cairan sebagai hasil reaksi kimia.
Kandungan tablet EFFERVESCENT merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat)
dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan
karbondioksida yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya
cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung
ditelan.
Dalam perdagangan ada beberapa jenis tablet EFFERVESCENT, yaitu :
(a) Nonfarmasetik, contoh : Tablet pembersih gigi palsu, Tablet pembersih lensa kontak, Tablet
pembersih toilet
(b) Farmasetik, contoh :
i. Obat dalam : Antibiotik, Multivitmamin, Analgesik
ii. Obat luar contoh: tablet vaginal
Tablet EFFERVESCENT dimaksudkan tidak untuk ditelan tapi harus dilarutkan dulu dalam
air baru diminum.
I. 2. Keuntungan dan Kerugian EFFERVESCENT
Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain;
1. Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis yang tepat
2. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak enak.
3. Tablet biasanya cukup besar sehingga dapat dikemas secara individual untuk mencegah
lembab sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.
4. Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih dulu dalam air baru diminum
5. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain :
1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia
2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mengkin sudah cukup untuk memulai
reaktifitas effervescen
I. 3. Pembuatan Effervescent
Tablet EFFERVESCENT dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah,
granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode Wurster,
menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat
dan saluran udara pemanas.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

43

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Tablet EFFERVESCENT memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya
karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan atau tidak boleh bereksi selama
proses pembuatan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil
karbondioksida. Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet
effervesent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikit
pun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet,
sehingga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.
Proses pembuatan tablet effervecent membutuhkan kondisi khusus, kelembaban harus relatif rendah
dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh
kelembaban dari udara. Kelembaban relatif maks. 25% dengan suhu 25 C dapat menghindari masalah
dengan lembab atmosfir.
a. Granulasi Basah
Umumnya sama dengan tablet konvensional
Prosesnya:
1. Cara pemanasan.
Biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena proses ini sangat tidak konstan dan sulit
dikendalikan maka jarang digunakan.
2. Granulasi dengan cairan reaktif.
Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,10,5%) yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi menghasilkan granul.
Caranya dengan memasukkan komponen yang paling mudah menangkap air dahulu. Granul
yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam
oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air sehingga tablet menjadi stabil.
3. Granulasi dengan cairan non reaktif.
Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke
dalam campuran pada mesin pencampur. dalam hal ini perlu ditambahkan pengikat kering
seperti PVP. Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian
dihaluskan lagi baru dicetak.
Metode basah lebih tepat dilakukan dibanding metode kering. Campuran serbuk dilembabkan dengan
penambahan sedikit pelarut, paling baik alkohol. Alkohol ditambahkan sampai terbentuk massa
berbentuk bongkahan granul kecil. Granul terbentuk karena daya kohesif pada massa tersebut dengan
pengaruh peremasan.
Dengan alkohol dan peremasan yang cukup maka tidak perlu melewatkan campuran melalui pengayak
kasar, kecuali diinginkan granul berukuran besar. Untuk granul besar, gunakan alkohol lebih sedikit,
dan massa ditekan ke pengayakan no 6 lalu dikeringkan pada air hangat atau oven 50 o C untuk
menguapkan alkohol.
Campuran tidak harus digranulasi. Serbuk larut air dan karena itu banyak digunakan dalam bentuk
sediaan. Garam effervescent harus dilindungi dari kelembaban yang menyebabkan reaksi kimia
prematur sehingga tidak dapat digunakan. Biasanya menggunakan botol bermulut lebar. Tutup rapat
dan harus kedap udara.
b. Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1. Cara slugging (bongkahan)
dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet
dimasukkan ke dalam mesin granulasi (granulator) untuk dihaluskan menjadi ukuran yang
dikehendaki.
2. Cara kompaktor
menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk
pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul
dalam mesin granul.
Pada granulasi kering, bahan harus lewat dari ayakan no 60. Bahan dicampur, asam sitrat
ditambahkan untuk menjaga kehilangan airnya. Campuran ditempatkan pada piring atau wadah yang
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

44

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


cocok dalam oven 100o C selama 5-10 menit. Panas menyebabkan air kristal dibebaskan untuk
mengurangi kelembaban serbuk. Massa bubur ditekan dengan tongkat kayu atau spatula yang resisten.
Asam akan melewati pengayak no 6, panaskan 50o C dan ayak no 6 lagi.
Panas kering dari oven cukup baik untuk penyiapan garam effervescent dalam jumlah besar, tapi
kadang kurang baik untuk jumlah kecil karena pemanasan lambat menyebabkan terlalu banyak
pemanasan pada campuran. Untuk jumlah kecil, panas yang lebih cepat dari waterbath atau pemanas
ganda lebih baik. Campuran serbuk dikemas dalam dasar kontainer dicelupkan dalam air panas.
Konsistensi tinggi dan dapat dites dengan penekanan pada permukaan campuran. Granulasi
dilanjutkan seperti di atas. Jika pengayak kasar tidak tersedia, massa dapar ditempatkan pada pill tile
dan dipotong dengan cepat menjadi granul kecil.
c. Granulasi Cara FLUIDISASI
Dewasa ini produksi granul effervecent untuk pembuatan tablet effervecent dilakukan dengan
cara fluidisasi. Suatu campuran serbuk kering dari sumber asam dan karbonat disuspensikan dalam
aliran udara panas, campuran diaduk dan mengalir secara tetap dalam udara, kemudian suatu jumlah
cairan penggranulasi, biasanya air, disemprotkan ke dalam atau kepada campuran yang mengalir tadi.
Dengan penambahan sedikit air maka terjadi reaksi. Sebentar sebelum cairan menguap, maka proses
ini pereaksinya terbatas hanya pada pembentukan granul saja. Prosedur ini mempunyai keuntungan,
yaitu pencampuran komponen dan granulasi serta pengeringan dilakukan 1 kali dan kehilangan CO 2
sedikit.
I. 4. Bahan Tambahan Tablet EFFERVESCENT
Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet EFFERVESCENT seharusnya
mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus
dilakukan pada tempat yang kering.
Karakteristik komponen tablet Effervecent :
1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet effervecent sama
dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang
sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang
sesuai persyaratan seperti :
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi
2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet effervecent yang lebih
penting dari tablet konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan
harus kering.
Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi
asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai.
Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah
pertambahan air.
Contoh:
CH2COOH
CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3
CHCOONa
+ 3 CO2 + 3 H2O
CH2COOH
CH2COONa
Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keadaan anhidrat (kering) dengan
sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit
karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau
kering tidak dapat dikempa.
3. kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet effervecent. Jika komponen
tablet tidak larut, reaksi effervecent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi
secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting daripada kelarutan karena zat yang terlarut
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

45

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak
disukai setelah tablet terdisintegrasi.
I. 4. 1. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet effervecent didapat dari garam-garam karbonat. Karena
garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium
bikarbonat dan natrium karbonat (soda ash). Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85%
menunjukan pH 8,3. Dapat larut sempurna dalam air, non higroskopis dan tidak mahal, dapat dimakan
dan dalam prakteknya banyak digunakan sebagai antasida. Natrium karbonat dengan konsentrasi 1 %
dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet
effervecent karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah
permulaan reaksi effervecent, karena itu anhidrat lebih disukai daripada bentuk anhidrat.
Gas yang dihasilkan selama effervecent tidak selalu CO 2 walaupun CO2 yang paling sering
digunakan. Oksigen dapat pula menjadi sumber effervecent dengan sumbernya dapat digunakan
natrium perborat anhidrat yang jika dicampur dengan air akan menghasilkan O 2 dan effervecent.
I. 4. 2. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervecent dapat digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, merupakan asam yang banyak digunakan, asam ini tersedia di alam dan
biasanya digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan dapat dimakan, antara lain :
1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang
murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul
dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai
sifat higrokopis, dan karena itu harus dicegah kepaparan terhadap lembab tinggi jika
telah dikeluarkan dari wadahnya yang asli.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat, lebih
higroskopis, juga merupakan asam kuat.
3. Asam maleat, juga tersedia dalam jumlah banyak dalam perdagangan, higroskopis dan
segera larut, kekuatan asamnya kurang sedikit dari asam sitrat tetapi cukup untuk
menghasilkan effervecent.
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang membebaskan
bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Air tidak dapat
digunakan dalam memproduksi effervecent yang mengandung anhidrida asam karena akan
berubah menjadi asam sebelum digunakan dan akan bereaksi dengan sumber karbonat.
Contohnya adalah suksinat anhidrat.
c. Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan proton dan
menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah :
(i) natrium hidrogen fosfat
(ii)natrium dihidrogen fosfat, dikenal sebagai mononatrium fosfat, dalam perdagangan
tersedia dalam bentuk granul dan serbuk anhidrida, segera larut dalam air menghasilkan pH
4,5 , segera bereksi dengan karbonat atau bikarbonat memproduksi effervecent bila dilarutkan.
(iii) natrium bisulfit atau natrium asam sulfite, menghasilkan larutan asam dan mampu
melepas CO2 dari sumber karbonat. Na bisulfit tidak dimakan, tetapi digunakan dalam
formulasi tablet effervecent sebagai sediaan pembersih toilet, zat ini adalah reduktor kuat dan
tidak tercampurkan dengan oksidator.
(iv) Garam asam sitrat, natrium dihidrogen sitrat & dinatrium hydrogen sitrat
I. 4. 3. Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet effervecent antara lain seperti bahan pengikat, bahan
pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti
halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet effervecent sudah banyak
mengandung karbonat dan asam.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

46

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


a.

Pengikat dan zat penggranul


Untuk pembuatan tablet effervecent dengan metode granulasi, penggunaan pengikat seperti
gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena
kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervecent.
Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa, manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif pada
kadar rendah. Pengikat efektif untuk tablet effervecent adalah PVP. PVP ditambahkan pada
serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi
yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol (hanya membasahi tidak sebagai pengikat/untuk
mengaktifkan). Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi
untuk pelarut PVP.

b.

Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan effervecent sudah
cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah NaKlorida, Na-Sulfat dan Na-Bikarbonat.

c.

Lubrikan
Lubrikan yang paling efisien umumnya tidak larut dalam air dan akan menghasilkan larutan
yang keruh setelah tablet terdisintegrasi, contohnya Mg-Stearat yang tidak larut dalam air.
Banyak zat yang merupakan lubrikan efektif pada konsentrasi tertentu, tetapi dilain pihak juga
mencegah hancurnya tablet pada konsentrasi yang sama. Semua zat lubrikan yang larut dalam
air kurang efisien jika dibandingkan dengan yang tidak larut dalam air. Lubrikan padat harus
halus agar efisien.
Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai
lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 merupakan lubrikan larut air yang efektif,
juga dapat digunakan Na-Stearat dan Na-Oleat.

d. Zat-zat lain
Zat aktif seperti analgetik, antihistamin, vitamin, zat pewarna, zat pewangi, zat pemanis, dll.
Cara menambahkannya sama seperti pada pembuatan tablet konvensional.

II. DATA PREFORMULASI


II.1. Data Preformulasi Zat aktif
II. 2. Data Preformulasi Beberapa Eksipien
II. 2. 1. Polivinil Pirolidon
Nama lain : povidone, polivinilpirolidon.
Rumus kimia : (C6H9NO)n
Bobot molekul
: 2500 3 000 000
Fungsi: suspending agent; tablet binder.
Aplikasi dalam formula dan teknologi:
Penggunaan
Konsentrasi %
Pembawa untuk obat
10-25
Agen pendispersi
hingga 5
Eye-drops
2-10
Agen pensuspensi
hingga 5
Pengikat tablet, pengisi tablet, atau coating tablet
0,5-5
Pemerian: Povidone adalah fine, putih hingga putih-creamy yang tidak berwarna, kurang berbau atau
hampir tidak berbau, serbuk higroskopik.
Bobot jenis : 1,17 1,18 g/cm3
Titik leleh : melunak pada 150C.
Higroskopisitas : povidone sangat higroskopis, sejumlah pelarut yang diabsorpsi dalam kelembaban
yang rendah adalah tinggi.
Kelarutan: sangat larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, methanol, dan air; praktis tidak larut
dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

47

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Stabilitas dan kondisi penyimpanan: Povidon menjadi berwarna gelap dengan pemanasan pada 105C,
dan terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada pemanasan pendek pada 110-130C. Larutan air
cocok untuk pertumbuhan jamur, sehingga harus ditambahkan pengawet yang sesuai. Povidon harus
disimpan pada kondisi yang tidak menyebabkan dekomposisi atau degradasi. Karena povidon
higroskopis, maka harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat, di tempat yang dingin dan kering.
Inkompatibilitas: Povidon dalam larutan kompatibel dengan garam anorganik, resin natural dan
sintetik. Membentuk molecular dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat,
phenobarbitl, dan tannin. Beberapa pengawet seperti thimerosal dapat menyebabkan pembentukan
kompleks povidon.
II.2.2 PEG
Nama lain
: makrogol, karbowax, polietilen glikol.
Rumus kimia : HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH
PEG 4000 m = 69 84
Bobot molekul : PEG 4000 ( 3000 4800 )
Fungsi : basis salap, plastisizer, pelarut, basis suppositoria, lubrikan tablet dan kapsul.
Pemerian : polietilen glikol adalah hasil penambahan polimer dari etilen oksida dan air. Polietilen
glikol 200-600 adalah cairan kental, jernih, tidak berwarna atau kekuningan. Polietilen glikol yang
lebih besar dari 1000 berbentuk padat berwarna putih atau putih kotor, memiliki konsistensi mulai dari
bentuk pasta hingga seperti lilin. Memiliki bau manis yang lemah. PEG 6000 tersedia sebagai serbuk
yang dapat mengalir bebas.
Titik leleh : 50 - 58C untuk PEG 4000 dan
55 - 63C untuk PEG 6000
Kandungan lembab: polietilen glikol sangat higroskopis, meskipun higroskopisitasnya berkurang
seiring dengan meningkatnya bobot molekul. PEG yang solid seperti PEG 4000 dan diatasnya tidak
higroskopis.
Kelarutan : polietilen glikol larut dalam air dan tercampur dalam semua proporsi dengan polietilen
glikol lainnya. Larutan air dari PEG yang memiliki bobot molekul tinggi dapat membentuk gel. PEG
berbentuk cair larut dalam aseton, alkohol, benzena, gliserin, dan glikol. PEG berbentuk padat larut
dalam aseton, diklormetan, etanol, dan metanol. PEG sedikit larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter,
tetapi tidak larut dalam lemak, minyak mineral.
Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan meskipun PEG yang memiliki bobot
molekul kurang dari 2000 sangat higroskopis. PEG tidak menunjang perkembangan mikroba dan tidak
menjadi tengik. PEG dan larutan PEG dalam air dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi, atau radiasi
gamma. Sterilisasi bentuk padat pada 150C selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan
warna, dan pembentukan produk urai yang asam. Oksidasi dapat terjadi bila PEG dipaparkan pada
suhu lebih dari 50C dalam waktu yang lama. PEG sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup
baik di tempat yang sejuk dan kering. Untuk penyimpanan bentuk cair, lebih disukai wadah yang
terbuat dari baja tahan karat, aluminium, atau gelas.
Inkompatibilitas: PEG cair dan padat dapat inkompatibel dengan beberapa pewarna. Aktivitas
antimikroba beberapa antibiotik, terutama penisilin dan basitrasin, dapat mereduksi basis PEG. Efek
pengawet seperti paraben dapat berkurang karena membentuk ikatan dengan PEG. Efek fisik
menyebabkan PEG melunak dan pencairan dalam campuran dengan fenol, asam tanat, dan asam
salisilat. Perubahan warna sulfonamid dan ditranol dapat terjadi, juga pengendapan dari sorbitol.
Plastik dapat melunakkan atau melarutkan PEG. Migrasi PEG dapat terjadi dari tablet salut lapisan
tipis, mengarah kepada interkasi dengan komponen pada inti tablet.
II.2.3 Manitol
Nama lain: manita, gula manna, manit.
Rumus kimia: C6H14O6
Bobot molekul: 182, 17
Fungsi: agen pemanis, pengisi tablet dan kapsul, pengatur tonisitas, pembawa untuk sediaan
terliofilisasi.
Pemerian: manitol adalah D- manitol. Merupakan alkohol heksahidrat yang berkaitan dengan manosa
dan solerik dengan sorbitol. Merupakan serbuk kristal, putih, tidak berbau, atau merupakan granul
yang mengalir bebas. Memiliki rasa manis, kira-kira semanis glukosa dan setengah dari sukrosa,
memberikan rasa dingin pada mulut.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

48

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Titik pijar : > 150C
Aliran: serbuk kohesif dan granul mengalir bebas.
Titik leleh: 166 - 168C
Kelarutan: larut dalam alkali, 1 gram larut dalam 83 ml etanol (95%), dalam 18 ml gliserin, dalam 100
ml propan 2 ol, dalam 5,5 air, dan praktis tidak larut dalam eter.
Stabilitas: manitol stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan air. Larutan dapat disterilisasi
dengan filtrasi atau dengan autoklaf. Dalam bentuk larutan, manitol tidak dipengaruhi oleh dingin,
pelarut asam atau basa, ataupun oleh oksigen atmosfer bila tidak terdapat katalis. Ruahan sebaiknya
disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: tidak dilaporkan dalam keadaan kering. Larutan manitol 20% b/v atau yang lebih
pekat dapat terjadi salting out karena kalium atau natrium klorida. Presipitasi terjadi bila larutan
manitol 25% b/v kontak dengan plastik.
II. 2. 4. Sukrosa
Deskripsi: kristal tidak berwarna, berupa massa kristal atau blok,putih, serbuk kristal, tidak berbau,
dan berasa manis.
Fungsi: basis untuk medicated confectionary, agen penggranuasi, penguat sugar coating, agen
pensuspensi, agen pemanis, dieluent tablet dan kapsul, agen peningkat viskositas.
Aplikasi dalam Formulasi:
Penggunaan
Konsentrasi %w/w
Sirup untuk oral liquid
67
Agen pemanis
67
Pengikat tablet (granulasi kering)
2-20
Pengikat tablet (granulasi basah)
50-67
Coating tablet (sirup)
50-67
pKa = 12,62
Kelarutan:
Pelarut
Kelarutan pada 20C
Kloroform
Tidak larut
Etanol
1 dalam 400
Etanol 95%
1 dalam 170
Propan-2-ol
1 dalam 400
Air
1 dalam 0,5
1 dalam 0,2 dalam 100C
dan kondisi penyimpanan:
Sukrosa memiliki stabilitas baik pada temperatur ruang dan pada kelembaban relatif sedang. Dapat
mengabsorpsi hingga 1% lembab, yang dilepaskan pada pemanasan 90C.
Inkompatibilitas:
Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh trace logam berat cenderung inkompatibilitas dengn bahan
aktif missal: asam askorbat,. Sukrosa dapat juga terkontaminasi dengan sulfit dari proses refining.
Sukrosa inkompatibilitas dengan Alumunium.
II. 2. 5. Asam Sitrat Monohidrat
Fungsi : agen pengasam, agen pendapar, agen pengkhelat, mempertahankan rasa
Pemerian : kurang berwarna atau kristal translucent, atau kristal putih. Kurang berbau dan memiliki
rasa asam yang kuat. Struktur kristal orthorhombic.
pH = 2,2 (1% w/v larutan air)
Kelarutan larut dalam 1 : 1,5 ethanol 95 % dan 1 : <1 air; kurang larut dalam eter
Inkompatibilitas : asam sitart inkompatibel dengan asam tartrat, alkali, dan karbonat dan bikarbonat,
asetat, dan sulfida. Pada penyimpanan, sukrosa dapat terkristalisasi dari sirup dengan kehadiran asam
sitrat.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: asam sitrat monohidrat kehilangan air dan mengalami kristalisasi
pada udara kering atau ketika dipanaskan 40C. Materi monohidrat harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat.

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

49

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


II. 2. 6. Asam Tartrat
Fungsi: agen pengasam; acidulant; flavor enhancer; sequestering agent.
Pemerian: asam tartrat terdapat sebagai kristal monoklinik yang kurang berwarna, atau putih atau
serbuk kristal hampir putih. Kurang berbau, dengan rasa tart.
pH = 2,2 (1,5% w/v larutan air)
Kelarutan:
Pelarut
Kelarutan pada 20C
Kloroform
Praktis tidak larut
Etanol 95%
1:2,5
Eter
1:250
Gliserin
larut
Methanol
1:1,7
Propan-1-ol
1:10,5
Air
1:0,75
1:0,5 dalam 100C
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: ruahan stabil dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat,
pada tempat yang kering dan dingin.
Inkompatibilitas: Asam tartrat bereaksi dengan logam karbonat dan bikarbonat.
II. 2.7. Sodium bicarbonate
Fungsi: agen pengalkilasi; agen terapeutik
Aplikasi dalam formulasi atau teknologi
Penggunaan
Konsentrasi %
Buffer dalam tablet
10-40
Tablet effervescent
25-50
Injeksi/infus isotonic
1,39
Pemerian: kurang berbau, serbuk kristal putih dengan sedikit rasa basa. Struktur kristal adalah prisma
minoklinik.
pH = 8,3 untuk larutan air 0,1 M yang disiapkan segar pada 25C.
Kelarutan:
Pelarut
Kelarutan dalam 20C
Etanol 95%
Praktis tidak larut
Eter
Praktis tidak larut
Air
1:11
1:4 pada 100C
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: Ketika dipanaskan pada 50C, sodium bicarbonate mulai
terdisosiasi menjadi karbon dioksida, sodium carbonat, dan air; pada pemanasan 250-300C dalam
waktu yang singkat sodium bicarbonat diubah sempurna menjadi sodium carbonat anhidrat. Sodium
bicarbonat stabil dalam udara kering tetapi terdekomposisi perlahan dalam udara lembab sehingg
harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat, di tempat yang dingin, dan kering.
Inkompatibilitas: sodium bicarbonat bereaksi dengan asam, garam asam, dan garam-garam alkaloidal,
menghasilkan karbondioksida. Sodium bicarbonat dapat menggelapkan salisilat. Dalam campuran
serbuk, atmosfer lembab dan air krstalisasi, sodium bicarbonat bereaksi dengan asam borat atau alum.
Dalam campuran larutan yang mengandung bismuth subnitrat. Sodium bicarbonat bereaksi dengan
asam membentuk hidrolisis dari garam bismut.

III. CONTOH FORMULASI DAN PENDEKATAN FORMULASI


III. 1. Formulasi
Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.
Formula untuk 1 buah tablet effervescent :
Asam askorbat
500 mg
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

50

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Pyridoxine
20 mg
PVP 3%
45 mg
Sukrosa 15%
225 mg
Asam sitrat monohidrat 208 mg
Asam tartrat
222,9 mg
Natrium bikarbonat
249,5 mg
PEG 8000
30 mg
III. 2. Perhitungan
Bobot tablet effervescent 1500 mg
Fasa dalam bobot 98% = 98/100 1500 mg = 1470 mg
Fasa luar (terdiri dari pelincir) bobot 2% = 2/100 1500 mg = 30 mg
Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi.
Bobot asam dan basa = fasa dalam (zat aktif + pengikat + pengisi)
= 1470 mg ( 520 + 45 + 225 ) mg
= 680 mg
Asam sitrat monohidrat: BM = 210,13
Bilangan ekivalen = 3
Bobot ekivalen = 210,13/3 = 70,04
Asam tartrat:
BM = 150,09
Bilangan ekivalen = 2
Bobot ekivalen = 150,09/2 = 75,05
Natrium bikarbonat:
BM = 84,01
Bilangan ekivalen = 1
Bobot ekivalen = 84,01/1 = 84,01
70,04 mol ekivalen + 75,05 mol ekivalen + 84,01 mol ekivalen = 680 mg
229,1 mol ekivalen = 680 mg
mol ekivalen = 2,97
Asam sitrat monohidrat = 70,04 2,97 = 208 mg
Asam tartrat = 75,05 2,97 = 222,9 mg
Natrium bikarbonat = 84,01 2,97 = 249,5 mg
III.3 Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam formula dan metode pembuatan.
Bobot tablet yang dipilih 1500 mg karena bobot tersebut cukup untuk bobot tablet effervescent
Dosis asam askorbat yang dipilih 500 mg/hari karena dosis tersebut dapat digunakan untuk
pengobatan sariawan akibat defisiensi vitamin C.
Jumlah pyridoxine yang dikonsumsi per hari sebanyak 2,2 mg harus terpenuhi untuk laki-laki
dan 2 mg untuk perempuan. Pyridoxine yang digunakan untuk pengobatan anemia
sideroblastik dan untuk merawat kelainan metabolisme akibat defisiensi pyridoxine memiliki
dosis sebesar 100-400 mg per hari. Dosis pyridoxine yang dipilih dalam formula ini sebesar
20 mg/hari karena masih termasuk rentang dosis yang dapat digunakan untuk profilaksis dan
defisiensi pyridoxine, juga untuk memenuhi bobot tablet effervescent sebesar 1,5 gr.
Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP merupakan pengikat yang larut air dan
konsentrasi yang dipilih 3% karena PVP yang digunakan sebagai pengikat dalam formulasi
dan teknologi Farmasi sebesar 0,5-5%
Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena pengisi yang digunakan dalam tablet
effervescent adalah gula. Konsentrasi yang dipilih 15% karena sukrosa yang digunakan
sebagai pengisi pada formulasi dan teknologi Farmasi 2-20%.
Asam yang digunakan adalah kombinasi antara asam sitrat monohidrat dan asam tartrat karena
dengan kombinasi akan diperoleh tablet effervescent yang bik. Bila digunakan asam sitrat
monohidrat tunggal maka granul yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat
dikempa, sedangkan bila digunakan asam tartrat tunggal maka akan dihasilkan tablet
effervescent yang keras dan retak-retak.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

51

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena basa tersebut biasa digunakan dalam
kombinasi dengan asam tartrat.
Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga dipilih PEG 8000
Metode pembuatan yang dipilih adalah granulasi kering karena zat aktif merupakan vitamin
yang tidak tahan panas sehingga dengan granulasi kering maka tidak diperlukan proses
pengeringan yang memerlukan panas.

IV. CONTOH PENIMBANGAN


Penimbangan dilakukan untuk membuat 500 buah tablet effervescent
Asam askorbat
500 mg 500 = 250 g
Pyridoxine
20 mg 500 = 10 gr
PVP 3%
45 mg 500 = 22,5 gr
Sukrosa 15%
225 mg 500 = 112,5 gr
Asam sitrat monohidrat 208 mg 500 = 104 gr
Asam tartrat
222,9 mg 500 = 111,45 gr
Natrium bikarbonat
249,5 mg 500 = 124,75 gr
PEG 8000
30 mg 500 = 15 gr

V. PROSEDUR PEMBUATAN
Metode Granulasi Kering
1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.
5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yang diperoleh harus sebesar 10 gr/detik
(tapi kata Pa Uu,,4 gr/detik juga bisa). Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan
slugging kembali hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada granul ditambahkan lubrikan. Granul siap
dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.

VI. EVALUASI
VII. 1. Evaluasi Granul
VII. 1. 1. Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk
dikempa.
VII. 1. 2 . Prosedur
i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring
logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b. Atur panas yang digunakan (70 0C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh
angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap
sebelum digunakan.
ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)
a.
Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong)
penguji aliran.
b.
Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul
untuk melewati corong.
c.
Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah
10 gr/det
iii iii) Kadar Pemampatan
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

52

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat sebagai
ketukann 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp < 20%.
iv) Bobot jenis
a. Bobot jenis nyata
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = bobot jenis nyata
W = bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
b. Bobot jenis mampat
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan
menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo).
Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V 10 dan
V500).
Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v) Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %
vi) Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ sebelum pemampatan.
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.
VII. 2. Evaluasi Tablet
VII. 2. 1. Tujuan
Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non
resmi (Non Farmakope) atau tidak.
VII..2. 2 . Prosedur
i) Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan
baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
ii) Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan
jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet.
iii) Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan
dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang
satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

53

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan
kolom B. ( FI ed III hlm. 7).
iv) Kekerasan tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes
Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan
Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 Kg/cm2.
v) Friabilitas
iv a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat,
kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
v b. Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang
(W1).
vi c.Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%
vi) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo),
kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian
tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 X 100 %.
vii) Uji Disolusi
vii Masukkan sejumlah volume media disolusi sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan
media hingga mencapai suhu 370 + 0,50C
viii Masukkan 1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan
jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi.
ix Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara media
disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah.
Lakukan penetapan kadar sesuai monografi.
x
CONTOH TAMBAHAN : (Tolong Dikoreksi)
Bobot per tablet = 4000 mg
Fase dalam :
Aspirin
500 mg
Asam sitrat
1.136.36 mg
Na bikarbonat
1363,64 mg
Manitol 0,5 % x 4.000 mg
20 mg
PVP 2 % x 4.000 mg
80 mg
Fase luar :
PEG 8000 2 % x 4000
80 mg
Effervescent Aspirin
Formula A ( digunakan 2 asam )
Perhitungan Jumlah asam dan basa yang diperlukan
Na2CO3 untuk menetralkan Aspirin
2
250
Na2CO3 =
106
1
180,16
= 294,18
Asam dan basa untuk bereaksi
Asam dan basa yang diperlukan :
= 980 ( 250 + 200 + 30 ) 294,18
= 205,82
Reaksi yang terjadi :
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

54

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


(1) 2H3C6H5O7.H2O + 3Na2CO3 2Na3C6H5O7 + 5H2O + 3CO2
asam sitrat
Na-karbonat
Na-sitrat
(2) H2C4H4O6 + Na2CO3
Na2C4H4O6 + H2O + CO2
Asam tartrat
Na-bikarbonat
Na-tartrat
Misalkan :
2 as + 3 k =
1 at + 1 k = y
Cat: as = asam sitrat
at = asam tartrat
k=karbonat
+ y = 205,82
= 205,82 y .(1)
2 as + 3 k = 205,82 y
(2 x 210) mol + (3 x 106 ) mol = 205,82 y
420 mol + 318 mol = 205,82 y
738 mol = 205,82 y
y = 205,82 738 mol ..(2)
1 at + 1 k = y
150 mol + 106 mol = y
y = 256 mol .(3)
(2) & (3)
y = 205,82 738 mol
256 mol = 205,82 738 mol
994 mol = 205,82
mol = 0,207
Asam sitrat = 420 mol
= 420 x 0,207
= 86,94 mg
Asam tartrat = 150 mol
= 150 x 0,207
= 31,05 mg
Na-karbonat = 318 mol + 106 mol
= 424 mol
= 424 x 0,207
= 87,768 mg
Total asam dan basa = 205,758 mg
Jumlah Na-karbonat total ( untuk menetralkan aspirin dan untuk reaksi )
= 294,18 mg + 87,768 mg
= 381,948 mg
Formula akhir
1 tablet 100 tablet
R/ Aspirin
250 mg 25 gr
Manitol 2 %
200 mg 20 gr
PVP 3%
30 mg
3 gr
As. Sitrat
86,94 mg
8,7 gr
As. Tartrat 31,05 mg
3,1 gr
Na2CO3
381,948 mg
38,2 gr
Na-lauril sulfat
20 mg
2 gr
Evaluasi
Waktu hancur = 20 menit
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

55

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London:
The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504
2. Martindale, The Extra Pharmacopeia 29 TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical
Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209
3. The Pharmaceutical CODEX, Principle and Practice of Pharmaceutics. 12 nd ed. 1994.
London: The Pharmaceutical Press.
4. Catatan Kuliah Tablet Prof. Dr. Charles Siregar, MSc.

B. TABLET KUNYAH
I. PENDAHULUAN
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan rasa enak dalam
rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini
digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan
antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol,
sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan
bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa (FI IV 1995).
Karakteristik :
1. memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
2. mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
Keuntungan :
1. ketersediaan hayati lebih baik karena tidak perlu melewati tahap disintegrasi terlebih dahulu
dan mungkin dapat meningkatkan disolusinya;
2. kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
3. sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
4. meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.
Kekurangan :
Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.

II. FAKTOR FORMULASI


Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah zat
aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan pertimbangan
organoleptik. Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum untuk tablet biasa dan juga
tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat aktif merupakan faktor yang paling utama.
Formulator dapat menggunakan satu pendekatan atau lebih untuk sampai pada penentuan formula dan
proses yang menghasilkan produk dengan sifat organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat
aliran, kompresibilitas dan stabilitas yang dapat diterima.
Pada umumnya, jika jumlah zat aktif dalam tablet sedikit dan rasanya sedikit buruk maka
formulasinya mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif besar dan/atau rasanya buruk sangat sulit
diformulasikan menjadi tablet kunyah.
Faktor aliran, lubrikan, desintegran, kompresibilitas, kompatibilitas dan sama halnya untuk
tablet biasa. Sedangkan pertimbangan organoleptik adalah sebagai berikut :
1. Rasa dan penyedap
Secara fisiologis, rasa dalah respon panca indera sebagai hasil angsangan kimiawi pada ujung rasa
di lidah. Rasa asin/asam diperoleh dari zat yang mampu terionisasi dalam larutan. Banyak zat aktif
organik merangsang respon pahit walaupun tidak mampu terionisasi dalam air. Kebanyakan
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

56

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


disakarida, sakarida, aldehida dan sedikit alkohol memberikan rasa manis. Istilah penyedap
(flavor) berkaitan dengan sensasi gabungan rasa dan bau.
2. Aroma
Misal tablet kunyah diberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan sedikit asam.
3. Raba mulut
Raba mulut adalah sentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika dikunyah. Raba mulut
sangat penting dalam tablet kunyah. Umumnya tekstur pasir atau bergetah tidak dikehendaki
dalam tablet. Sedangkan sensasi dingin dan sejuk dengan tekstur licin seperti manitol, disukai.
4. Efek pasca
Efek pasca yang umum dari banyak senyawa adalah pasca rasa (after taste) yaitu rasa yang timbul
dalam mulut setelah tablet hilang. Misalnya beberapa garam besi meninggalkan rasa karat, sakarin
dalam jumlah besar memberikan rasa pahit dalam mulut.
Pasca efek umum yang lain adalah sensasi mati rasa sebagian dari permukaan lidah, misalnya
antihistamin seperti piribenzamin-HCl menimbulkan rasa pahit kemudian mati rasa.
5. Pengkajian masalah formulasi
Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah adalah memperoleh profil
lengkap dari zat aktif. Profil ini biasanya menuntun keberhasilan formulasi yang paling efisien
dari produk stabil dan bermutu sebab zat aktif biasanya menetapkan pemilihan senyawa pengisi,
pembawa, pemanis, penyedap, dan lain-lain.
Profil zat aktif secara ideal harus mengandung informasi berikut :
a. Sifat fisik : - warna, bau, rasa, pasca rasa, raba mulut; bentuk fisik yaitu kristal, serbuk, amorf,
cairan, cairan berminyak, dll;
- suhu mencair, melebur; sifat polimorfisa; kandungan lembab; kelarutan dalam air;
stabilitas zat aktif; kompresibilitas.
b. Sifat kimiawi :
- struktur kimia dan golongan kimia;
- reaksi utama dari golongan kimia tersebut;
- tidak tersatukannya zat aktif.
c. Dosis zat aktif dan batas pada ukuran dosis akhir.
d. Informasi lain yang terkait.

III. TEKNIK FORMULASI


Masalah formulasi paling tidak mencakup rasa yang tidak dikehendaki; raba mulut atau pasca rasa
yang buruk. Produk yang diinginkan harus dihindari dari rasa yang tidak enak dengan menambahkan
flavor, pemanis, serta untuk mendapatkan raba mulut yang enak dan kompresibilitas yang dapat
diterima. Beberapa teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah formulasi adalah sebagai berikut :
1.
Menyalut dengan granulasi basah
Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk memperbaiki aliran dan
kompresibilitas zat halus, di bawah kondisi tertentu metode granulasi basah dapat berguna dalam
penyalutan partikel zat aktif guna menutupi atau mengurangi rasanya.
Contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :
Zat
mg/tablet
Asam askorbat (berlebih 10%)
275
Ethocel 7 cp, 10% dalam isopropanol
q.s.
NuTab
275
Sta-Rx-1500
50
Na-sakarin
1
Lake (FD&C)
q.s.
Penyedap
q.s.
Mg-stearat
5
Pembuatan :
Granulasi asam askorbat dengan larutan ethocel dalam isopropanol, keringkan
semalam pada suhu 50 C di oven, diayak dengan ayakan 16 mesh;
Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;
Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat yang sebelumnya
telah diayak;
Campur kemudian dicetak.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

57

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam air, di
mana vitamin C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas dan
mencegah terlalu asam.
Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi rasa.
Granulasi basah tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol, sorbitol,
sukrosa, dan lain-lain. Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah biasa, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :
1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;
2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3. Tidak larut dalam saliva;
4. Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.
Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam granulasi, disintegran sebaiknya
juga dimasukkan dalam granulasi basah untuk menjamin disolusi granul yang baik setelah tablet itu
dikunyah. Prosedur tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan metode
suspensi udara. Dalam teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan disalut disuspensikan dalam aliran
udara panas yang terkendali kecepatan tinggi langsung melalui lempeng perforasi dalam tabung salut.
Partikel zat aktif melakukan aliran putaran lewat penembak atomisasi zat penyalut dalam
larutan/suspensi. Setelah partikel basah, partikel tersebut disingkirkan dari daerah semprotan dan
dikeringkan dalam aliran udara panas dan disalut ulang. Putaran tersebut dilanjutkan sampai ketebalan
salut yang diinginkan tercapai. Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan pemaparan luas permukaan
guna penyalutan dan pengeringan yang lebih efisien. Walaupun perbaikan rasa dengan penyalutan
menarik karena sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya sedikit tidak
enak. Untuk senyawa yang sangat pahit atau memiliki rasa ekstrim lainnya, dibutuhkan metode lain.
2.

Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan cairan
dengan polimer yang menyalut rasa dan membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5 5000 m.
Mikroenkapsulasi dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :
a.
Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya menjadi 2
lapisan cairan. Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu :
i)
Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa
cair, fasa inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa
pembawa cair kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses
pemisahan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- menaikkan suhu;
- menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa pembawa
sehingga makromolekul mengendap;
- menambahkan garam;
- menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin (ditambah gom
arab).
ii)
Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di
sini mulai proses penyalutan (diaduk).
iii)
Pengeringan partikel pada suhu rendah.
Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat ftalat
(CAP), etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam
tergantung pada penggunaannya. Keuntungan metode ini dibandingkan metode granulasi
basah konvensional yaitu fleksibilitas bisa diatur dengan pemilihan jenis penyalut dan ukuran
partikel; serta inkompatibilitas bisa diminimalisasi. Sedangkan kekurangannya yaitu lebih
mahal, membutuhkan peralatan khusus dan pekerja yang berpengetahuan.
b.
Metode Suspensi Udara:
Zat aktif disuspensikan dalam udara.
c.
Metode Semprot Beku:

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

58

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus selama
perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik
beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)
Zat
mg/tablet
Mikrokapsul (100 mesh)
Asetaminofen
327
Penyalut (selulosa-malam)
35
Eksipien
393
Manitol
Mikrokristalin selulosa (Avicel)
Talk
Sakarin
Gom Guar
Flavor
Mg-stearat
3.

Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada substrat
yang mampu mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran cerna zat
aktif dilepaskan. Contoh Dekstrometorfan HBr dengan menggunakan substrat Mg-trisilikat.
Adsorbat sudah tersedia di perdagangan dalam bentuk serbuk termikronisasi yang mengandung zat
aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).
Contoh formula :
Zat
mg/tablet
Adsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%)
76,5
Benzokain
2,5
Flavor mouthwash (Givaudan F 5098)
10
Mg-stearat
10
Sorbitol (kristalin)
1301
Pembuatan :
Sorbitol diayak 10 mesh
Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan dari jumlah sorbitol yang diperlukan
Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan cetak sehingga
diperoleh tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.

Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :


a.
Metode pelarut : zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, tambahkan
substrat (zat padat), campur kemudian pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.
b.
Metode pencairan : zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama dengan pemanasan
pada suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif). Kemudian campuran didinginkan secara cepat
dan terjadi pemadatan (dilakukan dalam penangas es). Kemudian padatan tersebut diserbuk
menjadi partikel yang diinginkan.
4.
Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa solida dan cairan dan tidak ada
perubahan permanen dalam struktur solida. Dalam hal ini, solida adalah zat penukar ion
sedangkan ionnya adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat aktif, zat penukar ion
menjadi suatu sarana untuk mengikat zat aktif pada matriks polimer yang tidak larut dan dapat
secara aktif menutup rasa dan bau dari zat aktif yang diformulasi menjadi tablet kunyah.
5.
Pembentukan garam/turunannya
Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga senyawa itu kurang larut dalam
saliva karena itu rangsangannya kurang pada ujung rasa atau memodifikasi zat aktif menjadi tidak
berasa. Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.
6.
Penambahan asam amino dan hidrolisat protein
Dengan menggabungkan asam-asam amino, garam-garamnya atau campurannya akan mengurangi
rasa pahit dari penisilin. Asam amino yang umum digunakan adalah sarkosin, alanin, taurin, asam
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

59

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


glutamat, dan glisin. Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata dengan
menggranulasikannya dengan glisin, kemudian ditambahkan amilum, lubrikan, glidan, penyedap,
pemanis lalu dicetak.
7.
Kompleks inklusi
Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam lubang-lubang molekul zat
pengompleks membentuk kompleks stabil. Kompleks ini mampu menutup rasa pahit zat aktif
dengan menurunkan jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau mengurangi kelarutan zat aktif
pada waktu dikunyah.
Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals dan -siklodekstrin
Senyawa pengompleks inklusi yang paling banyak digunakan sebagai zat pengompleks inklusi
adalah molekul oligosakarida dari amilum, manis, dan tidak toksik. Ada 3 metode utama dalam
pembuatan senyawa inklusi dengan siklodekstrin, dua diantaranya adalah skala laboratorium
sedangkan yang lainnya adalah skala industri. Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :
a.
Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif, kemudian
didinginkan dan terjadi penghabluran dari senyawa inklusi (pada pengeringan).
b.
Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak bercampur dengan
air, dikocok dengan larutan pekat siklodekstrin dalam air (yang pekat), akan terjadi senyawa
terkristalisasi yang mengendap, kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang tidak
membentuk kompleks, lalu dikeringkan.
8.
Kompleks molekular
Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul organik pengompleks, dan
kompleks ini dapat menutup rasa yang pahit atau bau yang tidak diinginkan. Metode ini
menurunkan kelarutan zat aktif dalam air. Contohnya rasa pahit kafein diturunkan dengan
kompleksasi dengan asam gentisat.

IV. EKSIPIEN
Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada tablet konvensional dapat
juga diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal ini, perlu diperhartikan kadar lembab, kemungkinan
kompatibel, aliran, kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan
adalah kemanisan, mampu kunyah, rasa dan raba mulut. Banyak eksipien yang umum digunakan
dalam tablet konvensional dapat juga digunakan dalam tablet kunyah. Beberapa eksipien untuk tablet
kunyah yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
A. Flavoring (Penyedap)
1. Pemanis
Pemanis alam dan pemanis buatan yang paling banyak digunakan adalah :aspartam,siklamat,
glisirhizin, sakarin, dekstrosa, sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, manitol, dan sorbitol.
Yang perlu diperhatikan status peraturan dalam negara.
2. Aroma
Misal aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint. Bentuk senyawa pemberi aroma
terdiri dari larutan yang bercampur dengan air, basis minyak, emulsi, serbuk kering, adsorbat kering,
dan spray-dried beadlet.
B. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
- meningkatkan daya tarik estetika
- memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
- menutup warna yang kurang menarik atau warna campuran bahan baku yang tidak
homogen
- mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam formulasi
Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :
1) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu pelarut,
biasanya mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%. Pewarna celup yang
digunakan pada metode granulasi basah biasanya dilarutkan dalam cairan granulasi.
Pelaksanaan granulasi dan pengeringan untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

60

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Larutan pewarna celup harus dibuat dalam tanki berlapis besi tahan karat atau wadah kaca
dengan kecepatan pengadukan sedang untuk menghindari inkompatibilitas antara zat warna
dan wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut.
Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari 24
jam perlu diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus dilindungi terhadap :
- zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
- zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan
Sn), asam askorbat;
- pH yang ekstrim, misalnya bila dipakai pewarna FD&C Red #3 tidak boleh dipakai
pada pH < 5 karena zat warna tersebut menjadi tidak larut. Selain itu, pada pH yang
ekstrim tinggi atau ekstrim rendah pemudaran warna dari bahan-bahan tertentu,
misalnya logam meningkat drastis.
- mikroba terutama jamur dan bakteri pereduksi;
- pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus
diproses pada suhu rendah atau menengah dan hanya terpapar dalam waktu singkat
dengan suhu tinggi);
- pemaparan cahaya matahari langsung.
2) Warna Lake
Pewarba lake tidak larut air dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting
diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel,
makin tinggi daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan.
Lake dibuat dengaan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat yang tidak
larut air. Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang digunakan untuk
tablet kunyah cetak langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap cahaya dan panas lebih
tinggi dibandingkan warna celup dan kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan
dalam tablet kunyah. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan tablet kunyah dengan
metode cetak langsung.

V. PEMBUATAN
Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1.
sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2.
distribusi ukuran partikel;
3.
kadar lembab yang memenuhi syarat;
4.
sifat kekerasan tablet.
A.

Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat
sulit mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa
seperti kapur atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa atau raba mulut yang tidak enak
saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2 atau lebih untuk
menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai berikut : Alumunium hidroksida (80-600 mg),
Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg), Mg-trisilikat (20-500 mg), dan
lain.
Sebagai tambahan digunakan zat lain seperti :simetikon (dimetikon, dimetillpolisiloksan) dengan
dosis 20-40 mg/tablet sebagai antiflatulen; peppermint oil 3 mg/tablet digunakan sebagai karminatif
dan asam alginat 200-400 mg.
Contoh formula : Tablet kunyah antasida dengan metode cetak langsung
Zat
mg/tablet
Al(OH)3 dan Mg-karbonat
325
Di-Pac DTE
675
Avicel
75
Starch
30
Ca-stearat
22
Flavor
q.s.
TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

61

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Pembuatan : campur semua zat, cetak. Tablet kunyah yang diharapkan mempunyai kekerasan 8-11
SCA unit.

B.

Obat batuk/obat flu


Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari atau sama dengan dosis
dewasa. Obat yang umum adalah aspirin, asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin, dan
dekstrometorfan.
Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak, misalnya aspirin berasa asam
sedangkan yang lain pahit.
Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat kompresibilitas yang cukup baik, kecuali
asetaminofen. Jadi untuk asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat aktif lain
digunakan metode cetak langsung.
Contoh formula :
1.
Tablet kunyah Asetaminofen : metode granulasi basah
Zat
mg/tablet
Asetaminofen (granul kasar)
120
Manitol
720
Na-sakarin
6
Larutan pengikat
21,6*
Peppermint oil
0,5
Syloid 244
0,5
Banana, Permaseal F-4932
2
Anise, Permaseal F-2837
2
NaCl (serbuk)
6
Mg-stearat
27,5
* Mengandung 5,4 mg gom arab dan 16,2 mg gelatin
Pembuatan :
Siapkan larutan pengikat yang terdiri dari gom arab (serbuk) 15 g, gelatin (granul) 45
g, dan air ad 400 ml
Ayak manitol dan Na sakarin dengan ayakan 40 mesh
Campur dengan Asetaminofen. Tambahkan 180 ml larutan pengikat untuk 1000 tablet
Granulasi dan keringkan 1 malam pada 140-150 F. Ayak dengan ayakan 12 mesh
Adsorpsikan peppermint oil pada syloid 244 dan campur dengan flavor dan NaCl
Campur granul kering dengan flavor lalu tambahkan Mg stearat
Cetak tablet dengan kekerasan 12-15 kp
Catatan : pengikat gom arab-gelatin menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi. Larutan
pengikat harus dibuat segar untuk menghindari pertumbuhan mikroba.
2.
Tablet kunyah Aspirin untuk anak-anak
Zat
mg/ tablet
Al(OH)3 (dried gel)
13
Aspirin (kristal mesh 40)
81
Talk
2
Primogel
8
NuTab
93,4
Mafco Magna Sweet-150
0,6
Flavor Jeruk (F&F no.11598)
2
Pembuatan :
-

Kocok NuTab dan Al(OH)3, tambahkan aspirin dan kocok (1)


Campur primogel, talk, flavor, dan Magna Sweet dan ayak 16 mesh (2)

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

62

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Tambahkan (2) ke (1), kocok dan cetak
Kombinasi NuTab dan Magna Sweet sebagai pemanis untuk mengurangi rasa asam dari aspirin, begitu
juga dengan flavor jeruk. Dalam keadaan kering, tidak ada reaksi inkompatibilitas antara aspirin
dengan basa AlOH.
C.

Vitamin/Mineral/Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa sabun,
hambar atau rasa seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :
1.
Rasa asam dari asam askorbat ditekan dengan cara mengatur dengan seksama
perbandingan asam askorbat dengan natrium askorbat dan menambah penyedap sitrus.
2.
Ferro fumarat dan ferri pirofosfat relatif terasa hambar. Untuk lebih menurunkan rasa
logam ferro fumarat itu dilakukan proses penyalutan dengan monogliserida atau digliserida dari
asam lemak tersaturasi dengan teknik beku semprot
3.
Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal) dengan monogliserida
atau digliserida
4.
Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula atau
starch dan pengawet
5.
Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi

VI. EVALUASI
Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi di bawah
sebagian besar mengacu pada evaluasi tablet konvensional.
Evaluasi kimia
a.
Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain) bisa
digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif (biasanya aliquot
dari 20 tablet yang dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan
dalam persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus berada dalam batasbatas yang telah ditentukan untuk masing-masing zat aktif.
b.
Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih dari 50
mg atau 50% terhadap obot seluruhnya.
Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
c. Evaluasi kapasitas penetralan asam (tablet antasida)
Evaluasi Fisik
a. Pemeriksaan Penampilan meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan
parameter penampilan lainnya.
b. Kekerasan ambil 10 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil paling tidak 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama
100 putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d. Waktu hancur: harus memenuhi syarat uji waktu hancur untuk tablet yang tidak disalut
e. Disolusi
f. Rasa
Uji Stabilitas
Uji stabilitas tablet kunyah meliputi semua uji untuk tablet biasa, ditambah uji khusus untuk
tablet kunyah. Ada tiga bagian utama pengujian stabilitas tablet kunyah yaitu stabilitas
organoleptik, fisika, dan kimia. Uji stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi perubahan yang
tergantung waktu. Bisa dilakukan dengan dua cara sbb:
a. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu
b. Stabilitas dalam kondisi nyata

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

63

Teori Sediaan TABLET Apoteker 2004/2005


Pemeriksaan stabilitas melibatkan perbandingan pengamatan atau nilai awal dengan akhir (setelah
interval tertentu dengan kondisi penyimpanan bervariasi) meliputi :
Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif dengan metode tervalidasi
Pemeriksaan organoleptik
Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi zat warna,
kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)
- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur
- Kandungan lembab tablet
- Stabilitas sistem penyalut: polimer yang dipakai tidak boleh terurai agar perlindungan
terhadap rasa zat aktif tetap terjamin
- Stabilitas pewarna: warna tablet tidak boleh memudar atau berubah karena waktu

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005

64

Anda mungkin juga menyukai