Anda di halaman 1dari 55

Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

TABLET

I. PENDAHULUAN

I.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal
2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)

I.2 Kriteria Tablet


Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

I.3 Keuntungan Sediaan Tablet


Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses
pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan
paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan
kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah
pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut
yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi
lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

I.4 Kerugian Sediaan Tablet


Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau
rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk
diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka
terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam
hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga sediaan
tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.

I.5 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet


Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang baik
dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptik, sifat
fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk
terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.
Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :
1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).
2. Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan
air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode pembuatan
tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli
karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan
adsorben seperti Aerosol < 3%.
d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara
kempa langsung atau granulasi kering
 Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL
 Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.

3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok


Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang
digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.
4. Jumlah fines total
Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan
menyusahkan pada pencetakan tablet.
5. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine
sesedikit mungkin)
6. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.
7. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit
disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk
mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu
hancur lebih baik.
8. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi
pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.
9. Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak
karena kompresibilitasnya sangat jelek.
10. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya
air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 C
karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.
11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel
dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena
Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya
dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
12. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan
menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.
13. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Kemungkinan disebabkan oleh:
 Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang
besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan
ukuran granul yang seragam.
 Aliran granul yang kurang baik
 Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.
 Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.
14. Jika zat aktif larut air:
 Jangan menggranulasi dengan air
 Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.
Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang
digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.
(Bahan Kuliah)

Permasalahan-Permasalahan Khusus
1. Campuran Eutektik
Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan digerus. Bila meleleh berarti
eutektik.
Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai air, bila tidak kering berarti
eutektik, atau musilago diganti dengan PVP alkohol.

2. Pembuatan tablet Etambutol


Harus disalut dengan pahan penyalut yang larut alkohol larut asam lemak tetapi tidak larut air, lebih baik
disalut dengan Cetosel. Etambutol jika digranulasi dengan PVP/alkohol akan semakin melengket. Jadi cetak
langsung atau granulasi kering/slugging. Dengan slugging, kekompakan akan turun, friabilitas menjadi
tinggi. Teknik penambahan PVP : tambahkan dulu PVP kedalam massa cetak sampai homogen lalu
ditambahkan alkohol sehingga jumlahnya tepat.
3. Vitamin C
Jangan gunakan Avicel, ini mempercepat oksidasi vitamin C. Bisa digunakan PVP tapi jelek. Pakai
musilago dalam ruang hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel dalam alkohol/eksplotab/starch. Jangan
digunakan dengan granulasi basah karena waktu hancurnya akan jelek.
1. Yang baik gunakan Avicel adalah selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel dapat digunakan untuk
cetak langsung, atau juga granulasi basah tetapi sebagai pengisi. Jika Avicel tidak larut air dapat bertindak
sebagai fasa luar dan fasa dalam. Jika Avicel sebagai fasa luar, amilum kering dihilangkan sehingga
komposisi FL :
R/ Avicel 6%
Talk 1% (dikurangi)
Mg Stearat1%
Demikian juga jika digunakan Aerosil sebagai fasa luar, talk dikurangi karena telah berfungsi juga sebagai
glidan.
4. Starch
Starch yang baik jumlahnya 30%, jika zat jumlahnya tinggi bila ditambah Starch 1500 30% maka bobot
tablet akan semakin besar sedangkan yang harus ditambahkan adalah lubrikan, pelincir, maka starch
ditambahkan kurang dari 30% yang membuat aliran menjadi jelek. Untuk mengatasi hal ini, gunakan Avicel
yang dapat bertindak sebagai pengisi juga penghancur.
Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak langsung sebagai
penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.
5. Pembuatan Granulasi Kering
ARC 591 jangan memakai alkohol yang mengandung air (pakai alkohol yang tidak berair). Jika
mengandung air sulit direkonstitusi.
6. Penggunaan Pharmacot, Etocel, PVP
Hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai). Kombinasi Starch 1500/Avicel hanya
untuk cetak langsung, jumlah Avicel dikurangi dan Starch-nya 30%. Starch 1500 tidak boleh untuk
granulasi basah sebagai pengisi karena Starch dengan air akan membentuk gel yang dapat berfungsi sebagai
pengikat yang sangat kuat. Tetapi sebagai penghancur untuk SL dapat digunakan dengan teknik granulasi
basah.
7. Penanganan Ekstrak untuk Tablet
Ekstrak kental larutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan SL. Untuk ekstrak Belladona
1:3.

Masalah Pada Beberapa Senyawa Aktif


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
 Papaverin HCl, jika digunakan air dapat larut maka gunakan pelarut yang tidak melarutkan zat tersebut.
 Zat hidrofob seperti Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester Kloramfenikol dapat dilakukan penambahan
Tween 80 0,01% bobot tablet atau saponin 5% bobot tablet (ditambahkan mucilago amyli sebanyak 0,03%)
 Diazepam, jika dibuat granul akan kasar, oleh karena itu dapat dihaluskan terlebih dahulu.
 Untuk vitamin C dan Parasetamol, gunakan pelarut non air, keringkan dengan dehumidifier.
 Fe mempunyai bobot jenis yang tinggi, maka gunakan pengikat PVP dalam alkohol karena jika digunakan
air akan terjadi oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
 Untuk vitamin B12, gerus 1 g + etanol + SL (99 g), keringkan jika minta dispensasi bahwa tidak ada yang
hilang selama proses berarti 100 g sebanding dengan 1 g vitamin B12.
Selain itu, vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga waktu hancurnya lama. Avicel
dengan mucilago amyli membentuk adonan lengket yang sukar digranulasi. Kadarnya sangat kecil, perlu
diajukan uji keseragaman kandungan.
 Penisilin VK terbaik dibuat dengan cara slugging
 Mg(OH)3 + alukol terbaik digunakan cetak langsung, dapat granulasi basah menggunakan PVP dalam
alkohol, jika menggunakan mucilago amyli, kapasitas penetralan dapat turun.
 Alukol berat jenis tinggi untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah dapat digunakan untuk suspensi, tablet
kunyah, voluminous.
 Etambutol, tablet cepat basah. Granulasi dengan alkohol atau disalut atau ditambahkan etambutol sebagai
fines.
 Alukol + ekstrak Belladona, gunakan SL sebagai pengisi. Karena ekstraknya pahit, jarang untuk obat
kunyah. Bila dibuat obat kunyah maka tambahkan asam siklamat dan sakarin untuk mengatasi rasa pahit.
Alukol dengan antasid lain, OTT terhadap CMC. Perlu dilakukan uji penetralan terhadap bahan baku dan
tablet (minta dispensasi).
 Untuk garam-garam Kalsium, Ca Pantotenat dan lainnya tidak dapat memakai mucilago amyli sebagai
pengikat sebab akan terbentuk massa seperti lem.
 Mg-stearat dan Eksplotab, bila zat aktif bersifat asam, jangan menggunakan Mg stearat dan Eksplotab, ganti
saja Mg-stearat dengan asam stearat.
 Antibiotika, terutama yang tidak tahan pemanasan, dilakukan dengan slugging atau dehumidifier (dengan
alkohol + air) disedot pada suhu 30 C tetapi hasilnya kurang baik, sebab potensi akan menurun karena
kontak dengan air.
 Ekstrak untuk tablet, ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%, baru dikeringkan dengan SL. Ekstrak
Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada 1 bagian. Contohnya jika diinginkan 20 mL ekstrak Belladona
maka yang diambil adalah 60 mL, digerus halus dan dicampurkan dengan pengisi sedikit demi sedikit.
 Untuk zat-zat berkhasiat yang sangat pahit seperti Kloramfenikol harus disalut (dispensasi). Kloramfenikol
palmitat tidak bisa dibuat tablet karena masih ada sisa asam palmitat yang menyebabkan tablet mudah pecah
karena sukar diikat.
 INH dan PAS tidak dapat dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS diabsorbsi di usus tidak boleh
terdisolusi di lambung.
(Bahan Kuliah)

Catatan Lain
1. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat terjadi capping. Jumlah yang
berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan hoover yang tidak bergetar dan atau adanya pengaduk.
2. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi basah, digunakan 3-5%,
maksimum 25%.
3. Starch 1500
Pengisi tablet untuk kempa langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat, daya
mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi tablet tidak lebih dari 30%.
4. Avicel pH 101,102,103 baik untuk tablet kempa langsung
5. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman kandungan zat aktif besar jika
dibuat secara kempa langsung, karena kurang homogen.
6. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
7. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi distribusi ukuran
partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat getaran.
8. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi manitol, bukan
dengan SL.
9. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah pembasahan, penetrasi air, pengembangan, dan hancur. Untuk
cetak langsung, jika kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/ atau lebih sudah cukup baik.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
11. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap (ga harus) untuk dibuat secara kempa langsung.
12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan, desintegrator lebih baik
yang hidrofil.
13. PVP mudah ditembus air.
14. Ac di sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak, distribusi granul sama di mana
perbandingan granul A dan B sama, kelemahan distribusi tidak selalu sama.
15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa 16-16
Jika granul pengikatnya lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama
16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi seperti biasa, FL sekecil
mungkin.
17. CaCO3 dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan menyerap asam lambung dan
berubah menjadi CO2.
(Bahan Kuliah)

Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet


Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
 Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet
 Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
 Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
 Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
 Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
 Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
 Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara Khusus


1. Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :
 Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
 Bunyi keras pada mesin
 Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
 Antiadheren kurang
 Lubrikan kurang atau tidak tepat
Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat (yang
mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan terselimuti oleh
lubrikan).
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die,
sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
 Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi
benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan
sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
 Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah
pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
 Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
 Penggantian lubrikan yang cocok
 Mengurangi jumlah granul yang kasar
 Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet menjadi kurang
baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan
dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap
tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin.
 Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch, maka
akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
 Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus untuk bahan aktif
dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah
menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah
hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan
dalam suhu dan RH yang rendah.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
 Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO 2
dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang
bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.
2. Lengket pada pons
Manifestasi :
 Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada pons (punch). Penyebab sama
dengan tadi
 Kurangnya anti adheren
 Kandungan air tinggi
 Lengket pada pons (punch).
Penanggulangannya sama :
 Ubah ukuran granul
 Tambah adsorben
 Perbaiki alat
 Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan pons (punch) sangat kecil.
3. Capping/Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :
 Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
 Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya udara yang terjebak
antara pons (punch) dan die
 Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
 Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan
bahan cair dan tidak mudah menguap
 Zat pengikat yang kurang tepat.
 Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)
Penanggulangannya
 Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak
cocok.
 Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, Metilselulosa
dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
 Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
4. Sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet
Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumnya : laminating, lengket atau kadang-kadang karena pons yang terlalu
dalam.
Penyelesaian :
 Pons (punch) dan die supaya di poles
 Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul.
 Diganti pons dan die
 Tambahkan pengikat kering
5. Keseragaman bobot (FI III)
Penyebab pertama :
- Aliran kurang baik
- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja timbul porositas tinggi,
yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan.
- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama pons bawah karena
dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat, granulasi, perbaikan
pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab kecepatan aliran :
kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara
terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat,
porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal sehingga aliran
bagus.
6 Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :
 Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
 Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
 Karena aliran jelek
 Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul (di
pabrik)
 Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
 Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
 Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian masalah
 Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
 Kalibrasi mesin.

I.6 Jenis Sediaan Tablet


(Catatan Kuliah P’ Charles + Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717)
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan
pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan
tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada
kekuatan yang diberikan
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif
sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
 Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
 Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan): musilago amili,
amilum
 Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet
akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan)
c. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga
jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (misal
tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum adalah
tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah tablet veteriner yang ditunda
pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
e. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak.
Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O 2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak,
menaikkan penampilan tablet.
f. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam
air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
g. Tablet Efervesen
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO 2..Tablet ini
harus dilarutkan dalam air baru diminum.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
h. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi
hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara
perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat
penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat
segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c. Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi
lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang
kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di
tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara
perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
Pembawa yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk
kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi
disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk
infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet
Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan
(Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk
Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat
aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya
digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI
IV)
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan untuk
ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk
mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.

Berdasarkan Rute Pemberian :


1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
3. Tablet lepas tunda
4. Tablet lepas terkendali

II. METODE DAN BAHAN PEMBUATAN TABLET

II.1 Metode Pembuatan Tablet


Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa
langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif
yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya
dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih
besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu
sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti
pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang
biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup
penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila
jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting
pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau
lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating
granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan
menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
 Memperoleh aliran yang baik
 Meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
 Mengontrol pelepasan
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
 Distribusi keseragaman kandungan
Kekurangan metode granulasi basah:
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat
termolabil dilakukan dengan pelarut non air

b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini
yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam
die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya
mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas
dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua
penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik
hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk
yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
 Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
 Zat aktif susah mengalir
 Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
 Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa,
tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang
langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya
baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan
keuntungan metode kempa langsung yaitu :
 Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
 Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan
untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
 Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
 Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi
partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke
partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
 Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.
 Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan
30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin
banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa
amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi
aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalam granul terganggu.
 Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
Pengempaan zat tunggal dapat menghasilkan tablet yang tidak akan pecah. Bila disintegrasi merupakan
suatu masalah maka komponen lain diperlukan, yang mungkin saja zat lain itu nantinya mengganggu
dengan kompresibilitas dari zat aktif sehingga mengurangi kegunaan dari metode. Kebanyakan materi gaya
tarik menarik antarmolekulnya lemah atau diselaputi oleh selaput gas yang diadsorpsi yang cenderung untuk
menghalangi pengompakkan. Jadi, kebanyakan obat berdosis besar tidak menyediakan dirinya masing-
masing untuk proses ini. Banyak obat lain yang berdosis kecil tidak bercampur merata zat aktif dengan
pengisinya bila dikempa langsung, sehingga proses ini tidak praktis. Akan tetapi pemakaian pengisi yang
dapat dikempa dengan banyak obat berdosis sedang membuat proses ini menjadi metode yang singkat pada
pembuatan tablet. (Lachman, industri)
Pengisi yang dapat langsung dikompresi adalah zat netral yang dapat dikompakkan dengan sedikit
kesukaran dan dapat dikempa walau sejumlah obat dicampur dengannya. Kapasitas kempa tetap
dipertahankan pada saat bahan tablet lain yang perlu untuk pengaliran, disintegrasi dan sebagainya
dicampurkan ke dalamnya. Bahan-bahan yang dikempa langsung, disamping baik alirannya dan
kompresibilitasnya, juga harus inert, tidak berasa, dapat dikerjakan kembali, bisa pecah dan murah.
(Lachman, industri)
Walaupun kempa langsung mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja yang sedikit, proses
kering, tahapan proses sedikit), tapi ada beberapa keterbatasan pada teknik ini yaitu: (Lachman, industri)
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi diantara granul, yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak seragamnya isi obat dalam
tablet. Stratifikasi dan masalah keseragaman kandungan merupakan hal menarik pada obat dosis
rendah.
2. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung bila tidak mudah dikempa
dengan obatnya sendiri. Untuk memudahkan pengempaan bagi obat-obat dosis besar yang tidak dapat
dikempa, yang biasanya dibatasi sampai 30% dari formula kempa langsung, dapat memerlukan
sejumlah besar pengisi sedemikian besar sehingga tablet yang diperoleh menjadi mahal dan sukar
ditelan.
3. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat . Seperti antara senyawa-amin dan
laktosa spray dried, yang akan membentuk warna kuning.
4. Karena kempa langsung keadaannya kering, aliran statik dapat terjadi pada obat selama pencampuran
dan pemeriksaaan rutin, yang mungkin dapat mencegah keseragaman distribusi obat dalam granul.
II.2 Bahan Pembantu Granulasi Basah
A. Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis dukup tinggi bahan
pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci.
Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½
inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara 120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk
oval, lebih mudah ditelan, berat tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg.
Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa
langsung atau untuk memacu aliran. (Lachman, industri)
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman, industri)
1. Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana produk akan
dipasarkan.
2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di seua negara tempat produk itu dibuat.
3. Harganya harus cukup murah.
4. Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya, natrium) dalam
tiap segmen/bagian dari populasi.
5. Secara fisiologis harus inert/netral.
6. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
7. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
8. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
9. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan pembantu
lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
10. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya)
diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi mengurus untuk itu,
bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g). Disamping netral secara kimia dan
fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik. Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum,
dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya
rendah). Sifat tablet yang lebih baik diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan
pelincir dan pelicin jika perlu memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarhkan suatu
campuran granul dari pati kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)

Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis
besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
1. Avicel (mikrokristalin selulosa)
- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas
tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul
ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
- Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa,
manitol, starch, kalsium sulfat.
- Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang
sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh:
kaolin, kalsium karbonat.
- Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas
tablet.
- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan
membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
- 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah
digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang
hanya terbuat dari amilum.
- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

Sebagai disintegran :
- Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih tinggi.
- Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
- Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada lidah saat
akan digunakan.
2. Kalsium sulfat trihidrat
- Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
- Sinonim: terra alba, snow white filler.
- Insoluble, non-higroskopis.
- Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif
asam, netral, basa; punya kapasitas abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.
- Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
3. Kalsium fosfat dibasic
- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran paling kecil,
tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
- Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat digranul
sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine
maleat, phenilephrine HCl
- Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard
- Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)
(Lachman Industri)
- Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
- Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
- Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard
(dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.
- Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering,
disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(Handbook of Pharm Excipient)
- Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
- Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh),
granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
- Dikenal sebagai gula susu.
Spray-dried Lactose
(Lachman Industri)
- Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal digunakan
dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
- Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan 20-25%
zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan
yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
- Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang
mengandung furaldehid
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Gunakan lubrikan netral atau asam
5. Sukrosa
- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
- Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan tablet
lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan pengisi
insoluble lain
- Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air atau
hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan alkohol
akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
- Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat
untuk memperbaiki kekerasan tablet
- Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras pada
penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat pada penyimpanan dan higroskopis
- Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac: 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
6. Dekstrosa
- Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
- Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama jika
menggunakan dekstrosa anhidrat
- Menjadi coklat pada penyimpanan
7. Manitol
- Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin
(negatif heat solution)
- Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat
- Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus dari sukrosa
atau dekstrosa
- Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan
semalam pada 140-150 F adalah 0,2%
- Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat bersifat
laksatif
8. Emdex dan Celutab
(Lachman Industri)
- Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
- Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet
dapat meningkat setelah pengempaan
- Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa
- Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa halus.
9. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)

B. Adsorben
- Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
- Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet
akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh:
1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil
C. Pengikat
Grup bahan pembantu ini bertanggung jawab untuk kekompakkan dan daya tahan dari tablet. Bahan
pengikat berperan dalam penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Kekompakkan
sebuah tablet selain dipengaruhi oleh tekanan pencetakkan juga dapat dipengaruhi oleh bahan pengikat. Perlu
diperhatikan bahwa kekompakkan dan kehancuran tablet seperti antipoda. Oleh sebab itu sebaiknya bahan
pengikat digunakan sesedikit mungkin. Bahan pengisi yang telah ditunjukkan sebagian memenuhi juga fungsi
bahan pengikat. Sejumlah bahan pengikat yang cukup ditambahkan ke dalam bahan yang akan dibuat tablet
melalui granulasi menggunakan bahan pelarut atau larutan bahan pelekat. (R. Voight, tekfar).
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Suatu bahan pengikat, yang mengakibatkan suatu hambatan pembebasan zat aktif, adalah polietilen
(pada umumnya polietilen tekanan rendah). Melalui tekanan pencetakkan berlangsung suatu deformasi plastis,
sehingga ‘formling’ mengatasi suatu ‘las dingin’ (perubahan bentuk plastis dari partikel-partikel. Polietilenglikol
(berat molekul 4000-6000) demikian pula menentukan lewat sifat bahan pengikat, yang banyak digunakan untuk
pembuatan granulat, disebutkan akhirnya polivinilpirolidon. (R. Voight, tekfar)
- Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
- Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
- Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
- Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
- Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
(Lachman Tablet halaman 161)

1. Starch (amylum)
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
- Dalam bentuk musilago amili 5-10%
- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan
pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan
- Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
- Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (hal
161)
- Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak terhidrolisis, dan tidak
mengarang
- Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghacur
yang lebih baik, yaitu avicel.
- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah
besar

Sebagai disintegran:
- Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
- Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau
mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)
- Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air
massa cetak
- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 C untuk
menghilangkan air yang terabisaorpsi

2. Starch 1500
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat
sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan
tablet dengan kekerasan yang sama
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.

(Lachman Industri)
- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan
tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan
Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

Sebagai disintegran:
Cara pakai : - saat granulasi
- sebelum dicetak (paling baik)
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)


- Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%
- Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam
- Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi sehingga
mampu menyerap air 200-300%
- Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan
- Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperlama waktu disintegrasi
sehingga memperlambat waktu disolusi
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
- Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai
disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.
- Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
- Pemakaian: 1-10%
- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif
rendah
6. Clays
- Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat menyebabkan perubahan warna secara
keseluruhan
7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
- Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
- Memiliki afinitas yang besar terhadap air

F. Lubrikan
- Konsentrasi optimum: 1%
- Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan
tablet ke luar cetakan
- Jenis:
a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah
- Mekanisme:
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat meninggalkan noda pada
tablet
b. Boundary type lubricant
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan logam. Tipe ini
memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik
- Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis partikel
secara keseluruhan
- Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak
- Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan kecepatan
disolusi karena sifatnya yang hidrofob
- Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya lubrikan alkalin
stearat. Penggantinya dapat digunakan talk.
- Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol
- Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk lapisan di sekitar granul
sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan
menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet yang lebih
besar sehingga tablet mudah pecah
- Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah homogen, dan dicampur
pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit
- Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan
hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan
metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi
- Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat

Water soluble lubricant Water insoluble lubricant


Asam borat : 1% Logam (Mg, Ca, Na) stearat : ¼-2%
Sodium chloride : 5% Asam stearat : ¼-2%
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
DL-Leusine :1-5% Sterofex : ¼-2%
Carbowax 4000/6000 : 1-5% Talk : 1-5%
Sodium oleat : 5% Waxes : 1-5%
Sodium benzoat : 5% Stearowet : 1-5%
Sodium asetat : 5% Gliseril behapte (Compritol 888):
Sodium lauril sulfat : 1-5% dapat pula sebagai pengikat, dapat
Mg-lauril sulfat : 1-2% dikombinasi dengan Mg-stearat
Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%

G. Glidan
- Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 5%
5. Syloid : 0,1-0,5%

H. Anti Adheren
- Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-Leusine
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking

1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat: <1%

II.3 Perkembangan Formula Tablet


Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya bahan disini berasal
dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat untuk pertimbangan
pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan penanggulangan permasalahan yang
mungkin terjadi pada pembuatan.
A. Granulasi Basah
1. Zat Aktif A
Fase Dalam (92%)
Zat Aktif Sesuai dosis
Amilum Kering 10% bobot total
Musilago amili 10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dinuat dengan menggunakan musilago amili sebagai pengikat, disolusi zat aktif dari
dalam granul akan dipersulit, karena musilago amili yang sudah kering sulit ditembus sehingga disolusi
zat aktif dari granul akan lebih sukses. Selain itu, pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih
lama dan memerlukan suhu pengeringan yang tinggi. Amilum harus dalam keadaan kering, jika
fungsinya sebagai penghancur. Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang.
Amilum kering yang bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil,
waktu hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama, dan friabilitas
yang jelek.

2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air, tetapi penguapannya akan
diperlama sehingga digunakan pelarut etanol 95%.

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi sebenarnya dengan
2% tidak terlalu bermasalah. Jika sedikit bermasalah dapat digunakan aerosil sebanyak 1% sehingga
formula fase luar menjadi : Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering 5%, tapi formula ini
jarang digunakan.

3. Amilum kering bukan penghancur FD yang baik, maka dapat ditambahkan ac-di-sol (± 3%) untuk
memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai alternatif dapat
digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur fasa luar. Formula akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%

Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang digunakan sebagai
penghancur fasa dalam.

4. Laktosa mempunyai kompresibilitas yang buruk sehingga friabilitasnyapun buruk. Untuk memperoleh
tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga jenis avicel yang sering
digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel
pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan dalam formulasi Gkdan KL), Avicel pH 103
(berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat).
Formula tablet akan menjadi :

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Avicel q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%

B. Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

1 Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
Laktosa q.s

Fase Luar (3%)


Mg stearat 1%
Talk 2%

Pembuatan slug : FD + ½ FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan dihancurkan (slug) hingga
kecepatan aliran ≥4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan sisa ½ FL (1,5%)

2. Karena kompresibilitas laktosa buruk, maka dapat diganti dengan :

Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21 10%
Laktosa q.s

Karena laktosa memiliki sifat aliran yang jelek, laktosa dapat diganti dengan avicel.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21 10%
Avicel q.s
LHPC 21 juga dapat penghancur sehingga amilum kering dapat dihilangkan. Penggunaan LHPC 21
akan meningkatkan ongkos produksi karena harga LHPC 21 mahal. LHPC 21 dapat diganti dengan
eksplotab/primorgel atau starch 1500.

Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Eksplotab/starch 1500 5%
Avicel q.s

Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB.

C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi
oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah
maksimal dari fine adalah 30%. Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50% agar
keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat aktif
untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif, kompresibilitas.

1. Zat aktif A sesuai dosis


Laktosa spray dried q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi alirannya
kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka diguanakan eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi
pula sebagai penghancur.

Zat aktif A sesuai dosis


Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai ”running powder”.
Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya hancur running
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar seperti amilum kering, eksplotab,
atau ac-di-sol.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Eksplotab 5% atau
Ac-di-sol 3%

Contoh Perhitungan Tablet


A. Granulasi Basah
Contoh : Zat aktif paracetamol 500 mg
Direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet

Formula : Fase Dalam (92%)


Paracetamol 500 g
Amilum 10% dari bobot tablet 70 g
Musilago amili 10% (1/3 FD) 21,5 g
Laktosa 52,5 g
644 g
Fase Luar (8%)
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

Cara menghitung :
- Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g
setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g
- Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g

Misalnya : Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk kadar air 0%, bobot
granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. Jumlah tablet yang diperoleh = 588/644 x 1000
tablet = 913,04 tablet.
Fase luar yang ditambahkan :
Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g
Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g

600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g


Bobot tablet yang diperoleh =
913,04

= 714,27 mg
B. Granulasi Kering
Contoh : Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet

Formula : Fase dalam (97%)


Zat A 400 g
Amilum 10% bobot tablet 60 g
Laktosa 122 g
582 g
Fase Luar (3%)
Mg stearat 1% 6 g
Talk 2% 12 g

Slug (98,5%) Zat A 400 g


Amilum 60 g
Laktosa 122 g
Mg stearat 3 g
Talk 6 g
591 g
Misalnya : slug yang diperoleh = 500 mg, maka sisa FL yang ditambahkan :
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Mg stearat = 500/591 x 3 = 2,538 g
Talk = 500/591 x 6 = 5,076 g
Slug + sisa FL = 500 g + 7,614 g = 507,614 g
Jumlah tablet yang diperoleh = 500/591 x 1000 = 846,024 g
Bobot tablet = 507,614/846,024 ≈ 0,6 g

C. Kempa Langsung
Contoh : Zat A 25 mg; bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet

Formula : Zat A 25 g
Pengisi q.s 217,5 g
Mg stearat (1%) 2,5 g
Talk (2%) 5 g
250 g
Bahan siap dikempa menjadi tablet.
(Bahan Kuliah)

III. EVALUASI TABLET

A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama
evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan
analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling
atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.

 Timbang 100 gr granul


 Letakkan granul pada pengayak paling atas
 Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada
getaran
 Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
 Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak
terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan
lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.

2. Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman

b. Bobot jenis nyata


Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul . Baca volume.
Bobot jenis nyata = bobot/volume

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan


Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatkan 500 x dengan alat volumeter . Lihat volume
setelah pemampatan.
Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

Pemampatan 500 x
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
BJ nyata BJ nyata setelah pemampatan
3. Kadar Pemampatan

%T = Vo – V500
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x

%T < 20 atau ^V<20 ml granul memiliki aliran yang baik


Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

4. Kompresibilitas

% K= Dapt –Davc x 100 %


Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x

Jika % K : 5 – 10 % -------- aliran sangat baik


11 – 20 % -------- aliran cukup baik
21 - 25 % -------- aliran cukup
>26 % ------- aliran buruk

5. Aliran
a. Metode corong
(128)/132
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca
dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2
cara :
a. cara bebas
b. cara tidak bebas (paksa) digetarkan

Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat

Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)


Tampung granul di atas kertas grafik
Hitung x. Jika x = 25- 30 sangat mudah mengalir
30- 40 mudah mengalir
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir

6. Kandungan Lembab
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance .
% KB = W1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W1 = bobot setelah pengeringan
B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)
1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat
b. Bau
c. Rasa
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
2. Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif

3. Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet

4. Uji Mikrobiologi
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak dikontaminasi oleh bakteri dibandingkan dengan
tablet tidak bersalut karena kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri.
Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang sesuai untuk pertumbuhan
mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan persyaratan kemurnian yaitu batas angka mikroba.

Uji Friabilitas Tablet


Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari
sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat
diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan
bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet hingga beratnya mendekati 6,5 g. Untuk tablet dengan bobot > 650 mg,
timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan
alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama.
Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri),
bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada
tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil
pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.
(USP & NF 1994) (USP & NF 27 hal 2621-2622)

Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan
guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan
selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.
Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau kemasan yang kedap
terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel. Kondisi khusus penyimpanan
dan pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-masing .
(The International Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)

Uji Disolusi <1231> ( FI edisi IV)


Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing
monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi,
uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan
cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain
dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang
tertera dalam masing-masing monografi.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert,
suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup
sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam
wadah pada 37º ± 0,5 ºC selama pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan
tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan
atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang
memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi
berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106
mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2
mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat
pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan
mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan karat tipe
316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifikasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm).
Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.

Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai
pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari
sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang
sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara
daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang
merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke
dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat
berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.

Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis
disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang
tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang
tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.

Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media disolusi
adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil
pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]

Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih
singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu atau lebih,
cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.

Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam
wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet
atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan
alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang
ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan
Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari
dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian
terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul sesempuma
mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang dinyatakan. Lakukan
penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih
besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.

Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat
aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga
tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan
15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

Tabel Penerimaan
Tahap Jumlah yang Kriteria Penerimaan
diuji

S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q
dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%
S3 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih besar
12 dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15% dan
tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul (FI edisi IV)


Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau
dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau
melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan
prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang
tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam cairan media
pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan
tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas,
kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber-jarak tidak
kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang
diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan
gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan
horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.

Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya
terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-
masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang
24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan
bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian
alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait
dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan
vntuk menggantungkan rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15 mm
dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai, mempunyai bobot
jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu
lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi
silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap
lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian
atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.

Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam
monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang
diuji harus hancur sempurna.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila
tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit.
Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu
37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila
tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian
hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama
dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan
amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit.
Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media.
Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau
menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus
buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik,
maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa
menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur. Bila
1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18
tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak bersalut,
tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi:
semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran 10 mesh
seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan lempengan atas dari
rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua
kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul gelatin
keras.

IV. CONTOH TABLET


Daftar Tablet pada USP 27, 2004 Ampicillin, 149
Anileridine HCl, 155
Acepromazine maleate, 16 Apomorphine HCl, 165
Acetaminophen, 19 Ascorbic acid, 170
Acetazolamide, 41 Asian ginseng, 2009
Acetohexamide, 43 Aspirin, 174
Acetohydroxamic acid, 44 Astemizole, 183
Acyclovir, 50 Atenolol, 185
Albendazole, 54 Atropine sulfate, 192
Albuterol, 56 Azatadine maleate, 196
Allopurinol, 63 Azathioprine, 197
Alprazolam, 65
Amiloride hydrochloride, 113 Bacampicillin HCl, 203
Aminobenzoate potassium, 116 Baclofen, 207
Aminocaproic acid, 119 Barium sulfate, 210
Aminoglutethimide 121 Bendroflumethiazide, 214
Aminopentamide sulfate, 123 Benztropine mesylate, 226
Aminophylline, 126 Bethametasone, 232
Aminosalicylate sodium, 127
3-Aminosalycylic acid, 129
Amitriptyline HCl, 131
Amodiaquine HCl, 137 Betaxolol, 242
Amoxapine, 138 Bethanecol chloride, 244
Amoxicillin, 141 Biperiden HCl, 249
Amphetamine sulfate, 144 Bisacodyl, delayed release 251
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Bromocriptine mesylate, 268 Dicyclomine HCl, 600
Bromopheniramine maleate, 272 Diethylcarbamazine citrate, 602
Bumetadine, 275 Diethyl propion HCl, 604
Bupropion HCl, 280 Diethyl stilbestrol, 605
Buspirone HCl, 282 Diflunisal, 609
Busulfan, 283 Digitalis, 612
Butabarbital sodium, 285 Digoxin, 616
Dihydrotachysterol, 621
Calcium, 299, 301, 309, 310, 313 Dihydroxyalumunium Na-carbonat, 624
Captopril, 319 Diltiazem HCl, 628
Carbamazepine, extended release 324 Dimenhydrinate, 630
Carbenicillin indanyl sodium, 327 Dolasetron mesylate, 659
Carbinoxamine maleate, 329 Dipyridamole, 645
Carboxymethylcellulose sodium, 339 Dirithromycin, delayed release 646
Corisoprodol, 340 Disulfiram, 649
Carteolol HCl, 344 Divalproex sodium, delayed release 650
Cascara, 347 Docusate sodium, 657
Cefaclor, extended release 351 Doxycycline hyclate, 671
Cefadroxil, 353 Doxylamine succinate, 673
Cefixime, 360 Dydrogestrone, 678
Cefpodoxime proxetil, 378 Dyphylline, 680
Cefprozil, 380
Cephalexine, 395 Enalapril maleate, 702
Cephradine, 401 Ergocalciferol, 718
Chlorambucil, 405 Ergoloid mesylate, 721
Chloramphenicol, 409 Ergonovine maleate, 723
Chlordiazepoxide, 414 Ergotamine tartrate, 725
Chloroquine phosphate, 423 Erythromycin, 732, 734, 738, 742
Chlortetracycline HCl, 438 Estradiol, 744
Chlorothiazide, 425 Estrogen, 749, 750
Chlorpeniramine maleate, 429 Estropipate, 753
Chlorpromazine HCl, 435 Ethacrinic acid, 755
Chlorpropamide, 436 Ethambutol HCl, 756
Chlorthalidone, 439 Ethynil estradiol, 759
Chlorzoxazone, 441 Ethionamide, 761
Chondroitin sulfate sodium, 1982 Ethotoin, 766
Cimetidine, 451 Etidronate disodium, 770
Ciprofloxacin, 458 Etodolac, 771
Clarithromycin, 463
Clemastine fumarate, 466 Famotidine, 776
Clomiphene citrate, 482 Fenoprofen calcium, 784
Clonazepam, 485 Ferrous, 788, 791, 792
Clonidine HCl, 487 Finasteride, 795
Clorazepate dipotassium, 489 Flecainide acetate, 797
Clozapine, 498 Fludrocortisone acetate, 803
Codein, 505, 506 Fluoxetine, 824
Colchicine, 508 Fluoxymesterone, 826
Cortisone acetate, 517 Fluphenazine HCl, 830
Cyclizine HCl, 525 Flurbiprofen, 835
Cyclobenzaprine HCl, 526 Folic acid, 839
Cyclophosphamide, 528 Furozolidone, 843
Cyproheptadine HCl, 535 Furosemide, 845

Dapsone, 542 Gemfibrozil, 859


Dehydrocholic acid, 546 Glipizide, 867
Demeclocycline HCl, 549 Glucosamine, 2011
Desipramine HCl, 551 Glyburide, 875
Dexchlorpheniramine maleate, 569 Glycopirrolate, 878
Dextroamphetamine sulfate, 579 Griseofulvin, 885
Diazepam, 589 Guaifenesine, 888
Dichlorpenamide, 595 Guanabenz acetate, 894
Diclofenac sodium, delayed release 595 Guanadrel sulfate, 895
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Guanethidine monosulfate, 896 Metaproterenol sulfate, 1182
Guanfacine, 898 Methadone HCl, 1186
Methamphetamine HCl, 1188
Haloperidol, 902 Methazolamide, 1189
Hydralazine HCl, 917 Methdilazine HCl, 1191
Hydrochlorthiazide, 918 Methenamine, 1193, 1194, 1195
Hydrocodone bitartrate, 920 Methimazole, 1195
Hydrocortisone, 924 Methocarbamol, 1197
Hydroflumethiazide, 934 Methotrexate, 1200
Hydromorphone HCl, 936 Methyclothiazide, 1205
Hydroxychloroquine sulfate, 940 Methylcellulose, 1209
Hydroxyzine HCl, 945 Methyldopa, 1210
Hyoscyamine, 948 Methylergonovine maleate, 1212
Methylphenidate HCl, 1217, 1218
Ibuprofen, 955 Methylprednisolone, 1219
Imipramine HCl, 965 Methyltestosterone, 1224
Indapamide, 968 Methysergide maleate, 1225
Iodoquinol, 1005 Metoclopramide, 1228
Iopanoic acid, 1009 Metolazone, 1229
Isoniazide, 1035 Metoprolol tartrate, 1232
Isopropamide iodide, 1036 Metronidazole, 1237
Isosorbide dinitrate, 1047 Metyrapone, 1238
Isoxsuprine HCl, 1051 Minocycline HCl, 1249
Minoxidil, 1250
Ketoconazole, 1057 Mitotane, 1252
Ketorolac thromethamine, 1059 Molindone HCl, 1254
Moricizine HCl, 1262
Labetalol HCl, 1062
Letrozole, 1071 Nabumetone, 1268
Leucovorin calcium, 1073 Nadolol, 1269
Levamisole HCl, 1075 Nafcillin sodium, 1272
Levocarnithine, 1079, 2018 Nalidixic acid, 1275
Levodopa, 1081 Naltrexone HCl, 1278
Levorphanol tartrate, 1084 Naproxen, 1284, 1285
Levothyroxine Na, 1085 Niacin, 1313, 2031
Liothyronine sodium, 1095 Niacinamide, 1314, 2031
Liotrix, 1096 Neostigmine bromide, 1311
Lisinopril, 1097 Nifedipine, delayed release 1321
Lithium carbonate, 1099 Nitrofurantoin, 1326
Loperamide HCl, 1103 Nitroglycerin, 1330
Lorazepam, 1108 Norethindrone, 1337
Lovastatin, 1111 Norfloxacin, 1343
Norgestrel, 1346
Magaldrate, 1117 Nystatin, 1351
Magnesia, 1120
Magnesium trisilikat, 1130 Oxandrolone, 1366
Maprotiline HCl, 1138 Oxazepam, 1368
Mazindol, 1139 Oxprenolol HCl, 1369
Mebendazole, 1142 Oxtriphylline, 1371, 1372
Mecamylamine HCl, 1144 Oxybutynin chloride, 1375
Meclizine HCl, 1146 Oxycodone HCl, 1376
Medroxyprogesterone acetate, 1150 Oxymetholone, 1384
Megestrole acetate, 1153 Oxytetracycline, 1387
Melphalan, 1155
Menadiol sodium diphosphate, 1156 Pancreatin, 1400
Meperidine HCl, 1162 Pancrealipase, 1402
Mephenytoin, 1163 Papaverine HCl, 1405
Mephobarbital, 1163 Paramethasone acetate, 1407
Meprobamate, 1167 Penbutolol sulfate, 1411
Mercaptopurine, 1169 Penicillamine, 1414
Mesolamine, delayed release 1175 Penicillin, 1417, 1421, 1430, 1432
Mesoridazine besylate, 1177 Pentoxyfylline, extended release 1443
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Pergolide, 1450 Sulfadiazine, 1739
Perphenazine, 1453 Sulfadimethoxine, 1743
Phenazopyridine HCl, 1456 Sulfamethizole, 1747
Phendimetrazine tartrate, 1458 Sulfametoxazole, 1748
Phenelzine sulfate, 1459 Sulfapyridine, 1751
Phenmetrazine HCl, 1460 Sulfasalazine, 1753
Phenobarbital, 1462 Sulfinpyrazone, 1755
Phentermine HCl, 1467 Sulfisoxazole, 1755
Phenylbutazone, 1471 Sulindac, 1758
Phenylpropanolamine HCl, 1477
Phenytoin, 1479 Tamoxifen citrate, 1765
Phytonadione, 1489, 2031 Terbutaline sulfate, 1787
Pimozide, 1492 Testolactone, 1790
Pindolol, 1494 Theopylline, 1815
Piperazine citrate, 1498 Thiabendazole, 1821
Praziquantel, 1535 Thiamine HCl, 1825, 2039
Prednisolone, 1539 Thiethylperazine maleate, 1828
Prednisone, 1546 Thioguanine, 1831
Primaquine phosphate, 1548 Thioridazine HCl, 1834
Primidone, 1550 Thyroid, 1840
Probenecide, 1551 Timolol maleate, 1851
Probucol, 1553 Tocainide HCl, 1861
Procainamide HCl, 1555 Tolazamide, 1863
Prochlorperazine maleate, 1563 Tolbutamide, 1866
Procyclidine HCl, 1564 Tolmetin sodium, 1867
Promazine HCl, 1570 Trazodone HCl, 1871
Promethazine HCl, 1572 Triamcinolone, 1875
Propantheline bromide, 1574 Triazolam, 1886
Propoxyphene napsylate, 1584 Trichlormethiazide, 1887
Propranolol HCl, 1588 Trifluoperazine HCl, 1893
Propylthiouracil, 1594 Triflupromazine HCl, 1896
Protriptyline HCl, 1597 Trihexyphenidyl HCl, 1899
Pyrazinamide, 1605 Trimeperazine tartrate, 1902
Pyridostigmine bromide, 1608 Trimethoprim, 1904
Pyridoxine HCl, 1609, 2031, 2043 Trioxsalen, 1906
Pyrilamine maleate, 1611 Tripelennamine HCl, 1907
Pyrimetamine, 1611 Triprolidine HCl, 1909
Pyrvinium pamoate, 1613 Trisulfapyrimidines, 1912

Quazepam, 1614 Ubidecarenone, 2041


Quinidine sulfate, 1618 Ursodiol, 1924
Quinin sulfate, 1621
Valerian, 2043
Ranitidine, 1627 Verapamil HCl, 1935, 1936
Rauwolfia serpentina, 1630
Repaglinide, 1633 Warfarin sodium, 1948
Reserpine, 1636
Riboflavine, 1646, 2031 Zalcitabine, 1960
Ritrodine HCl, 1662 Zidovudine, 1964

Saccharin sodium, 1666


Salsalate, 1671 Daftar Tablet pada BP 2002
Scopolamine HBr, 1678
Selegiline HCl, 1683 Acebutolol, 1913
Sennosides, 1688 Acenocoumarol /Nicoumalone, 1913
Simethicone, 1691 Acetazolamide, 1914
Simvastatin, 1692 Aciclovir, 1918
Sodium bicarbonate, 1699 Aciclovir , Dispersible, 1918
Sodium chloride, 1702 Alimemazine /Trimeprazine, 1922
Sodium fluoride, 1704 Allopurinol, 1923
Sodium salicylate, 1714 Aloxiprin, 1928
Sucralfate, 1730
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Alpha tocopheryl succinate, 2493 Co-codamol, 2055
Aluminium Hydroxide, 1927 Co-codamol, effervescent, 2056
Amiloride, 1929 Co-codaprin, 2057
Aminoglutethimide, 1929 Co-codaprin , Dispersible, 2058
Aminophylline, 1931 Co-dergocrine, 2061
Amiodarone, 1932 Co-dydramol, 2062
Amitriptyline, 1933 Co-magaldrox, 2070
Ascorbic Acid, 1942 Co-proxamol, 2070
Aspirin, 1943 Co-tenidone, 2072
Aspirin , Dispersible, 1943 Co-triamterzide, 2073
Aspirin , Effervescent, 1944 Co-trimoxazole, 2076
Aspirin , Enteric-coated, 1944 Co-trimoxazole , Dipersible, 2076
Atenolol, 1947 Codeine Phosphate, 2060
Atropine, 1948 Colchicine, 2065
Azapropazone, 1949 Colecalciferol, 2066
Azathioprine, 1950 Colistin, 2069
Cortisone, 2071
Baclofen, 1951 Cyanocobalamin, 2078
Bendroflumethiazide /Bendrofluazide, 1957 Cyclizine, 2079
Benorilate, 1958 Cyclopenthiazide, 2080
Benzatropine, 1959 Cyclophosphamide, 2082
Betamethasone Sodium Phosphate, 1970 Cyproheptadine, 2082
Betamethasone, 1970 Cyproterone, 2082
Bisacodyl, 1973
Bromocriptine, 1976 Dapsone, 2085
Brompheniramine, 1976 Desipramine, 2087
Bumetanide, 1978 Dexamethasone, 2088
Bumetanide and Slow Potassium, 1979 Dexamfetamine, 2089
Busulfan, 1982 Dextromoramide, 2091
Diazepam, 2094
Calcium and Colecalciferol, 1985 Diazoxide, 2095
Calcium and Ergocalciferol, 1986 Dichlorophen, 2095
Calcium Carbonate , Chewable, 1987 Diclofenac, 2096
Calcium Folinate, 1988 Dicycloverine /Dicyclomine, 2098
Calcium Gluconate, 1989 Diethylstilbestrol, 2100
Calcium Gluconate , Effervescent, 1990 Diflunisal, 2101
Calcium Lactate, 1990 Digitoxin, 2102
Captopril, 1991 Digoxin, 2103
Carbamazepine, 1992 Dihydrocodeine, 2105
Carbimazole, 1993 Diloxanide, 2105
Cascara, 1997 Dimenhydrinate, 2106
Cefalexin, 2003 Dipipanone and Cyclizine, 2107
Cefuroxime Axetil, 2009 Dipyridamole, 2109
Chlorambucil, 2011 Disulfiram, 2111
Chlordiazepoxide Hydrochloride, 2015 Docusate, 2118
Chloroquine Phosphate, 2019 Domperidone, 2119
Chloroquine Sulphate, 2020 Dosulepin /Dothiepin, 2122
Chlorphenamine /Chlorpheniramine, 2022 Doxycycline , Dispersible, 2126
Chlorpromazine, 2023 Droperidol, 2128
Chlorpropamide, 2024 Dydrogesterone, 2129
Chlortalidone, 2025
Choline Theophyllinate, 2027 Ephedrine Hydrochloride, 2132
Cimetidine, 2029 Ergocalciferol, 2133
Ciprofloxacin, 2032 Ergometrine, 2135
Clemastine, 2035 Ergotamine Sublingual, 2136
Clomifene, 2043 Erythromycin Ethyl Succinate, 2139
Clonidine, 2045 Erythromycin Stearate, 2140
Co-amilofruse, 2048 Erythromycin, 2139
Co-amilozide, 2050 Estropipate, 2141
Co-amoxiclav, 2051 Ethambutol, 2142
Co-beneldopa , Dispersible, 2053 Ethinylestradiol, 2143
Co-careldopa, 2054 Etodolac, 2145
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

Famotidine, 2147 Magnesium Trisilicate, 2294


Fenbufen, 2151 Mebeverine, 2296
Fenoprofen, 2151 Mefenamic acid, 2297
Ferrous Fumarate and Folic Acid, 2155 Megestrol, 2297
Ferrous Fumarate, 2155 Melphalan, 2300
Ferrous Gluconate, 2156 Menadiol Phosphate, 2301
Ferrous Sulphate, 2156 Meptazinol, 2303
Flavoxate, 2157 Mepyramine, 2303
Flecainide, 2158 Mercaptopurine, 2304
Flucytosine, 2162 Metformin, 2305
Fludrocortisone, 2163 Methadone, 2307
Fluphenazine, 2173 Methotrexate, 2308
Flurbiprofen, 2176 Methylcellulose, 2309
Fluvoxamine, 2177 Methyldopa, 2310
Folic Acid, 2178 Methylphenobarbital, 2311
Fosfestrol, 2181 Methylprednisolone, 2312
Furosemide /Frusemide, 2183 Methysergide, 2313
Metoclopramide, 2315
Gemfibrozil, 2188 Metoprolol Tartrate, 2317
Glibenclamide, 2192 Metronidazole, 2320
Gliclazide, 2193 Mianserin, 2322
Glipizide, 2193 Minocycline, 2324
Gliquidone, 2194 Mitobronitol, 2325
Glyceryl Trinitrate, 2198 Morphine, 2329
Griseofulvin, 2201 Moxisylyte /Thymoxamine, 2330
Guanethidine, 2201
Nabumetone, 2332
Haloperidol, 2212 Nalidixic Acid, 2333
Hydralazine, 2215 Naproxen, 2337, 2338
Hydrochlorothiazide, 2215 Neomycin, 2340
Hydrocortisone oromucosal, 2225 Neostigmine, 2341
Hydroflumethiazide, 2225 Niclosamide, 2341
Hydrotalcite, 2226 Nicotinamide, 2342
Hydroxychloroquine, 2228 Nicotinic Acid, 2342
Hyoscine Butylbromide, 2229 Nicotinyl Alcohol, 2342
Hyoscine, 2231 Nimodipine, 2345
Nitrazepam, 2346
Ibuprofen, 2234 Nitrofurantoin, 2347
Imipramine, 2235 Norethisterone, 2349
Indoramin, 2238 Norfloxacin, 2350
Inositol Nicotinate, 2238 Nortriptyline, 2351
Iopanoic Acid, 2248 Nystatin, 2353
Isoconazol vaginal 2255
Isoniazid, 2256 Orciprenaline, 2357
Isosorbide Dinitrate, 2257, 2258 Orphenadrine Hydrochloride, 2359
Isosorbide Mononitrate, 2259, 2260 Oxazepam, 2359
Isradipine, 2263 Oxprenolol, 2360
Oxybutynin, 2361
Oxymetholone, 2361
Labetalol, 2268 Oxytetracycline, 2363
Levodopa, 2271
Levomepromazine/ Methotrimeprazine 2272 Pancreatin, 2365
Levonorgestrel and Ethinylestradiol, 2273 Paracetamol, 2367
Levothyroxine /Thyroxine, 2274 Paracetamol , Dispersible, 2368
Liothyronine, 2279 Paracetamol , Soluble, 2369
Lisinopril, 2281 Penicillamine, 2371
Lithium Carbonate, 2282 Pentazocine, 2374
Lofepramine, 2283 Pentobarbital, 2375
Loprazolam, 2285 Perphenazine, 2378
Lorazepam, 2286 Pethidine, 2380
Lormetazepam, 2287 Phenelzine, 2380
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Phenindione, 2381 Tenoxicam, 2477
Phenobarbital Sodium, 2382 Terbutaline, 2478
Phenobarbital, 2382 Terfenadine, 2480
Phenoxymethylpenicillin, 2384 Tetracycline, 2484
Phenytoin, 2387 Thiamine, 2485
Phytomenadione, 2389 Thioridazine, 2488
Pimozide, 2391 Tiabendazole, 2489
Pindolol, 2392 Timolol, 2490
Piperazine Phosphate, 2394 Tioguanine, 2491
Pizotifen, 2395 Tolazamide, 2494
Poldine, 2396 Tolbutamide, 2494
Polythiazide, 2397 Tranexamic Acid, 2496
Potassium Chloride , Effervescent, 2399 Tranylcypromine, 2497
Potassium Iodate, 2402 Triamcinolone, 2500
Prazosin, 2403 Trifluoperazine, 2502
Prednisolone, 2405 Trihexyphenidyl /Benzhexol, 2502
Prednisolone , Enteric-coated, 2406 Trimethoprim, 2503
Primidone, 2408 Trimipramine, 2504
Probenecid, 2408 Triprolidine, 2504
Procainamide, 2409
Prochlorperazine Buccal, 2411 Ursodeoxycholic Acid, 2507
Prochlorperazine, 2411
Procyclidine, 2412 Verapamil, 2510
Proguanil, 2413 Vigabatrin, 2511
Promazine, 2415
Promethazine Hydrochloride, 2417 Warfarin, 2517
Promethazine Teoclate, 2417
Propantheline, 2418
Propranolol, 2419 Daftar Tablet pada The Pharmaceutical Codex,
Propylthiouracil, 2420 1994
Protriptyline, 2421
Pseudoephedrine, 2422 Acetazolamide 708
Pyrazinamide, 2422 Acetylcysteine 710
Pyridostigmine, 2423 Acyclovir 711
Pyridoxine, 2423 Allopurinol 716
Pyrimethamine, 2424 Aminophlline 721
Amitriptyline 725
Quinidine Sulphate, 2425 Ammonium Chloride 727
Quinine Bisulphate, 2426 Amoxycillin 728
Quinine Sulphate, 2427 Amphotericin 731
Ampicillin 733
Ranitidine, 2429 Apomorphine 739
Ritodrine, 2433 Aspirin 741
Atenolol 747
Salbutamol, 2438 Atropine 748
Selegiline, 2440 Azathioprine 751
Senna, 2443
Sodium Chloride, 2449 Baclofen 753
Sodium Citrate, 2450 Benzylpenicillin 760
Sodium Fluoride, 2453 Betamethasone 765
Sodium Valproate, 2459
Sodium Valproate , Enteric-coated, 2459 Caffeine 771
Sotalol, 2463 Captopril 772
Spironolactone, 2464 Carbamazepine 774
Stanozolol, 2465 Cefuroxime 779
Sulindac, 2470 Cephalexin 780
Sulfasalazine, 2469 Chlorambucil 785
Sulfinpyrazone, 2470 Chlorampenicol 786
Sulpiride, 2471 Chlordiazepoxide 790
Chlormethiazole 792
Tamoxifen, 2473 Chloroquine 794
Temazepam, 2478 Chlorpheniramine 797
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Chlorpromazine 799 Nitrazepam 979
Chlorthalidone 802 Nitrofurantoin 980
Cimetidine 803 Norethisterone 983
Codeine 813 Nystatin 984
Cortisone 817
Cyclophosphamide 819 Orphenadrine 986

Dapsone 823 Paracetamol 987


Dexamethasone 824 Pethidine 993
Diazepam 830 Phenobarbitone 994
Diclofenac 835 Phenoxymethylpenicillin 998
Diethylcarbamazine 839 Phenytoin 1001
Diethylpropion 839 Piperazin 1008
Digoxin 840 Piroxicam 1010
Doxycycline 850 Prednisolone 1013
Primidone 1018
Ergometrine 852 Prochorperazine 1020
Ergotamine 854 Promethazine 1022
Erythromycin 855 Propanolol 1025
Ethacrynic acid 861
Ethinyloestradiol 863 Quinidine 1029
Quinine 1032
Fenoprofen 864
Ferrous salts 866 Ranitidine 1034
Fludrocortisone 870 Riboflavine 1037
Fluphenazine 871
Folic acid 873 Salbutamol 1041
Furosemide 875 Sodium valproate 1046
Spironolactone 1046
Glibenclamide 882 Sulphadimidine 1049
Glyceryl trinitrate 884 Sulphamethoxazole 1051
Griseofulvin 888
Tamoxifen 1055
Haloperidol 892 Tetracycline 1062
Hydralazine 897 Theophylline 1067
Hydrochorothiazide 899 Thyroxine 1073
Hydrocortisone 901 Timolol 1074
Tolbutamide 1076
Ibuprofen 908 Triamcinolone 1078
Imipramine 911 Trimethoprim 1082
Isoniazid 928
Isosorbide 931 Verapamil 1083

Ketoprofen 933
Daftar Tablet pada FI IV
Levodopa 96
Lithium salts 940 Aloksiprin 76
Lorazepam 942 Alopurinol 74
Alprazolam 80
Meprobamate 945 Alprenolol hidroklorida 82
Mesalazine 946 Amfetamin sulfat 100
Methadone 947 Amilorida hidroklorida 89
Methotrexate 949 Aminofilin 91
Methyldopa 952 Ampisilin 105
Methylprednisolone 953 Antalgin 538
Metoclopramide 956 Asam aminokaproat 36
Metronidazole 959 Asam asetilsalisilat 32
Miconazole 964 Asam asetilsalisilat didapar 33
Morphine 966 Asam askorbat 39
Asam folat 42
Naproxen 971 Asam nalidiksat 45
Nifedipine 975 Asetaminofen 650
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Asetazolamida 25 Klorokuin fosfat 208
Asetosal 32 Klorpromazin hidroklorida 212
Atenolol 114 Klorpropamida 215
Atropine sulfat 116 Klortalidon 216
Azatioprin 121 Klorzoksazon 218
Kotrimoksazol 770
Besi (II) fumarat 379 Kuinidin sulfat 727
Betametason 136 Kuinin sulfat 732
Bisakodil 146
Bromokriptin mesilat 151 Lepas tunda asam asetilsalisilat 34
Levamisol hidroklorida 491
Busulfan 156 Levotiroksin natrium 495
Dapson 278 Lorazepam 505
Deksametason 288 Luminal 660
Diazepam 304
Dietilkarbamazin sitrat 302 Mebendazol 522
Difenhidramin teoklat 325 Merkaptopurin 533
Digitalis 315 Metadon hidroklorida 536
Digitoksin 316 Metampiron 538
Digoksin 319 Metenamin mendelat 540
Diltiazem hidroklorida 323 Metformin hidroklorida 535
Dimenhidrinat 325 Metildopa 547
Dipiridamol 332 Metilergometrin maleat 548
Metilergonovin maleat 548
Efedrin hidroklorida 350 Metoklopramida hidroklorida 556
Efervesen asam asetilsalisilat 35 Metoprolol tartrat 559
Ekstrak beladon 127 Metotreksat, 542
Ergometrin maleat 354 Metronidazol 559
Ergonovin maleat 354
Eritromisin 358 Nadolol 573
Eritromisin etilsuksinat 359 Naproksen natrium 579
Eritromisin stearat 362 Natrium aminosalisilat 582
Etambutol hidroklorida 62 Natrium bikarbonat 604
Neostigmin bromida 607
Fenfluramin hidroklorida 374 Nistatin 626
Fenobarbital 660 Nitrazepam 615
Fenoksimetilpenisilin 665 Nitrogliserin 619
Fitonadion 674 Norethisteron 622
Furosemida 402 Noretindron 622

Glibenklamida 411 Papaverin hidroklorida 647


Griseofulvin 420 Parasetamol 650
Guaifenesin/ Gliseril guaiakolat 422 Penisilin V 665
Piperazin fosfat 682
Haloperidol 425 Piperazin sitrat 681
Hidroklortiazida 434 Pirazinamida 722
Hiosin hidrobromida 445 Piridoksin hidroklorida 724
Prazikuantel 690
Ibuprofen 445 Prazosin hidroklorida 692
Isoniazid 473 Prednisone 697
Isosorbid dinitrat, SL, 475 Primakuin fosfat 698
Kalsium laktat 165 Probenesid 700
Karbamazepin 170 Propanolol hidroklorida 710
Karisoprodol 176 Propel flourasil 714
Ketokonazol 486
Klemastin fumarat 231 Ranitidine hidroklorida 734
Klomifen sitrat 240 Reserpin 739
Klonazepam, 242
Klonidin hidroklorida 244 Sefaleksin 182
Klordiazepoksida 199 Siklofosfamida 267
Klordiazepoksida hidroklorida 201 Simetidin 224
Klorfeniramin maleat 211 Siproheptadin hidroklorida 272
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Skopolamin hidrobromida 445 Deksklorofeniramina 97
Sublingual isosorbid dinitrat 475 Dekstrometorfan 100
Sulfametoksazol dan trimetoprim 770 Dekstromoramida 101
Diazepam 103
Tamoksifen sitrat 773 Didrogesteron 116
Tiamina hidroklorida 785 Dienesterol 106
Tolbutamida 799 Dietilkarbamazina 101
Triheksifenidil hidroklorida 805 Dietilstilbestrol 102
Difenhidramina teoklat 114
Vaginal nistatin 626 Digilanida C 173
Vaginal klotrimazol 248 Digitalis 107
Verapamil hidroklorida 825 Digitoksin 107
Vitamin B1 785 Digoksin 108
Vitamin K1 674 Diiodoksikinolina 109
Diklorfenamida 105
Dikumarol 106
Daftar Tablet pada Fornas Diloksanida 109
Dimenhidrinat 114
Acipheco 7 Dimetusteron 111
Alopurinol 17 Dioktil sulfosuksinat 111
Alprenolol 18 Doksikorton 114
Alukol 19 Dover 219
Aluminium hidroksida 19
Aminofilina 20 Efedrina 118
Amitriptilina 22 Efervesen asetosal 6
Amobarbital 23 Ergometrina 123
Amobarbital natrium 24 Ergonovina 123
Amodiakina 25 Ergotamina 124
Antalgin 108 Eritromisina 125
Antazolina 28 Etambutol 15
Antinfluenza Dep Kes 6 Etundron 16
APC 7 Etunilestradiol 15
Asam asetilsalisilat 5 Etusteron 16
Asam asetilsalisilat kamfer opium 6
Asam asetilsalisilat kofeina fenasetina 7 Fenetisilina 236
Asam askorbat 8 Fenfluramina 128
Asam folat 11 Fenilbutazon 240
Asam nikotinat 12 Fenindamina 237
Asetaminofen 3 Fenitoina 242
Asetaminofen asetilsalisilat kofeina 4 Fenobarbital 237
Asetazolamida 4 Fenoksimetilpenisilina 240
Asetosal 5 Fenolftalein 238
Atropine difenoksilat 33 Fitomenadion 244
Fludrokortison 131
Barbital 39 Flufenazina 131
Beladon 39 Fluprednisolon 133
Bendrofluazida 40 Ftalilsulfatiazol 243
Benzheksolium 41 Furosemida 133
Benzotropina 42
Besi (II) fumarat 129 Gliserol trinitrat 141
Besi (II) glukonat 130 Glutetimida 140
Besi (II) sulfat 131 Griseofulfina 143
Betametason 47 Guanetidina 143
Betametason fosfat 48
Biperidena 50 Haloperidol 143
Bisakodil 51 HCT 150
Busulfan 53 Heksamina 146
Butobarbital 54 Heksamina mandelat 146
Hidralazina 149
Dapson 93 Hidroflumetiazida 156
Deksametason 93 Hidroklortiazida 150
Deksamfetamina 96 Hidrokodon 150
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Hidrokortison 150 Merkantopurina 186
Hidroksizina 158 Metampiron 188
Hiosina 159 Metandienon 189
Hiosina metilbromida 161 Metandrostelonon 189
Metantelina 189
Imipramina 163 Metenamina 146
INH 167 Metenamina mendelat 146
Iodokloroksikinolina 77 Metilklotiazida 192
Isokarboksazida 167 Metildopum 192
Isoksuprina 169 Metildopum hidroklortiazida 193
Isoniazid 167 Metilergometrina 193
Isoprenalina 168 Metilergonovina 193
Isopropamida 169 Metilpredmisolon 195
Isoproterenol 168 Metiltestosteron 196
Metiltiourasil 197
Kalek 57 Metimazol 190
Kalsiferol 57 Metionina 191
Kalsium benzamidosalisilat 55 Metisergida 197
Kalsium glukonat 55 Metronidazol 197
Kalsium laktat 57 Multivitamin 199
Kalsium pantotenat 57
Karbamazepina 59 Natrium bikarbonat 207
Karbarson 59 Natrium subkarbonat 207
Karbimazol 60 Neomisina 208
Karbinoksamina 61 Neostigmina 210
Karbromal 62 Niklosamida 210
Kina 266 Nikotinamida 211
Kinidina 264 Nistatina 214
Kinina bisulfat 264 Nitrazepam 212
Kinina hidroklorida 265 Nitrofurantoina 212
Kinina sulfat 266 Nitrogliserin 141
Kiniofon 266 Noretandrolon 213
Kliokinolina 77 Noretundron 213
Klomifen 80 Noretundron asetat 213
Klorambusil 64 Noretusteron 213
Klordiazepoksida 68 Noretusteron asetat 213
Klorfeniramina 69 Novobiosina 214
Klorguanida 69
Klorkina 73 Oksifensiklimina 222
Klorpromazina 70 Oksitosina 225
Klorpropamida 72 Opial 226
Klortalidon 74 Opium majemuk 219
Klortiazida 75 Orsiprenalina 219
Kodeina 82
Kolina teofilinat 75 Papaveretum 226
Kolistina 84 Papaverina 226
Kortison 87 Paraminosalisilat 228
Parasetamol 3
Lanatosida-C 173 PASNA 228
Lapis 312 Penisilina-V 240
Levodopum 175 Pentaeritritol 230
Levotiroksina 176 Pentobarbital 231
Liotironina 179 Perfenazina 232
Petidina 234
Mebhidrolina 181 Piperazina adipat 247
Meditren 266 Piperazina sitrat 247
Melfalan 182 Piridoksina 262
Menadion 182 Piridostigmina 262
Mepakrina 184 Pirimetamina 263
Mepenzolium 184 Pirvinum 263
Mepiramina 186 Polimiksina 249
Meprobamat 185 Politiazida 250
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Prednisolon 251 Trisulfapirimidina 297
Prednison 254
Primakina 254 Vioform 77
Primidon 254 Vitamin-B kompleks 302
Proguanil 69 Vitamin-B1 288
Prokainamida 255 Vitamin-B2 269
Proklorperazina 256 Vitamin-B6 262
Promazina 258 Vitamin-C 8
Prometazina hidroklorida 259 Vitamin-D 57
Prometazina teoklat 260 Vitamin-K 182
Propanolol 267
Propantelina 260 Warfarin 303
Propiltiourasil 261
Propisilina 261

Ragi 271
Reseprina 266
Riboflavina 269

Sakarina 270
Sakaromises 271
Salisilamida 271
Salut kering 312
Sefaleksina 62
Sianokobalamina piridoksina tiamina 89
Siklofosfamida 90
Sikloserina 91
Sinkofen 76
Siproheptadina 91
Sisip 312
Skopolamina 159
Skopolamina metilbromida 161
Spironolakton 274
Stilbestrol 102
Sublingual 312
Sulfadiazina 277
Sulfadimetoksida 277
Sulfadimidina 278
Sulfafurazol 281
Sulfaguanidina 279
Sulfametazina 278
Sulfamerazina 279
Sulfametizol 280
Sulfametoksazol 280
Sulfametoksipiridazina 280
Sulfasomidina 281
Sulfisoksazol 281
Sulfisomidina 281

Tiamina 288
Tietilperazina 288
Tioridazina 289
Tiroksina 176
Tolazolina 291
Tolbutamida 291
Triamsinolon 292
Trifluoperazina 295
Triheksifenidil 41
Trimoksazol I 296
Trimoksazol II 296
Tripelenamina 296
Trisulfa 297
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

TABLET KHUSUS

A. SEDIAAN EFFERVESCENT

I. PENDAHULUAN

I. 1. Tablet EFFERVESCENT
Tablet Effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam air, kemudian
terdesintegrasi dan larut. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara
asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet
dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya
pada minuman kaleng berkarbonasi. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa
yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam
sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan effervecent
dapat diterima di masyarakat. Effervecent adalah timbulnya gas dari suatu cairan sebagai hasil reaksi kimia.
Kandungan tablet EFFERVESCENT merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium
bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang
berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai
dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan
tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.
Dalam perdagangan ada beberapa jenis tablet EFFERVESCENT, yaitu :
(a) Nonfarmasetik, contoh : Tablet pembersih gigi palsu, Tablet pembersih lensa kontak, Tablet pembersih
toilet
(b) Farmasetik, contoh :
i. Obat dalam : Antibiotik, Multivitmamin, Analgesik
ii. Obat luar contoh: tablet vaginal
Tablet EFFERVESCENT dimaksudkan tidak untuk ditelan tapi harus dilarutkan dulu dalam air baru
diminum.

I. 2. Keuntungan dan Kerugian EFFERVESCENT


Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain;
1. Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis yang tepat
2. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak enak.
3. Tablet biasanya cukup besar sehingga dapat dikemas secara individual untuk mencegah lembab
sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.
4. Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih dulu dalam air baru diminum
5. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain :
1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia
2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mengkin sudah cukup untuk memulai reaktifitas
effervescen

I. 3. Pembuatan Effervescent
Tablet EFFERVESCENT dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi
kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode Wurster, menggunakan suatu alat
semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.
Tablet EFFERVESCENT memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena
dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan atau tidak boleh bereksi selama proses
pembuatan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua
bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet effervesent selama perjalanannya mulai akhir
produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikit pun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat
mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.
Proses pembuatan tablet effervecent membutuhkan kondisi khusus, kelembaban harus relatif rendah dan suhu
harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara.
Kelembaban relatif maks. 25% dengan suhu 25 C dapat menghindari masalah dengan lembab atmosfir.

a. Granulasi Basah
Umumnya sama dengan tablet konvensional
Prosesnya:

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 37


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
1. Cara pemanasan.
Biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena proses ini sangat tidak konstan dan sulit
dikendalikan maka jarang digunakan.
2. Granulasi dengan cairan reaktif.
Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1-0,5%)
yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi menghasilkan granul. Caranya dengan
memasukkan komponen yang paling mudah menangkap air dahulu. Granul yang masih lembab
ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses
pengeringan untuk menghilangkan air sehingga tablet menjadi stabil.
3. Granulasi dengan cairan non reaktif.
Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam
campuran pada mesin pencampur. dalam hal ini perlu ditambahkan pengikat kering seperti PVP.
Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian dihaluskan lagi baru
dicetak.
Metode basah lebih tepat dilakukan dibanding metode kering. Campuran serbuk dilembabkan dengan
penambahan sedikit pelarut, paling baik alkohol. Alkohol ditambahkan sampai terbentuk massa berbentuk
bongkahan granul kecil. Granul terbentuk karena daya kohesif pada massa tersebut dengan pengaruh peremasan.
Dengan alkohol dan peremasan yang cukup maka tidak perlu melewatkan campuran melalui pengayak kasar,
kecuali diinginkan granul berukuran besar. Untuk granul besar, gunakan alkohol lebih sedikit, dan massa ditekan
ke pengayakan no 6 lalu dikeringkan pada air hangat atau oven 50o C untuk menguapkan alkohol.
Campuran tidak harus digranulasi. Serbuk larut air dan karena itu banyak digunakan dalam bentuk sediaan.
Garam effervescent harus dilindungi dari kelembaban yang menyebabkan reaksi kimia prematur sehingga tidak
dapat digunakan. Biasanya menggunakan botol bermulut lebar. Tutup rapat dan harus kedap udara.

b. Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1. Cara slugging (bongkahan)
dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dimasukkan ke
dalam mesin granulasi (granulator) untuk dihaluskan menjadi ukuran yang dikehendaki.
2. Cara kompaktor
menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk
pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin
granul.
Pada granulasi kering, bahan harus lewat dari ayakan no 60. Bahan dicampur, asam sitrat ditambahkan
untuk menjaga kehilangan airnya. Campuran ditempatkan pada piring atau wadah yang cocok dalam oven 100 o C
selama 5-10 menit. Panas menyebabkan air kristal dibebaskan untuk mengurangi kelembaban serbuk. Massa
bubur ditekan dengan tongkat kayu atau spatula yang resisten. Asam akan melewati pengayak no 6, panaskan 50 o
C dan ayak no 6 lagi.
Panas kering dari oven cukup baik untuk penyiapan garam effervescent dalam jumlah besar, tapi kadang
kurang baik untuk jumlah kecil karena pemanasan lambat menyebabkan terlalu banyak pemanasan pada
campuran. Untuk jumlah kecil, panas yang lebih cepat dari waterbath atau pemanas ganda lebih baik. Campuran
serbuk dikemas dalam dasar kontainer dicelupkan dalam air panas. Konsistensi tinggi dan dapat dites dengan
penekanan pada permukaan campuran. Granulasi dilanjutkan seperti di atas. Jika pengayak kasar tidak tersedia,
massa dapar ditempatkan pada pill tile dan dipotong dengan cepat menjadi granul kecil.

c. Granulasi Cara “FLUIDISASI”


Dewasa ini produksi granul effervecent untuk pembuatan tablet effervecent dilakukan dengan cara
fluidisasi. Suatu campuran serbuk kering dari sumber asam dan karbonat disuspensikan dalam aliran udara
panas, campuran diaduk dan mengalir secara tetap dalam udara, kemudian suatu jumlah cairan penggranulasi,
biasanya air, disemprotkan ke dalam atau kepada campuran yang mengalir tadi. Dengan penambahan sedikit air
maka terjadi reaksi. Sebentar sebelum cairan menguap, maka proses ini pereaksinya terbatas hanya pada
pembentukan granul saja. Prosedur ini mempunyai keuntungan, yaitu pencampuran komponen dan granulasi
serta pengeringan dilakukan 1 kali dan kehilangan CO2 sedikit.

I. 4. Bahan Tambahan Tablet EFFERVESCENT


Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet EFFERVESCENT seharusnya
mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada
tempat yang kering.
Karakteristik komponen tablet Effervecent :

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 38


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet effervecent sama dengan yang
digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga
sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti :
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi
2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet effervecent yang lebih penting dari
tablet konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.
Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan
karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai
reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air.
Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2 + 3 H2O
CH2COOH CH2COONa
Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keadaan anhidrat (kering) dengan sedikit
kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air
dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat
dikempa.
3. kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet effervecent. Jika komponen tablet
tidak larut, reaksi effervecent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat.
Kecepatan kelarutan lebih penting daripada kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi
desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.

I. 4. 1. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet effervecent didapat dari garam-garam karbonat. Karena garam ini
dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium
karbonat (soda ash). Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. Dapat larut
sempurna dalam air, non higroskopis dan tidak mahal, dapat dimakan dan dalam prakteknya banyak digunakan
sebagai antasida. Natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat
menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet effervecent karena kemampuannya mengabsorbsi lembab
terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi effervecent, karena itu anhidrat lebih disukai daripada
bentuk anhidrat.
Gas yang dihasilkan selama effervecent tidak selalu CO 2 walaupun CO2 yang paling sering digunakan.
Oksigen dapat pula menjadi sumber effervecent dengan sumbernya dapat digunakan natrium perborat anhidrat
yang jika dicampur dengan air akan menghasilkan O2 dan effervecent.

I. 4. 2. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervecent dapat digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, merupakan asam yang banyak digunakan, asam ini tersedia di alam dan biasanya
digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan dapat dimakan, antara lain :
1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah.
Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir
dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higrokopis, dan
karena itu harus dicegah kepaparan terhadap lembab tinggi jika telah dikeluarkan dari
wadahnya yang asli.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat, lebih
higroskopis, juga merupakan asam kuat.
3. Asam maleat, juga tersedia dalam jumlah banyak dalam perdagangan, higroskopis dan segera
larut, kekuatan asamnya kurang sedikit dari asam sitrat tetapi cukup untuk menghasilkan
effervecent.
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang membebaskan bentuk
asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Air tidak dapat digunakan dalam
memproduksi effervecent yang mengandung anhidrida asam karena akan berubah menjadi asam
sebelum digunakan dan akan bereaksi dengan sumber karbonat. Contohnya adalah suksinat anhidrat.

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 39


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

c. Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan proton dan
menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah :
(i) natrium hidrogen fosfat
(ii)natrium dihidrogen fosfat, dikenal sebagai mononatrium fosfat, dalam perdagangan tersedia dalam
bentuk granul dan serbuk anhidrida, segera larut dalam air menghasilkan pH 4,5 , segera bereksi dengan
karbonat atau bikarbonat memproduksi effervecent bila dilarutkan.
(iii) natrium bisulfit atau natrium asam sulfite, menghasilkan larutan asam dan mampu melepas CO 2
dari sumber karbonat. Na bisulfit tidak dimakan, tetapi digunakan dalam formulasi tablet effervecent
sebagai sediaan pembersih toilet, zat ini adalah reduktor kuat dan tidak tercampurkan dengan oksidator.
(iv) Garam asam sitrat, natrium dihidrogen sitrat & dinatrium hydrogen sitrat

I. 4. 3. Bahan Tambahan Lainnya


Bahan tambahan lainnya pada tablet effervecent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan
lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya
digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet effervecent sudah banyak mengandung karbonat dan asam.

a. Pengikat dan zat penggranul


Untuk pembuatan tablet effervecent dengan metode granulasi, penggunaan pengikat seperti gelatin,
amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air
tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervecent. Pengikat kering seperti laktosa,
dekstrosa, manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif pada kadar rendah. Pengikat efektif untuk tablet
effervecent adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering
kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol (hanya
membasahi tidak sebagai pengikat/untuk mengaktifkan). Alkohol tidak bersifat pengikat tapi
ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.
b. Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan effervecent sudah cukup
besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na-Klorida, Na-Sulfat dan
Na-Bikarbonat.
c. Lubrikan
Lubrikan yang paling efisien umumnya tidak larut dalam air dan akan menghasilkan larutan yang keruh
setelah tablet terdisintegrasi, contohnya Mg-Stearat yang tidak larut dalam air. Banyak zat yang
merupakan lubrikan efektif pada konsentrasi tertentu, tetapi dilain pihak juga mencegah hancurnya
tablet pada konsentrasi yang sama. Semua zat lubrikan yang larut dalam air kurang efisien jika
dibandingkan dengan yang tidak larut dalam air. Lubrikan padat harus halus agar efisien.
Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai lubrikan.
Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 merupakan lubrikan larut air yang efektif, juga dapat digunakan
Na-Stearat dan Na-Oleat.
d. Zat-zat lain
Zat aktif seperti analgetik, antihistamin, vitamin, zat pewarna, zat pewangi, zat pemanis, dll. Cara
menambahkannya sama seperti pada pembuatan tablet konvensional.

II. DATA PREFORMULASI


II.1. Data Preformulasi Zat aktif

II. 2. Data Preformulasi Beberapa Eksipien


II. 2. 1. Polivinil Pirolidon
Nama lain : povidone, polivinilpirolidon.
Rumus kimia : (C6H9NO)n
Bobot molekul : 2500 – 3 000 000
Fungsi: suspending agent; tablet binder.
Aplikasi dalam formula dan teknologi:
Penggunaan Konsentrasi %
Pembawa untuk obat 10-25
Agen pendispersi hingga 5
Eye-drops 2-10
Agen pensuspensi hingga 5

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 40


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Pengikat tablet, pengisi tablet, atau coating tablet 0,5-5
Pemerian: Povidone adalah fine, putih hingga putih-creamy yang tidak berwarna, kurang berbau atau hampir
tidak berbau, serbuk higroskopik.
Bobot jenis : 1,17 – 1,18 g/cm3
Titik leleh : melunak pada 150C.
Higroskopisitas : povidone sangat higroskopis, sejumlah pelarut yang diabsorpsi dalam kelembaban yang rendah
adalah tinggi.
Kelarutan: sangat larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, methanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter,
hidrokarbon, dan minyak mineral.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: Povidon menjadi berwarna gelap dengan pemanasan pada 105C, dan
terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada pemanasan pendek pada 110-130C. Larutan air cocok untuk
pertumbuhan jamur, sehingga harus ditambahkan pengawet yang sesuai. Povidon harus disimpan pada kondisi
yang tidak menyebabkan dekomposisi atau degradasi. Karena povidon higroskopis, maka harus disimpan dalam
tempat yang tertutup rapat, di tempat yang dingin dan kering.
Inkompatibilitas: Povidon dalam larutan kompatibel dengan garam anorganik, resin natural dan sintetik.
Membentuk molecular dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, phenobarbitl, dan
tannin. Beberapa pengawet seperti thimerosal dapat menyebabkan pembentukan kompleks povidon.

II.2.2 PEG
Nama lain : makrogol, karbowax, polietilen glikol.
Rumus kimia : HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH
PEG 4000 m = 69 – 84
Bobot molekul : PEG 4000 ( 3000 – 4800 )
Fungsi : basis salap, plastisizer, pelarut, basis suppositoria, lubrikan tablet dan kapsul.
Pemerian : polietilen glikol adalah hasil penambahan polimer dari etilen oksida dan air. Polietilen glikol 200-600
adalah cairan kental, jernih, tidak berwarna atau kekuningan. Polietilen glikol yang lebih besar dari 1000
berbentuk padat berwarna putih atau putih kotor, memiliki konsistensi mulai dari bentuk pasta hingga seperti
lilin. Memiliki bau manis yang lemah. PEG 6000 tersedia sebagai serbuk yang dapat mengalir bebas.
Titik leleh : 50 - 58C untuk PEG 4000 dan 55 - 63C untuk PEG 6000
Kandungan lembab: polietilen glikol sangat higroskopis, meskipun higroskopisitasnya berkurang seiring dengan
meningkatnya bobot molekul. PEG yang solid seperti PEG 4000 dan diatasnya tidak higroskopis.
Kelarutan : polietilen glikol larut dalam air dan tercampur dalam semua proporsi dengan polietilen glikol
lainnya. Larutan air dari PEG yang memiliki bobot molekul tinggi dapat membentuk gel. PEG berbentuk cair
larut dalam aseton, alkohol, benzena, gliserin, dan glikol. PEG berbentuk padat larut dalam aseton, diklormetan,
etanol, dan metanol. PEG sedikit larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter, tetapi tidak larut dalam lemak,
minyak mineral.
Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan meskipun PEG yang memiliki bobot molekul
kurang dari 2000 sangat higroskopis. PEG tidak menunjang perkembangan mikroba dan tidak menjadi tengik.
PEG dan larutan PEG dalam air dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi, atau radiasi gamma. Sterilisasi bentuk
padat pada 150C selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan warna, dan pembentukan produk urai
yang asam. Oksidasi dapat terjadi bila PEG dipaparkan pada suhu lebih dari 50C dalam waktu yang lama. PEG
sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering. Untuk penyimpanan
bentuk cair, lebih disukai wadah yang terbuat dari baja tahan karat, aluminium, atau gelas.
Inkompatibilitas: PEG cair dan padat dapat inkompatibel dengan beberapa pewarna. Aktivitas antimikroba
beberapa antibiotik, terutama penisilin dan basitrasin, dapat mereduksi basis PEG. Efek pengawet seperti
paraben dapat berkurang karena membentuk ikatan dengan PEG. Efek fisik menyebabkan PEG melunak dan
pencairan dalam campuran dengan fenol, asam tanat, dan asam salisilat. Perubahan warna sulfonamid dan
ditranol dapat terjadi, juga pengendapan dari sorbitol. Plastik dapat melunakkan atau melarutkan PEG. Migrasi
PEG dapat terjadi dari tablet salut lapisan tipis, mengarah kepada interkasi dengan komponen pada inti tablet.

II.2.3 Manitol
Nama lain: manita, gula manna, manit.
Rumus kimia: C6H14O6
Bobot molekul: 182, 17
Fungsi: agen pemanis, pengisi tablet dan kapsul, pengatur tonisitas, pembawa untuk sediaan terliofilisasi.
Pemerian: manitol adalah D- manitol. Merupakan alkohol heksahidrat yang berkaitan dengan manosa dan
solerik dengan sorbitol. Merupakan serbuk kristal, putih, tidak berbau, atau merupakan granul yang mengalir
bebas. Memiliki rasa manis, kira-kira semanis glukosa dan setengah dari sukrosa, memberikan rasa dingin pada
mulut.
Titik pijar : > 150C
Aliran: serbuk kohesif dan granul mengalir bebas.

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 41


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Titik leleh: 166 - 168C
Kelarutan: larut dalam alkali, 1 gram larut dalam 83 ml etanol (95%), dalam 18 ml gliserin, dalam 100 ml propan
– 2 – ol, dalam 5,5 air, dan praktis tidak larut dalam eter.
Stabilitas: manitol stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan air. Larutan dapat disterilisasi dengan filtrasi
atau dengan autoklaf. Dalam bentuk larutan, manitol tidak dipengaruhi oleh dingin, pelarut asam atau basa,
ataupun oleh oksigen atmosfer bila tidak terdapat katalis. Ruahan sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik
pada tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: tidak dilaporkan dalam keadaan kering. Larutan manitol 20% b/v atau yang lebih pekat dapat
terjadi salting out karena kalium atau natrium klorida. Presipitasi terjadi bila larutan manitol 25% b/v kontak
dengan plastik.

II. 2. 4. Sukrosa
Deskripsi: kristal tidak berwarna, berupa massa kristal atau blok,putih, serbuk kristal, tidak berbau, dan berasa
manis.
Fungsi: basis untuk medicated confectionary, agen penggranuasi, penguat sugar coating, agen pensuspensi, agen
pemanis, dieluent tablet dan kapsul, agen peningkat viskositas.
Aplikasi dalam Formulasi:
Penggunaan Konsentrasi %w/w
Sirup untuk oral liquid 67
Agen pemanis 67
Pengikat tablet (granulasi kering) 2-20
Pengikat tablet (granulasi basah) 50-67
Coating tablet (sirup) 50-67
pKa = 12,62
Kelarutan:
Pelarut Kelarutan pada 20C
Kloroform Tidak larut
Etanol 1 dalam 400
Etanol 95% 1 dalam 170
Propan-2-ol 1 dalam 400
Air 1 dalam 0,5
1 dalam 0,2 dalam 100C
dan kondisi penyimpanan:
Sukrosa memiliki stabilitas baik pada temperatur ruang dan pada kelembaban relatif sedang. Dapat
mengabsorpsi hingga 1% lembab, yang dilepaskan pada pemanasan 90C.
Inkompatibilitas:
Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh trace logam berat cenderung inkompatibilitas dengn bahan aktif
missal: asam askorbat,. Sukrosa dapat juga terkontaminasi dengan sulfit dari proses refining. Sukrosa
inkompatibilitas dengan Alumunium.

II. 2. 5. Asam Sitrat Monohidrat


Fungsi : agen pengasam, agen pendapar, agen pengkhelat, mempertahankan rasa
Pemerian : kurang berwarna atau kristal translucent, atau kristal putih. Kurang berbau dan memiliki rasa asam
yang kuat. Struktur kristal orthorhombic.
pH = 2,2 (1% w/v larutan air)
Kelarutan larut dalam 1 : 1,5 ethanol 95 % dan 1 : <1 air; kurang larut dalam eter
Inkompatibilitas : asam sitart inkompatibel dengan asam tartrat, alkali, dan karbonat dan bikarbonat, asetat, dan
sulfida. Pada penyimpanan, sukrosa dapat terkristalisasi dari sirup dengan kehadiran asam sitrat.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: asam sitrat monohidrat kehilangan air dan mengalami kristalisasi pada
udara kering atau ketika dipanaskan 40C. Materi monohidrat harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.

II. 2. 6. Asam Tartrat


Fungsi: agen pengasam; acidulant; flavor enhancer; sequestering agent.
Pemerian: asam tartrat terdapat sebagai kristal monoklinik yang kurang berwarna, atau putih atau serbuk kristal
hampir putih. Kurang berbau, dengan rasa tart.
pH = 2,2 (1,5% w/v larutan air)
Kelarutan:
Pelarut Kelarutan pada 20C
Kloroform Praktis tidak larut
Etanol 95% 1:2,5

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 42


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Eter 1:250
Gliserin larut
Methanol 1:1,7
Propan-1-ol 1:10,5
Air 1:0,75
1:0,5 dalam 100C
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: ruahan stabil dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat, pada
tempat yang kering dan dingin.
Inkompatibilitas: Asam tartrat bereaksi dengan logam karbonat dan bikarbonat.

II. 2.7. Sodium bicarbonate


Fungsi: agen pengalkilasi; agen terapeutik
Aplikasi dalam formulasi atau teknologi
Penggunaan Konsentrasi %
Buffer dalam tablet 10-40
Tablet effervescent 25-50
Injeksi/infus isotonic 1,39
Pemerian: kurang berbau, serbuk kristal putih dengan sedikit rasa basa. Struktur kristal adalah prisma
minoklinik.
pH = 8,3 untuk larutan air 0,1 M yang disiapkan segar pada 25C.
Kelarutan:
Pelarut Kelarutan dalam 20C
Etanol 95% Praktis tidak larut
Eter Praktis tidak larut
Air 1:11
1:4 pada 100C
Stabilitas dan kondisi penyimpanan: Ketika dipanaskan pada 50C, sodium bicarbonate mulai terdisosiasi
menjadi karbon dioksida, sodium carbonat, dan air; pada pemanasan 250-300C dalam waktu yang singkat
sodium bicarbonat diubah sempurna menjadi sodium carbonat anhidrat. Sodium bicarbonat stabil dalam udara
kering tetapi terdekomposisi perlahan dalam udara lembab sehingg harus disimpan dalam tempat yang tertutup
rapat, di tempat yang dingin, dan kering.
Inkompatibilitas: sodium bicarbonat bereaksi dengan asam, garam asam, dan garam-garam alkaloidal,
menghasilkan karbondioksida. Sodium bicarbonat dapat menggelapkan salisilat. Dalam campuran serbuk,
atmosfer lembab dan air krstalisasi, sodium bicarbonat bereaksi dengan asam borat atau alum. Dalam campuran
larutan yang mengandung bismuth subnitrat. Sodium bicarbonat bereaksi dengan asam membentuk hidrolisis
dari garam bismut.

III. CONTOH FORMULASI DAN PENDEKATAN FORMULASI

III. 1. Formulasi
Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.
Formula untuk 1 buah tablet effervescent :
Asam askorbat 500 mg
Pyridoxine 20 mg
PVP 3% 45 mg
Sukrosa 15% 225 mg
Asam sitrat monohidrat 208 mg
Asam tartrat 222,9 mg
Natrium bikarbonat 249,5 mg
PEG 8000 30 mg

III. 2. Perhitungan
Bobot tablet effervescent 1500 mg
Fasa dalam bobot 98% = 98/100 1500 mg = 1470 mg
Fasa luar (terdiri dari pelincir) bobot 2% = 2/100  1500 mg = 30 mg
Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi.
Bobot asam dan basa = fasa dalam – (zat aktif + pengikat + pengisi)
= 1470 mg – ( 520 + 45 + 225 ) mg
= 680 mg
Asam sitrat monohidrat: BM = 210,13

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 43


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Bilangan ekivalen = 3
Bobot ekivalen = 210,13/3 = 70,04
Asam tartrat: BM = 150,09
Bilangan ekivalen = 2
Bobot ekivalen = 150,09/2 = 75,05
Natrium bikarbonat: BM = 84,01
Bilangan ekivalen = 1
Bobot ekivalen = 84,01/1 = 84,01
70,04 mol ekivalen + 75,05 mol ekivalen + 84,01 mol ekivalen = 680 mg
229,1 mol ekivalen = 680 mg
mol ekivalen = 2,97

Asam sitrat monohidrat = 70,04  2,97 = 208 mg


Asam tartrat = 75,05  2,97 = 222,9 mg
Natrium bikarbonat = 84,01  2,97 = 249,5 mg

III.3 Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam formula dan metode pembuatan.


 Bobot tablet yang dipilih 1500 mg karena bobot tersebut cukup untuk bobot tablet effervescent
 Dosis asam askorbat yang dipilih 500 mg/hari karena dosis tersebut dapat digunakan untuk pengobatan
sariawan akibat defisiensi vitamin C.
 Jumlah pyridoxine yang dikonsumsi per hari sebanyak 2,2 mg harus terpenuhi untuk laki-laki dan 2 mg
untuk perempuan. Pyridoxine yang digunakan untuk pengobatan anemia sideroblastik dan untuk
merawat kelainan metabolisme akibat defisiensi pyridoxine memiliki dosis sebesar 100-400 mg per
hari. Dosis pyridoxine yang dipilih dalam formula ini sebesar 20 mg/hari karena masih termasuk
rentang dosis yang dapat digunakan untuk profilaksis dan defisiensi pyridoxine, juga untuk memenuhi
bobot tablet effervescent sebesar 1,5 gr.
 Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP merupakan pengikat yang larut air dan konsentrasi
yang dipilih 3% karena PVP yang digunakan sebagai pengikat dalam formulasi dan teknologi Farmasi
sebesar 0,5-5%
 Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena pengisi yang digunakan dalam tablet effervescent adalah
gula. Konsentrasi yang dipilih 15% karena sukrosa yang digunakan sebagai pengisi pada formulasi dan
teknologi Farmasi 2-20%.
 Asam yang digunakan adalah kombinasi antara asam sitrat monohidrat dan asam tartrat karena dengan
kombinasi akan diperoleh tablet effervescent yang bik. Bila digunakan asam sitrat monohidrat tunggal
maka granul yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat dikempa, sedangkan bila
digunakan asam tartrat tunggal maka akan dihasilkan tablet effervescent yang keras dan retak-retak.
 Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena basa tersebut biasa digunakan dalam kombinasi
dengan asam tartrat.
 Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga dipilih PEG 8000
 Metode pembuatan yang dipilih adalah granulasi kering karena zat aktif merupakan vitamin yang tidak
tahan panas sehingga dengan granulasi kering maka tidak diperlukan proses pengeringan yang
memerlukan panas.
IV. CONTOH PENIMBANGAN
Penimbangan dilakukan untuk membuat 500 buah tablet effervescent
Asam askorbat 500 mg  500 = 250 g
Pyridoxine 20 mg  500 = 10 gr
PVP 3% 45 mg  500 = 22,5 gr
Sukrosa 15% 225 mg  500 = 112,5 gr
Asam sitrat monohidrat 208 mg  500 = 104 gr
Asam tartrat 222,9 mg  500 = 111,45 gr
Natrium bikarbonat 249,5 mg  500 = 124,75 gr
PEG 8000 30 mg  500 = 15 gr

V. PROSEDUR PEMBUATAN
Metode Granulasi Kering
1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 44


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yang diperoleh harus sebesar 10 gr/detik (tapi kata
Pa Uu,,4 gr/detik juga bisa). Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan slugging kembali
hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada granul ditambahkan lubrikan. Granul siap dikempa
menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.

VI. EVALUASI
VII. 1. Evaluasi Granul
VII. 1. 1. Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa.
VII. 1. 2 . Prosedur
i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring logam,
kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b. Atur panas yang digunakan (70 0C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang
tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap sebelum digunakan.
ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)
a. Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji
aliran.
b. Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk
melewati corong.
c. Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10
gr/det
iii) Kadar Pemampatan
a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat sebagai
ketukann 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp < 20%.
iv) Bobot jenis
a. Bobot jenis nyata
 Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
 Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
 Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = bobot jenis nyata
W = bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
b. Bobot jenis mampat
 Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong
panjang. Catat volumenya (Vo).
 Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10 dan V500).
 Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
 Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v) Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %
vi) Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
 Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ sebelum pemampatan.
 Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 45


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
VII. 2. Evaluasi Tablet
VII. 2. 1. Tujuan
Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi
(Non Farmakope) atau tidak.
VII..2. 2 . Prosedur

i) Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan baku atau
dari pengotoran saat proses pembuatan.
ii) Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka
sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
iii) Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar
dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B. ( FI ed III hlm. 7).
iv) Kekerasan tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato.
Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan
yang ideal 10 Kg/cm2.
v) Friabilitas
a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian
jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b. Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang (W1).
c.Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%
vi) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian
dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan
dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 X 100 %.
vii) Uji Disolusi
Masukkan sejumlah volume media disolusi sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan media hingga
mencapai suhu 370 + 0,50C
Masukkan 1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat
pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi.
Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara media disolusi dan
bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan
kadar sesuai monografi.

CONTOH TAMBAHAN : (Tolong Dikoreksi)

Bobot per tablet = 4000 mg


Fase dalam :
Aspirin 500 mg
Asam sitrat 1.136.36 mg
Na bikarbonat 1363,64 mg
Manitol 0,5 % x 4.000 mg 20 mg
PVP 2 % x 4.000 mg 80 mg
Fase luar :
PEG 8000 2 % x 4000 80 mg

Effervescent Aspirin
Formula A ( digunakan 2 asam )
Perhitungan Jumlah asam dan basa yang diperlukan
 Na2CO3 untuk menetralkan Aspirin
2 250
Na2CO3 =  106
1 180,16

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 46


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005

= 294,18
 Asam dan basa untuk bereaksi
Asam dan basa yang diperlukan :
= 980 – ( 250 + 200 + 30 ) – 294,18
= 205,82

Reaksi yang terjadi :


(1) 2H3C6H5O7.H2O + 3Na2CO3 → 2Na3C6H5O7 + 5H2O + 3CO2
asam sitrat Na-karbonat Na-sitrat
(2) H2C4H4O6 + Na2CO3 Na2C4H4O6 + H2O + CO2
Asam tartrat Na-bikarbonat Na-tartrat
Misalkan :
2 as + 3 k = 
1 at + 1 k = y
Cat: as = asam sitrat
at = asam tartrat
k=karbonat

 + y = 205,82
 = 205,82 – y ……………….(1)

2 as + 3 k = 205,82 – y
(2 x 210) mol + (3 x 106 ) mol = 205,82 – y
420 mol + 318 mol = 205,82 – y
738 mol = 205,82 – y
y = 205,82 – 738 mol ……………..(2)

1 at + 1 k = y
150 mol + 106 mol = y
y = 256 mol ……………….(3)

(2) & (3)


y = 205,82 – 738 mol
256 mol = 205,82 – 738 mol
994 mol = 205,82
mol = 0,207
 Asam sitrat = 420 mol
= 420 x 0,207
= 86,94 mg
 Asam tartrat = 150 mol
= 150 x 0,207
= 31,05 mg
 Na-karbonat = 318 mol + 106 mol
= 424 mol
= 424 x 0,207
= 87,768 mg
Total asam dan basa = 205,758 mg
Jumlah Na-karbonat total ( untuk menetralkan aspirin dan untuk reaksi )
= 294,18 mg + 87,768 mg
= 381,948 mg

Formula akhir
1 tablet 100 tablet
R/ Aspirin 250 mg 25 gr
Manitol 2 %200 mg 20 gr
PVP 3% 30 mg 3 gr
As. Sitrat 86,94 mg 8,7 gr
As. Tartrat 31,05 mg 3,1 gr
Na2CO3 381,948 mg 38,2 gr

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 47


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Na-lauril sulfat 20 mg 2 gr
Evaluasi
Waktu hancur = 20 menit

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The
Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504
2. Martindale, “The Extra Pharmacopeia” 29TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of
Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209
3. The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12 nd ed. 1994. London: The
Pharmaceutical Press.
4. Catatan Kuliah Tablet Prof. Dr. Charles Siregar, MSc.

B. TABLET KUNYAH

I. PENDAHULUAN
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam
formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah
dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan
bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa (FI
IV 1995).
Karakteristik :
1. memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
2. mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
Keuntungan :
1. ketersediaan hayati lebih baik karena tidak perlu melewati tahap disintegrasi terlebih dahulu dan
mungkin dapat meningkatkan disolusinya;
2. kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
3. sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
4. meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.
Kekurangan :
Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.

II. FAKTOR FORMULASI


Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah zat aktif, aliran,
lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan pertimbangan organoleptik. Empat faktor
pertama di atas merupakan faktor yang umum untuk tablet biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat
organoleptik zat aktif merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat menggunakan satu pendekatan
atau lebih untuk sampai pada penentuan formula dan proses yang menghasilkan produk dengan sifat
organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran, kompresibilitas dan stabilitas yang dapat diterima.
Pada umumnya, jika jumlah zat aktif dalam tablet sedikit dan rasanya sedikit buruk maka formulasinya
mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif besar dan/atau rasanya buruk sangat sulit diformulasikan menjadi tablet
kunyah.
Faktor aliran, lubrikan, desintegran, kompresibilitas, kompatibilitas dan sama halnya untuk tablet biasa.
Sedangkan pertimbangan organoleptik adalah sebagai berikut :
1. Rasa dan penyedap
Secara fisiologis, rasa dalah respon panca indera sebagai hasil angsangan kimiawi pada ujung rasa di lidah.
Rasa asin/asam diperoleh dari zat yang mampu terionisasi dalam larutan. Banyak zat aktif organik
merangsang respon pahit walaupun tidak mampu terionisasi dalam air. Kebanyakan disakarida, sakarida,
aldehida dan sedikit alkohol memberikan rasa manis. Istilah penyedap (flavor) berkaitan dengan sensasi
gabungan rasa dan bau.
2. Aroma

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 48


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Misal tablet kunyah diberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan sedikit asam.
3. Raba mulut
Raba mulut adalah sentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika dikunyah. Raba mulut sangat penting
dalam tablet kunyah. Umumnya tekstur pasir atau bergetah tidak dikehendaki dalam tablet. Sedangkan
sensasi dingin dan sejuk dengan tekstur licin seperti manitol, disukai.
4. Efek pasca
Efek pasca yang umum dari banyak senyawa adalah pasca rasa (after taste) yaitu rasa yang timbul dalam
mulut setelah tablet hilang. Misalnya beberapa garam besi meninggalkan rasa karat, sakarin dalam jumlah
besar memberikan rasa pahit dalam mulut.
Pasca efek umum yang lain adalah sensasi mati rasa sebagian dari permukaan lidah, misalnya antihistamin
seperti piribenzamin-HCl menimbulkan rasa pahit kemudian mati rasa.
5. Pengkajian masalah formulasi
Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah adalah memperoleh profil lengkap dari
zat aktif. Profil ini biasanya menuntun keberhasilan formulasi yang paling efisien dari produk stabil dan
bermutu sebab zat aktif biasanya menetapkan pemilihan senyawa pengisi, pembawa, pemanis, penyedap,
dan lain-lain.
Profil zat aktif secara ideal harus mengandung informasi berikut :
a. Sifat fisik : - warna, bau, rasa, pasca rasa, raba mulut; bentuk fisik yaitu kristal, serbuk, amorf, cairan,
cairan berminyak, dll;
- suhu mencair, melebur; sifat polimorfisa; kandungan lembab; kelarutan dalam air; stabilitas
zat aktif; kompresibilitas.
b. Sifat kimiawi : - struktur kimia dan golongan kimia;
- reaksi utama dari golongan kimia tersebut;
- tidak tersatukannya zat aktif.
c. Dosis zat aktif dan batas pada ukuran dosis akhir.
d. Informasi lain yang terkait.

III. TEKNIK FORMULASI


Masalah formulasi paling tidak mencakup rasa yang tidak dikehendaki; raba mulut atau pasca rasa yang
buruk. Produk yang diinginkan harus dihindari dari rasa yang tidak enak dengan menambahkan flavor, pemanis,
serta untuk mendapatkan raba mulut yang enak dan kompresibilitas yang dapat diterima. Beberapa teknik yang
digunakan untuk mengatasi masalah formulasi adalah sebagai berikut :
1. Menyalut dengan granulasi basah
Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk memperbaiki aliran dan kompresibilitas zat
halus, di bawah kondisi tertentu metode granulasi basah dapat berguna dalam penyalutan partikel zat aktif
guna menutupi atau mengurangi rasanya.
Contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :
Zat mg/tablet
Asam askorbat (berlebih 10%) 275
Ethocel 7 cp, 10% dalam isopropanol q.s.
NuTab 275
Sta-Rx-1500 50
Na-sakarin 1
Lake (FD&C) q.s.
Penyedap q.s.
Mg-stearat 5
Pembuatan :
- Granulasi asam askorbat dengan larutan ethocel dalam isopropanol, keringkan semalam pada
suhu 50 C di oven, diayak dengan ayakan 16 mesh;
- Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;
- Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat yang sebelumnya telah
diayak;
- Campur kemudian dicetak.

Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam air, di mana vitamin
C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas dan mencegah terlalu asam.
Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi rasa. Granulasi basah
tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol, sorbitol, sukrosa, dan lain-lain.
Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;
2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3. Tidak larut dalam saliva;

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 49


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
4. Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.
Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam granulasi, disintegran sebaiknya juga
dimasukkan dalam granulasi basah untuk menjamin disolusi granul yang baik setelah tablet itu dikunyah.
Prosedur tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan metode suspensi udara. Dalam
teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan disalut disuspensikan dalam aliran udara panas yang terkendali
kecepatan tinggi langsung melalui lempeng perforasi dalam tabung salut. Partikel zat aktif melakukan aliran
putaran lewat penembak atomisasi zat penyalut dalam larutan/suspensi. Setelah partikel basah, partikel tersebut
disingkirkan dari daerah semprotan dan dikeringkan dalam aliran udara panas dan disalut ulang. Putaran tersebut
dilanjutkan sampai ketebalan salut yang diinginkan tercapai. Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan
pemaparan luas permukaan guna penyalutan dan pengeringan yang lebih efisien. Walaupun perbaikan rasa
dengan penyalutan menarik karena sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya sedikit
tidak enak. Untuk senyawa yang sangat pahit atau memiliki rasa ekstrim lainnya, dibutuhkan metode lain.

2. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan cairan dengan
polimer yang menyalut rasa dan membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5 – 5000 m. Mikroenkapsulasi
dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :
a. Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya menjadi 2 lapisan cairan.
Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu :
i) Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa cair,
fasa inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa pembawa cair
kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses pemisahan dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya :
- menaikkan suhu;
- menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa pembawa sehingga
makromolekul mengendap;
- menambahkan garam;
- menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin (ditambah gom arab).
ii) Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di sini
mulai proses penyalutan (diaduk).
iii) Pengeringan partikel pada suhu rendah.
Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat ftalat (CAP),
etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam tergantung pada
penggunaannya. Keuntungan metode ini dibandingkan metode granulasi basah konvensional yaitu
fleksibilitas bisa diatur dengan pemilihan jenis penyalut dan ukuran partikel; serta inkompatibilitas bisa
diminimalisasi. Sedangkan kekurangannya yaitu lebih mahal, membutuhkan peralatan khusus dan
pekerja yang berpengetahuan.
b. Metode Suspensi Udara:
Zat aktif disuspensikan dalam udara.
c. Metode Semprot Beku:
Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus selama
perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)
Zat mg/tablet
Mikrokapsul (100 mesh)
Asetaminofen 327
Penyalut (selulosa-malam) 35
Eksipien 393
Manitol
Mikrokristalin selulosa (Avicel)
Talk
Sakarin
Gom Guar
Flavor
Mg-stearat

3. Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada substrat yang mampu
mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran cerna zat aktif dilepaskan. Contoh
Dekstrometorfan HBr dengan menggunakan substrat Mg-trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan
dalam bentuk serbuk termikronisasi yang mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 50


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Contoh formula :
Zat mg/tablet
Adsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%) 76,5
Benzokain 2,5
Flavor mouthwash (Givaudan F 5098) 10
Mg-stearat 10
Sorbitol (kristalin) 1301
Pembuatan :
- Sorbitol diayak 10 mesh
- Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan ¼ dari jumlah sorbitol yang diperlukan
- Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan cetak sehingga diperoleh
tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.

Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :


a. Metode pelarut : zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, tambahkan substrat
(zat padat), campur kemudian pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.
b. Metode pencairan : zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama dengan pemanasan pada
suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif). Kemudian campuran didinginkan secara cepat dan terjadi
pemadatan (dilakukan dalam penangas es). Kemudian padatan tersebut diserbuk menjadi partikel yang
diinginkan.
4. Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa solida dan cairan dan tidak ada
perubahan permanen dalam struktur solida. Dalam hal ini, solida adalah zat penukar ion sedangkan ionnya
adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat aktif, zat penukar ion menjadi suatu sarana untuk
mengikat zat aktif pada matriks polimer yang tidak larut dan dapat secara aktif menutup rasa dan bau dari
zat aktif yang diformulasi menjadi tablet kunyah.
5. Pembentukan garam/turunannya
Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga senyawa itu kurang larut dalam saliva
karena itu rangsangannya kurang pada ujung rasa atau memodifikasi zat aktif menjadi tidak berasa.
Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.
6. Penambahan asam amino dan hidrolisat protein
Dengan menggabungkan asam-asam amino, garam-garamnya atau campurannya akan mengurangi rasa pahit
dari penisilin. Asam amino yang umum digunakan adalah sarkosin, alanin, taurin, asam glutamat, dan glisin.
Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata dengan menggranulasikannya dengan glisin, kemudian
ditambahkan amilum, lubrikan, glidan, penyedap, pemanis lalu dicetak.
7. Kompleks inklusi
Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam lubang-lubang molekul zat
pengompleks membentuk kompleks stabil. Kompleks ini mampu menutup rasa pahit zat aktif dengan
menurunkan jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau mengurangi kelarutan zat aktif pada waktu
dikunyah.
Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals dan -siklodekstrin Senyawa
pengompleks inklusi yang paling banyak digunakan sebagai zat pengompleks inklusi adalah molekul
oligosakarida dari amilum, manis, dan tidak toksik. Ada 3 metode utama dalam pembuatan senyawa inklusi
dengan siklodekstrin, dua diantaranya adalah skala laboratorium sedangkan yang lainnya adalah skala
industri. Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif, kemudian didinginkan dan
terjadi penghabluran dari senyawa inklusi (pada pengeringan).
b. Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak bercampur dengan air,
dikocok dengan larutan pekat siklodekstrin dalam air (yang pekat), akan terjadi senyawa terkristalisasi
yang mengendap, kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang tidak membentuk kompleks, lalu
dikeringkan.
8. Kompleks molekular
Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul organik pengompleks, dan kompleks
ini dapat menutup rasa yang pahit atau bau yang tidak diinginkan. Metode ini menurunkan kelarutan zat
aktif dalam air. Contohnya rasa pahit kafein diturunkan dengan kompleksasi dengan asam gentisat.

IV. EKSIPIEN
Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada tablet konvensional dapat juga
diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal ini, perlu diperhartikan kadar lembab, kemungkinan kompatibel,
aliran, kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah kemanisan,
mampu kunyah, rasa dan raba mulut. Banyak eksipien yang umum digunakan dalam tablet konvensional dapat

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 51


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
juga digunakan dalam tablet kunyah. Beberapa eksipien untuk tablet kunyah yang umum digunakan adalah
sebagai berikut :
A. Flavoring (Penyedap)
1. Pemanis
Pemanis alam dan pemanis buatan yang paling banyak digunakan adalah :aspartam,siklamat, glisirhizin,
sakarin, dekstrosa, sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, manitol, dan sorbitol.
Yang perlu diperhatikan status peraturan dalam negara.
2. Aroma
Misal aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint. Bentuk senyawa pemberi aroma terdiri dari
larutan yang bercampur dengan air, basis minyak, emulsi, serbuk kering, adsorbat kering, dan spray-dried
beadlet.

B. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
- meningkatkan daya tarik estetika
- memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
- menutup warna yang kurang menarik atau warna campuran bahan baku yang tidak homogen
- mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam formulasi
Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :
1) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu pelarut, biasanya
mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%. Pewarna celup yang digunakan
pada metode granulasi basah biasanya dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan
pengeringan untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup. Larutan pewarna celup harus dibuat
dalam tanki berlapis besi tahan karat atau wadah kaca dengan kecepatan pengadukan sedang untuk
menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk
menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama
beberapa jam dan jika lebih dari 24 jam perlu diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk
mencegah pertumbuhan mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus dilindungi terhadap :
- zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
- zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan Sn), asam
askorbat;
- pH yang ekstrim, misalnya bila dipakai pewarna FD&C Red #3 tidak boleh dipakai pada pH <
5 karena zat warna tersebut menjadi tidak larut. Selain itu, pada pH yang ekstrim tinggi atau
ekstrim rendah pemudaran warna dari bahan-bahan tertentu, misalnya logam meningkat
drastis.
- mikroba terutama jamur dan bakteri pereduksi;
- pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus diproses pada
suhu rendah atau menengah dan hanya terpapar dalam waktu singkat dengan suhu tinggi);
- pemaparan cahaya matahari langsung.
2) Warna Lake
Pewarba lake tidak larut air dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting
diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel, makin tinggi
daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan.
Lake dibuat dengaan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat yang tidak larut air.
Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang digunakan untuk tablet kunyah cetak
langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup
dan kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan dalam tablet kunyah. Lake biasanya
digunakan dalam pembuatan tablet kunyah dengan metode cetak langsung.

V. PEMBUATAN
Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1. sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2. distribusi ukuran partikel;
3. kadar lembab yang memenuhi syarat;
4. sifat kekerasan tablet.
A. Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat sulit
mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa seperti kapur atau
berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa atau raba mulut yang tidak enak saat dikunyah. Antasida yang

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 52


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2 atau lebih untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah
sebagai berikut : Alumunium hidroksida (80-600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida
(65-400 mg), Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain.
Sebagai tambahan digunakan zat lain seperti :simetikon (dimetikon, dimetillpolisiloksan) dengan dosis 20-
40 mg/tablet sebagai antiflatulen; peppermint oil 3 mg/tablet digunakan sebagai karminatif dan asam alginat
200-400 mg.
Contoh formula : Tablet kunyah antasida dengan metode cetak langsung
Zat mg/tablet
Al(OH)3 dan Mg-karbonat 325
Di-Pac DTE 675
Avicel 75
Starch 30
Ca-stearat 22
Flavor q.s.
Pembuatan : campur semua zat, cetak. Tablet kunyah yang diharapkan mempunyai kekerasan 8-11 SCA unit.
B. Obat batuk/obat flu
Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari atau sama dengan ¼ dosis dewasa. Obat
yang umum adalah aspirin, asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin, dan dekstrometorfan.
Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak, misalnya aspirin berasa asam
sedangkan yang lain pahit.
Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat kompresibilitas yang cukup baik, kecuali asetaminofen.
Jadi untuk asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat aktif lain digunakan metode cetak
langsung.
Contoh formula :
1. Tablet kunyah Asetaminofen : metode granulasi basah
Zat mg/tablet
Asetaminofen (granul kasar) 120
Manitol 720
Na-sakarin 6
Larutan pengikat 21,6*
Peppermint oil 0,5
Syloid 244 0,5
Banana, Permaseal F-4932 2
Anise, Permaseal F-2837 2
NaCl (serbuk) 6
Mg-stearat 27,5
* Mengandung 5,4 mg gom arab dan 16,2 mg gelatin
Pembuatan :
- Siapkan larutan pengikat yang terdiri dari gom arab (serbuk) 15 g, gelatin (granul) 45 g, dan
air ad 400 ml
- Ayak manitol dan Na sakarin dengan ayakan 40 mesh
- Campur dengan Asetaminofen. Tambahkan 180 ml larutan pengikat untuk 1000 tablet
- Granulasi dan keringkan 1 malam pada 140-150 F. Ayak dengan ayakan 12 mesh
- Adsorpsikan peppermint oil pada syloid 244 dan campur dengan flavor dan NaCl
- Campur granul kering dengan flavor lalu tambahkan Mg stearat
- Cetak tablet dengan kekerasan 12-15 kp
Catatan : pengikat gom arab-gelatin menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi. Larutan pengikat harus
dibuat segar untuk menghindari pertumbuhan mikroba.

2. Tablet kunyah Aspirin untuk anak-anak


Zat mg/ tablet
Al(OH)3 (dried gel) 13
Aspirin (kristal mesh 40) 81
Talk 2
Primogel 8
NuTab 93,4
Mafco Magna Sweet-150 0,6
Flavor Jeruk (F&F no.11598) 2

Pembuatan :
- Kocok NuTab dan Al(OH)3, tambahkan aspirin dan kocok (1)

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 53


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Campur primogel, talk, flavor, dan Magna Sweet dan ayak 16 mesh (2)
- Tambahkan (2) ke (1), kocok dan cetak
Kombinasi NuTab dan Magna Sweet sebagai pemanis untuk mengurangi rasa asam dari aspirin, begitu juga
dengan flavor jeruk. Dalam keadaan kering, tidak ada reaksi inkompatibilitas antara aspirin dengan basa AlOH.

C. Vitamin/Mineral/Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa sabun, hambar atau rasa
seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :
1. Rasa asam dari asam askorbat ditekan dengan cara mengatur dengan seksama perbandingan
asam askorbat dengan natrium askorbat dan menambah penyedap sitrus.
2. Ferro fumarat dan ferri pirofosfat relatif terasa hambar. Untuk lebih menurunkan rasa logam
ferro fumarat itu dilakukan proses penyalutan dengan monogliserida atau digliserida dari asam lemak
tersaturasi dengan teknik beku semprot
3. Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal) dengan monogliserida atau
digliserida
4. Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula atau starch dan
pengawet
5. Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi

VI. EVALUASI
Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi di bawah sebagian besar
mengacu pada evaluasi tablet konvensional.
Evaluasi kimia
a. Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain) bisa digunakan
untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif (biasanya aliquot dari 20 tablet yang
dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap
kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk
masing-masing zat aktif.
b. Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih dari 50 mg atau
50% terhadap obot seluruhnya.
Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
c. Evaluasi kapasitas penetralan asam (tablet antasida)

Evaluasi Fisik
a. Pemeriksaan Penampilan meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan parameter
penampilan lainnya.
b. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil paling tidak 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama 100
putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d. Waktu hancur: harus memenuhi syarat uji waktu hancur untuk tablet yang tidak disalut
e. Disolusi
f. Rasa

Uji Stabilitas
Uji stabilitas tablet kunyah meliputi semua uji untuk tablet biasa, ditambah uji khusus untuk tablet
kunyah. Ada tiga bagian utama pengujian stabilitas tablet kunyah yaitu stabilitas organoleptik, fisika, dan
kimia. Uji stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi perubahan yang tergantung waktu. Bisa dilakukan
dengan dua cara sbb:

a. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu


b. Stabilitas dalam kondisi nyata
Pemeriksaan stabilitas melibatkan perbandingan pengamatan atau nilai awal dengan akhir (setelah interval
tertentu dengan kondisi penyimpanan bervariasi) meliputi :
- Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif dengan metode tervalidasi
- Pemeriksaan organoleptik
- Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi zat warna, kristalisasi
zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)
- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 54


Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Kandungan lembab tablet
- Stabilitas sistem penyalut: polimer yang dipakai tidak boleh terurai agar perlindungan terhadap rasa zat
aktif tetap terjamin
- Stabilitas pewarna: warna tablet tidak boleh memudar atau berubah karena waktu

TIM SOLIDA APOTEKER ITB 2005 55

Anda mungkin juga menyukai