TABLET
I. PENDAHULUAN
I.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal
2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan
paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan
kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah
pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut
yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi
lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga sediaan
tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.
Permasalahan-Permasalahan Khusus
1. Campuran Eutektik
Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan digerus. Bila meleleh berarti
eutektik.
Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai air, bila tidak kering berarti
eutektik, atau musilago diganti dengan PVP alkohol.
Catatan Lain
1. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat terjadi capping. Jumlah yang
berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan hoover yang tidak bergetar dan atau adanya pengaduk.
2. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi basah, digunakan 3-5%,
maksimum 25%.
3. Starch 1500
Pengisi tablet untuk kempa langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat, daya
mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi tablet tidak lebih dari 30%.
4. Avicel pH 101,102,103 baik untuk tablet kempa langsung
5. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman kandungan zat aktif besar jika
dibuat secara kempa langsung, karena kurang homogen.
6. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
7. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi distribusi ukuran
partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat getaran.
8. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi manitol, bukan
dengan SL.
9. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah pembasahan, penetrasi air, pengembangan, dan hancur. Untuk
cetak langsung, jika kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/ atau lebih sudah cukup baik.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
11. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap (ga harus) untuk dibuat secara kempa langsung.
12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan, desintegrator lebih baik
yang hidrofil.
13. PVP mudah ditembus air.
14. Ac di sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak, distribusi granul sama di mana
perbandingan granul A dan B sama, kelemahan distribusi tidak selalu sama.
15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa 16-16
Jika granul pengikatnya lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama
16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi seperti biasa, FL sekecil
mungkin.
17. CaCO3 dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan menyerap asam lambung dan
berubah menjadi CO2.
(Bahan Kuliah)
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini
yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam
die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya
mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas
dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua
penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik
hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk
yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa,
tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang
langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya
baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan
keuntungan metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan
untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi
partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke
partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan
30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin
banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa
amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi
aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
Pengempaan zat tunggal dapat menghasilkan tablet yang tidak akan pecah. Bila disintegrasi merupakan
suatu masalah maka komponen lain diperlukan, yang mungkin saja zat lain itu nantinya mengganggu
dengan kompresibilitas dari zat aktif sehingga mengurangi kegunaan dari metode. Kebanyakan materi gaya
tarik menarik antarmolekulnya lemah atau diselaputi oleh selaput gas yang diadsorpsi yang cenderung untuk
menghalangi pengompakkan. Jadi, kebanyakan obat berdosis besar tidak menyediakan dirinya masing-
masing untuk proses ini. Banyak obat lain yang berdosis kecil tidak bercampur merata zat aktif dengan
pengisinya bila dikempa langsung, sehingga proses ini tidak praktis. Akan tetapi pemakaian pengisi yang
dapat dikempa dengan banyak obat berdosis sedang membuat proses ini menjadi metode yang singkat pada
pembuatan tablet. (Lachman, industri)
Pengisi yang dapat langsung dikompresi adalah zat netral yang dapat dikompakkan dengan sedikit
kesukaran dan dapat dikempa walau sejumlah obat dicampur dengannya. Kapasitas kempa tetap
dipertahankan pada saat bahan tablet lain yang perlu untuk pengaliran, disintegrasi dan sebagainya
dicampurkan ke dalamnya. Bahan-bahan yang dikempa langsung, disamping baik alirannya dan
kompresibilitasnya, juga harus inert, tidak berasa, dapat dikerjakan kembali, bisa pecah dan murah.
(Lachman, industri)
Walaupun kempa langsung mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja yang sedikit, proses
kering, tahapan proses sedikit), tapi ada beberapa keterbatasan pada teknik ini yaitu: (Lachman, industri)
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi diantara granul, yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak seragamnya isi obat dalam
tablet. Stratifikasi dan masalah keseragaman kandungan merupakan hal menarik pada obat dosis
rendah.
2. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung bila tidak mudah dikempa
dengan obatnya sendiri. Untuk memudahkan pengempaan bagi obat-obat dosis besar yang tidak dapat
dikempa, yang biasanya dibatasi sampai 30% dari formula kempa langsung, dapat memerlukan
sejumlah besar pengisi sedemikian besar sehingga tablet yang diperoleh menjadi mahal dan sukar
ditelan.
3. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat . Seperti antara senyawa-amin dan
laktosa spray dried, yang akan membentuk warna kuning.
4. Karena kempa langsung keadaannya kering, aliran statik dapat terjadi pada obat selama pencampuran
dan pemeriksaaan rutin, yang mungkin dapat mencegah keseragaman distribusi obat dalam granul.
II.2 Bahan Pembantu Granulasi Basah
A. Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis dukup tinggi bahan
pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci.
Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½
inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara 120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk
oval, lebih mudah ditelan, berat tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg.
Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa
langsung atau untuk memacu aliran. (Lachman, industri)
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman, industri)
1. Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana produk akan
dipasarkan.
2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di seua negara tempat produk itu dibuat.
3. Harganya harus cukup murah.
4. Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya, natrium) dalam
tiap segmen/bagian dari populasi.
5. Secara fisiologis harus inert/netral.
6. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
7. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
8. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
9. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan pembantu
lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
10. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya)
diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi mengurus untuk itu,
bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g). Disamping netral secara kimia dan
fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik. Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum,
dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya
rendah). Sifat tablet yang lebih baik diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan
pelincir dan pelicin jika perlu memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarhkan suatu
campuran granul dari pati kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis
besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
1. Avicel (mikrokristalin selulosa)
- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas
tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul
ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
- Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa,
manitol, starch, kalsium sulfat.
- Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang
sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh:
kaolin, kalsium karbonat.
- Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas
tablet.
- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan
membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
- 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah
digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang
hanya terbuat dari amilum.
- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk
Sebagai disintegran :
- Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih tinggi.
- Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
- Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada lidah saat
akan digunakan.
2. Kalsium sulfat trihidrat
- Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
- Sinonim: terra alba, snow white filler.
- Insoluble, non-higroskopis.
- Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif
asam, netral, basa; punya kapasitas abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.
- Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
3. Kalsium fosfat dibasic
- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran paling kecil,
tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
- Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat digranul
sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine
maleat, phenilephrine HCl
- Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard
- Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)
(Lachman Industri)
- Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
- Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
- Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard
(dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.
- Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering,
disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(Handbook of Pharm Excipient)
- Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
- Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh),
granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
- Dikenal sebagai gula susu.
Spray-dried Lactose
(Lachman Industri)
- Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal digunakan
dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
- Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan 20-25%
zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan
yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
- Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang
mengandung furaldehid
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
- Gunakan lubrikan netral atau asam
5. Sukrosa
- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
- Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan tablet
lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan pengisi
insoluble lain
- Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air atau
hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan alkohol
akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
- Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat
untuk memperbaiki kekerasan tablet
- Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras pada
penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat pada penyimpanan dan higroskopis
- Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac: 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
6. Dekstrosa
- Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
- Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama jika
menggunakan dekstrosa anhidrat
- Menjadi coklat pada penyimpanan
7. Manitol
- Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin
(negatif heat solution)
- Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat
- Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus dari sukrosa
atau dekstrosa
- Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan
semalam pada 140-150 F adalah 0,2%
- Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat bersifat
laksatif
8. Emdex dan Celutab
(Lachman Industri)
- Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
- Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet
dapat meningkat setelah pengempaan
- Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa
- Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa halus.
9. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)
B. Adsorben
- Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
- Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet
akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh:
1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil
C. Pengikat
Grup bahan pembantu ini bertanggung jawab untuk kekompakkan dan daya tahan dari tablet. Bahan
pengikat berperan dalam penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Kekompakkan
sebuah tablet selain dipengaruhi oleh tekanan pencetakkan juga dapat dipengaruhi oleh bahan pengikat. Perlu
diperhatikan bahwa kekompakkan dan kehancuran tablet seperti antipoda. Oleh sebab itu sebaiknya bahan
pengikat digunakan sesedikit mungkin. Bahan pengisi yang telah ditunjukkan sebagian memenuhi juga fungsi
bahan pengikat. Sejumlah bahan pengikat yang cukup ditambahkan ke dalam bahan yang akan dibuat tablet
melalui granulasi menggunakan bahan pelarut atau larutan bahan pelekat. (R. Voight, tekfar).
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Suatu bahan pengikat, yang mengakibatkan suatu hambatan pembebasan zat aktif, adalah polietilen
(pada umumnya polietilen tekanan rendah). Melalui tekanan pencetakkan berlangsung suatu deformasi plastis,
sehingga ‘formling’ mengatasi suatu ‘las dingin’ (perubahan bentuk plastis dari partikel-partikel. Polietilenglikol
(berat molekul 4000-6000) demikian pula menentukan lewat sifat bahan pengikat, yang banyak digunakan untuk
pembuatan granulat, disebutkan akhirnya polivinilpirolidon. (R. Voight, tekfar)
- Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
- Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
- Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
- Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
- Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
(Lachman Tablet halaman 161)
1. Starch (amylum)
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
- Dalam bentuk musilago amili 5-10%
- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan
pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan
- Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
- Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (hal
161)
- Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak terhidrolisis, dan tidak
mengarang
- Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghacur
yang lebih baik, yaitu avicel.
- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah
besar
Sebagai disintegran:
- Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
- Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau
mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)
- Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air
massa cetak
- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 C untuk
menghilangkan air yang terabisaorpsi
2. Starch 1500
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat
sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan
tablet dengan kekerasan yang sama
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri)
- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan
tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan
Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat
Sebagai disintegran:
Cara pakai : - saat granulasi
- sebelum dicetak (paling baik)
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
F. Lubrikan
- Konsentrasi optimum: 1%
- Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan
tablet ke luar cetakan
- Jenis:
a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah
- Mekanisme:
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat meninggalkan noda pada
tablet
b. Boundary type lubricant
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan logam. Tipe ini
memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik
- Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis partikel
secara keseluruhan
- Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak
- Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan kecepatan
disolusi karena sifatnya yang hidrofob
- Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya lubrikan alkalin
stearat. Penggantinya dapat digunakan talk.
- Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol
- Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk lapisan di sekitar granul
sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan
menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet yang lebih
besar sehingga tablet mudah pecah
- Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah homogen, dan dicampur
pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit
- Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan
hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan
metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi
- Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat
G. Glidan
- Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 5%
5. Syloid : 0,1-0,5%
H. Anti Adheren
- Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-Leusine
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking
1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat: <1%
2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air, tetapi penguapannya akan
diperlama sehingga digunakan pelarut etanol 95%.
PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi sebenarnya dengan
2% tidak terlalu bermasalah. Jika sedikit bermasalah dapat digunakan aerosil sebanyak 1% sehingga
formula fase luar menjadi : Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering 5%, tapi formula ini
jarang digunakan.
3. Amilum kering bukan penghancur FD yang baik, maka dapat ditambahkan ac-di-sol (± 3%) untuk
memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai alternatif dapat
digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur fasa luar. Formula akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%
Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang digunakan sebagai
penghancur fasa dalam.
4. Laktosa mempunyai kompresibilitas yang buruk sehingga friabilitasnyapun buruk. Untuk memperoleh
tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga jenis avicel yang sering
digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel
pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan dalam formulasi Gkdan KL), Avicel pH 103
(berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat).
Formula tablet akan menjadi :
B. Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Pembuatan slug : FD + ½ FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan dihancurkan (slug) hingga
kecepatan aliran ≥4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan sisa ½ FL (1,5%)
Karena laktosa memiliki sifat aliran yang jelek, laktosa dapat diganti dengan avicel.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21 10%
Avicel q.s
LHPC 21 juga dapat penghancur sehingga amilum kering dapat dihilangkan. Penggunaan LHPC 21
akan meningkatkan ongkos produksi karena harga LHPC 21 mahal. LHPC 21 dapat diganti dengan
eksplotab/primorgel atau starch 1500.
Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB.
C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi
oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah
maksimal dari fine adalah 30%. Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50% agar
keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat aktif
untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif, kompresibilitas.
2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi alirannya
kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka diguanakan eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi
pula sebagai penghancur.
Cara menghitung :
- Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g
setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g
- Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g
Misalnya : Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk kadar air 0%, bobot
granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. Jumlah tablet yang diperoleh = 588/644 x 1000
tablet = 913,04 tablet.
Fase luar yang ditambahkan :
Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g
Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g
= 714,27 mg
B. Granulasi Kering
Contoh : Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet
C. Kempa Langsung
Contoh : Zat A 25 mg; bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet
Formula : Zat A 25 g
Pengisi q.s 217,5 g
Mg stearat (1%) 2,5 g
Talk (2%) 5 g
250 g
Bahan siap dikempa menjadi tablet.
(Bahan Kuliah)
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama
evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan
analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling
atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak
terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan
lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
2. Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman
Pemampatan 500 x
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
BJ nyata BJ nyata setelah pemampatan
3. Kadar Pemampatan
%T = Vo – V500
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
4. Kompresibilitas
5. Aliran
a. Metode corong
(128)/132
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca
dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2
cara :
a. cara bebas
b. cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.
6. Kandungan Lembab
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance .
% KB = W1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W1 = bobot setelah pengeringan
B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)
1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat
b. Bau
c. Rasa
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
2. Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif
3. Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet
4. Uji Mikrobiologi
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak dikontaminasi oleh bakteri dibandingkan dengan
tablet tidak bersalut karena kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri.
Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang sesuai untuk pertumbuhan
mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan persyaratan kemurnian yaitu batas angka mikroba.
Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan
guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan
selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.
Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau kemasan yang kedap
terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel. Kondisi khusus penyimpanan
dan pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-masing .
(The International Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert,
suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup
sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam
wadah pada 37º ± 0,5 ºC selama pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan
tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan
atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang
memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi
berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106
mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2
mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat
pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan
mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan karat tipe
316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifikasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm).
Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai
pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari
sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang
sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara
daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang
merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke
dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat
berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis
disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang
tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang
tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media disolusi
adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil
pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih
singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu atau lebih,
cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam
wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet
atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan
alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang
ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan
Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari
dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian
terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul sesempuma
mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang dinyatakan. Lakukan
penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih
besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat
aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga
tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan
15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Tabel Penerimaan
Tahap Jumlah yang Kriteria Penerimaan
diuji
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q
dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%
S3 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih besar
12 dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15% dan
tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.
Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya
terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-
masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang
24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan
bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian
alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait
dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan
vntuk menggantungkan rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15 mm
dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai, mempunyai bobot
jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu
lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi
silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap
lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian
atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam
monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang
diuji harus hancur sempurna.
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila
tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit.
Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu
37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila
tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian
hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama
dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan
amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit.
Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media.
Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau
menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus
buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik,
maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa
menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur. Bila
1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18
tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak bersalut,
tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi:
semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran 10 mesh
seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan lempengan atas dari
rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua
kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul gelatin
keras.
Ketoprofen 933
Daftar Tablet pada FI IV
Levodopa 96
Lithium salts 940 Aloksiprin 76
Lorazepam 942 Alopurinol 74
Alprazolam 80
Meprobamate 945 Alprenolol hidroklorida 82
Mesalazine 946 Amfetamin sulfat 100
Methadone 947 Amilorida hidroklorida 89
Methotrexate 949 Aminofilin 91
Methyldopa 952 Ampisilin 105
Methylprednisolone 953 Antalgin 538
Metoclopramide 956 Asam aminokaproat 36
Metronidazole 959 Asam asetilsalisilat 32
Miconazole 964 Asam asetilsalisilat didapar 33
Morphine 966 Asam askorbat 39
Asam folat 42
Naproxen 971 Asam nalidiksat 45
Nifedipine 975 Asetaminofen 650
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
Asetazolamida 25 Klorokuin fosfat 208
Asetosal 32 Klorpromazin hidroklorida 212
Atenolol 114 Klorpropamida 215
Atropine sulfat 116 Klortalidon 216
Azatioprin 121 Klorzoksazon 218
Kotrimoksazol 770
Besi (II) fumarat 379 Kuinidin sulfat 727
Betametason 136 Kuinin sulfat 732
Bisakodil 146
Bromokriptin mesilat 151 Lepas tunda asam asetilsalisilat 34
Levamisol hidroklorida 491
Busulfan 156 Levotiroksin natrium 495
Dapson 278 Lorazepam 505
Deksametason 288 Luminal 660
Diazepam 304
Dietilkarbamazin sitrat 302 Mebendazol 522
Difenhidramin teoklat 325 Merkaptopurin 533
Digitalis 315 Metadon hidroklorida 536
Digitoksin 316 Metampiron 538
Digoksin 319 Metenamin mendelat 540
Diltiazem hidroklorida 323 Metformin hidroklorida 535
Dimenhidrinat 325 Metildopa 547
Dipiridamol 332 Metilergometrin maleat 548
Metilergonovin maleat 548
Efedrin hidroklorida 350 Metoklopramida hidroklorida 556
Efervesen asam asetilsalisilat 35 Metoprolol tartrat 559
Ekstrak beladon 127 Metotreksat, 542
Ergometrin maleat 354 Metronidazol 559
Ergonovin maleat 354
Eritromisin 358 Nadolol 573
Eritromisin etilsuksinat 359 Naproksen natrium 579
Eritromisin stearat 362 Natrium aminosalisilat 582
Etambutol hidroklorida 62 Natrium bikarbonat 604
Neostigmin bromida 607
Fenfluramin hidroklorida 374 Nistatin 626
Fenobarbital 660 Nitrazepam 615
Fenoksimetilpenisilin 665 Nitrogliserin 619
Fitonadion 674 Norethisteron 622
Furosemida 402 Noretindron 622
Ragi 271
Reseprina 266
Riboflavina 269
Sakarina 270
Sakaromises 271
Salisilamida 271
Salut kering 312
Sefaleksina 62
Sianokobalamina piridoksina tiamina 89
Siklofosfamida 90
Sikloserina 91
Sinkofen 76
Siproheptadina 91
Sisip 312
Skopolamina 159
Skopolamina metilbromida 161
Spironolakton 274
Stilbestrol 102
Sublingual 312
Sulfadiazina 277
Sulfadimetoksida 277
Sulfadimidina 278
Sulfafurazol 281
Sulfaguanidina 279
Sulfametazina 278
Sulfamerazina 279
Sulfametizol 280
Sulfametoksazol 280
Sulfametoksipiridazina 280
Sulfasomidina 281
Sulfisoksazol 281
Sulfisomidina 281
Tiamina 288
Tietilperazina 288
Tioridazina 289
Tiroksina 176
Tolazolina 291
Tolbutamida 291
Triamsinolon 292
Trifluoperazina 295
Triheksifenidil 41
Trimoksazol I 296
Trimoksazol II 296
Tripelenamina 296
Trisulfa 297
Teori Sediaan TABLET – Apoteker 2004/2005
TABLET KHUSUS
A. SEDIAAN EFFERVESCENT
I. PENDAHULUAN
I. 1. Tablet EFFERVESCENT
Tablet Effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam air, kemudian
terdesintegrasi dan larut. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara
asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet
dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya
pada minuman kaleng berkarbonasi. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa
yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam
sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan effervecent
dapat diterima di masyarakat. Effervecent adalah timbulnya gas dari suatu cairan sebagai hasil reaksi kimia.
Kandungan tablet EFFERVESCENT merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium
bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang
berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai
dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan
tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.
Dalam perdagangan ada beberapa jenis tablet EFFERVESCENT, yaitu :
(a) Nonfarmasetik, contoh : Tablet pembersih gigi palsu, Tablet pembersih lensa kontak, Tablet pembersih
toilet
(b) Farmasetik, contoh :
i. Obat dalam : Antibiotik, Multivitmamin, Analgesik
ii. Obat luar contoh: tablet vaginal
Tablet EFFERVESCENT dimaksudkan tidak untuk ditelan tapi harus dilarutkan dulu dalam air baru
diminum.
I. 3. Pembuatan Effervescent
Tablet EFFERVESCENT dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi
kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode Wurster, menggunakan suatu alat
semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.
Tablet EFFERVESCENT memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena
dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan atau tidak boleh bereksi selama proses
pembuatan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua
bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet effervesent selama perjalanannya mulai akhir
produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikit pun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat
mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.
Proses pembuatan tablet effervecent membutuhkan kondisi khusus, kelembaban harus relatif rendah dan suhu
harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara.
Kelembaban relatif maks. 25% dengan suhu 25 C dapat menghindari masalah dengan lembab atmosfir.
a. Granulasi Basah
Umumnya sama dengan tablet konvensional
Prosesnya:
b. Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1. Cara slugging (bongkahan)
dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dimasukkan ke
dalam mesin granulasi (granulator) untuk dihaluskan menjadi ukuran yang dikehendaki.
2. Cara kompaktor
menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk
pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin
granul.
Pada granulasi kering, bahan harus lewat dari ayakan no 60. Bahan dicampur, asam sitrat ditambahkan
untuk menjaga kehilangan airnya. Campuran ditempatkan pada piring atau wadah yang cocok dalam oven 100 o C
selama 5-10 menit. Panas menyebabkan air kristal dibebaskan untuk mengurangi kelembaban serbuk. Massa
bubur ditekan dengan tongkat kayu atau spatula yang resisten. Asam akan melewati pengayak no 6, panaskan 50 o
C dan ayak no 6 lagi.
Panas kering dari oven cukup baik untuk penyiapan garam effervescent dalam jumlah besar, tapi kadang
kurang baik untuk jumlah kecil karena pemanasan lambat menyebabkan terlalu banyak pemanasan pada
campuran. Untuk jumlah kecil, panas yang lebih cepat dari waterbath atau pemanas ganda lebih baik. Campuran
serbuk dikemas dalam dasar kontainer dicelupkan dalam air panas. Konsistensi tinggi dan dapat dites dengan
penekanan pada permukaan campuran. Granulasi dilanjutkan seperti di atas. Jika pengayak kasar tidak tersedia,
massa dapar ditempatkan pada pill tile dan dipotong dengan cepat menjadi granul kecil.
I. 4. 1. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet effervecent didapat dari garam-garam karbonat. Karena garam ini
dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium
karbonat (soda ash). Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. Dapat larut
sempurna dalam air, non higroskopis dan tidak mahal, dapat dimakan dan dalam prakteknya banyak digunakan
sebagai antasida. Natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat
menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet effervecent karena kemampuannya mengabsorbsi lembab
terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi effervecent, karena itu anhidrat lebih disukai daripada
bentuk anhidrat.
Gas yang dihasilkan selama effervecent tidak selalu CO 2 walaupun CO2 yang paling sering digunakan.
Oksigen dapat pula menjadi sumber effervecent dengan sumbernya dapat digunakan natrium perborat anhidrat
yang jika dicampur dengan air akan menghasilkan O2 dan effervecent.
I. 4. 2. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervecent dapat digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, merupakan asam yang banyak digunakan, asam ini tersedia di alam dan biasanya
digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan dapat dimakan, antara lain :
1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah.
Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir
dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higrokopis, dan
karena itu harus dicegah kepaparan terhadap lembab tinggi jika telah dikeluarkan dari
wadahnya yang asli.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat, lebih
higroskopis, juga merupakan asam kuat.
3. Asam maleat, juga tersedia dalam jumlah banyak dalam perdagangan, higroskopis dan segera
larut, kekuatan asamnya kurang sedikit dari asam sitrat tetapi cukup untuk menghasilkan
effervecent.
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang membebaskan bentuk
asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Air tidak dapat digunakan dalam
memproduksi effervecent yang mengandung anhidrida asam karena akan berubah menjadi asam
sebelum digunakan dan akan bereaksi dengan sumber karbonat. Contohnya adalah suksinat anhidrat.
c. Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan proton dan
menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah :
(i) natrium hidrogen fosfat
(ii)natrium dihidrogen fosfat, dikenal sebagai mononatrium fosfat, dalam perdagangan tersedia dalam
bentuk granul dan serbuk anhidrida, segera larut dalam air menghasilkan pH 4,5 , segera bereksi dengan
karbonat atau bikarbonat memproduksi effervecent bila dilarutkan.
(iii) natrium bisulfit atau natrium asam sulfite, menghasilkan larutan asam dan mampu melepas CO 2
dari sumber karbonat. Na bisulfit tidak dimakan, tetapi digunakan dalam formulasi tablet effervecent
sebagai sediaan pembersih toilet, zat ini adalah reduktor kuat dan tidak tercampurkan dengan oksidator.
(iv) Garam asam sitrat, natrium dihidrogen sitrat & dinatrium hydrogen sitrat
II.2.2 PEG
Nama lain : makrogol, karbowax, polietilen glikol.
Rumus kimia : HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH
PEG 4000 m = 69 – 84
Bobot molekul : PEG 4000 ( 3000 – 4800 )
Fungsi : basis salap, plastisizer, pelarut, basis suppositoria, lubrikan tablet dan kapsul.
Pemerian : polietilen glikol adalah hasil penambahan polimer dari etilen oksida dan air. Polietilen glikol 200-600
adalah cairan kental, jernih, tidak berwarna atau kekuningan. Polietilen glikol yang lebih besar dari 1000
berbentuk padat berwarna putih atau putih kotor, memiliki konsistensi mulai dari bentuk pasta hingga seperti
lilin. Memiliki bau manis yang lemah. PEG 6000 tersedia sebagai serbuk yang dapat mengalir bebas.
Titik leleh : 50 - 58C untuk PEG 4000 dan 55 - 63C untuk PEG 6000
Kandungan lembab: polietilen glikol sangat higroskopis, meskipun higroskopisitasnya berkurang seiring dengan
meningkatnya bobot molekul. PEG yang solid seperti PEG 4000 dan diatasnya tidak higroskopis.
Kelarutan : polietilen glikol larut dalam air dan tercampur dalam semua proporsi dengan polietilen glikol
lainnya. Larutan air dari PEG yang memiliki bobot molekul tinggi dapat membentuk gel. PEG berbentuk cair
larut dalam aseton, alkohol, benzena, gliserin, dan glikol. PEG berbentuk padat larut dalam aseton, diklormetan,
etanol, dan metanol. PEG sedikit larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter, tetapi tidak larut dalam lemak,
minyak mineral.
Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan meskipun PEG yang memiliki bobot molekul
kurang dari 2000 sangat higroskopis. PEG tidak menunjang perkembangan mikroba dan tidak menjadi tengik.
PEG dan larutan PEG dalam air dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi, atau radiasi gamma. Sterilisasi bentuk
padat pada 150C selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan warna, dan pembentukan produk urai
yang asam. Oksidasi dapat terjadi bila PEG dipaparkan pada suhu lebih dari 50C dalam waktu yang lama. PEG
sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering. Untuk penyimpanan
bentuk cair, lebih disukai wadah yang terbuat dari baja tahan karat, aluminium, atau gelas.
Inkompatibilitas: PEG cair dan padat dapat inkompatibel dengan beberapa pewarna. Aktivitas antimikroba
beberapa antibiotik, terutama penisilin dan basitrasin, dapat mereduksi basis PEG. Efek pengawet seperti
paraben dapat berkurang karena membentuk ikatan dengan PEG. Efek fisik menyebabkan PEG melunak dan
pencairan dalam campuran dengan fenol, asam tanat, dan asam salisilat. Perubahan warna sulfonamid dan
ditranol dapat terjadi, juga pengendapan dari sorbitol. Plastik dapat melunakkan atau melarutkan PEG. Migrasi
PEG dapat terjadi dari tablet salut lapisan tipis, mengarah kepada interkasi dengan komponen pada inti tablet.
II.2.3 Manitol
Nama lain: manita, gula manna, manit.
Rumus kimia: C6H14O6
Bobot molekul: 182, 17
Fungsi: agen pemanis, pengisi tablet dan kapsul, pengatur tonisitas, pembawa untuk sediaan terliofilisasi.
Pemerian: manitol adalah D- manitol. Merupakan alkohol heksahidrat yang berkaitan dengan manosa dan
solerik dengan sorbitol. Merupakan serbuk kristal, putih, tidak berbau, atau merupakan granul yang mengalir
bebas. Memiliki rasa manis, kira-kira semanis glukosa dan setengah dari sukrosa, memberikan rasa dingin pada
mulut.
Titik pijar : > 150C
Aliran: serbuk kohesif dan granul mengalir bebas.
II. 2. 4. Sukrosa
Deskripsi: kristal tidak berwarna, berupa massa kristal atau blok,putih, serbuk kristal, tidak berbau, dan berasa
manis.
Fungsi: basis untuk medicated confectionary, agen penggranuasi, penguat sugar coating, agen pensuspensi, agen
pemanis, dieluent tablet dan kapsul, agen peningkat viskositas.
Aplikasi dalam Formulasi:
Penggunaan Konsentrasi %w/w
Sirup untuk oral liquid 67
Agen pemanis 67
Pengikat tablet (granulasi kering) 2-20
Pengikat tablet (granulasi basah) 50-67
Coating tablet (sirup) 50-67
pKa = 12,62
Kelarutan:
Pelarut Kelarutan pada 20C
Kloroform Tidak larut
Etanol 1 dalam 400
Etanol 95% 1 dalam 170
Propan-2-ol 1 dalam 400
Air 1 dalam 0,5
1 dalam 0,2 dalam 100C
dan kondisi penyimpanan:
Sukrosa memiliki stabilitas baik pada temperatur ruang dan pada kelembaban relatif sedang. Dapat
mengabsorpsi hingga 1% lembab, yang dilepaskan pada pemanasan 90C.
Inkompatibilitas:
Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh trace logam berat cenderung inkompatibilitas dengn bahan aktif
missal: asam askorbat,. Sukrosa dapat juga terkontaminasi dengan sulfit dari proses refining. Sukrosa
inkompatibilitas dengan Alumunium.
III. 1. Formulasi
Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.
Formula untuk 1 buah tablet effervescent :
Asam askorbat 500 mg
Pyridoxine 20 mg
PVP 3% 45 mg
Sukrosa 15% 225 mg
Asam sitrat monohidrat 208 mg
Asam tartrat 222,9 mg
Natrium bikarbonat 249,5 mg
PEG 8000 30 mg
III. 2. Perhitungan
Bobot tablet effervescent 1500 mg
Fasa dalam bobot 98% = 98/100 1500 mg = 1470 mg
Fasa luar (terdiri dari pelincir) bobot 2% = 2/100 1500 mg = 30 mg
Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi.
Bobot asam dan basa = fasa dalam – (zat aktif + pengikat + pengisi)
= 1470 mg – ( 520 + 45 + 225 ) mg
= 680 mg
Asam sitrat monohidrat: BM = 210,13
V. PROSEDUR PEMBUATAN
Metode Granulasi Kering
1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.
VI. EVALUASI
VII. 1. Evaluasi Granul
VII. 1. 1. Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa.
VII. 1. 2 . Prosedur
i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring logam,
kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b. Atur panas yang digunakan (70 0C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang
tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap sebelum digunakan.
ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)
a. Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji
aliran.
b. Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk
melewati corong.
c. Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10
gr/det
iii) Kadar Pemampatan
a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat sebagai
ketukann 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp < 20%.
iv) Bobot jenis
a. Bobot jenis nyata
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = bobot jenis nyata
W = bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
b. Bobot jenis mampat
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong
panjang. Catat volumenya (Vo).
Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10 dan V500).
Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v) Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %
vi) Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ sebelum pemampatan.
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.
i) Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan baku atau
dari pengotoran saat proses pembuatan.
ii) Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka
sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
iii) Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar
dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B. ( FI ed III hlm. 7).
iv) Kekerasan tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato.
Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan
yang ideal 10 Kg/cm2.
v) Friabilitas
a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian
jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b. Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang (W1).
c.Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%
vi) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian
dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan
dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 X 100 %.
vii) Uji Disolusi
Masukkan sejumlah volume media disolusi sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan media hingga
mencapai suhu 370 + 0,50C
Masukkan 1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat
pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi.
Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara media disolusi dan
bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan
kadar sesuai monografi.
Effervescent Aspirin
Formula A ( digunakan 2 asam )
Perhitungan Jumlah asam dan basa yang diperlukan
Na2CO3 untuk menetralkan Aspirin
2 250
Na2CO3 = 106
1 180,16
= 294,18
Asam dan basa untuk bereaksi
Asam dan basa yang diperlukan :
= 980 – ( 250 + 200 + 30 ) – 294,18
= 205,82
+ y = 205,82
= 205,82 – y ……………….(1)
2 as + 3 k = 205,82 – y
(2 x 210) mol + (3 x 106 ) mol = 205,82 – y
420 mol + 318 mol = 205,82 – y
738 mol = 205,82 – y
y = 205,82 – 738 mol ……………..(2)
1 at + 1 k = y
150 mol + 106 mol = y
y = 256 mol ……………….(3)
Formula akhir
1 tablet 100 tablet
R/ Aspirin 250 mg 25 gr
Manitol 2 %200 mg 20 gr
PVP 3% 30 mg 3 gr
As. Sitrat 86,94 mg 8,7 gr
As. Tartrat 31,05 mg 3,1 gr
Na2CO3 381,948 mg 38,2 gr
1. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The
Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504
2. Martindale, “The Extra Pharmacopeia” 29TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of
Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209
3. The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12 nd ed. 1994. London: The
Pharmaceutical Press.
4. Catatan Kuliah Tablet Prof. Dr. Charles Siregar, MSc.
B. TABLET KUNYAH
I. PENDAHULUAN
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam
formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah
dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan
bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa (FI
IV 1995).
Karakteristik :
1. memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
2. mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
Keuntungan :
1. ketersediaan hayati lebih baik karena tidak perlu melewati tahap disintegrasi terlebih dahulu dan
mungkin dapat meningkatkan disolusinya;
2. kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
3. sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
4. meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.
Kekurangan :
Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.
Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam air, di mana vitamin
C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas dan mencegah terlalu asam.
Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi rasa. Granulasi basah
tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol, sorbitol, sukrosa, dan lain-lain.
Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;
2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3. Tidak larut dalam saliva;
2. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan cairan dengan
polimer yang menyalut rasa dan membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5 – 5000 m. Mikroenkapsulasi
dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :
a. Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya menjadi 2 lapisan cairan.
Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu :
i) Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa cair,
fasa inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa pembawa cair
kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses pemisahan dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya :
- menaikkan suhu;
- menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa pembawa sehingga
makromolekul mengendap;
- menambahkan garam;
- menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin (ditambah gom arab).
ii) Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di sini
mulai proses penyalutan (diaduk).
iii) Pengeringan partikel pada suhu rendah.
Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat ftalat (CAP),
etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam tergantung pada
penggunaannya. Keuntungan metode ini dibandingkan metode granulasi basah konvensional yaitu
fleksibilitas bisa diatur dengan pemilihan jenis penyalut dan ukuran partikel; serta inkompatibilitas bisa
diminimalisasi. Sedangkan kekurangannya yaitu lebih mahal, membutuhkan peralatan khusus dan
pekerja yang berpengetahuan.
b. Metode Suspensi Udara:
Zat aktif disuspensikan dalam udara.
c. Metode Semprot Beku:
Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus selama
perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)
Zat mg/tablet
Mikrokapsul (100 mesh)
Asetaminofen 327
Penyalut (selulosa-malam) 35
Eksipien 393
Manitol
Mikrokristalin selulosa (Avicel)
Talk
Sakarin
Gom Guar
Flavor
Mg-stearat
3. Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada substrat yang mampu
mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran cerna zat aktif dilepaskan. Contoh
Dekstrometorfan HBr dengan menggunakan substrat Mg-trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan
dalam bentuk serbuk termikronisasi yang mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).
IV. EKSIPIEN
Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada tablet konvensional dapat juga
diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal ini, perlu diperhartikan kadar lembab, kemungkinan kompatibel,
aliran, kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah kemanisan,
mampu kunyah, rasa dan raba mulut. Banyak eksipien yang umum digunakan dalam tablet konvensional dapat
B. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
- meningkatkan daya tarik estetika
- memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
- menutup warna yang kurang menarik atau warna campuran bahan baku yang tidak homogen
- mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam formulasi
Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :
1) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu pelarut, biasanya
mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%. Pewarna celup yang digunakan
pada metode granulasi basah biasanya dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan
pengeringan untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup. Larutan pewarna celup harus dibuat
dalam tanki berlapis besi tahan karat atau wadah kaca dengan kecepatan pengadukan sedang untuk
menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk
menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama
beberapa jam dan jika lebih dari 24 jam perlu diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk
mencegah pertumbuhan mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus dilindungi terhadap :
- zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
- zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan Sn), asam
askorbat;
- pH yang ekstrim, misalnya bila dipakai pewarna FD&C Red #3 tidak boleh dipakai pada pH <
5 karena zat warna tersebut menjadi tidak larut. Selain itu, pada pH yang ekstrim tinggi atau
ekstrim rendah pemudaran warna dari bahan-bahan tertentu, misalnya logam meningkat
drastis.
- mikroba terutama jamur dan bakteri pereduksi;
- pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus diproses pada
suhu rendah atau menengah dan hanya terpapar dalam waktu singkat dengan suhu tinggi);
- pemaparan cahaya matahari langsung.
2) Warna Lake
Pewarba lake tidak larut air dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting
diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel, makin tinggi
daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan.
Lake dibuat dengaan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat yang tidak larut air.
Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang digunakan untuk tablet kunyah cetak
langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup
dan kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan dalam tablet kunyah. Lake biasanya
digunakan dalam pembuatan tablet kunyah dengan metode cetak langsung.
V. PEMBUATAN
Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1. sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2. distribusi ukuran partikel;
3. kadar lembab yang memenuhi syarat;
4. sifat kekerasan tablet.
A. Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat sulit
mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa seperti kapur atau
berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa atau raba mulut yang tidak enak saat dikunyah. Antasida yang
Pembuatan :
- Kocok NuTab dan Al(OH)3, tambahkan aspirin dan kocok (1)
C. Vitamin/Mineral/Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa sabun, hambar atau rasa
seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :
1. Rasa asam dari asam askorbat ditekan dengan cara mengatur dengan seksama perbandingan
asam askorbat dengan natrium askorbat dan menambah penyedap sitrus.
2. Ferro fumarat dan ferri pirofosfat relatif terasa hambar. Untuk lebih menurunkan rasa logam
ferro fumarat itu dilakukan proses penyalutan dengan monogliserida atau digliserida dari asam lemak
tersaturasi dengan teknik beku semprot
3. Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal) dengan monogliserida atau
digliserida
4. Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula atau starch dan
pengawet
5. Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi
VI. EVALUASI
Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi di bawah sebagian besar
mengacu pada evaluasi tablet konvensional.
Evaluasi kimia
a. Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain) bisa digunakan
untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif (biasanya aliquot dari 20 tablet yang
dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap
kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk
masing-masing zat aktif.
b. Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih dari 50 mg atau
50% terhadap obot seluruhnya.
Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
c. Evaluasi kapasitas penetralan asam (tablet antasida)
Evaluasi Fisik
a. Pemeriksaan Penampilan meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan parameter
penampilan lainnya.
b. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil paling tidak 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama 100
putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d. Waktu hancur: harus memenuhi syarat uji waktu hancur untuk tablet yang tidak disalut
e. Disolusi
f. Rasa
Uji Stabilitas
Uji stabilitas tablet kunyah meliputi semua uji untuk tablet biasa, ditambah uji khusus untuk tablet
kunyah. Ada tiga bagian utama pengujian stabilitas tablet kunyah yaitu stabilitas organoleptik, fisika, dan
kimia. Uji stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi perubahan yang tergantung waktu. Bisa dilakukan
dengan dua cara sbb: