Anda di halaman 1dari 91

PEMBUATAN TABLET

Jan12

56 Votes

TEORI SEDIAAN TABLET

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau
tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI
IV, Hal 4)

I.2 Kriteria Tablet


Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

I.3 Keuntungan Sediaan Tablet


Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain
:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang
paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan
pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak,
dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih
rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik,
dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar
Validasi, Hal 26)

I.4 Kerugian Sediaan Tablet


Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara
lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya,
flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau
tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif
yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit
sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.

I.5 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet


Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat
sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas,
organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat
diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan
tercapainya tujuan penggunaan.
Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :
1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).
2. Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang
tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk
granulasi.
b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan
metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam
prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai
mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%.
d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan
tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering
 Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL
 Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.
3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu,
bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga
pada pencetakan tidak meleleh.
4. Jumlah fines total
Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih
besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet.
5. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah
fine sesedikit mungkin)
6. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi
laminating.
7. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan
mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah
kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80
0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.
8. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%.
Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat
diberikan sebagai serbuk.
9. Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak
dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.
10. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena
dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan
amylum dilakukan pada suhu 70 C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari
amylum.
11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi
Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan
Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang
baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
12. Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu
penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 – 4% dihitung terhadap
mucilago.
Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas
gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob
pada mucilago.
Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan:
- Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua
- Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu
penambahan Tween agar tablet tidak pecah.
Jumlah Tween yang tepat tergantung pada:
 Jumlah zat aktif
 Jumlah bahan pembantu yang digunakan
13. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat
voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu
hancur lebih lama.
14. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi
Kemungkinan disebabkan oleh:
 Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil
terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan.
Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.
 Aliran granul yang kurang baik
 Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran
jelek.
 Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.
15. Jika zat aktif larut air:
 Jangan menggranulasi dengan air
 Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.
Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut
X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.

Permasalahan-Permasalahan Khusus
1. Campuran Eutektik
Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan digerus. Bila
meleleh berarti eutektik.
Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai air, bila
tidak kering berarti eutektik, atau musilago diganti dengan PVP alkohol.
2. Pembuatan tablet Etambutol
Harus disalut dengan pahan penyalut yang larut alkohol larut asam lemak tetapi tidak
larut air, lebih baik disalut dengan Cetosel. Etambutol jika digranulasi dengan
PVP/alkohol akan semakin melengket. Jadi cetak langsung atau granulasi
kering/slugging. Dengan slugging,kekompakan akan turun, friabilitas menjadi tinggi.
Teknik penambahan PVP : tambahkan dulu PVP kedalam massa cetak sampai homogen
lalu ditambahkan alkohol sehingga jumlahnya tepat.
3. Vitamin C
Jangan gunakan Avicel, ini mempercepat oksidasi vitamin C. Bisa digunakan PVP tapi
jelek. Pakai musilago dalam ruang hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel dalam
alkohol/eksplotab/starch. Jangan digunakan dengan granulasi basah karena waktu
hancurnya akan jelek.
Yang baik gunakan Avicel adalah selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel dapat
digunakan untuk cetak langsung, atau juga granulasi basah tetapi sebagai pengisi. Jika
Avicel tidak larut air dapat bertindak sebagai fasa luar dan fasa dalam. Jika Avicel
sebagai fasa luar, amilum kering dihilangkan sehingga komposisi FL :
R/ Avicel 6%
Talk 1% (dikurangi)
Mg Stearat 1%
Demikian juga jika digunakan Aerosil sebagai fasa luar, talk dikurangi karena telah
berfungsi juga sebagai glidan.
4. Starch
Starch yang baik jumlahnya 30%, jika zat jumlahnya tinggi bila ditambah Starch 1500
30% maka bobot tablet akan semakin besar sedangkan yang harus ditambahkan adalah
lubrikan, pelincir, maka starch ditambahkan kurang dari 30% yang membuat aliran
menjadi jelek. Untuk mengatasi hal ini, gunakan Avicel yang dapat bertindak sebagai
pengisi juga penghancur.
Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak
langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.
5. Pembuatan Granulasi Kering
ARC 591 jangan memakai alkohol yang mengandung air (pakai alkohol yang tidak
berair). Jika mengandung air sulit direkonstitusi.
6. Penggunaan Pharmacot, Etocel, PVP
Hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai). Kombinasi Starch
1500/Avicel hanya untuk cetak langsung, jumlah Avicel dikurangi dan Starch-nya 30%.
Starch 1500 tidak boleh untuk granulasi basah sebagai pengisi karena Starch dengan air
akan membentuk gel yang dapat berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat. Tetapi
sebagai penghancur untuk SL dapat digunakan dengan teknik granulasi basah.
7. Penanganan Ekstrak untuk Tablet
Ekstrak kental larutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan SL. Untuk
ekstrak Belladona 1:3.

Masalah Pada Beberapa Senyawa Aktif


 Papaverin HCl, jika digunakan air dapat larut maka gunakan pelarut yang tidak
melarutkan zat tersebut.
 Zat hidrofob seperti Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester Kloramfenikol dapat
dilakukan penambahan Tween 80 0,01% bobot tablet atau saponin 5% bobot tablet
(ditambahkan mucilago amyli sebanyak 0,03%)
 Diazepam, jika dibuat granul akan kasar, oleh karena itu dapat dihaluskan terlebih
dahulu.
 Untuk vitamin C dan Parasetamol, gunakan pelarut non air, keringkan dengan
dehumidifier.
 Fe mempunyai bobot jenis yang tinggi, maka gunakan pengikat PVP dalam alkohol
karena jika digunakan air akan terjadi oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
 Untuk vitamin B12, gerus 1 g + etanol + SL (99 g), keringkan jika minta dispensasi
bahwa tidak ada yang hilang selama proses berarti 100 g sebanding dengan 1 g vitamin
B12.
Selain itu, vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga waktu
hancurnya lama. Avicel dengan mucilago amyli membentuk adonan lengket yang sukar
digranulasi. Kadarnya sangat kecil, perlu diajukan uji keseragaman kandungan.
 Penisilin VK terbaik dibuat dengan cara slugging
 Mg(OH)3 + alukol terbaik digunakan cetak langsung, dapat granulasi basah
menggunakan PVP dalam alkohol, jika menggunakan mucilago amyli, kapasitas
penetralan dapat turun.
 Alukol berat jenis tinggi untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah dapat digunakan
untuk suspensi, tablet kunyah, voluminous.
 Etambutol, tablet cepat basah. Granulasi dengan alkohol atau disalut atau ditambahkan
etambutol sebagai fines.
 Alukol + ekstrak Belladona, gunakan SL sebagai pengisi. Karena ekstraknya pahit, jarang
untuk obat kunyah. Bila dibuat obat kunyah maka tambahkan asam siklamat dan sakarin
untuk mengatasi rasa pahit. Alukol dengan antasid lain, OTT terhadap CMC. Perlu
dilakukan uji penetralan terhadap bahan baku dan tablet (minta dispensasi).
 Untuk garam-garam Kalsium, Ca Pantotenat dan lainnya tidak dapat memakai mucilago
amyli sebagai pengikat sebab akan terbentuk massa seperti lem.
 Mg-stearat dan Eksplotab, bila zat aktif bersifat asam, jangan menggunakan Mg stearat
dan Eksplotab, ganti saja Mg-stearat dengan asam stearat.
 Antibiotika, terutama yang tidak tahan pemanasan, dilakukan dengan slugging atau
dehumidifier (dengan alkohol + air) disedot pada suhu 30 C tetapi hasilnya kurang baik,
sebab potensi akan menurun karena kontak dengan air.
 Ekstrak untuk tablet, ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%, baru dikeringkan
dengan SL. Ekstrak Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada 1 bagian. Contohnya jika
diinginkan 20 mL ekstrak Belladona maka yang diambil adalah 60 mL, digerus halus dan
dicampurkan dengan pengisi sedikit demi sedikit.
 Untuk zat-zat berkhasiat yang sangat pahit seperti Kloramfenikol harus disalut
(dispensasi). Kloramfenikol palmitat tidak bisa dibuat tablet karena masih ada sisa asam
palmitat yang menyebabkan tablet mudah pecah karena sukar diikat.
 INH dan PAS tidak dapat dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS diabsorbsi di usus
tidak boleh terdisolusi di lambung (?).

Catatan Lain
1. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat terjadi
capping. Jumlah yang berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan hoover yang tidak
bergetar dan atau adanya pengaduk.

2. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi basah,
digunakan 3-5%, maksimum 25%.
3. Starch 1500
Pengisi tablet untuk cetak langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif
terhambat, daya mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi tablet
tidak lebih dari 30%.
4. Avicel pH 101,102,103 baik untuk tablet cetak langsung
5. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman kandungan
zat aktif besar jika dibuat secara cetak langsung, karena kurang homogen.
6. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
7. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi
distribusi ukuran partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat getaran.
8. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi
manitol, bukan dengan SL.
9. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah pembasahan, penetrasi air, pengembangan,
dan hancur. Untuk cetak langsung, jika kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/dt atau lebih
sudah cukup baik.
11. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap untuk dibuat secara cetak langsung.
12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan,
desintegrator lebih baik yang hidrofob.
13. PVP mudah ditembus air.
14. Ac di sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak, distribusi
granul sama di mana perbandingan granul A dan B sama, kelemahan distribusi tidak
selalu sama.
15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa 16-16
Jika granul pengikatnya lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama
16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi seperti biasa,
FL sekecil mungkin.
17. CaCO3 dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan menyerap
asam lambung dan berubah menjadi CO2.

Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet


Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
 Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan
tablet
 Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
 Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
 Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
 Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
 Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
 Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara Khusus


1. Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :
 Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
 Bunyi keras pada mesin
 Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
 Antiadheren kurang
 Lubrikan kurang atau tidak tepat
Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam
stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau
halus akan terselimuti oleh lubrikan).
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die,
sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
 Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi
benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya
pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
 Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah
pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik
turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
 Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
 Penggantian lubrikan yang cocok
 Mengurangi jumlah granul yang kasar
 Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet
menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka
agar pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan
pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen
glikol atau gliserin.
 Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada
punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
 Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus
untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat
campuran eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin
dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban
dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan
RH yang rendah.
 Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat
mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet
akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu
hancur semakin panjang.

2. Lengket pada pons


Manifestasi :
 Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada pons. Penyebab
sama dengan tadi
 Kurangnya anti adheren
 Kandungan air tinggi
 Lengket pada pons
Penanggulangannya sama :
 Ubah ukuran granul
 Tambah adsorben
 Perbaiki alat
 Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil.
3. Capping/Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :
 Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
 Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya
udara yang terjebak antara pons dan die
 Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
 Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan
bahan cair dan tidak mudah menguap
 Zat pengikat yang kurang tepat.
 Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)
Penanggulangannya
 Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan
pengikat atau tidak cocok.
 Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC
21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan
tablet.
 Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
4. Sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet
Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumnya : laminating, lengket atau kadang-kadang karena
pons yang terlalu dalam.
Penyelesaian :
 Pons dan die supaya di poles
 Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul.
 Diganti pons dan die
 Tambahkan pengikat kering

5. Keseragaman bobot (FI III)


Penyebab pertama :
- Aliran kurang baik
- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja
timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya
distribusi baru pada saat pencetakan.
- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik
terutama pons bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat,
granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab
kecepatan aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi
kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak
cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul
optimal sehingga aliran bagus.
6 Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :
 Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
 Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
 Karena aliran jelek
 Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif
dalam granul (di pabrik)
 Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
 Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
 Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian masalah
 Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
 Kalibrasi mesin.

I.6 Jenis Sediaan Tablet


(Catatan Kuliah P’ Charles + Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-
717)

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :


a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :


1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya
terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
 Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
 Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan):
musilago amili, amilum
 Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan)
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
e. Tablet Lepas Terkendali
Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
f. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak.
Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa
dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
g. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer
yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu
berkali-kali.
h. Tablet Efervesen
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2..Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
i. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi.
Biasanya keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat
tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.
Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris)
sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh
selaput lendir di bawah lidah.
c. Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan
untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam
akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum
digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.

3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh

a. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

a. Tablet Vaginal

Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet
Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk
implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk
Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk
memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan
air minum.

b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli
farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi
tertentu.

Berdasarkan Rute Pemberian :


1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi

Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film

Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :


1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat
3. Tablet lepas tunda
4. Tablet lepas terkendali

BAB II
METODE DAN BAHAN PEMBUATAN TABLET

II.1 Metode Pembuatan Tablet


Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan
terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :


a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari
metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu
sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat
sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur
yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat
juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat
bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa
dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating
granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali
ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang
akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
 Memperoleh aliran yang baik
 Meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
 Mengontrol pelepasan
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
 Distribusi keseragaman kandungan
 Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara
ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari
serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis,
tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini
yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang
disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran
awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam
jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller
compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan
yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
 Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
 Zat aktif susah mengalir
 Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk
berat dan pengeringan yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
 Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
silang

c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung


campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya,
namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal
seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat
aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan
tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan
adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa
langsung yaitu :

 Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

 Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
 Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
 Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak
melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :


 Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan
kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
 Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan
sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa
kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa
spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi
aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
 Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik

II.2 Bahan Pembantu Granulasi Basah


A. Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat
bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
1. Avicel (mikrokristalin selulosa)
- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume
spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan
friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan
penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang
merata.
- Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan
sedikit fines.
- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan
laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
- Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti
“clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten
terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.
- Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan
friabilitas tablet.
- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna
larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat
tambahan.
- 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab
mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit
fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.
- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

Sebagai disintegran :
- Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih
tinggi.
- Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
- Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada
lidah saat akan digunakan.
2. Kalsium sulfat trihidrat
- Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
- Sinonim: terra alba, snow white filler.
- Insoluble, non-higroskopis.
- Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk
zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.
- Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
3. Kalsium fosfat dibasic
- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki
ukuran paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau
garam asam
- Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras,
tidak dapat digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid,
pyrilamine maleat, phenilephrine HCl
- Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi
Maillard
- Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)

(Lachman Industri)
- Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
- Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
- Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi
Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi
menyerap lembab.
- Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering,
disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(Handbook of Pharm Excipient)
- Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
- Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh),
granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
- Dikenal sebagai gula susu.

Spray-dried Lactose
(Lachman Industri)
- Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal
digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
- Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur
dengan 20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik
pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
- Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain
yang mengandung furaldehid
- Gunakan lubrikan netral atau asam
5. Sukrosa
- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
- Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras
dan tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak
dikombinasi dengan pengisi insoluble lain
- Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut
air atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan.
Campuran air dan alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB
yang mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
- Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai
pengikat untuk memperbaiki kekerasan tablet
- Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan
mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat
pada penyimpanan dan higroskopis
- Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac : 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
6. Dekstrosa
- Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
- Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras
terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat
- Menjadi coklat pada penyimpanan
7. Manitol
- Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus,
dingin (negatif heat solution)
- Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat
- Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus
dari sukrosa atau dekstrosa
- Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah
pengeringan semalam pada 140-150 F adalah 0,2%
- Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat
bersifat laksatif
8. Emdex dan Celutab
(Lachman Industri)
- Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
- Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab,
kekerasan tablet dapat meningkat setelah pengempaan
- Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa
- Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan
berasa halus.
9. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)

B. Adsorben
- Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
- Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka
tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh:

1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil

C. Pengikat
- Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
- Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
- Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa
- Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
- Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
(Lachman Tablet halaman 161)
1. Starch (amylum)
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
- Dalam bentuk musilago amili 5-10%
- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih
dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang
dapat diencerkan
- Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
- Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan
cepat (hal 161)
- Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak
terhidrolisis, dan tidak mengarang
- Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan
penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.
- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet
yang rapuh dan sukar dikeringkan
- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik
dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika
digunakan dalam jumlah besar

Sebagai disintegran:
- Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
- Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah
atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)
- Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan
kandungan air massa cetak
- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 C untuk
menghilangkan air yang terabisaorpsi
2. Starch 1500
(Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai
pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk
menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel
yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.

(Lachman Industri)
- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan
lubrikan tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi
dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

Sebagai disintegran:
- Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam
fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau
dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)
- Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
3. Amilum pragelatinasi
- Merupakan pati yang sudah dimasak dan dikeringkan lagi. Dapat digunakan
sebagai pengganti starch paste karena lebih mudah larut dalam air hangat tanpa
pemanasan
- Dapat ditambahkan kering ke dalam serbuk kemudian dibasahkan dengan air
membentuk massa lembab
4. Gelatin
- Digunakan pada konsentrasi 5-10% sebanyak 1-5% dari formula
- Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet
yang keras dan memerlukan disintegran yang aktif
- Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat
- Kelemahan: rentan bakteri dan jamur
- Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin
dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama
beberapa jam/semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus
dipertahankan hangat sampai digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan
5. Larutan sukrosa
- Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%
- Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
- Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan
pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak
sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dr oksidasi
- Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin,
asetaminofen, meprobamate
6. Larutan akasia
- Digunakan pada konsentrasi 10-25%; untuk mengurangi mephenesin (dosis besar
dan sukar digranulasi)
- Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan
- Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
- Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan
disintegrasi tablet
7. PVP
- Nama dagang: Kollidon atau Plasdon
- Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit
higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)
- Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan
menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
- Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium
bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
- PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2
8. Selulosa

a. Metil selulosa

- 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang sama dengan


musilago amili
- Dapat digunakan untuk menggranulasi soluble/insoluble powder; pengikat yang
baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula
- Keuntungan: dapat dikompres cepat, tidak mengeras pada penyimpanan
b. CMC Na
- 5-15%
- Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya
- Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP kecenderungan untuk
mengeras; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama
c. Etil selulosa
- Larutan dalam alkohol. Low grades digunakan sebagai pengikat 2-10% dalam
etanol
- Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi:
asetaminofen, kafein, meprobamat, ferofu, arat, dan dapat digunakan sebagai
pengikat non air untuk serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat
- Dapat memperlambat disintegrasi
9. Polivinil alkohol
- Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
- Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang
disintegrasi lebih cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan
10. PEG 6000
- Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
- PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras
pada 56-630C
11. N-HPC (Nisso-HPC)
- Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton
dan kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC
dilaruntukan dalam air atau alkohol.

- Cara:

a. Melarutkan dalam air

- N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
- 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan
sambil diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih
cepat.

a. Melaruntukan dalam pelarut organik

D. Flavour
(Lachman Industri)
- Digunakan untuk tablet kunyah
- Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa
luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak
- Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan ke adsorben
- Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%

E. Disintegran
Fungsi : untuk memecah tablet
Cara pakai: – saat granulasi
– sebelum dicetak (paling baik)
1. Starch (amylum)
2. Starch 1500
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
- Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%
- Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam
- Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi
sehingga mampu menyerap air 200-300%
- Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan
- Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperlama waktu
disintegrasi sehingga memperlambat waktu disolusi
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
- Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan
sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.
- Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
- Pemakaian: 1-10%
- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang
relatif rendah

6. Clays
- Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat menyebabkan perubahan
warna secara keseluruhan
7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
- Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
- Memiliki afinitas yang besar terhadap air

F. Lubrikan
- Konsentrasi optimum: 1%
- Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan
penarikan tablet ke luar cetakan
- Jenis:

a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk
effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah

- Mekanisme:

a. Fluid type lubricant

Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat
meninggalkan noda pada tablet

a. Boundary type lubricant

Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan
logam. Tipe ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik
- Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis
partikel secara keseluruhan
- Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak
- Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan
kecepatan disolusi karena sifatnya yang hidrofob
- Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya lubrikan
alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan talk.
- Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol
- Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk lapisan di sekitar
granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan
lapisan ini juga akan menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah melar,
dan memberikan hasil tablet yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah
- Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah homogen, dan
dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit
- Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk)
memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk
dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi
- Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat

Water soluble lubricant Water insoluble lubricant


Asam borat : 1% Logam (Mg, Ca, Na) stearat : ¼-2%
Sodium chloride : 5% Asam stearat : ¼-2%
DL-Leusine :1-5% Sterofex : ¼-2%
Carbowax 4000/6000 : 1-5% Talk : 1-5%
Sodium oleat : 5% Waxes : 1-5%
Sodium benzoat : 5% Stearowet : 1-5%
Sodium asetat : 5% Gliseril behapte (Compritol 888):
Sodium lauril sulfat : 1-5% dapat pula sebagai pengikat, dapat
Mg-lauril sulfat : 1-2% dikombinasi dengan Mg-stearat
Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%

G. Glidan
- Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 5%
5. Syloid : 0,1-0,5%

H. Anti Adheren
- Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-Leusine
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena
cenderung terjadi picking

1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat: <1%

II.3 Perkembangan Formula Tablet


Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya
bahan disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini.
Bagian ini dibuat untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi
formula teoritik, dan penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.
I. Granulasi Basah
1. Zat Aktif A
Fase Dalam (92%)
Zat Aktif Sesuai dosis
Amilum Kering 10% bobot total
Musilago amili 10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dinuat dengan menggunakan musilago amili sebagai pengikat,
disolusi zat aktif dari dalam granul akan dipersulit, karena musilago amili yang sudah
kering sulit ditembus sehingga disolusi zat aktif dari granul akan lebih sukses. Selain
itu, pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan suhu
pengeringan yang tinggi. Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai
penghancur. Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang.
Amilum kering yang bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering :
kompresibilitas kecil, waktu hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur
tablet menjadi lama, dan friabilitas yang jelek.

2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air, tetapi
penguapannya akan diperlama sehingga digunakan pelarut etanol 95%.

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi
sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Jika sedikit bermasalah dapat
digunakan aerosil sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi : Mg Stearat 1%,
Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering 5%, tapi formula ini jarang digunakan.

3. Amilum kering bukan penghancur FD yang baik, maka dapat ditambahkan ac-di-sol
(± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya
maka sebagai alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai
penghancur fasa luar. Formula akan menjadi :

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%
Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang
digunakan sebagai penghancur fasa dalam.

4. Laktosa mempunyai kompresibilitas yang buruk sehingga friabilitasnyapun buruk.


Untuk memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel.
Terdapat tiga jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk
serbuk, umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul,
umumnya digunakan dalam formulasi Gkdan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul
dengan ukuran lebih kecil dan dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat).
Formula tablet akan menjadi :

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Eatanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Avicel q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%

II. Granulasi Kering


Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.

1 Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
Laktosa q.s

Fase Luar (3%)


Mg stearat 1%
Talk 2%

Pembuatan slug : FD + ½ FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan


dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran ≥4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian
ditambahkan sisa ½ FL (1,5%)

2. Karena kompresibilitas laktosa buruk, maka dapat diganti dengan :

Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21 10%
Laktosa q.s

Karena laktosa memiliki sifat aliran yang jelek, laktosa dapat diganti dengan
avicel.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
LHPC 21 10%
Avicel q.s

LHPC 21 juga dapat penghancur sehingga amilum kering dapat dihilangkan.


Penggunaan LHPC 21 akan meningkatkan ongkos produksi karena harga LHPC 21
mahal. LHPC 21 dapat diganti dengan eksplotab/primorgel atau starch 1500.

Fase Dalam (97%)


Zat aktif A sesuai dosis
Eksplotab/starch 1500 5%
Avicel q.s

Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi
GB.
III. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil.
Formulasi KL dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran
(seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 30%.
Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50% agar keseragaman
kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat
aktif untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif,
kompresibilitas.

1. Zat aktif A sesuai dosis


Laktosa spray dried q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang


baik, tetapi alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka diguanakan
eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.

Zat aktif A sesuai dosis


Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai
”running powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang
baik. Tapi daya hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan
penghancur luar seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Eksplotab 5% atau
Ac-di-sol 3%

Contoh Perhitungan Tablet


I. Granulasi Basah
Contoh : Zat aktif paracetamol 500 mg
Direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet

Formula : Fase Dalam (92%)


Paracetamol 500 g
Amilum 10% dari bobot tablet 70 g
Musilago amili 10% (1/3 FD) 21,5 g
Laktosa 52,5 g
644 g

Fase Luar (8%)


Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

Cara menghitung :
– Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g
setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g
– Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g

Misalnya : Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk
kadar air 0%, bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. Jumlah tablet
yang diperoleh = 588/644 x 1000 tablet = 913,04 tablet.

Fase luar yang ditambahkan :

Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g


Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g

600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g


Bobot tablet yang diperoleh =
913,04

= 714,27 g

II. Granulasi Kering


Contoh : Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet

Formula : Fase dalam (97%)


Zat A 400 g
Amilum 10% bobot tablet 60 g
Laktosa 122 g
582 g
Fase Luar (3%)
Mg stearat 1% 6 g
Talk 2% 12 g

Slug (98,5%) Zat A 400 g


Amilum 60 g
Laktosa 122 g
Mg stearat 3 g
Talk 6 g
591 g
Misalnya : slug yang diperoleh = 500 mg, maka sisa FL yang ditambahkan :
Mg stearat = 500/591 x 3 = 2,538 g
Talk = 500/591 x 6 = 5,076 g
Slug + sisa FL = 500 g + 7,614 g = 507,614 g
Jumlah tablet yang diperoleh = 500/591 x 1000 = 846,024 g
Bobot tablet = 507,614/846,024 ≈ 0,6 g

III.Kempa Langsung
Contoh : Zat A 25 mg; bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet

Formula : Zat A 25 g
Pengisi q.s 217,5 g
Mg stearat (1%) 2,5 g
Talk (2%) 5 g
250 g
Bahan siap dikempa menjadi tablet…..!!!!!

BAB III
EVALUASI TABLET

A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk
formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai
ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh
yang makin kecil.

 Timbang 100 gr granul


 Letakkan granul pada pengayak paling atas
 Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan
granul pada getaran
 Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
 Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan
ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul.
Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti
kurva distribusi normal.

2. Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman
b. Bobot jenis nyata
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul . Baca volume.
Bobot jenis nyata = bobot/volume

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan


Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat
volumeter . Lihat volume setelah pemampatan.
Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

Pemampatan 500 x

BJ nyata BJ nyata setelah pemampatan

3. Kadar Pemampatan

%T = Vo – V500
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x

%T < 20 atau ^V<20 ml granul memiliki aliran yang baik


Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

4. Kompresibilitas

% K= Dapt –Davc x 100 %


Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x

Jika % K : 5 – 10 % ——– aliran sangat baik


11 – 20 % ——– aliran cukup baik
21 – 25 % ——– aliran cukup
>26 % ——- aliran buruk

5. Aliran
a. Metode corong
(128)/132
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan
corong kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong
dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. cara bebas
b. cara tidak bebas (paksa)digetarkan

Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat

Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)


Tampung granul di atas kertas grafik
Hitung x. Jika x = 25- 30 sangat mudah mengalir
30- 40 mudah mengalir
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir

6. Kandungan Lembab
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti
Moisture Balance .
% KB = W1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W1 = bobot setelah pengeringan

B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)


1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas
terlihat
b. Bau
c. Rasa

2. Sifat fisika kimia


1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif

3. Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet

4. Uji Mikrobiologi
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah ditumbuhi
oleh mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak dikontaminasi oleh bakteri
disbandingkan oleh tablet tidak bersalut karena kelembaban internal tablet salut
merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang sesuai untuk
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan persyaratan
kemurnian yaitu batas angka mikroba.

Uji Friabilitas Tablet


Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot
yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada
proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu
yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama.
Untuk tablet dengan bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet hingga beratnya mendekati 6,5
g. Untuk tablet dengan bobot > 650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh
tablet yang telah ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah
selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung
persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di
Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka
pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji
yang telah dilakukan.
(USP & NF 1994)

Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab,
gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam
etiket. Tablet harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan
dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.
Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau kemasan
yang kedap terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel.
Kondisi khusus penyimpanan dan pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-
masing .
(The International Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)

Uji Disolusi <1231>


Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Bila pada etiket
dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi
atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka
digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat
<961>, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini,
pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.

Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan
lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5 ºC selama
pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian
dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk.
Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian
berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat digunakan
suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih
dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan
yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih
kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga
digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke
dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.

Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun
dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus
tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang
rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan
bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang
logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai.
Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil
bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk
mencegah mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet
Kalibrator Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan
disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil
yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat
dari kalibrator yang bersangkutan.

Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila
Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam
batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut
dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas
terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]

Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam
waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila
dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan
dengan toleransi ± 2%.

Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan
angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung
udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau
pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan
Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak
kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6
kapsul sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media
disolusi seperti yang dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada
etiket tidak dapat diterima.

Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi


bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan.
Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S.
Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel
adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.

Tabel Penerimaan
Tahap Jumlah yang Kriteria Penerimaan
diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q
-15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau
lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih
kecil dari Q -15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari
Q – 25%.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul


Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul
digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat
secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode
berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.
Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan
prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari
penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.

Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat
untuk memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan
keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per
menit melalui jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan
dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada
paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber-jarak tidak
kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama
dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan
merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian
keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti atau
gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.

Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang


kedua ujungnya terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam
lebih kurang 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada
posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6
mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan
berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada
permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor
23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui
kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan
rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan vntuk menggantungkan
rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca
dan ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal
9,5 mm ± 0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik
transparan yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima
lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu
silinder, sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi
silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung
silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder
luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm.
Seluruh permukaan cakram licin.

Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.
Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang
diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam
air pada suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah
alat dijalankan telama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak
hancur sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan
pengujian hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan
lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada
suhu kamar selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan
lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam,
angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak.
Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus
buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan
batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi
dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam
monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya:
tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet
tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada
Tablet iidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada
Tablet tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan
suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini
ditempatkan pada permukaan lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam
batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur,
kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus
hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada
Kapsul gelatin keras.

BAB IV
CONTOH TABLET

Daftar Tablet pada USP 26 2003

Acepromazine maleate, 15
Acetaminophen,
Acetazolamide, 41
Acetohexamide, 43
Acetohydroxamide acid, 44
Acyclovir, 50
Albendazole, 54
Albuterol, 56
Allopurinol, 64
Alprazolam, 66
Alumina,
Aminobenzoate potassium, 117
Aminocarproic acid, 120
Aminoglutethimide 122
Aminopentamide sulfate, 124
Aminophylline, 127
Aminosalicylate sodium, 128
Amiosalycylic acid, 130
Amitriptyline HCl, 133
Amodiaquine HCl, 138
Amoxicillin, 142
Ampicillin, 150
Anileridine HCl, 156
Apomorphine HCl, 166
Ascorbic acid, 171
Asian ginseng, 2762
Aspirin, 175
Astemizole, 185
Atenolol, 186
Atropine sulfate, 193
Azatadine maleate, 197
Azathioprine, 198
Bacampicillin HCl, 204
Baclofen, 209
Barium hydroxide lime sulfate, 212
Bendroflumethiazide, 216
Benztropine mesylate, 228
Bethametasone, 234
Betaxolol, 244
Bethanecol chloride, 245
Biperiden HCl, 250
Bisacodyl, 252
Bromocriptine mesylate, 268
Bromopheniramine maleate, 272
Bumetadine, 275
Bupropion HCl, 280
Buspirone HCl, 282
Busulfan, 283
Butabarbital sodium, 286
Butalbital,

Caffeine,
Calcium, 299, 302, 309, 311, 314
Captopril, 320
Carbamazepine, 324
Carbidopa, 329
Carbinoxamine maleate, 330
Carboxymethylcellulose sodium, 343
Corisoprodol, 341
Carteolol HCl, 345
Cascara, 348
Cefaclor, 352
Cefadroxil, 354
Cefixime, 362
Cefpodoxime proxetil, 380
Cefprozil, 381
Cephalexine, 396
Cepharadine, 402
Chlorambucil, 406
Chloramphenicol, 409
Chlordiazepoxide, 415
Chloroquine phosphate, 424
Chlorothiazide, 426
Chlorpeniramine maleate, 430
Chlorpromazine HCl, 436
Chlorpropamide, 437
Chlorthalidone, 441
Chlorzoxazone, 442
Cimetidine, 454
Ciprofloxacin, 460
Clarithromycin, 466
Clemastine fumarate, 468
Clomiphene citrate, 485
Clonazepam, 488
Clonidine HCl, 489
Clozapine, 500
Codein, 507, 508
Colchicine, 509
Cortisone acetate, 518
Cyclizine HCl, 526
Cyclobenzaprine HCl, 527
Cyclophosphamide, 530
Cyproheptadine HCl, 536

Dapsone, 543
Dehydrocholic acid, 547
Demeclocycline HCl, 550
Desipramine HCl, 552
Dexchlorpheniramine maleate, 570
Dextroamphetamine sulfate, 578
Diazepam, 589
Dichlorpenamide, 594
Diclofenac sodium, 596
Dicyclomine HCl, 599
Diethylcarbamazine citrate, 602
Diethyl propion HCl, 604
Diethyl stilbestrol, 605
Diflunisal, 609
Digitalis, 611
Digoxin, 616
Dihydrotachisterol, 621
Dihydroxyalumunium Na-carbonat, 624
Diltiazem HCl, 628
Dimenhydrinace, 630
Diphenhydramine, 638
Diphenoxylate, 641
Dipyridamole, 645
Dirithromycin, 646
Disulfiram, 649
Divalproex sodium, 650
Docusate sodium, 658
Doxycycline hydate, 670
Doxylamine succinate, 672
Dydrogestrone, 677
Dyphylline, 679

Enalapril maleate, 700


Ephedrine, 1806
Ergocalciterol, 717
Ergoloid mesylate, 720
Ergonovine maleate, 722
Ergotamine tartrate, 725
Erythromycin, 731
Estrogen, 748
Estropipate, 753
Ethacrinic acid, 755
Ethambutol HCl, 756
Ethynil estradiol, 759
Ethionamide, 760
Ethotoin, 764
Ethynodiol diacetate, 765
Etidronate disodium, 768
Etodolac, 770

Famotidine, 775
Fenoprofen calcium, 780
Ferrous sulfate, 788
Finasteride, 791
Flecainide acetate, 793
Fludrocortisone acetate, 796
Fluoxetine, 817
Fluoxymesterone, 819
Fluphenazine HCl, 823
Flurbiprofen, 828
Folic acid, 832
Furozolidone, 836
Furosemide, 839

Gemfibrozil, 850
Glipizide, 859
Glucosamine, 2765
Glyburide, 866
Glycopirrolate, 870
Griseofulvin, 877
Guaifenesine, 880
Guanabenz acetate, 886
Guanadrel sulfate, 886
Guanathidine monosulfate, 888
Guanfacine, 890

Haloperidol, 894
Hydralazine HCl, 909
Hydrochlorthiazide, 910
Hydrocodone bitartrate, 912
Hydrocortisone, 916
Hydroflumethiazide, 926
Hydromorphone HCl, 928
Hydroxychloroquine sulfate, 932
Hydroxyzine HCl, 937
Hyoscyamine, 940
Ibuprofen, 947
Imipramine HCl, 958
Indapamide, 961
Iodoquinol, 995
Iopanoic acid, 1000
Isoniazide, 1026
Isopropamide iodide, 1027
Isosorbide dinitrate, 1037
Isoxsuprine HCl, 1042

Ketoconazole, 1047
Ketorolac thromethamine, 1050

Labetalol HCl, 1053


Letrozole, 1061
Leucovorin calcium, 1063
Levamisole HCl, 1065
Levocarnithine, 1069
Levodopa, 1071
Levonogestrel, 1072
Levorphanol tartrate, 1074
Liothyronine sodium, 1085
Liotrix, 1068
Lisinopril, 1087
Lithium carbonate, 1089
Loperamide HCl, 1093
Lorazepam, 1098
Lovastatin, 1100

Magaldarate, 1106
Magnesia, 1109
Magnesium trisilikat, 1120
Maprotiline HCl, 1128
Mazindol, 1129
Mebendazole, 1132
Mecamylamine HCl, 1134
Meclizine HCl, 1136
Medroxyprogesterone acetate, 1140
Megestrole acetate, 1143
Melphalan, 1144
Menadiol sodium diphosphate, 1146
Meperidine HCl, 1152
Mephenytoin, 1153
Mephobarbital, 1154
Meprobamate, 1158
Mercaptopurine, 1159
Mesolamine, 1165
Mesoridazine besylate, 1167
Mestranol, 1168
Metaproterenol sulfate, 1172
Methadone HCl, 1177
Methamphetamine HCl, 1178
Methazolamide, 1179
Methdilazine HCl, 1181
Methenamine, 1183
Methimazole, 1186
Methocarbamol, 1188
Methotrexate, 1191
Methyclothiazide, 1196
Methylcellulose, 1200
Methyldopa, 1201
Methylergonovine maleate, 1207
Methylpenidate HCl, 1208
Methylprednisolone, 1210
Methyltestosterone, 1215
Methysergide maleate, 1216
Metoclopramide, 1219
Metolazone, 1220
Metoprolol tartrate, 1223
Metronidazole, 1228
Metyrapone, 1229
Minicycline HCl, 1240
Minoxidil, 1241
Mitotane, 1243
Molindone HCl, 1245
Moricizine HCl, 1253

Nadolol, 1260
Nafcillin sodium, 1263
Nalidixic acid, 1266
Naltrexone HCl, 1269
Naproxen, 1274
Niacin, 1305
Niacinamide, 1306
Nifedipine, 1313
Nitrofurantoin, 1317
Nitroglycerin, 1321
Norethindrone, 1328
Norfloxacin, 1335
Norgestrel, 1337
Nystatin, 1343

Oxandrolone, 1358
Oxazepam, 1359
Oxprenolol HCl, 1361
Oxtriphylline, 1362
Oxybutynin chloride, 1366
Oxycodone HCl, 1368
Oxymetholone, 1376
Oxytetracycline, 1379
Pancreatin, 1391
Pancrealipase, 1394
Papaverine HCl, 1396
Paramethasone acetate, 1398
Penbutolol sulfate, 1403
Penicillamine, 1406
Penicillin, 1413
Pergolide, 1436
Perphenazine, 1439
Phenazopyridine HCl, 1443
Phendimetrazine tartrate, 1444
Phenelzine sulfate, 1446
Phenmetrazine HCl, 1447
Phenobarbital, 1449
Phentermine HCl, 1454
Phenylbutazone, 1458
Phenylpropanolamine HCl, 1464
Phenytoin, 1467
Phytonadione, 1476
Pimozide, 1480
Pindolol, 1482
Piperazine citrate, 1486
Praziquantel, 1524
Prednisolone, 1529
Prednisone, 1536
Primaquine phosphate, 1538
Primadone, 1539
Probenecide, 1541
Probucol, 1543
Procainamide HCl, 1545
Prochlorperazine maleate, 1553
Procyclidine HCl, 1554
Promazine HCl, 1560
Promethazine HCl, 1562
Propantheline bromide, 1565
Propoxyphene napsylate, 1574
Propranolol HCl, 1579
Propylthiouracil, 1585
Protriptyline HCl, 1588
Pyrazinamide, 1596
Pyridostigmine bromide, 1598
Pyridoxine HCl, 1600
Pyrilamine maleate, 1601
Pyrimetamine, 1602
Pyrvinium pamoate, 1604

Quazepam, 1604
Quinidine sulfate, 1609
Quinin sulfate, 1612
Ranitidine, 1618
Rauwolfia serpentina, 1621
Repaglinide, 1642
Reserpine, 1627
Riboflavine, 1637
Ritrodine HCl, 1653

Saccharin sodium, 1658


Salsalate, 1663
Scopolamine HBr, 1670
Selegiline HCl, 1674
Sennosides, 1679
Simethicone, 1682
Simvastatin, 1684
Sodium bicarbonate, 1690
Sodium chloride, 1693
Sodium fluoride, 1696
Sodium salicylate, 1705
Sucralfate, 1719
Sulfadiazine, 1729
Sulfadimethoxine, 1732
Sulfamethizole, 1736
Sulfametoxazole, 1737
Sulfapyridine, 1741
Sulfasalazine, 1743
Sulfinpyrazone, 1745
Sulfisoxazole, 1745
Sulindac, 1747

Tamoxifen citrate, 1755


Terbutaline sulfate, 1776
Testolactone, 1780
Theopylline, 1805
Thiabendazole, 1811
Thiamine HCl, 1815
Thiethylperazine maleate, 1818
Thioguanine, 1821
Thioridazine HCl, 1825
Thyroid, 1831
Timolol maleate, 1840
Tocainide HCl, 1850
Tolazamide, 1851
Tolbutamide, 1854
Tolmetin sodium, 1855
Trazodone HCl, 1859
Triamcinolone, 1863
Triazolam, 1874
Trichlormethiazide, 1876
Trifluoperazine HCl, 1882
Triflupromazine HCl, 1885
Trihexyphenidyl HCl, 1888
Trimeperazine tartrate, 1891
Trimethoprim, 1893
Trioxsalem, 1895
Triprolidine HCl, 1898
Trisulfapyrimidines, 1901

Ubidecarenone, 2854
Ursodiol, 1914

Valerian, 2856
Verapamil HCl, 1925

Warfarin sodium, 1938

Zalcitabine, 1950
Zidovudine, 1953

Daftar Tablet pada BP 2001

Acebutolol, 1827
Acenocoumarol /Nicoumalone, 1828
Acetazolamide, 1828
Aciclovir, 1832
Aciclovir , Dispersible, 1833
Alimemazine /Trimeprazine, 1837
Allopurinol, 1837
Aloxiprin, 1839
Aluminium Hydroxide, 1842
Amiloride, 1843
Aminoglutethimide, 1844
Aminophylline, 1845
Amiodarone, 1847
Amitriptyline, 1847
Ascorbic Acid, 1858
Aspirin and Caffeine, 1860
Aspirin, 1858
Aspirin , Dispersible, 1858
Aspirin , Effervescent Soluble, 1859
Aspirin , Enteric-coated, 1859
Atenolol, 1862
Atropine, 1864
Azapropazone, 1865
Azathioprine, 1866

Baclofen, 1867
Bendroflumethiazide /Bendrofluazide, 1872
Benorilate, 1874
Benzatropine, 1875
Betamethasone Sodium Phosphate, 1887
Betamethasone, 1886
Bisacodyl, 1889
Bromocriptine, 1893
Brompheniramine, 1893
Bumetanide, 1895
Bumetanide and Slow Potassium, 1896
Busulfan, 1899

Calcium and Colecalciferol, 1902


Calcium and Ergocalciferol, 1903
Calcium Carbonate , Chewable, 1904
Calcium Folinate, 1905
Calcium Gluconate, 1907
Calcium Gluconate , Effervescent, 1907
Calcium Lactate, 1908
Captopril, 1909
Carbamazepine, 1910
Carbimazole, 1911
Cascara, 1914
Cefaclor , Slow, 1916
Cefalexin, 1920
Cefuroxime Axetil, 1927
Chlorambucil, 1929
Chlordiazepoxide Hydrochloride, 1933
Chloroquine Phosphate, 1937
Chloroquine Sulphate, 1938
Chlorphenamine /Chlorpheniramine, 1941
Chlorpromazine, 1942
Chlorpropamide, 1943
Chlortalidone, 1944
Choline Theophyllinate, 1946
Cimetidine, 1949
Ciprofloxacin, 1950
Clemastine, 1954
Clomifene, 1962
Clonidine, 1964
Co-amilofruse, 1968
Co-amilozide, 1970
Co-amoxiclav, 1971
Co-beneldopa , Dispersible, 1973
Co-careldopa, 1974
Co-codamol, 1975
Co-codaprin, 1976
Co-codaprin , Dispersible, 1977
Co-dergocrine, 1980
Co-dydramol, 1982
Co-magaldrox, 1990
Co-proxamol, 1990
Co-tenidone, 1992
Co-triamterzide, 1993
Co-trimoxazole, 1996
Co-trimoxazole , Dipersible, 1996
Co-trimoxazole , Paediatric, 1997
Codeine Phosphate, 1980
Colchicine, 1985
Colecalciferol, 1985
Colistin, 1989
Cortisone, 1991
Cyanocobalamin, 1999
Cyclizine, 2000
Cyclopenthiazide, 2000
Cyclophosphamide, 2002
Cyproheptadine, 2002
Cyproterone, 2003

Dapsone, 2006
Desipramine, 2008
Dexamethasone, 2009
Dexamfetamine, 2010
Dextromoramide, 2012
Diazepam, 2015
Diazoxide, 2016
Dichlorophen, 2016
Diclofenac, 2018
Diclofenac , Slow, 2018
Dicycloverine /Dicyclomine, 2020
Diethylstilbestrol, 2021
Diflunisal, 2023
Digitoxin, 2024
Digoxin, 2025
Dihydrocodeine, 2027
Diloxanide, 2027
Dimenhydrinate, 2028
Dipipanone and Cyclizine, 2030
Dipyridamole, 2031
Disulfiram, 2034
Docusate, 2041
Domperidone, 2042
Dosulepin /Dothiepin, 2045
Doxycycline , Dispersible, 2049
Droperidol, 2051
Dydrogesterone, 2052

Ephedrine Hydrochloride, 2056


Ergocalciferol, 2057
Ergometrine, 2059
Ergotamine Sublingual, 2059
Erythromycin Ethyl Succinate, 2063
Erythromycin Stearate, 2064
Erythromycin, 2062
Estropipate, 2065
Ethambutol, 2067
Ethinylestradiol, 2067
Etodolac, 2070

Famotidine, 2072
Fenbufen, 2076
Fenoprofen, 2076
Ferrous Fumarate and Folic Acid, 2080
Ferrous Fumarate, 2080
Ferrous Gluconate, 2081
Ferrous Sulphate, 2082
Ferrous Sulphate , Prolonged-release, 2082
Flavoxate, 2082
Flecainide, 2084
Flucytosine, 2088
Fludrocortisone, 2088
Fluphenazine, 2099
Flurbiprofen, 2102
Fluvoxamine, 2104
Folic Acid, 2105
Fosfestrol, 2108
Furosemide /Frusemide, 2111

Gemfibrozil, 2115
Glibenclamide, 2119
Gliclazide, 2120
Glipizide, 2121
Gliquidone, 2121
Glyceryl Trinitrate, 2125
Griseofulvin, 2128
Guanethidine, 2129

Haloperidol, 2139
Hydralazine, 2143
Hydrochlorothiazide, 2143
Hydroflumethiazide, 2153
Hydrotalcite, 2154
Hydroxychloroquine, 2156
Hyoscine Butylbromide, 2157
Hyoscine, 2159

Ibuprofen, 2162
Imipramine, 2164
Indoramin, 2165
Inositol Nicotinate, 2166
Iopanoic Acid, 2176
Isoniazid, 2183
Isosorbide Dinitrate, 2185
Isosorbide Mononitrate, 2186
Isradipine, 2189

Labetalol, 2194
Levodopa, 2198
Levonorgestrel and Ethinylestradiol, 2198
Levothyroxine /Thyroxine, 2199
Liothyronine, 2204
Lisinopril, 2206
Lithium Carbonate, 2207
Lithium Carbonate , Slow, 2207
Lofepramine, 2208
Loprazolam, 2210
Lorazepam, 2212
Lormetazepam, 2212

Magnesium Trisilicate , Compound, 2219


Mebeverine, 2222
Megestrol, 2223
Melphalan, 2226
Menadiol Phosphate, 2228
Meptazinol, 2230
Mepyramine, 2230
Mercaptopurine, 2231
Metformin, 2231
Methadone, 2234
Methotrexate, 2235
Methylcellulose, 2236
Methyldopa, 2237
Methylphenobarbital, 2238
Methylprednisolone, 2239
Methysergide, 2240
Metoclopramide, 2242
Metoprolol Tartrate, 2244
Metronidazole, 2247
Mianserin, 2249
Minocycline, 2251
Mitobronitol, 2253
Morphine, 2256
Morphine Sulphate , Prolonged-release, 2257
Moxisylyte /Thymoxamine, 2258

Nabumetone, 2259
Nalidixic Acid, 2260
Naproxen, 2264
Neomycin, 2266
Neostigmine, 2268
Niclosamide, 2268
Nicotinamide, 2269
Nicotinic Acid, 2269
Nicotinyl Alcohol, 2270
Nimodipine, 2272
Nitrazepam, 2274
Nitrofurantoin, 2275
Norethisterone, 2276
Norfloxacin, 2277
Nortriptyline, 2279
Nystatin, 2280

Orciprenaline, 2285
Orphenadrine Hydrochloride, 2287
Oxazepam, 2287
Oxprenolol, 2287
Oxybutynin, 2288
Oxymetholone, 2289
Oxytetracycline, 2291

Pancreatin, 2293
Paracetamol, 2296
Paracetamol , Dispersible, 2296
Paracetamol , Soluble, 2297
Penicillamine, 2299
Pentazocine, 2303
Pentobarbital, 2303
Perphenazine, 2307
Pethidine, 2309
Phenelzine, 2309
Phenindione, 2310
Phenobarbital Sodium, 2311
Phenobarbital, 2311
Phenoxymethylpenicillin, 2313
Phenytoin, 2317
Phytomenadione, 2319
Pimozide, 2320
Pindolol, 2321
Piperazine Phosphate, 2323
Pizotifen, 2325
Poldine, 2326
Polythiazide, 2327
Potassium Chloride , Effervescent, 2330
Potassium Chloride , Slow, 2330
Potassium Iodate, 2332
Prazosin, 2333
Prednisolone, 2335
Prednisolone , Enteric-coated, 2336
Primidone, 2338
Probenecid, 2339
Procainamide, 2340
Prochlorperazine Buccal, 2345
Prochlorperazine, 2344
Procyclidine, 2346
Proguanil, 2346
Promazine, 2349
Promethazine Hydrochloride, 2350
Promethazine Teoclate, 2351
Propantheline, 2352
Propranolol, 2353
Propylthiouracil, 2354
Protriptyline, 2355
Pseudoephedrine, 2356
Pyrazinamide, 2356
Pyridostigmine, 2357
Pyridoxine, 2357
Pyrimethamine, 2358

Quinidine Sulphate, 2359


Quinine Bisulphate, 2360
Quinine Sulphate, 2361

Ranitidine, 2364
Ritodrine, 2367

Salbutamol, 2372
Selegiline, 2374
Senna, 2377
Sodium Bicarbonate , Compound, 2381
Sodium Chloride, 2384
Sodium Citrate, 2385
Sodium Fluoride, 2389
Sodium Valproate, 2396
Sodium Valproate , Enteric-coated, 2396
Sotalol, 2400
Spironolactone, 2402
Stanozolol, 2404
Sulindac, 2409
Sulfasalazine, 2407
Sulfinpyrazone, 2408
Sulpiride, 2410

Tamoxifen, 2412
Temazepam, 2415
Tenoxicam, 2416
Terbutaline, 2417
Terfenadine, 2419
Tetracycline, 2424
Thiamine, 2425
Thioridazine, 2427
Tiabendazole, 2428
Timolol, 2429
Tioguanine, 2431
Tocopheryl Succinate , Alpha, 2433
Tolazamide, 2433
Tolbutamide, 2434
Tranexamic Acid, 2435
Tranylcypromine, 2436
Triamcinolone, 2440
Trifluoperazine, 2441
Trihexyphenidyl /Benzhexol, 2442
Trimethoprim, 2443
Trimipramine, 2443
Triprolidine, 2444

Ursodeoxycholic Acid, 2447

Verapamil, 2450
Verapamil , Prolonged-release, 2450
Vigabatrin, 2451

Warfarin, 2456

Zuclopenthixol, 2462

Daftar Tablet pada Codex

Acetazolamide 708
Acetylcysteine 710
Acyclovir 711
Allopurinol 716
Aminophlline 721
Amitriptyline 725
Ammonium Chloride 727
Amoxycillin 728
Amphotericin 731
Ampicillin 733
Apomorphine 739
Aspirin 741
Atenolol 747
Atropine 748
Azathioprine 751

Baclofen 753
Benzylpenicillin 760
Betamethasone 765

Caffeine 771
Captopril 772
Carbamazepine 774
Cefuroxime 779
Cephalexin 780
Chlorambucil 785
Chlorampenicol 786
Chlordiazepoxide 790
Chlormethiazole 792
Chloroquine 794
Chlorpheniramine 797
Chlorpromazine 799
Chlorthalidone 802
Cimetidine 803
Codeine 813
Cortisone 817
Cyclophosphamide 819

Dapsone 823
Dexamethasone 824
Diazepam 830
Diclofenac 835
Diethylcarbamazine 839
Diethylpropion 839
Digoxin 840
Doxycycline 850

Ergometrine 852
Ergotamine 854
Erythromycin 855
Ethacrynic acid 861
Ethinyloestradiol 863

Fenoprofen 864
Ferrous salts 866
Fludrocortisone 870
Fluphenazine 871
Folic acid 873
Furosemide 875

Glibenclamide 882
Glyceryl trinitrate 884
Griseofulvin 888

Haloperidol 892
Hydralazine 897
Hydrochorothiazide 899
Hydrocortisone 901

Ibuprofen 908
Imipramine 911
Isoniazid 928
Isosorbide 931
Ketoprofen 933

Levodopa 96
Lithium salts 940
Lorazepam 942

Meprobamate 945
Mesalazine 946
Methadone 947
Methotrexate 949
Methyldopa 952
Methylprednisolone 953
Metoclopramide 956
Metronidazole 959
Miconazole 964
Morphine 966

Naproxen 971
Nifedipine 975
Nitrazepam 979
Nitrofurantoin 980
Norethisterone 983
Nystatin 984

Orphenadrine 986

Paracetamol 987
Pethidine 993
Phenobarbitone 994
Phenoxymethylpenicillin 998
Phenytoin 1001
Piperazin 1008
Piroxicam 1010
Prednisolone 1013
Primidone 1018
Prochorperazine 1020
Promethazine 1022
Propanolol 1025

Quinidine 1029
Quinine 1032

Ranitidine 1034
Riboflavine 1037

Salbutamol 1041
Sodium valproate 1046
Spironolactone 1046
Sulphadimidine 1049
Sulphamethoxazole 1051
Tamoxifen 1055
Tetracycline 1062
Theophylline 1067
Thyroxine 1073
Timolol 1074
Tolbutamide 1076
Triamcinolone 1078
Trimethoprim 1082

Verapamil 1083

Daftar Tablet pada FI IV

Aloksiprin 76
Alopurinol 74
Alprazolam 80
Alprenolol hidroklorida 82
Amfetamin sulfat 100
Amilorida hidroklorida 89
Aminofilin 91
Ampisilin 105
Antalgin 538
Asam aminokaproat 36
Asam asetilsalisilat 32
Asam asetilsalisilat didapar 33
Asam askorbat 39
Asam folat 42
Asam nalidiksat 45
Asetaminofen 650
Asetazolamida 25
Asetosal 32
Atenolol 115
Atropine sulfat 116
Azatioprin 121

Besi (II) fumarat 379


Betametason 136
Bisakodil 146
Bromokriptin mesilat 151

Dusulfan 156
Dapson 278
Deksametason 288
Diazepam 304
Dietilkarbamazin sitrat 302
Difenhidramin teoklat 325
Digitalis 315
Digitoksin 316
Digoksin 319
Diltiazem hidroklorida 323
Dimenhidrinat 325
Dipiridamol 332

Efedrin hidroklorida 350


Efervesen asam asetilsalisilat 35
Ekstrak beladon 127
Ergometrin maleat 354
Ergonovin maleat 354
Eritromisin 358
Eritromisin etilsuksinat 359
Eritromisin stearat 359
Etambutol hidroklorida 62

Fenfluramin hidroklorida 374


Fenobarbital 660
Fenoksimetilpenisilin 665
Fitonadion 674
Furosemida 402

Glibenklamida 411
Griseofulvin 420
Guaifenesin 422

Haloperidol 425
Hidroklortiazida 434
Hiosin hrobromida 445

Ibuprofen 445
Isoniazid 473
Kalsium laktat 165
Karbamazepin 170
Karisoprodol 176
Ketokonazol 486
Klemastin fumarat 231
Klomifen sitrat 240
Klonidin hidroklorida 244
Klordiazepoksida 199
Klordiazepoksida hidroklorida 201
Klorfeniramin maleat 211
Klorokuin fosfat 208
Klorpromazin hidroklorida 215
Klorpropamida 215
Klortalidon 216
Klorzoksazon 218
Kotrimoksazol 770
Kuinidin sulfat 727
Kuinin sulfat 732
Lepas tunda asam asetilsalisilat 34
Levamisol hidroklorida 491
Levotiroksin natrium 495
Lorazepam 505
Luminal 660

Mebendazol 522
Merkaptopurin 533
Metadon hidroklorida 536
Metampiron 538
Metenamin mendelat 540
Metformin hidroklorida 535
Metildopa 547
Metilergometrin maleat 548
Metilergonovin maleat 548
Metoklopramida hidroklorida 556
Metoprolol tartrat 542
Metronidazol 561

Nadolol 573
Naproksen natrium 579
Natrium aminosalisilat 582
Natrium bikarbonat 604
Neostigmin bromide 607
Nistatin 626
Nitrazepam 615
Nitrogliserin 619
Norethisteron 622
Noretindron 622

Papaverin hidroklorida 647


Parasetamol 650
Penisilin V 665
Piperazin fosfat 682
Piperazin sitrat 681
Pirazinamida 722
Piridoksin hidroklorida 724
Prazikuantel 690
Prazosin hidroklorida 692
Prednisone 697
Primakuin fosfat 698
Probenesid 700
Propanolol hidroklorida 710
Propel flourasil 714

Ranitidine hidroklorida 734


Reserpin 739

Sefaleksin 182
Sefradin 182
Siklofosfamida 267
Simetidin 224
Siproheptadin hidroklorida 272
Skopolamin hidrobromida 445
Sublingual isosorbid dinitrat 475
Sulfametoksazol dan trimetoprim 770

Tamoksifen sitrat 773


Tiamina hidroklorida 785
Tolbutamida 799
Triheksifenidil hidroklorida 805

Vaginal nistatin 626


Vaginal klotrimazol 248
Verapamil hidroklorida 825
Vitamin B1 785
Vitamin K1 674

Daftar Tablet pada Fornas

Acipheco 7
Alopurinol 17
Alprenolol 18
Alukol 19
Aluminium hidroksida 19
Aminofilina 20
Amitriptilina 22
Amobarbital 23
Amobarbital natrium 24
Amodiakina 25
Antalgin 108
Antazolina 28
Antinfluenza Dep Kes 6
APC 7
Asam asetilsalisilat 5
Asam asetilsalisilat kamfer opium 6
Asam asetilsalisilat kofeina fenasetina 7
Asam askorbat 8
Asam folat 11
Asam nikotinat 12
Asetaminofen 3
Asetaminofen asetilsalisilat kofeina 4
Asetazolamida 4
Asetosal 5
Atropine difenoksilat 33

Barbital 39
Beladon 39
Bendrofluazida 40
Benzheksolium 41
Benzotropina 42
Besi (II) fumarat 129
Besi (II) glukonat 130
Besi (II) sulfat 131
Betametason 47
Betametason fosfat 48
Biperidena 50
Bisakodil 51
Busulfan 53
Butobarbital 54

Dapson 93
Deksametason 93
Deksamfetamina 96
Deksklorofeniramina 97
Dekstrometorfan 100
Dekstromoramida 101
Diazepam 103
Didrogesteron 116
Dienesterol 106
Dietilkarbamazina 101
Dietilstilbestrol 102
Difenhidramina teoklat 114
Digilanida C 173
Digitalis 107
Digitoksin 107
Digoksin 108
Diiodoksikinolina 109
Dikorfenamida 105
Diloksanida 109
Dimenhidrinat 114
Dimetusteron 111
Dioktil sulfosuksinat 111
Doksikorton 114
Dover 219

Efedrina 118
Efervesen asetosal 6
Ergometrina 123
Ergonovina 123
Ergotamina 124
Eritromisina 125
Etambutol 12
Etundron 16
Etunilestradiol 15
Etusteron 16

Fenetisilina 236
Fenfluramina 128
Fenilbutazon 240
Fenindamina 237
Fenitoina 242
Fenobarbital 237
Fenoksimetilpenisilina 240
Fenolftalein 238
Fitomenadion 244
Fludrokortison 131
Flufenazina 131
Fluprednisolon 133
Ftalilsulfatiazol 243
Furosemida 133

Gliserol trinitrat 141


Glutetimida 140
Griseofulfina 140
Guanetidina 143

Haloperidol 143
HCT 150
Heksamina 146
Heksamina mandelat 146
Hidralazina 149
Hidroflumetiazida 156
Hidroklortiazida 150
Hidrokodon 150
Hidrokortison 150
Hidroksizina 158
Hiosina 159
Hiosina metilbromida 161

Imipramina 163
INH 167
Iodokloroksikinolina 77
Isokarboksazida 167
Isoksuprina 169
Isoniazid 167
Isoprenalina 168
Isopropamida 169
Isoproterenol 168

Kalek 57
Kalsiferol 57
Kalsium benzamidosalisilat 55
Kalsium glukonat 55
Kalsium laktat 57
Kalsium pantotenat 57
Karbamazepina 59
Karbarson 59
Karbimazol 60
Karbinoksamina 61
Karbromal 62
Kina 266
Kinidina 264
Kinina bisulfat 264
Kinina hidroklorida 265
Kinina sulfat 266
Kiniofon 266
Kliokinolina 77
Klomifen 80
Klorambusil 64
Klordiazepoksida 68
Klorfeniramina 69
Klorguanida 69
Klorkina 73
Klorpromazina 70
Klorpropamida 72
Klortalidon 74
Klortiazida 75
Kodeina 82
Kolina teofilinat 75
Kolistina 84
Kortison 87

Lanatosida-C 173
Lapis 312
Levodopum 175
Levotiroksina 176
Liotironina 179

Mebhidrolina 181
Meditren 166
Melfalan 182
Menadion 182
Mepakrina 184
Mepenzolium 184
Mepiramina 186
Meprobamat 185
Merkantopurina 186
Metampiron 188
Metandienon 189
Metandrostelonon 189
Metantelina 189
Metenamina 146
Metenamina mendelat 146
Metilklotiazida 192
Metildopum 192
Metildopum hidroklortiazida 193
Metilergometrina 193
Metilergonovina 193
Metilpredmisolon 195
Metiltestosteron 196
Metiltiourasil 197
Metimazol 190
Metionina 191
Metisergida 197
Metronidazol 197
Multivitamin 199

Natrium bikarbonat 207


Natrium subkarbonat 207
Neomisina 208
Neostigmina 210
Niklosamida 210
Nikotinamida 211
Nistatina 214
Nitrazepam 212
Nitrofurantoina 212
Nitrogliserin 141
Noretandrolon 213
Noreundron 213
Noretundron asetat 213
Noretusteron 213
Noretusteron asetat 213
Novobiosina 214

Oksifensiklimina 222
Oksitosina 225
Opial 226
Opium majemuk 219
Orsiprenalina 219

Papaveretum 226
Papaverina 226
Paraminosalisilat 228
Parasetamol 3
PASNA 228
Penisilina-V 240
Pentaeritritol 230
Pentobarbital 231
Perfenazina 232
Petidina 234
Piperazina adipat 247
Piperazina sitrat 247
Piridoksina 262
Piridostigmina 262
Pirimetamina 263
Pirvinum 263
Polimiksina 249
Politiazida 250
Prednisolon 251
Prednison 254
Primakina 254
Primidon 254
Proguanil 69
Prokainamida 255
Proklorperazina 256
Promazina 258
Prometazina hidroklorida 259
Prometazina teoklat 260
Propanolol 267
Propantelina 260
Propiltiourasil 261
Propisilina 261

Ragi 271
Reseprina 266
Riboflavina 269

Sakarina 270
Sakaromises 271
Salisilamida 271
Salut kering 312
Sefaleksina 62
Sianokobalamina piridoksina tiamina 89
Siklofosfamida 90
Sikloserina 91
Sinkofen 76
Siproheptadina 91
Sisip 312
Skopolamina 159
Skopolamina metilbromida 161
Spironolakton 274
Stilbestrol 102
Sublingual 312
Sulfadiazina 277
Sulfadimetoksida 277
Sulfadimidina 278
Sulfafurazol 281
Sulfaguanidina 279
Sulfametazina 278
Sulfamerazina 279
Sulfametizol 280
Sulfametoksazol 280
Sulfametoksipiridazina 280
Sulfasomidina 281
Sulfisoksazol 281
Sulfisomidina 281

Tiamina 288
Tietilperazina 288
Tioridazina 289
Tiroksina 176
Tolazolina 291
Tolbutamida 291
Triamsinolon 292
Trifluoperazina 295
Triheksifenidil 41
Trimoksazol I 296
Trimoksazol II 296
Tripelenamina 296
Trisulfa 297
Trisulfapirimidina 297

Vioform 77
Vitamin-B kompleks 302
Vitamin-B1 288
Vitamin-B2 269
Vitamin-B6 262
Vitamin-C 8
Vitamin-D 57
Vitamin-K 182

Warfarin 303

BAB V
TABLET KHUSUS

A. TABLET EFFERVESCENT

I. Pendahuluan

I. 1. Tablet Effervecent
Tablet Effervecent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam
air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara
asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu
mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas
korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng
berkarbonasi. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa
yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu.
Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor
tambahan yang membuat sediaan efervesen dapat diterima di masyarakat.
Kandungan tablet effervecent merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat)
dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi
menghasilkan karbondioksida yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan
oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang.
Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab,
sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.
I. 2. Keuntungan dan Kerugian Effervecent
Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain;
1. Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis yang
tepat
2. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak
enak
3. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual sehingga bisa
menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.
4. Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih dulu dalam air baru diminum
5. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.

Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain;


1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia
2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai
reaktifitas effervescen

I. 3. Pembuatan Efervescent
Tablet effervecent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah,
granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode wurster,
menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan
pengikat dan saluran udara pemanas.
Tablet effervecent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam
pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu
garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua
bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet Efervescent selama
perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak
dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga
juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.
Proses pembuatan tablet efervesen membutuhkan kondisi khusus, kelembabab harus relatif
rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena
pengaruh kelembaban dari udara.

a. Granulasi Basah
Umumnya sama dengan tablet konvensional
Prosesnya:
1. Cara Pemanasan.
Biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena proses ini sangat tidak konstan dan
sulit dikendalikan jarang digunakan.
2. Granulasi dengan Cairan Reaktif.
Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air
(0,1-0,5%) yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi menghasilkan
granul. Granul yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu
tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air sehingga
tablet menjadi stabil.
3. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif.
Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-
lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Dalam hal ini perlu ditambahkan
pengikat kering seperti PVP. Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu
dikeringkan. Kemudian dihaluskan lagi baru dicetak.

b. Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1. Cara Slugging
Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet
dimasukkan ke dalam mesin granulasi untuk dihaluskan menjadi ukuran yang
dikehendaki
2. Cara Kompaktor
Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi
bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan
menjadi granul dalam mesin granul.

I. 4. Bahan Tambahan Tablet Effervecent


Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervecent seharusnya
mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus
dilakukan pada tempat yang kering.
Karakteristik komponen tablet Efervesen:
1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet efervesen sama
dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses
yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet
yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi

2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervesen yang lebih
penting dari tablet konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang
digunakan harus kering.
Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi
reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik
dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping
reaksi adalah pertambahan air.

Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2 + 3 H2O
CH2COOH CH2COONa

Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat (kering)
dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat
sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul
yang terlampau kering tidak dapat dikempa.
3. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet efervesen. Jika
komponen tablet tidak larut, reaksi efervesen tidak akan terjadi dan tablet tidak akan
terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelaurtan lebih penting dari kelarutan karena zat
yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan
residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.

I. 4. 1. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet efervesen didapat dari garam-garam karbonat.
Karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan
adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium bikarbonat dengan kosentrasi
dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air
mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet
efervesen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah
permulaan reaksi efervesen. Oksigen dapat pula menjadi sumber efervesen dengan
sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.

I. 4. 2. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervesen dapat digolongkan
menjadi;

a. Asam Makanan, antara lain :


1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya
yang murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam
bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya
sehingga mempunyai sifat higrokopis.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besr dari asam sitrat.
b. Asam anhidrat

Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisi yang
membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida.
Contohnya adalah suksinat anhidrat.

a. Garam Asam

Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan
proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah natrium
hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.

I. 4. 3. Bahan Tambahan Lainnya


Bahan tambahan lainnya pada tablet efervesen antara lain seperti bahan pengikat,
bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang
terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet
efervesen sudah banyak mengandung karbonat dan asam.

a. Pengikat dan zat penggranul


Untuk pembuatan tablet efervesen dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti
gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena
kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervesen.
Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang
digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu
isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan
sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.

b. Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesen sudah
cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na.
Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat.

c. Lubrikan
Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai
lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 merupakan lubrikan larut air yang efektif.

II. CONTOH FORMULA (VITAMIN C)

II. 1. Formulasi
Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.
Formula untuk 1 buah tablet effervescent :
Vitamin C 500 mg
Pyridoxine 20 mg
PVP 3% 45 mg
Sukrosa 15% 225 mg
Asam sitrat monohidrat 208 mg
Asam tartrat 222,9 mg
Natrium bikarbonat 249,5 mg
PEG 8000 30 mg

II. 2. Perhitungan
Bobot tablet effervescent 1500 mg
Fasa dalam bobot 98% = 98/100 1500 mg = 1470 mg
Fasa luar (terdiri dari pelincir) bobot 2% = 2/100  1500 mg = 30 mg
Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi.
Bobot asam dan basa = fasa dalam – (zat aktif + pengikat + pengisi)
= 1470 mg – ( 520 + 45 + 225 ) mg
= 680 mg
Asam sitrat monohidrat: BM = 210,13
Bilangan ekivalen = 3
Bobot ekivalen = 210,13/3 = 70,04
Asam tartrat: BM = 150,09
Bilangan ekivalen = 2
Bobot ekivalen = 150,09/2 = 75,05
Natrium bikarbonat: BM = 84,01
Bilangan ekivalen = 1
Bobot ekivalen = 84,01/1 = 84,01
70,04 mol ekivalen + 75,05 mol ekivalen + 84,01 mol ekivalen = 680 mg
229,1 mol ekivalen = 680 mg
mol ekivalen = 2,97

Asam sitrat monohidrat = 70,04  2,97 = 208 mg


Asam tartrat = 75,05  2,97 = 222,9 mg
Natrium bikarbonat = 84,01  2,97 = 249,5 mg

Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam formula dan metode pembuatan

 Bobot tablet yang dipilih 1500 mg karena bobot tersebut cukup untuk bobot tablet
effervescent
 Dosis asam askorbat yang dipilih 500 mg/hari karena dosis tersebut dapat digunakan
untuk pengobatan sariawan akibat defisiensi vitamin C.
 Jumlah pyridoxine yang dikonsumsi per hari sebanyak 2,2 mg harus terpenuhi untuk
laki-laki dan 2 mg untuk perempuan. Pyridoxine yang digunakan untuk pengobatan
anemia sideroblastik dan untuk merawat kelainan metabolisme akibat defisiensi
pyridoxine memiliki dosis sebesar 100-400 mg per hari. Dosis pyridoxine yang dipilih
dalam formula ini sebesar 20 mg/hari karena masih termasuk rentang dosis yang dapat
digunakan untuk profilaksis dan defisiensi pyridoxine, juga untuk memenuhi bobot
tablet effervescent sebesar 1,5 gr.
 Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP merupakan pengikat yang larut air
dan konsentrasi yang dipilih 3% karena PVP yang digunakan sebagai pengikat dalam
formulasi dan teknologi Farmasi sebesar 0,5-5%
 Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena pengisi yang digunakan dalam tablet
effervescent adalah gula. Konsentrasi yang dipilih 15% karena sukrosa yang
digunakan sebagai pengisi pada formulasi dan teknologi Farmasi 2-20%.
 Asam yang digunakan adalah kombinasi antara asam sitrat monohidrat dan asam
tartrat karena dengan kombinasi akan diperoleh tablet effervescent yang bik. Bila
digunakan asam sitrat monohidrat tunggal maka granul yang dihasilkan lengket dan
lunak sehingga tidak dapat dikempa, sedangkan bila digunakan asam tartrat tunggal
maka akan dihasilkan tablet effervescent yang keras dan retak-retak.
 Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena basa tersebut biasa digunakan
dalam kombinasi dengan asam tartrat.
 Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga dipilih PEG 8000
 Metode pembuatan yang dipilih adalah granulasi kering karena zat aktif merupakan
vitamin yang tidak tahan panas sehingga dengan granulasi kering maka tidak
diperlukan proses pengeringan yang memerlukan panas.

Penimbangan dilakukan untuk membuat 500 buah tablet effervescent


Asam askorbat 500 mg  500 = 250 g
Pyridoxine 20 mg  500 = 10 gr
PVP 3% 45 mg  500 = 22,5 gr
Sukrosa 15% 225 mg  500 = 112,5 gr
Asam sitrat monohidrat208 mg  500 = 104 gr
Asam tartrat 222,9 mg  500 = 111,45 gr
Natrium bikarbonat 249,5 mg  500 = 124,75 gr
PEG 8000 30 mg  500 = 15 gr

II.3 Prosedur Pembuatan


Metode Granulasi Kering

1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dlam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.
5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yag diperoleh harus sebesar 10
gr/detik. Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan slugging kembali
hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada granul ditambahkan lubrikan. Granul
siap dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.

II.4. Evaluasi Granul

II.4.1 Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa.

II.4.2 Prosedur
i) KandunganAir (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring
logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b. Atur panas yang digunakan (70 0C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh
angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap
sebelum digunakan.

ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)


a. Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji aliran.
b. Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati
corong.
c. Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 gr/det

iii) Kadar Pemampatan


a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat
sebagai ketukann 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp < 20%.

iv) Bobot jenis


a. Bobot jenis nyata
 Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
 Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
 Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = bobot jenis nyata
W = bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
b. Bobot jenis mampat
 Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan
menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo).
 Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10 dan
V500).
 Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
 Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v) Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %

vi) Perbandingan Haussner


Hitung dengan persamaan berikut ini :
 Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ sebelum pemampatan.
 Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.

II.5 Evaluasi Tablet

II.5.1 Tujuan
Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi
(Non Farmakope) atau tidak.

II.5.2 Prosedur
i) Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan baku
atau dari pengotoran saat proses pembuatan.

ii) Keseragaman ukuran


20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka
sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet.

iii) Keseragaman bobot


Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang
ditetapkan kolom B. ( FI ed III hlm. 7).

iv) Kekerasan tablet


20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes
Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan
satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 Kg/cm2.
v) Friabilitas
a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat,
kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b. Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan
timbang (W1).
c.Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%

vi) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian
dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet
dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo – W1)/W1 X 100 %.

vii) Uji Disolusi


Masukkan sejumlah volume media disolusi sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan
media hingga mencapai suhu 370 + 0,50C
Masukkan 1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan,
dan jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi.
Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara
media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari
dinding wadah. Lakukan penetapan kadar sesuai monografi.

III. DAFTAR PUSTAKA

1. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994.
London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504
2. Martindale, “The Extra Pharmacopeia” 29TH Edition, Council Of The Royal
Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal.
1208-1209
3. The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12 nd ed.
1994. London: The Pharmaceutical Press.

B. TABLET KUNYAH

I. Pendahuluan
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis
tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin,
antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi,
mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa
(FI IV 1995).
Karakteristik :

1. memiliki bentuk yang halus setelah hancur;


2. mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

Keuntungan :

1. ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya;


2. kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
3. sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
4. meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.

Kekurangan :
Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.

II. Faktor Formulasi


Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah
jumlah zat aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan
pertimbangan organoleptik. Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum
untuk tablet biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat aktif
merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat menggunakan satu pendekatan atau
lebih untuk sampai pada penentuan formula dan proses yang menghasilkan produk dengan
sifat organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran, kompresibilitas dan
stabilitas yang dapat diterima.
Pada umumnya, jika jumlah zat aktif dalam tablet sedikit dan rasanya sedikit buruk
maka formulasinya mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif besar dan rasanya buruk sangat
sulit diformulasikan menjadi tablet kunyah.
Faktor aliran, lubrikan, desintegran, kompresibilitas, kompatibilitas dan sama halnya
untuk tablet biasa. Sedangkan pertimbangan organoleptik adalah sebagai berikut :
1. Rasa dan Penyedap
Secara fisiologis, rasa dalah respon panca indera sebagai hasil angsangan kimiawi pada
ujung rasa di lidah. Rasa asin/asam diperoleh dari zat yang mampu terionisasi dalam
larutan. Banyak zat aktif organik merangsang respon pahit. Walaupun tidak mampu
terionisasi dalam air, kebanyakan disakarida, sakarida, aldehid dan sedikit alkohol
memberikan rasa manis. Istilah penyedap (flavor) berkaitan dengan sensasi gabungan rasa
dan bau.
2. Aroma
Misal tablet kunyah diberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan sedikit asam.
3. Raba mulut
Raba mulut adalah sentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika dikunyah. Raba
mulut sangat penting dalam tablet kunyah. Umumnya tekstur pasir atau bergetah tidak
dikehendaki dalam tablet. Sedangkan sensasi dingin dan sejuk dengan tekstur licin seperti
manitol, disukai.
4. Pasca efek
Pasca efek yang umum dari banyak senyawa adalah pasca rasa (after taste) yaitu rasa
yang timbul dalam mulut setelah tablet hilang. Misalnya beberapa garam besi
meninggalkan rasa karat, sakarin memberikan rasa pahit dalam mulut.
Pasca efek umum yang lain adalah sensasi mati rasa sebagian dari permukaan lidah,
misalnya antihistamin seperti piribenzamin-HCl menimbulkan rasa pahit kemudian mati
rasa.
5. Pengkajian masalah formulasi
Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah adalah memperoleh
profil lengkap dari zat aktif. Profil ini biasanya menuntun keberhasilan paling efisien dari
produk stabil dan bermutu sebab zat aktif biasanya menetapkan pemilihan senyawa
pengisi, pembawa, pemanis, penyedap, dan lain-lain.
Profil zat aktif secara ideal harus mengandung informasi berikut :
a. Sifat fisik : – warna, bau, rasa, pasca rasa, raba mulut, kristal, serbuk, amorf/cairan,
cairan berminyak;
– suhu mencair, melebur, sifat polimorfisa, lembab, kelarutan dalam air,
stabilitas zat aktif, kompresibilitas.
b. Sifat kimiawi : – strukutur kimia dan golongan kimia;
– reaksi utama dari golongan kimia tersebut;
– tidak tersatukannya zat aktif.
c. Dosis zat aktif dan batas pada ukuran dosis akhir.
d. Informasi lain yang terkait.

III. Teknik Formulasi


Masalah formulasi mencakup rasa yang dikehendaki atau rasa yang buruk. Produk yang
diinginkan harus dihindari dari rasa yang tidak enak dengan menambahkan flavor, pemanis,
serta untuk mendapatkan raba mulut yang enak dan kompresibilitas yang dapat diterima.
Beberapa teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah formulasi adalah sebagai berikut :
1. Menyalut dengan granulasi basah
Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk mudah mengalir dan
dikempa pada zat halus di bawah kondisi tertentu, metode granulasi basah dapat berguna
dalam penyalutan partikel zat aktif guna mengurangi rasanya.
Contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :
Zat mg/tablet
Asam askorbat (berlebih 10%) 275
Ethocel 7 cp, 10% dalam isopropanol q.s.
NuTab 275
Sta-Rx-1500 50
Na-sakarin 1
Lake (FD&C) q.s.
Penyedap q.s.
Mg-stearat 5
Pembuatan :
- Asam askorbat + Ethocel, keringkan semalam pada suhu 50 C di oven, diayak dengan
ayakan 16 mesh;
- Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;
- Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat yang sebelumnya
telah diayak;
- Campur kemudian dicetak.

Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam
air, di mana vitamin C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan
stabilitas dan mencegah terlalu asam.
Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi
rasa. Granulasi basah tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa,
manitol, sorbitol, sukrosa, dan lain-lain. Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi
basah biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;
2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3. Tidak larut dalam saliva;
4. Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.
Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam granulasi, disintegran
baik dimasukkan dalam granulasi basah untuk menjamin disolusi yang baik setelah granul itu
dikunyah. Prosedur tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan
metode suspensi udara. Dalam teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan disalut
disuspensikan dalam aliran udara panas yang terkendali kecepatan tinggi langsung melalui
lempeng perforasi dalam tabung salut. Partikel zat aktif melakukan aliran putaran lewat
penembak atomisasi zat penyalut dalam larutan/suspensi. Setelah partikel basah, partikel
tersebut disingkirkan dari daerah semprotan dan dikeringkan dalam aliran udara panas dan
disalut ulang. Putaran tersebut dilanjutkan sampai ketebalan salut yang diinginkan tercapai.
Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan pemaparan luas permukaan guna penyalutan dan
pengeringan yang lebih efisien. Walaupun perbaikan rasa dengan penyalutan menarik karena
sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya tidak enak.

2. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan
cairan dengan polimer yang menyalut rasa dan membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5
– 5000 m. Mikroenkapsulasi dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :
a. Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya
menjadi 2 lapisan cairan. Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu :
i) Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa air, fasa
inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa
pembawa cair kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses
pemisahan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- menaikkan suhu;
- menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa
pembawa sehingga makromolekul mengendap;
- menambahkan garam;
- menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin
(ditambah gom arab).
ii) Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di sini
mulai proses penyalutan (diaduk).
iii) Pengeringan partikel pada suhu rendah.
Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat
ftalat (CAP), etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan
beberapa malam tergantung pada penggunaannya.
b. Metode Suspensi Udara
Zat aktif disuspensikan dalam udara.
c. Metode Semprot Beku
Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus
selama perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu
di bawah titik beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)
Zat mg/tablet
Mikrokapsul (100 mesh)
Asetaminofen 327
Penyalut (selulosa-malam) 35
Eksipien 393
Manitol
Mikrokristalin selulosa (Avicel)
Talk
Sakarin
Gom Guar
Flavor
Mg-stearat

3. Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada
substrat yang mampu mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di
saluran cerna zat aktif dilepaskan. Contoh Dekstrometorfan dengan menggunakan
substrat Mg-trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan dalam bentuk serbuk
termikronisasi yang mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).
Contoh formula :
Zat mg/tablet
Adsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%) 76,5
Benzokain 2,5
Flavor 10
Mg-stearat 10
Sorbitol (kristalin) 1301
Pembuatan :
- Sorbitol diayak 10 mesh
- Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan ¼ dari jumlah sorbitol yang diperlukan
- Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan cetak
sehingga diperoleh tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.

Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :


a. Metode pelarut : zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, tambahkan
substrat (zat padat), campur kemudian pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.
b. Metode pencairan : zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama dengan
pemanasan pada suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif). Kemudian campuran
didinginkan secara cepat dan terjadi pemadatan (dilakukan dalam penangas es).
Kemudian padatan tersebut diserbuk menjadi partikel yang diinginkan.
4. Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa solida dan cairan dan
tidak ada perubahan permanen dalam struktur solida. Dalam hal ini, solida adalah zat
penukar ion sedangkan ionnya adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat
aktif, zat penukar ion menjadi suatu sarana untuk mengikat zat aktif pada matriks polimer
yang tidak larut dan dapat secara aktif menutup rasa dan bau dari zat aktif yang
diformulasi menjadi tablet kunyah.
5. Pembentukan garam/turunannya
Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga senyawa itu kurang larut
dalam saliva karena itu rangsangannya kurang pada ujung rasa atau memodifikasi zat
aktif menjadi tidak berasa. Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.
6. Penambahan asam amino dan hidrolisat protein
Dengan menggabungkan asam-asam amino dan garam-garamnya atau campurannya akan
mengurangi rasa pahit dari penisilin. Asam amino yang umum digunakan adalah sarkosin,
alanin, taurin, asam glutamat, dan glisin. Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata
dengan menggranulasikannya dengan glisin, kemudian ditambahkan amilum, lubrikan,
glidan, penyedap, pemanis lalu dicetak.
7. Kompleks inklusi
Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam lubang-lubang
molekul zat pengompleks membentuk kompleks stabil. Kompleks ini mampu menutup
rasa pahit zat aktif dengan menurunkan jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau
mengurangi kelarutan zat aktif pada waktu dikunyah.
Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals dan -
siklodekstrin (digunakan sebagai zat pengompleks inklusi) merupakan molekul
oligosakarida dari amilum, manis, dan tidak toksik. Ada 3 metode utama dalam
pembuatan siklodekstrin, dua diantaranya adalah skala laboratorium sedangkan yang
lainnya adalah skala industri. Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif, kemudian
didinginkan dan terjadi penghabluran dari senyawa inklusi (pada pengeringan).
b. Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak bercampur
dengan air, dikocok dengan siklodekstrin dalam air yang pekat, akan terjadi senyawa
terkristalisasi yang mengendap, kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang
tidak membentuk kompleks, lalu dikeringkan.
8. Kompleks molekular
Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul organik
pengompleks, dan kompleks ini dapat menutup rasa yang pahit atau bau yang tidak
diinginkan. Metode ini menurunkan kelarutan zat aktif dalam air.

IV. Eksipien
Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada tablet konvensional
dapat juga diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal ini, perlu diperhartikan kadar lembab,
kemungkinan kompatibel, aliran, kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal
yang perlu diperhatikan adalah kemanisan, mampu kunyah, dan raba mulut. Banyak eksipien
yang umum digunakan dalam tablet konvensional dapat juga digunakan dalam tablet kunyah.
Beberapa eksipien untuk tablet kunyah yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
A. Flavoring (Penyedap)
1. Pemanis
Pemanis alam dan pemanis buatan yang paling banyak digunakan adalah :
Yang perlu diperhatikan status peraturan dalam negara.
2. Aroma
Misal aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint.

B. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
- meningkatkan daya tarik estetika
- memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
- menutup warna yang kurang menarik
- mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam formulasi
Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :
1) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu
larutan, biasanya mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%. Pewarna celup
yang digunakan pada metode granulasi basah biasanya dilarutkan dalam cairan
granulasi. Pelaksanaan granulasi dan pengeringan untuk meminimalkan migrasi
larutan pewarna celup harus dibuat dalam besi tahan karat atau wadah kaca untuk
menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan
penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan pewarna celup
dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari 24 jam perlu
diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus dilindungi
terhadap :
- zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
- zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn,
Fe, dan Sn), asam askorbat;
- pH yang ekstrim, misalnya pH < 5, zat warna tidak tahan;
- mikroba terutama jamur dan bakteri;
- pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan
harus diproses pada suhu rendah dan waktu singkat);
- pemaparan cahaya matahari langsung.
2) Warna Lake
Pewarba lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat
penting diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil
ukuran partikel, makin tinggi daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas
permukaan.
Lake dibuat dengaan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat
yang tidak larut air. Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang
digunakan untuk tablet kunyah cetak langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap
cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup dan kompatibel dengan
banyak komponen yang digunakan dalam tablet kunyah. Lake biasanya digunakan
dalam pembuatan tablet kunyah dengan metode cetak langsung.

VII. Pembuatan
Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :
1. sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2. distribusi ukuran partikel;
3. kadar lembab yang memenuhi syarat;
4. sifat kekerasan tablet.

A. Antasida
Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi
antasida sangat sulit mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari
logam, astringent, berasa seperti kapur atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa
yang tidak enak saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2
atau lebih untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai berikut : Alumunium
hidroksida (80-600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg),
Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain.
Sebagai tambahan digunakan zat lain seperti :simetikon (dimetikon, dimetillpolisiloksan)
dengan dosis 20-40 mg/tablet sebagai antiflatulen; peppermint oil 3 mg/tablet digunakan
sebagai karminatif dan asam alginat 200-400 mg.
Contoh formula : Tablet kunyah antasida dengan metode cetak langsung
Zat mg/tablet
Al(OH)3 dan Mg-karbonat 325
Di-Pac DTE 675
Avicel 75
Starch 30
Ca-stearat 22
Flavor q.s.
Pembuatan : campur semua zat, cetak. Tablet kunyah yang diharapkan mempunyai kekerasan
8-11 SCA unit.

B. Obat batuk/obat flu


Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari atau sama dengan ¼
dosis dewasa. Obat yang umum adalah aspirin, asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin,
dan dekstrometorfan.
Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak, misalnya aspirin
berasa asam sedangkan yang lain pahit.
Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat kompresibilitas yang cukup baik,
kecuali asetaminofen. Jadi untuk asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat
aktif lain digunakan metode cetak langsung.
Contoh formula :
1. Tablet kunyah Asetaminofen : metode granulasi basah
Zat mg/tablet
Asetaminofen 120
Manitol 720
Na-sakarin 6
Larutan pengikat 21,6*
Peppermint oil 0,5
Syloid 244 0,5
Banana, Permaseal F-4932 2
Anise, Permaseal F-2837 2
NaCl (serbuk) 6
Mg-stearat 27,5
* Mengandung 5,4 mg gom arab dan 16,2 mg gelatin

Pembuatan :
- Siapkan larutan pengikat yang terdiri dari gom arab (serbuk) 15 g, gelatin (granul) 45 g,
dan air ad 400 ml
- Ayak manitol dan Na sakarin dengan ayakan 40 mesh
- Campur dengan Asetaminofen. Tambahkan 180 ml larutan pengikat untuk 1000 tablet
- Granulasi dan keringkan 1 malam pada 140-150 F. Ayak dengan ayakan 12 mesh
- Adsorpsikan peppermint oil pada syloid 244 dan campur dengan flavor dan NaCl
- Campur granul kering dengan flavor lalu tambahkan Mg stearat
- Cetak tablet dengan kekerasan 12-15 kp
Catatan : pengikat gom arab-gelatin menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi.
Larutan pengikat harus dibuat segar untuk menghindari pertumbuhan mikroba.

2. Tablet kunyah Aspirin untuk anak-anak


Zat mg/ tablet
AlOH (dried gel) 13
Aspirin 81
Talk 2
Primogel 8
NuTab 93,4
Mafco Magna Sweet 0,6
Flavor Jeruk 2

Pembuatan :
- Kocok NuTab dan AlOH, tambahkan aspirin dan kocok (1)
- Campur primogel, talk, flavor, dan Magna Sweet dan ayak 16 mesh (2)
- Tambahkan (2) ke (1), kocok dan cetak
Kombinasi NuTab dan Magna Sweet sebagai pemanis untuk mengurangi rasa asam dari
aspirin, begitu juga dengan flavor jeruk. Dalam keadaan kering, tidak ada reaksi
inkompatibilitas antara aspirin dengan basa AlOH.

C. Vitamin/Mineral/Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa
sabun, hambar atau rasa seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :
1. Rasa asam ditekan dengan cara :
2. Ferro fumarat dan ferri pirofosfat terasa hambar. Untuk itu dilakukan proses penyalutan
dengan monogliserida atau digliserida dari asam lemak tersaturasi dengan teknik beku
semprot
3. Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal) dengan monogliserida
atau digliserida
4. Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula atau
starch dan pengawet
5. Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi

VIII. Evaluasi
Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi di
bawah sebagian besar mengacu pada evaluasi tablet konvensional.
3. Evaluasi kimia
a. Penentuan Kadar
Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain)
bisa digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif
(biasanya aliquot dari 20 tablet yang dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar
yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang
diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk masing-masing
zat aktif.
b. Keseragaman Sediaan
Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih
dari 50 mg atau 50% terhadap obot seluruhnya.
Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50
mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.

3. Evaluasi Fisik
a. Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan
parameter penampilan lainnya.
b. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama
100 putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d. Waktu hancur
e. Disolusi
f. Rasa
4. Uji Stabilitas

a. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu


b. Stabilitas dalam kondisi nyata

Pemeriksaan stabilitas meliputi :


- Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif
- Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi zat warna,
kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)
- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur
- Periksa stabilitas rasa

This entry was posted on January 12, 2009, in CURICULUM VITAE, DUNIA FARMASI.
45 Comments

NUTWURI ANDAYANA CV
Jul31

Rate This

NUTWURI ANDAYANA
Jl. Gempol Elok I/17 Komp. Gempol Asri, Bandung
phone : +62 817 0 222 789
Cell : +62 815 720 50698; +62 817 0 222789
e-mail : ; ; nutwuri.andayana@rspuriindah.co.id; andayana_nw@yahoo.com

curriculum vitae
OBJECTIVES
To continue my career in the pharmaceutical, beverages industry and personal health care Industry,
hospital and improve my skills and knowledge in bussines management to be a professional. My
current experience in the multinational industry and hospital has taught me a lot on how to prepare
the preparation of new products and forms and how to managed the hospital bussines also how to
created a new bussines to relate to pharmacy
tunity for professional growth in a pople o
nted organization where advancement in marke
QUALIFICATIONS
Technical Skills
Production Department
- Understand and capable to manage process of production solid forms such as tablet, caplet,
capsules, powder
- Understand and capable to manage process of production semi solid forms such as cream
ointment lotion and soap
- Understand and capable to manage process of production liquid forms such as syrups,
emulsion, shampoo and liquid soap
Quality System Department
- Capable to arrange Quality system documentation such as Quality Manual, Standard
Operating Procedure, Work Instruction, Forms and record
- Capable to arrange Batch Production Records
- Capable to handling supply chains
Hospital pharmacy
- Capable to manage unit dose system, individual prescription, floor stock system in hospital
- Capable to manage inventory control thousands sku’s drugs, biology’s preparatory and
equipments,
- Capable to handling and to manage many counter in Hospital or one stop delivery system

Managerial Skills
Production Department
- Understand and capable to implement GMP,(CPOB and CPKB)
- Capable to manage Production plan, Time, Equipment, materials and personnel
- Capable to count cost production, with manage time, equipment, materials and personnel
- Capable to arrange budget
- Capable to ensure the quality and quantity of optimized finished product
Quality System Department
- Understand and capable to interpret and implement ISO 9000 : 2000
- Understand business process of company and interaction between the processes
- Capable to be Internal Auditor ISO 9000:2000 and determine that the Quality Management
System confirm to the requirement of International Standard and Quality Management System
is effectively implemented and maintained
- Understand and capable to interpret and implement Environmental Management System and
Green Production
Hospital pharmacy
- Capable to arrange budget
- Capable to handling developing of drugs and therapeutics committee and self assessment
- Capable to manage to fulfill medic’s and hospital needed
- Capable to handling supply chains in hospital pharmacy

WORK EXPERIENCES

1. Pondok Indah Healthcare group (Puri Indah International Hospital) 2007-now

Head Of Pharmacy
Create system of Hospital Pharmacy ; to manage unit dose
system, individual prescription, floor stock system based on
formularium created by pharmacy department
To manage inventory control thousands sku’s drugs, biology’s
preparatory and equipments, (to keep
To produce simple product such as solution; lotion; powder;
ointment and many others form
to manage many counter in Hospital or one stop delivery system
Secretary of medic committee
Head of MESO (monitoring efek samping obat)

2. Putera Utama Medica 2006-2007


General Manager
Responsible to manage all division, clinic, chemist, laboratories, roentgen, Inventory Control, IT
System and marketing project.

3. Prima Tedja Mandiri 2006-2007


Business Consultant/ Supplier/ Director
Create business plan, arrange the system and consultancyhow to supply all good things about
telecomunication consummables to supply to BTS contractor (as Telkomsel, Indosat, pro XL etc.)
as sub contractor

4. PT. Sanofi-Synthelabo Combiphar, 2003-2006


Sanofi-Aventis Group
Production Manager/ Factory Manager
Fulfill PPIC’s target without rework and rejection
Fulfill GMP’s requirement in whole plant so that getting A accreditation by FDA (POM)
during the assessment of Industrial mapping
Fulfill EHS requirement (no major issues since corporate audit), LTI 0; IWLT 0 since I
joined the company
Implement a preventive maintenance system for all machine
Increase yield production 90% (during early batches) to 98% currently
Responsible for Cleaner production in whole plant
Increase skills and implement training about GMP (CPOB,CPKB), CP/EMS/EHS, to all
production employee
Manage plant operation in the whole division
Manage four supervisors in PT. Sanofi –Synthelabo Combiphar ( 2 Production Supervisors
; 1 Warehouse Supervisor, 1 Technical Supervisor)
5. PT. Yupharin Pharmaceuticals 1999-2003
Ass. Production Manager
Responsible in Cleaner Production (Green production) in whole manufacture
Increase efficiency and effectively cost production up to 35 %
Increase skills and implement training about GMP (CPOB,CPKB), CP/EMS/EHS, to all
employee
Manage 6 Supervisors in PT. Yupharin Pharmaceuticals
( 5 Production Supervisors ; 1 warehouse Supervisor)
Manage 200- 400 persons in 5 production areas and 1 warehouse area
6. PT. Yupharin Pharmaceuticals 1999-2003
Internal Auditor (Lead Auditor)
Capable to be Internal Audit ISO 9000:2000 and determine that the quality management
system is in line with the requirement of International Standard, and Quality Management
System is effectively implemented and maintained
7. PT. Yupharin Pharmaceuticals 1998-1999
Senior Production Supervisor
Manage 3 supervisors in 3 production areas such as soap process, powder process,
semisolid and liquid process
Manage100 people in 3 production areas
Increase efficiency and effectively cost production to 35 %
Assist R&D department to find out new formula especially in semisolid & solid forms
8. PT. Yupharin Pharmaceuticals 1997-1998
Production Supervisor
Manage 35-40 persons in soap processing ; mixing, plodding, cutting stamping until
packaging
Increase the team work to fulfill the target of production manager
Increase production capacities to 25 %
Concerned in cosmetic’s GMP(CPKB) to fulfill GMP’s requirement

9. Lecturer of Pharmacology in nurses academic of KOJA 1997-2003


HOSPITAL
(AKPER RS. KOJA / AKPER HUSADA KARYA JAYA)
10. Assistant to Lecturer of Pharmacognocies in 1995- 1997
Department of Pharmacy University of 17 Agustus 1945 Jakarta

11. Teacher in Nurses Senior High School (SPK RS.SitanalaTangerang) 1995-1997

12. Assistant to Pharmacist , RSU Tangerang 1995-1997


Assistant to Head of Pharmacy Installations to develop unit dose
Member of KFT (Komite Farmasi & Terapi) as secretary
13. Assistant to Pharmacist , RSU Tangerang 1983-1990
Assistant to Head of Pharmacy Installations to develop warehouse system
Assistant to Head of Pharmacy Installations to develop unit dose
Member of KFT (Komite Farmasi & Terapi) / DTC (drugs and therapeutics committee)
14. Assistant to Pharmacist, Apotek Miranti Tangerang 1987-1992
Develop the first 24 hours chemists services in Tangerang
Increase income to 50 %
15. Assistant to Pharmacist, Apotek Miranti Tangerang 1983-1987
Costumer service
Dispenser
16. Assistant to Pharmacist , Apotek Meta Bandung 1982-1983
Costumer service
Dispenser

EDUCATIONAL BACKGROUND
Pharmacy High School
SAA (Sekolah Asisten Apoteker) Bumi Siliwangi Bandung (1979-1982)
Bachelor
Department of Pharmacy University of 17 Agustus 1945 Jakarta (1990-1995)
Pharmacist
Department of Pharmacy University of 17 Agustus 1945 Jakarta (1999-2000)

COURSES, TRAININGS AND SEMINARS

1996 - Hospital’s pharmacy officer, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo


1997 - CPOB (GMP) Training, PT Yupharin Pharmaceuticals
- CPKB (Cosmetic’s GMP) Training, PT Yupharin Pharmaceuticals
1998 - ISO 9001:1994 Training, PT Yupharin Pharmaceuticals
- Internal Quality Audit Training, PT. Yupharin Pharmaceuticals
2000 - Environmental Management System, World Bank & Deperindag
- Total Quality Management, PT. Yupharin Pharmaceuticals
- Tantangan dan peluang dunia farmasi abad 21, IKAL UNAIR
2001 - ISO 9001:2000 training, Business Excellence Consultant
- Internal Quality Audit Training, Business Excellence Consultant
- Calibration Training, PT Yupharin Pharmaceuticals
2002 - Power Motivation Training, PT. Rajawali Wicaksana
2003 - Coaching Training, PT Yupharin Pharmaceuticals
- Effective Supervision, PT.Yupharin Pharmaceuticals
- Validation Process, BPOM
- “Effective Leadership workshop Prasetiya Mulya Executive Development program”,
Prasetiya Mulya Business School

2004 - Calibration Training, Department of metrology Bandung


– Validation training; sources SSC Vietnam
- cGMP Training, BPOM Jakarta
- HVAC (AHU) training, PT.Sanofi-Synthelabo Combiphar ; sources: SSC France
- Preventive Maintenance, PT. Sanofi-Synthelabo Combiphar ; sources: SSC France
- “HSE Training”, PT. Sanofi-Synthelabo Combiphar sources: SSC France
- “Adventure Course Program for team spirit SSC” Pelopor adventure camp Bogor

2005 - “HSE Training”, PT. Sanofi-Aventis Singapore


- Validation training; sources SSC; India

2006 - Manufacturing training, Marcus evans India


- Effective team building , Solution for Development Bali
- Basic steam Engineering and automatic temperature control in Heat exchanger
Spirax Sarco Singapore

REFEREES
Referees or recommendations are available upon requested

PERSONAL
October 25th 1963, male, married, good health condition, 43 years old, one daughter, height 172-
weight 75, sundanese, moslem

CONTACT DETAILS
Jl. Gempol Elok I/17 Komp. Gempol Asri, Bandung
phone : +62 22 70725963, fax+62 22 6124675 Cell : +62 815 720 50698
e-mail : ; andayana_nw@yahoo.com ; nutwuri.andayana@rspuriindah.co.id;
nutwuri.andayana@rspondokiindah.co.id;
STATEMENT
I certify that the data stated in this curriculum vitae is true according to recent information and I
guarantee its validity.

June 10th , 2007

This entry was posted on July 31, 2008, in CURICULUM VITAE. 4 Comments

PRINSIP KEHIDUPAN
May2

2 Votes

1. Masa lalu tidak sama dengan masa yang akan datang


Sylverter Stallone sebelum menjadi bintang film terkenal, dia sangat miskin. Ia
ditolak ratusan kali tetapi ia berprinsip “Masa lalu tidak sama dengan masa yang akan
datang. Hari ini tidak diterima, tidak berarti akan ditolak selamanya.”
2. Tidak ada kegagalan, hanya ada keberhasilan
“Sukses itu tidak final sifatnya dan kegagalan itu tidak fatal sifatnya.” Winston
Churchill
“Kegagalan bukan berarti jatuh. Kegagalan berarti tetap disana bila Anda sudah
jatuh.” Anonim Thomas Alfa Edison (1847 – 1931) dalam penciptaan lampu bola,
gagal 9.999 kali. Banyak temannya menyarankan agar ia menghentikan percobaan
tersebut. Tetapi ia menjawab, “Aku tidak gagal, aku berhasil membuktikan bahwa
9.999 jenis bahan mentah ini tidak bisa dipakai. Aku akan meneruskan percobaan ini
sampai menemukan bahan yang cocok.
3. Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan saya Ingatlah selalu, orang
sukses senantiasa mencari jalan, sedangkan orang gagal selalu mencari alasan.
4. Semua yang terjadi adalah yang terbaik
Setiap kali muncul masalah atau tantangan, beri tahulah diri sendiri, “Apapun yang
diberikan oleh Tuhan, pasti ada alasannya. Semua pasti ada hikmahnya guna
menunjang kesuksesan kita.”
5. Kalau saya mau, saya pasti bisa!
Sekalipun buta, tuli dan bisu, Hellen Keller tidak kehilangan semangat untuk
menjalani hidupnya dan bercita-cita menjadi pendidik. Ia percaya bahwa apabila
seorang berani menghadapi cahaya matahari, maka bayanh-bayang akan tertinggal
dibelakangnya. Akhirnya impiannya menjadi kenyataan.
Napoleon Bonaparte pernah berkata, “Tidak mungkin adalah kata yang hanya muncul
di kamus orang bodoh.”
Robert Schuller mengatakan “masa – masa sulit tidak pernah berakhir, namun orang-
orang tegar selalu dapatmengatasinya).
6. Tidak ada kesuksesan tanpa Komitmen
Michael Jackson mulai berlatih menari sejak usia 5 tahun. Ia melakukan latihan 2 jam
setiap hari dan tidak pernah berhenti selama 30 tahun.
Jachie Chan, superstar Asia, berusaha lebih dari 30 tahun baru menjadi seorang
bintang film internasional.
“Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
ke titik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah.” Thomas Edison
7. Orang yang ingin sukses tidak pernah putus asa
Mohammad Ali, “Hanya orang yang pernah merasakan getirnya kekalahan yang dapat
menjangkau jiwanya dan bangkit kembali dengan kekuatan yang sedikit lebih besar,
yang dibutuhkannya untuk menang ketika pertandingannya seri.”
8. Tidak ada sesuatu yang abadi, perubahan adalah abadi
Mahatir Mohammad, “Milenium baru akan membawa tantangan baru di semua
bidang. Kita tidak bisa lari dari perubahan ini. Yang penting adalah bahwa kita siap
menanggung semua peristiwa dan meraih kesempataan yang bisa kita peroleh dari
perubahan ini.”

April 6, 2006

Kekuatan Impian
Posted by yana under Life Motivation
No Comments
“The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”
– Eleanor Roosevelt –

Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka.
Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju. Impian
merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujudkannya. Dunia ini
bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan tehnologi yang lebih hebat itu berkat
impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.

Menurut Francis Ford Coppola, “It was the man’s dream, and his inspiring attempt to make
them come true that remain important. – Itu mimpi manusia yang terpenting, dan upayanya
yang inspiratif mengupayakan mimpi itu menjadi kenyataan.” Kemajuan kehidupan saat ini
merupakan hasil impian generasi pendahulu kita.

Mereka yang tidak mempunyai impian meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh
kehidupan. Hasrat atau kegigihan mereka mudah sekali pudar, sehingga mereka dengan
mudah mengubah impian mereka menjadi sangat sederhana. Padahal, impian yang besar
mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang yang berhasil mencatat nama dalam
sejarah rata-rata mempunyai ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian mereka.

Impian Merupakan Sumber Motivasi


Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Misalnya kita memimpikan sebuah kamera
merek A, maka kita menjadi lebih jeli memperhatikan benda tersebut. Tantangan berat yang
harus dihadapi bukan sesuatu yang berarti jika impian sudah menjadi nafas kita. “It may be
that those who do most, dream most, – Mereka mengerjakan sesuatu dengan giat, sebab
mereka sangat memimpikannya,” kata Stephen Butler Leacock.

Bahkan impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi
hingga mencapai tujuan atau menggapai tujuan selanjutnya. Dorongan motivasi itulah yang
akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang harus ditempuh, misalnya bagaimana
mencari informasi dan menjalin komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain.

Nelson Mandela, sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, ia harus berjuang untuk sebuah
impian negara Afrika Selatan yang berdaulat. Untuk itu ia menghadapi tantangan teramat
berat. Impian selalu memotivasi Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus
merelakan sebagian besar waktunya dibalik terali besi. Impian merupakan sumber semangat
bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar-benar merdeka.

Sebenarnya, kitapun dapat memperbarui nilai dan menyempurnakan jati diri dengan kekuatan
impian. Jadi jangan takut untuk bermimpi akan hal-hal yang besar, sebab impian
menimbulkan hasrat yang kuat untuk meraihnya. Impian mampu berperan sebagai sumber
motivasi, yang membangkitkan ambisi dan optimisme, sehingga kita mampu melampaui
semua rintangan dan kesulitan.

Mereka yang tidak mempunyai impian meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh
kehidupan. Hasrat atau kegigihan mereka mudah sekali pudar, sehingga mereka dengan
mudah mengubah impian mereka menjadi sangat sederhana. Padahal, impian yang besar
mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang yang berhasil mencatat nama dalam
sejarah rata-rata mempunyai ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian mereka.
April 6, 2006

Impian Sejati
Posted by yana under Life Motivation
No Comments

Suatu hari, ada seorang muda yang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Si anak
muda bertanya, “Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman tentunya
anda bisa menjawab semua pertanyaan saya”.

“Apa yang ingin kau ketahui anak muda ?” tanya si orang tua. “Saya ingin tahu, apa
sebenarnya yang dinamakan impian sejati di dunia ini”. Jawab si anak muda.

Orang tua itu tidak menjawab pertanyaan si anak, tapi mengajaknya berjalan-jalan di tepi
pantai. Sampai di suatu sisi, kemudian mereka berjalan menuju ke tengah laut. Setelah
sampai agak ke tengah di tempat yang lumayan dalam, orang tua itu dengan tiba-tiba
mendorong kepada si anak muda ke dalam air.

Anak muda itu meronta-2, tapi orang tua itu tidak melepaskan pegangannya. Sampai
kemudian anak muda itu dengan sekuat tenaga mendorong keatas, dan bisa lepas dari cekalan
orang tua tersebut.

“Hai, apa yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh saya” tegur si anak muda
kepada orang bijak tersebut. Orang tua tersebut tidak menjawab pertanyaan si anak, malah
balik bertanya ,”Apa yang paling kau inginkan saat kamu berada di dalam air tadi ?”. “Udara,
yang paling saya inginkan adalah udara”. Jawab si anak muda.

“Hmmm, bagaimana kalo saya tawarkan hal yang lain sebagai pengganti udara, misalnya
emas, permata, kekayaaan, atau umur panjang ?”tanya si orang tua itu lagi.

“Tidak ….. tidak …… tidak ada yang bisa menggantikan udara. Walaupun seisi dunia ini
diberikan kepada saya, tidak ada yang bisa menggantikan udara ketika saya berada di dalam
air” jelas si anak muda.

“Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. KALAU KAMU
MENGINGINKAN SESUATU SEBESAR KEINGINANMU AKAN UDARA KETIKA
KAMU BERADA DI DALAM AIR, ITULAH IMPIAN SEJATI” kata si orang tua dengan
bijak.

Renungan

Anda saat ini mempunyai impian sejati ?


Banyak orang yang mengatakan impian mereka ini, atau itu, tapi sebagian besar yang mereka
sebutkan adalah keinginan belaka, bukan impian. Keinginan sifatnya tidak mendesak. Kalo
bisa dapat syukur, nggak dapat juga tidak apa-apa. Kalo bisa mobil BMW, kalo nggak,
Kijang juga gak apa-2.

Ada pula orang yang mempersepsikan impian dengan harapan. Keduanya mirip namun
berbeda. Harapan lebih kepada sesuatu di masa depan yang terjadi dengan sendirinya atau
atas hasil kerja orang lain. Campur tangan kita kecil sekali, atau bahkan tidak ada. Impian
tidak seperti itu. Apapun yang terjadi, mau tidak mau, dengan perjuangan sekeras apapun
impian itu HARUS tercapai.

Impian terbaik seorang manusia adalah ketika dia berusia dibawah lima tahun. “Saya mau
jadi dokter, mau jadi pilot, mau jadi pengusaha, dll ……” bukankah itu yang kerap dikatakan
oleh anak-anak anda ?

Sayangnya, begitu mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah, mereka `diharamkan’


membuat kesalahan. Selain itu, mereka juga mulai diajarkan melihat realitas dunia – dari sisi
yang negatif.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika, seorang remaja hingga dia berusia 20
tahun, rata-rata akan menerima 20.000 macam kata “NO”. “Jangan nakal, jangan main air,
jangan kesana, jangan malas, jangan pergi, dan ribuan kata jangan yang lain. Memang
tujuannya baik karena mengajarkan kepada kita agar dapat hidup dengan baik.

Tapi karena terlampau seringnya kata “NO’ itu diterima, akan mempengaruhi pula alam
bawah sadar manusia. Sehingga setiap kali kita memikirkan sesuatu yang baru,
misalnya impian, yang pertama kali terlintas di benak kita adalah kata “NO”.

Banyak juga orang saat ini apabila ditanya apa impiannya, mereka menjawab tidak tahu.
Sungguh malang nasib orang tersebut, karena orang yang tidak mempunyai impian
sebetulnya secara mental mereka sudah `mati’. Mungkin orang-2 tersebut menganggap hidup
adalah suatu nasib, sehingga sekeras apapun mereka bekerja atau setinggi apapun impian
mereka, namun apabila nasib tidak menghendaki mereka sukses, mereka tidak akan sukses.

Atau ada pula tipe orang yang terjebak di dalam `comfort zone’, dimana kehidupan mereka
saat ini sudah nyaman, atau setidaknya berkecukupan.
Mereka merasa tidak perlu membuat suatu impian yang lebih besar. Mereka mungkin akan
berkata “Ah, buat apa rumah besar-besar …. Bisa ngontrak aja sudah bagus ……”.

Tipe ketiga, ada orang yang SENGAJA tidak mau membuat impian, karena ……. malu jika
ditertawakan orang lain, dianggap norak, nggak tau diri, atau bahkan gila. Nah, sebenarnya
bukan anda yang norak, tapi karena hidup kita sudah terlalu penuh dikelilingi oleh orang-
orang dengan pikiran negatif, dimana mereka akan merasa `tidak suka’ jika ada seseorang
yang tadinya setingkat dengan mereka, lalu mau pergi ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka
akan berusaha dengan ejekan, sindiran dan usaha-usaha lain agar anda tetap `selevel’ dengan
mereka. Kalau anda ingin membuktikan, coba besok pagi di kantor, katakan kepada rekan-2
anda, “Saya punya impian untuk jadi orang sukses.

Saya akan berusaha keras mencapainya, untuk membawa saya dan keluarga saya ke tingkat
yang lebih baik”. Lalu coba lihat ….. berapa banyak yang mentertawakan anda …..
Dan coba lihat pula berapa orang yang mendukung anda. Mungkin hampir tidak ada yang
mendukung anda. Masih maukah anda meraih impian tersebut ….. setelah anda ditertawakan
….?

Rekan-2 sekalian, saya yakin kita saat ini masih mampu menciptakan impian-2 kita, asalkan
kita mau menghilangkan segala penghalang di dalam benak kita. Cobalah untuk berpikir
bebas, seperti anak berusia 5 tahun. Jangan hiraukan apa yang dikatakan orang tentang
impian anda, tapi berusahalah agar impian itu tercapai.

Memang benar, kita tidak akan bisa mencapai semua impian kita. Tapi tanpa punya impian,
anda tidak akan meraih apa-apa. Ciptakan impian, lakukan kerjanya, dan raih hasilnya !

April 6, 2006

Rahasia 9/10
Posted by yana under Life Motivation
No Comments

1. Apa Rahasia dari 90/10 ? 10 % kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap
kita. 90 % kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi/memberi respon. Apa
artinya ? Kita sungguh-sungguh tidak dapat mengontrol 10 % kejadian-kejadian yang
menimpa kita. Kita tidak dapat mencegah kerusakan mobil. Pesawat mungkin
terlambat, dan mengacaukan seluruh jadwal kita. Seorang supir mungkin menyalip
kita di tengah kemacetan lalu-lintas. Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10 % ini.
Yang 90 % lagi berbeda. Kita menentukan yang 90 % ! Bagaimana ? Dengan reaksi
kita. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tapi dapat mengontrol reaksi kita.
Jangan biarkan orang lain mempermainkan kita, kita dapat mengendalikan reaksi kita
!

Mari lihat sebuah contoh. Engkau sedang sarapan bersama keluarga. Adik perempuanmu
menumpahkan secangkir kopi ke kemeja kerjamu. Engkau tidak dapat mengendalikan apa
yang telah terjadi itu. Apa yang terjadi kemudian akan ditentukan oleh bagaimana engkau
bereaksi. Engkau mengumpat. Engkau dengan kasar memarahi adikmu yang menumpahkan
kopi. Dia menangis. Setelah itu, engkau melihat ke istrimu, dan mengkritiknya karena telah
menaruh cangkir kopi terlalu dekat dengan tepi meja. Pertempuran kata-kata singkat
menyusul. Engkau naik pitam dan kemudian pergi mengganti kemeja. Setelah itu engkau
kembali dan melihat adik perempuanmu sedang menghabiskan sarapan sambil menangis dan
siap berangkat ke sekolah. Dia ketinggalan bis sekolah. Istrimu harus segera berangkat kerja.
Engkau segera menuju mobil dan mengantar adikmu ke sekolah. Karena engkau terlambat,
engkau mengendarai mobil melewati batas kecepatan maksimum. Setelah tertunda 15 menit
karena harus membayar tilang, engkau tiba di sekolah. Adikmu berlari masuk. Engkau
melanjutkan perjalanan, dan tiba di kantor terlambat 20 menit, dan engkau baru sadar, bahwa
tas kerjamu tertinggal.
Hari-mu begitu buruk. Engkau ingin segera pulang. Ketika engkau pulang, engkau
menemukan ada hambatan dalam hubungan dengan istri dan adikmu. Kenapa ? Karena
reaksimu pagi tadi. Kenapa hari mu buruk ?

a) Karena secangkir kopi yang tumpah ?


b) Karena kecerobohan adikmu ?
c) Karena polisi yang menilang ?
d) Karena dirimu sendiri ?
Jawaban-nya adalah D.

Engkau tidak dapat mengendalikan tumpahnya kopi itu. Bagaimana reaksi-mu 5 detik
kemudian setelah itu, yang menyebabkan harimu menjadi buruk. Ini yang mungkin terjadi
jika engkau bereaksi dengan cara yang berbeda. Kopi tumpah di kemejamu. Adikmu sudah
siap menangis. Engkau dengan lembut berkata “Tidak apa-apa sayang, lain kali kamu lebih
hati-hati ya”. Engkau pergi mengganti kemejamu dan dan tidak lupa mengambil tas kerjamu.
Engkau kembali dan melihat adikmu sedang naik ke dalam bus sekolah. Istrimu menciummu
sebelum engkau berangkat kerja. Engkau tiba di kantor 5 menit lebih awal, dan dengan riang
menyalami para karyawan. Atasanmu berkomentar tentang bagimana baiknya hari ini
buatmu.

Lihat perbedaannya. Dua skenario yang berbeda. Keduanya dimulai dari hal yang sama, tapi
berakhir dengan berbeda. Kenapa ?
Karena REAKSI kita. SUNGGUH KITA TIDAK DAPAT MENGONTROL 10 % HAL-
HAL YANG TERJADI. TAPI YANG 90 % LAGI DITENTUKAN OLEH REAKSI KITA
TERHADAP KEJADIAN TERSEBUT.

Hukum Konsentrasi (The Law of Concentration)


Posted by yana under Life Motivation
No Comments

“Seseorang dapat melakukan segala-galanya, tetapi mungkin tak satupun yang dapat
dikerjakannya dengan baik.”
– Andrew Ho –
Untuk mendapatkan banyak keuntungan, banyak orang berusaha melakukan segala hal.
Akhirnya, tidak ada satupun memberikan hasil optimal. Padahal sudah banyak waktu yang
terbuang dan ratusan bahkan ribuan ‘kejadian penting’ dilewatkan begitu saja.

Keuntungan akan jauh lebih besar jika kita mampu bertindak secara hati-hati dalam
menentukan satu pilihan. Memfokuskan perhatian pada satu pilihan akan jauh lebih
menguntungkan. Untuk meraih sukses pun tidak jauh berbeda, karena fokus pada satu objek
selalu dibutuhkan dimana-mana.

Contohnya ada seseorang memastikan pilihannya menjalankan bisnis pemasaran jaringan.


Iapun bergabung dengan perusahaan sebut saja A. Tetapi ketika perusahaan B datang, ia
langsung bergabung. Tak lama kemudian perusahaan C menawarkan barang, ia juga tertarik
dan ikut menjalankan peluang bisnisnya. Lalu perusahaan D memberikan iming-iming bonus
yang cukup besar, iapun ikut. Kejadian itu terjadi terus menerus. Jadi setiap kali ada
perusahaan datang, ia bergabung.

Mungkin distributor itu mengira dapat memperoleh penghasilan berlipat ganda dengan
menjalankan lebih dari satu jenis bisnis pemasaran jaringan. Di perusahaan A mendapatkan
bonus Rp. 2 juta, dari perusahaan B memperoleh 3 juta. Sehingga, total menjadi 5 juta. Tetapi
sebenarnya pemikiran seperti itu sudah salah kaprah, sebab ia dapat memperoleh bonus lebih
dari 10 juta bila terfokus menjalankan satu jenis bisnis network marketing.

Perhitungan hasil atau bonus tidak dapat diukur secara matematis. Dalam bisnis network
marketing ini tidak berlaku 1 + 1 = 2. Apabila ditambah terus jenis bisnis network marketing-
nya, bukan berarti bonus yang diperoleh juga akan semakin besar.

Contoh lain misalnya sekarang saya mempunyai seorang istri, kemudian saya menambah satu
istri lagi. Jika jumlah anak yang dihasilkan dari dua istri itu ada 3 orang, berarti anggota
keluarga saya ada 5 orang, bukan 2 orang. Pehitungannya bukan lagi 1 +1 = 2, tetapi ternyata
1 + 1 = 5 atau 6 atau 7 dan lain sebagainya. Jadi tidak mungkin tanpa fokus, seseorang benar-
benar meraih puncak kesuksesan di bisnis network marketing atau di dunia bisnis lain.

Berdasarkan pengalaman saya selama belasan tahun menggeluti dunia network marketing,
kebiasaan semacam itu merupakan salah satu penyebab kegagalan. Tidak sekalipun saya
menemukan satu orang dapat meraih puncak prestasi dan sukses di beberapa perusahaan
network marketing. Logikanya, bagaimana mungkin kita mempengaruhi para distributor
untuk masuk ke beberapa jenis network marketing.

Lalu distributor itu akan kebingungan, bisnis yang mana yang akan ditekuni? Menjadi
pengusaha supermarket network marketing business ataukah menjadi distributor? Padahal
yang terpenting disini adalah fokus. Apakah mungkin ada sebuah perusahaan yang menyedia
jasa segala jenis pencucian, dari mulai pencucian baju sampai mobil? Perusahaan seperti itu
tidak pernah saya temui.

Maka dari itu pilihlah satu saja, meskipun bukan the best atau paling baik. Pilihlah yang
benar-benar sesuai untuk jiwa Anda dan kemudian berfokus padanya. Tunjukkan komitmen
pada pilihan tersebut. Jika kita menunjukkan kejelasan komitmen, hal itu akan mempengaruhi
kredibilitas atau kepercayaan terhadap diri kita.

Contohnya jika kita selalu konsisten menjalankan bisnis A, maka orang lain akan percaya
kepada kita. Kalau kita terus berfokus, maka orang lain juga akan melakukan hal yang sama.
Mereka akan dengan sukarela mengikuti kita. Jadi teruslah terfokus, dengan begitu kita kita
akan menjadi yang terbaik dan sukses.

Anda mungkin juga menyukai