Abstrak Buah pare dikenal masyarakat sebagai obat tradisional diabetes mellitus dan sebagai
antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol buah pare (Momordica
charantia, L) dalam meningkatkan enzim antioksidan dan memperbaiki sel islet beta pankreas tikus
yang diinduksi aloksan.
Penelitian ini menggunakan sampel dari buah pare yang berasal dari Mataram Pulau Lombok dengan
rancangan penelitian pre and post test control group design. 25 ekor tikus jantan dikelompokkan
menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok tikus normal, dan tikus DM yang terdiri dari kontrol
negatif hanya diberikan pakan dan cmc 1%, kontrol positif diberikan pakan dan obat glibenklamid
dosis 0,1 mg/kg BB, perlakuan 1 diberikan pakan standar dan ekstrak etanol buah pare dosis 100
mg/kg BB dan perlakuan 2 diberikan dosis 200 mg/kg BB. Pada hari ke 30 setelah perlakuan tikus
dikorbankan untuk analisis kadar MDA (malondialdehid) dalam hati dan histopatologi pankreas.
Data hasil penelitian menunjukkan kadar MDA tikus Normal sebesar 4,05 nmol/gr, kontrol negatif
meningkat menjadi 14,8 nmol/gr sedangkan pada kelompok EeTP dosis 1 dan 2 yaitu 7,77 nmol/gr dan
3,32 nmol/gr. Penurunan kadar MDA terjadi karena aktivitas EeTP mengurangi stres oksidatif. Hasil
uji histopatologi pankreas menunjukkan diamater sel islet EeTP dosis 1 dan 2 yang lebih besar
dibandingkan dengan kontrol negatif. Uji korelasi antara diameter sel islet dangan kadar MDA tidak
menunjukkan adanya hubungan. Dapat disimpulkan bahwa EeTP dapat mengurangi stres oksidatif dan
memperbaiki sel islet beta pankreas pada tikus DM yang diinduksi aloksan karena ada kandungan
flavonoid.
Manfaat buah pare sebagai obat diabetes lebih tinggi dari pada flavonoid (Rezaeizadeh
melalui penelitian ilmiah (Ayoub et al., 2013). Beberapa senyawa yang memiliki
Wu dan Ng (2007) melaporkan aktivitas aktivitas hipoglikemi dari buah pare sudah
antioksidan dan penangkap radikal poten dari diidentifikasi diantaranya: glikosida steroid
berbagai ekstrak buah pare, yang berkorelasi (karantin), p-insulin atau v-insulin) yang
etanol dan air buah pare mengandung fenol dan alkaloid yang terkonsentrasi pada buah dari
flavonoid. Kedua senyawa ini dilaporkan tanaman (Kumar et al., 2010). Buah pare yang
memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan diberikan dengan dosis 200mg/kg BB pada
tikus DM mampu memperbaiki dan
11
meregenerasi sel beta pankreas sehingga spuit oral, alat alat gelas, sentrifuge,
meningkatkan pelepasan insulin (Ayoub et al., spektrofotometer uv vis, mikroskop,sterling
2013). bedweel, mikropipet,alat untuk preparasi
Ekstrak buah pare juga dilaporkan jaringan dan lain-lain.
mempunyai efek khemoprotektif pada berbagai 2.2 Bahan
organ serta meningkatkan aktivitas berbagai Buah pare yang sudah dikeringkan, etanol
enzim antioksidan seperti superoxide 70%, aloksan, larutan saline, CMC 1%, EDTA,
dismutase (SOD), catalase (CAT) dan inhibitor protease, buffer fosfat, pereaksi untuk
glutathione peroxidase (GPx)(Semiz & Sen, uji GPX: xanthine (0,1 mmol),xanthine oxidase
2007), Selain itu juga teramati adanya ,BSA (50 mg), diethylenetriaminepentaacetic
penurunan kadar malondialdehid (MDA) pada acid (1 mmol), nitroblue tetrazolium (NBT, 25
plasma dan pankreas. Hal ini menunjukkan µmol), sodium carbonate (40 mmol, pH 10,2),
bahwa ekstrak air buah pare mampu menekan garam diNa-bathocuproine-disulphonic acid
stres oksidatif yang diinduksi diabetes melalui (250 µmol), CuCl2, glutathione 60 mmol, 0,1 ml
aktivitas antioksidan dan pengangkapan radikal glutathione reductase 30 unit/ml, 0.1 ml
bebas (Rezaeizadeh et al., 2011). Na2EDTA 15 mmol, 0,1 ml NADPH,H2O2.
penelitian yang mengkaji bagaimana A. Penyiapan simplisia dan serbuk buah
korelasi antara aktivitas antioksidan dan pare
perbaikan diameter sel islet beta pankreas Buah pare yang masih segar dibersihkan,
ekstrak etanol buah pare belum pernah dipotong kecil lalu dikeringkan dengan oven
dilaporkan, sehingga perlu dilakukan penelitian pada suhu 50 derajat celsius selama beberapa
untuk menganalisa bagaimana korelasi antara hari sampai buah pare kering. Simplisia kering
aktivitas antioksidan dalam mereduksi stres dihancurkan dengan mortir dan disaring dengan
oksidatif dengan profil perbaikan diameter sel kasa saringan ukuran mesh 40. Kemudian
islet beta pankreas ekstrak etanol buah pare dilakukan penetapan kadar air atau susut
pada tikus yang diinduksi DM. pengeringan yang dinyatakan sebagai
persentase (%).
2. METODE PENELITIAN B. Pembuatan ekstrak etanol buah pare
Alat yang akan digunakan dalam pare kemudian dimaserasi dengan 2,5 liter
penelitian ini adalah peralatan maserasi yang pelarut etanol 96% selama 24 jam dengan
terdiri dari botol maserasi, beaker glass, kain sesekali diaduk. Ekstrak etanol yang diperoleh
flanel, corong gelas, oven, timbangan listrik, kemudian diuapkan dengan evaporator
labu takar, batang pengaduk, alat bedah, lancet, bertekanan sampai diperoleh ekstrak kental.
12
Kadar ekstrak dinyatakan dalam % (g/g), berat ditandai hiperglikemi dan konsentrasi glukosa
ekstrak kental (g) dibagi dengan berat kering 200 mg/dl (T1).
simplisia (g). 2.3 Preparasi supernatan dan jaringan
C. Penyiapan hewan uji Tikus dianestesi dengan eter darah
Dua puluh lima ekor tikus jantan galur dikumpulkan dalam tabung EDTA melalui
Wistar (Rattus norvegicus) jantan umur 16 cardiac puncture. Pankreas diambil,
minggu berat antara 150-200 gram, dipelihara dibersihkan, dikeringkan dan diproses untuk uji
dengan kondisi kandang yang terjaga yaitu biokimia. Sebagian jaringan dipotong untuk uji
temperatur suhu 21 °C kelembapan 55% dan histopatologi, sisanya dihomogenkan dalam
diberi pakan standar berupa pellet dan air ad buffer posfat 50 mM (pH 7,4) yang
libitum. Setelah diadaptasi secara acak tikus mengandung inhibitor protease, 0,2 µM PMSF
dikelompokkan menjadi 5 kelompok Setelah dan 1 mM EDTA pada suhu 4 °C selama 30
diadaptasi secara acak tikus dikelompokkan detik (2¬15 detik dengan 15 detik interval
menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri pendinginan). Homogenat disaring dan filtrate
dari 6 ekor tikus dan akan mendapat perlakuan disentrifuse pada 1088 g (pada rmax 108 mm)
yang berbeda seperti terlihat pada tabel 2.1. selama 5 menit dalamkondisi dingin.
Supernatan yang dihasilkan digunakan untuk
Tabel 2.1. Kelompok perlakuan pengukuran aktivitas enzim antioksidan.
Kelompok
Perlakuan E. Pengukuran kadar MDA
hewan uji
I Normal + CMC 1% Preparasi sampel dari organ hati
II DM + CMC 1%
III DM + glibenklamid dilakukan mengikuti Singh et al. (2002).
IV DM + perlakuan ekstrak dosis 100 Sebanyak 0,5 ml supernatan hati ditambah 2,0
mg/kg bb
V DM + perlakuan ekstrak dosis 200 ml HCl dingin (0,25 N) yang mengandung 15
mg/kg bb
% TCA, 0,38 % TBA dan 0,5% BHT.
diadaptasi selama satu minggu, kemudian 3500 rpm selama 10 menit. Absorbansi
diukur kadar glukosa darah awal (T0). supernatan diukur pada 532 nm. Sebagai
Chandra, 2009). Setelah 4 hari injeksi aloksan, Sampel jaringan pankreas yang telah
tikus dipastikan telah mengalami DM dengan difiksasi dalam larutan Boin 10% digunakan
untuk pengujian mikroskopis berdasarkan
13
prosedur rutin laboratorium. Pengujian debu, jamur dan mencegah terjadinya
histopatologi dilakukan dengan pewarnaan perubahan enzimatis yang disebabkan sinar
hematoxiline, pada ketebalan 5-μm dengan matahari. Persentase hasil pengeringan buah
analisis morfometrik kemudian dihitung jumlah pare segar sebesar 6,66%.
sel islet tiap cm2 (Tatar et al., 2012). 3.1 Maserasi 1000 gram simplisa kering
menggunakan etanol 96% selama 24 jam
3. HASIL PENELITIAN menghasilkan ekstrak 74,35 gram berwarna
G. Penyiapan simplisia dan serbuk buah kuning kecoklatan dengan viskositas yang
Buah pare yang digunakan dalam susut pengeringan dapat dihitung dosis
penelitian ini diperoleh dari pasar tradisional konversi pare jika digunakan pada manusia.
Buah pare segar banyak mengandung air, untuk Identifikasi flavonoid menggunakan rutin
dengan memperkecil ukuran sampel dengan karena senyawa ini merupakan golongan
diparut. Semakin kecil ukuran sampel maka glikosida flavonol dan paling sering ditemukan
luas permukaan yang kontak dengan panas pada identifikasi flavonoid dalam tumbuhan
semakin besar sehingga memudahkan yang tersebar luas pada pigmen tumbuhan.
terjadinya penguapan air dan proses Pada pengamatan visibel seperti ditunjukkan
pengeringan menjadi lebih cepat. Proses pada Gambar 3.1, bercak terlihat berwarna
pengeringan menggunakan oven suhu 50⁰ kuning dengan deteksi sitroborat baik pada
14
p s p s p s
Gambar 3.1. Kromatogram identifikasi flavonoid ekstrak etanol buah pare dengan menggunakan fase gerak: asam
asetat: n-butanol:air (4:5:1), fase diam: Silica Gel 60 F254, Pembanding: rutin (P) sampel: ekstrak
etanol pare (S), deteksi: sitroborat
15
diameter mengecil (Ayoub et al., 2013). Salah ukur dengan soft ware Optilab dari hasil foto
satu parameter yang digunakan pada penelitian jaringan pankreas. Berikut hasil uji
ini adalah ukuran diameter sel islet yang di histopatologi jaringan pankreas (Tabel 3.3).
Tabel 3.3 Hasil histopatologi jaringan sel islet beta pankreas pada tikus yang telah diberi
perlakuan selama 4 minggu, pengecetan Hematoxaline (100x)
Kelompok Hasil histopatologi jaringan pankreas tikus Keterangan
Normal Diameter sel islet
berkisar antara
100-200µm,
terdiri dari inti sel
(bintik hitam)
yang dihubungkan
dengan pembuluh
darah kapiler
(warna putih). Sel
beta sebagian
besar terdapat
pada bagian
sentral, sedangkan
sel alfa pada
perifer.
Kontrol Diameter sel islet
negatif pankreas
mengecil, terjadi
nekrosis pada sel
beta yang ditandai
dengan inti sel
pada sentral yang
tidak terlihat jelas.
16
Kontrol Diameter sel islet
positif pankreas
membesar tetapi
inti sel tidak
terlalu jelas.
17
4. PEMBAHASAN flavonoid (Rezaaezadeh et al., 2011). Hasil
antihiperglikemi yang paling besar mulai dari mengandung flavonoid ditunjukkan pada
minggu pertama sampai minggu ke empat, gambar 3.1. Peningkatan aktivitas enzim
kemudian ekstrak etanol buah pare dosis 200 antioksidan dapat dikaitkan dengan kandungan
mg/kg BB dan dosis 100 mg/kg BB memiliki flavonoid yang terdapat pada buah pare. Peran
aktivitas yang paling rendah. Hal ini karena antioksidan pada DM dapat menekan apoptosis
glibenklamid merupakan senyawa murni yang sel beta yang diinduksi stres oksidatif tanpa
telah terbukti efektivitasnya dan berpotensi mengubah tingkat proliferasinya (Monroy &
etanol buah pare masih berupa ekstrak dengan ekspresi PDx-1 yang berpengaruh pada sel
banyak campuran senyawa kimia di dalamnya. HIT-15T pada sel islet beta sehingga
etanol buah pare juga dapat dilihat dari maupun yang normal. PDx-1 adalah faktor
penurunan kadar glukosa darah. Penurunan transkripsi gen spesifik pada sel beta yang
kadar glukosa diperoleh dari selisih kadar berperan penting memelihara fungsi normal sel
glukosa awal DM dengan kadar glukosa pada beta (Puddu et al., 2013).
hari pengukuran (T1-Tn). Kemampuan ekstrak Mengecilnya diameter sel islet langerhans
etanol buah pare menurunkan kadar glukosa pada kelompok II dipengaruhi tiga faktor,
darah dibandingkan dengan kontrol positif yang pertama yaitu rusaknya sel beta pankreas
ROS secara non enzimatis melalui autooksidasi oksidatif yang tidak diimbangi dengan
glukosa menyebabkan terjadinya stres oksidatif peningkatan enzim SOD dan GPx sebagai
akibatnya akan menekan aktivitas enzim mekanisme pertahanan, ketiga karena produksi
antioksidan. Stres oksidatif pada kelompok ini ROS yang berlebihan akan menekan pankreas
ditandai dengan meningkatnya kadar MDA deudenal homeobox factor -1 (PDx-1) yaitu
seperti terlihat pada tabel 2. (Monroy & Mejia, gen pengkode trankripsi spesifik yang
Senyawa yang diduga memiliki sehingga menghambat proliferasi sel islet yang
aktivitas antioksidan pada buah pare adalah normal maupun yang rusak (Kanneto, 1999).
18
Pada kontrol positif rata-rata diameter sel islet diameter sel islet akan mengecil karena
lebih besar dibanding kontrol negatif yaitu kerusakan pada membran sel (Erijuwa et al.,
148,2 µm. Hal ini akan meningkatkan jumlah 2010).
insulin yang dilepaskan dari sel islet beta
pankreas sehingga dapat menurunkan kadar 5. KESIMPULAN
glukosa Dari data hasil penelitian ini, maka buah
Pada kelompok ekstrak etanol buah pare pare sebagai obat tradisional DM terbukti
terlihat diameter sel islet bertambah besar secara ilmiah mempunyai aktivitas
sesuai dengan kenaikan dosis. Hasil uji statistik antihiperglikemia pada tikus yang diinduksi
dosis 200 mg/kg BB ekstrak etanol buah pare DM, dengan dosis 200mg/kg BB dapat
meningkatkan susunan sel islet beta dengan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan
diameter yang lebih besar dibanding dengan sebagai mekanisme pertahanan yang bisa
kontrol negatif (p<0,05). Sedangkan dosis 100 melindungi dan memperbaiki sel islet beta
mg/kg BB pertambahan diameter sel islet pankreas yang rusak.
berbeda tidak bermakna dengan kelompok II
(p>0,05). Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Ayoub et al. (2013) histologi DAFTAR PUSTAKA
susunan sel islet meningkat dengan Ayoub M et al., 2013, Evaluation of
peningkatan dosis, dosis 200 mg/kg BB hypoglycemic effect of Momordica
memperbaiki sel islet mulai dari hari ke-15 charantia L. extract in distilled water
sampai hari ke-45, terjadi peningkatan jumlah in Streptozotocin-Diabetic rats, Braz
dan kekompakan sel islet, seluralitas tinggi dan J Vet Pathol. 6(2):56 – 64.
jumlah insulin lebih besar dibanding dosis 100 Corrado, 2013, Optimization and
mg/kgBB. characterization of a bioartificial
Hasil uji korelasi diameter sel islet pancreas, Journal of undergraduated
dengan kadar MDA menunjukkan ada korelasi reasearch,14:3
yang berbanding terbalik dan tidak signifikan Erejuwa O et al., 2010, Antioxidant protective
p>0,05. Korelasi ini dikaitkan dengan kadar effect of Glibenclamide and
MDA sebagai tanda tingginya peroksidasi lipid, Metformin in combination with
menghasilkan hidroperoksida yang dapat honey in pancreas of Streptozotocin
mengubah fluiditas membran sel dan merusak induced Diabetic rats, Int. J. Mol.
membran sel dengan mengubah aktivitas enzim Sci. 11:2056-2066.
dan reseptor yang terikat pada membran
sehingga semakin besar kadar MDA maka
19
Kaneto H., 1999, Beneficial effects of aqueous extract from Momordica
antioxidants in diabetes, Diabetes. charantia fruit in a type II diabetic
2398-2405. rat model, J. of Medicinal Plants
Monroy ML., Mejia CF., 2013, Oxidative stress Research, Vol. 5(14), 2990-3001.
in Diabetes Mellitus and the role of Semiz A, Sen A., 2007, Antioxidant and
vitamins with antioxidant actions, chemoprotective properties of
Mexico Ntech, 9: 210-215).. Momordica charantia L. (bitter
Puddu A. et al., 2013, Update on the protective melon) fruit extract, African J. of
molecular pathways improving Biotechnology, Vol. 6 (3):273-277.
pancreatic beta-cell dysfunction. Wu S., Ng L., 2007, Antioxidant and free
Hindawi Publishing Corporation radical scavenging activities of wild
Mediators of Inflammation Volume. bitter melon (Momordica charantia
Rezaeizadeh A., Abdollahi M., Zuki Z., Goh Linn. var. abbreviata Ser.) in Taiwan,
MY., Noordin M., 2011, Antioxidant LWT, 41:323–330.
and antihyperglycaemic effects of an
20