Tablet adalah sediaan bentuk padat mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat di klasifikasikan sebagai tablet kempa dan
sebagai tablet kompresi (FI V, hal 57).
➢ Harus mengandung zat akif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
➢ Keseragaman bobot;
➢ Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
Metode pembuatan tablet dalam dunia farmasi umumnya terdapat tiga cara, yaitu
metode granulasi basah, metode granulasi kering, dan metode kempa/cetak langsung.
Ketiga metode ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Ketiga
metode ini memiliki kesamaan pada dua tahap pertama pembuatan tablet, yakni saat proses
penghalusan dampen campuran substansi formulasi identik. Setelahnya, ketiga metode
akan berlanjut ketahapan proses yang berbeda.
1. Granulasi Basah
Karena sifat alir dan kompresibilitas yang buruk ini lah, metode
granulasi basah dimanfaatkan metode ini dapat meningkatkan daya alir dan
kompresibilitas suatu zat aktif. Prinsip dasar metode ini adalah melakukan
pencampuran zat aktif dan zat eksipien dengan menambahkan zat cairan
pengikat sehingga menghasilkan massa cetak yang cukup lembab untuk
dicetak menjadi sediaan tablet yang tidak rapuh.
Metode granulasi basah ini sangat berguna untuk mengolah zat aktif
yang memiliki sifat-sifat yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun dari
segi biaya, metode ini cukup memakan biaya produksi karena dibutuhkan
waktu yang panjang dan alat-alat yang lebih. Selain itu, metode granulasi
basah tidak mampu digunakan untuk zat yang sensitive akan lembab dan
panas.
2. Granulasi Kering
Meski proses pembuatannya cepat, zat aktif dan zat eksipien yang
digunakan harus memenuhi standar kompresibilitas yang baik. Zat aktif dan
zat eksipien dengan sifat alir dan kompresibilitas yang buruk akan sulit
untuk dibentuk menjadi tablet. Metode pembuatan tablet ini juga dapat
meminimalisasi terjadinya kontaminasi silang.