Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL FARMASI FISIKA I BAB V

SUSPENSI DAN EMULSI

DOSEN PENGAMPU:
Eric Kurnia Abdillah, S.Farm., M.Farm.

DISUSUN OLEH :
Nyoman Triana Sari (20089016017)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
2021
SUSPENSI

 Pengetahuan mengenai Bentuk sediaan obat  sangat diperlukan terutama untuk masyarakat yang
sering melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Salah satu sediaan yang banyak beredar
dipasaran adalah suspensi.  Biasanya sediaan suspensi banyak digunakan untuk obat golongan
analgetik-antipiretik, antibiotik dan obat obat lambung. Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah
untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar tepat dalam cara penggunaan obat terutama
dalam penyimpanan dan terutama dapat membedakan sediaan yang rusak dan atau masih dapat
dipakai. Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawanya. Jenis produk ini umumnya campuran
serbuk yang mengandung obat dan bahan pensuspensi dan maupun pendispersi, yang dengan
melarutkan dan pengocokan menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan. Beberapa
jenis suspensi ada yang  sudah tersedia dalam bentuk siap pakai. Obat seperti ini tidak stabil untuk
disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya cairan pembawa air (sebagai contoh obat-obat
golongan antibiotik). Selain suspensi yang siap pakai ada jenis suspensi yang dimaksudkan serbuk
kering untuk disuspensikan dalam cairan pembawanya oleh pasien itu sendiri. Suspensi merupakan
bentuk sediaan cair yang banyak disukai daripada bentuk padat (tablet dan kapsul dari obat yang
sama). Selain itu absorbsi dan bioavabilitas suspensi lebih baik. Sediaan sangat cocok untuk pasien
anak anak, karena suspensi memiliki warna dan rasa yang lebih menarik.

Alasan dalam pembuatan sediaan suspensi oral salah satunya adalah karena sifat dari beberapa
obat tertentu yang tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Namun
ada beberapa kekurangan sediaan suspensi jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali
sehingga homogenitasnya akan buruk. Selain itu aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit
untuk dituang, maka dari itu harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan. Pada saat penyimpan
juga kemungkina perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur
pada tempat penyimpanan. Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan
suatu suspensi yang baik. Disamping khasiat terapeutik, peranan seorang ahli farmasi adalah untuk
membuat sediaan suspensi menjadi lebih stabil dari sifat fisikokimia komponen formulasinya,
satbilitas penyimpanan dan estetika dari sediaan agar lebih menarik tampilannya. Sifat sifat yang
diinginkan dalam bentuk sediaan suatu suspensi adalah mengendap secara lambat dan harus
terdispersi (homogen) kembali ketika dikocok kembali.

Ada 3 Macam Sediaan Suspensi yaitu: Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral. Suspensi tetes telinga adalah  sediaan cair yang
mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril. Ada beberapa hal yang
dapat merusak stabilitas dari suatu sediaan suspensi. Oleh karena itu harus diperhatikan sekali
beberapa hal yang dapat merusak stabilitas suspensi, diantaranya:   Disimpan di kotak obat, Hindari
kontak langsung dengan matahari, Jauhkan dari jangkauan anak anak, Kocok dahulu sebelum
dituangkan

Stabilitas suspensi perlu dijaga untuk memperlambat penimbunan partikel. Salah satu problem
yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel
serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga
stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah: Ukuran partikel,
semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan. Dengan ukuran partikel yang
kecil maka daya tekan keatas cairan  akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.
Kekentalan (viscositas), kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran suspensi,
dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dikocok dan dituang. Jumlah partikel (konsentrasi), apabila didalam suatu ruangan
berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas
karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya
endapan.

Stabilitas fisik suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi  dan tetap terdistribusi  merata.
Bila partikel mengendap  mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk
membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.

Untuk mengetahui sediaan yang mengalami kerusakan maupun sediaan yang stabil pada
umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara pengujian tertentu ataupun
pengamatan secara visual. Kerusakan pada sediaan suspensi bisa dilihat dari perubahan
organoleptik (rasa, bau, dan warna) juga terlihat ketika ada perubahan suhu maka terjadi
pertumbuhan Kristal pada sediaan suspensi dan juga memperlambat penimbunan partikel
(memperkecil laju endap zat terdispersi) serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.

Peranan apoteker sebagai ahli farmasi terhadap stabilitas suatu sediaan obat sangatlah penting,
baik obat-obatan yang bentuk padat hingga sediaan yang berbentuk cair. Dilihat dari tingkat
ketidakstabilan senyawa obat, sediaan cair merupakan sediaan yang cenderung tidak stabil dan lebih
mudah mengalami ketidakstabilan fisik maupun kimia. Dalam pembuatan sediaan suspensi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang farmasis untuk menjaga kestabilan sediaan yang
dibuat yaitu suspensi harus tetap homogen pada suatu perioda, paling tidak pada perioda antara
pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki, suspensi harus kental untuk mengurangi
kecepatan pengendapan partikel yang terdispersi, viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga tidak
menyulitkan pada saat penuangan dari wadah, partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga
memberikan penampilan hasil jadi yang baik dan tidak kasar.

Disarankan untuk para konsumen untuk memperhatikan cara penggunaan dan penyimpanan obat.
Untuk sediaan suspensi dilakukan pengocokan terlebih dahulu agar sediaan homogen. Untuk
penyimpanan sediaan suspensi disimpan pada tempat yang kering dan tidak terpapar cahaya matahari
secara langsung. Sebelum mengkonsumsi obat, pasien harus melihat kondisi obat terlebih dahulu
dengan melakukan pengecekan secara visual dan memperhatikan tanggal kadaluarsa.

EMULSI

Hingga saat ini kita mengenal empat wujud benda: padat, cair, gas, dan plasma. Semua bahan
pangan berwujud padat atau cair dan biasanya merupakan campuran dari dua atau lebih bahan. Pada
artikel kali ini akan membahas salah satunya adalah emulsi.

Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang tidak larut (yang tidak bercampur). Cairan yang
dalam jumlah lebih besar adalah dispersan dan cairan yang dalam jumlah lebih sedikit adalah
terdispersi, didistribusikan dalam tetesan yang sangat kecil yang tersebar dalam suspensi.Katakanlah
ada segelas air. Ke dalam air itu ditambahkan beberapa tetes minyak goreng.  Jika campuran itu
diaduk dengan sangat cepat, misalkan dengan mixer, maka minyak akan berukuran kecil dan
menyebar di seluruh bagian air. Itulah emulsi. Emulsi minyak dalam air, tepatnya. Akan tetapi,
apabila dibiarkan beberapa saat, butiran minyak akan bergabung kembali dan akhirnya benar-benar
terpisah dari air. Artinya, emulsi adalah sebuah sistem yang cenderung tidak stabil.

Lantas, bagaimana cara agar emulsi stabil? Diperlukan bahan ketiga yang kita kenal dengan nama
emulsifier atau pengemulsi. Pengemulsi ini memiliki dua 'tangan', tangan yang satu dapat
bergandengan dengan air, sedangkan tangan yang lain bergandengan dengan minyak. 

Ketika diaduk, minyak akan menjadi butiran-butiran kecil yang menyebar di seluruh bagian air,
dan bahan pengemulsi akan berada di antara minyak dan air. Hasilnya, butiran minyak tidak akan
saling bergabung membentuk butiran yang lebih besar. Emulsi jadi stabil. Sabun adalah salah satu
contoh bahan yang bekerja sebagai pengemulsi. Oleh karenanya, kita dapat membersihkan sisa
minyak pada piring dengan memuaskan.

Susu adalah emulsi minyak dalam air yang cukup stabil. Butiran lemak susu yang tersebar di
dalam air dipagari oleh kasein -- protein susu -- yang bekerja sebagai bahan pengemulsi. Bahan lain
yang dapat berperan sebagai bahan pengemulsi adalah kuning telur. Di dalam kuning telur terdapat
lesitin yang memiliki dua 'tangan' seperti sabun atau kasein. Kuning telur misalnya kita gunakan
untuk menstabilkan sistem emulsi pada mayonnaise.

Selain pada kuning telur, lesitin juga terdapat di dalam kedelai. Agak unik juga, karena asal kata
lesitin adalah lekithos dalam Bahasa Yunani yang berarti kuning telur. Lesitin banyak digunakan
untuk menstabilkan sistem emulsi pada produk pangan seperti es krim. Selain lesitin, ada banyak lagi
jenis bahan pengemulsi yang masing-masing memiliki kinerja yang berbeda-beda.

Kalau ada emulsi minyak dalam air, maka tentu ada pula emulsi air dalam minyak. Dalam emulsi
jenis ini butiran air menyebar di dalam minyak. Contohnya adalah mentega, margarin atau selai
kacang.

Cara lain untuk mempertahankan sistem emulsi adalah dengan membuat sistem menjadi cukup
kental sehingga fase dispersi susah bergabung satu sama lain. Di antaranya adalah dengan
menambahkan bahan pengental yang biasanya berasal dari keluarga karbohidrat, misalkan karagenan
dan gum guar.

Bagaimana cara membedakan emulsi air dalam minyak dengan emulsi minyak dalam air? Ada
cara yang relative mudah. Campurkan emulsi tersebut ke dalam air, kalau mudah bergabung menjadi
satu atau homogen, maka itulah emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, maka itulah emulsi air dalam
minyak. Cobalah tuang susu ke dalam air dan bandingkan dengan menuangkan margarin ke dalam air.

Anda mungkin juga menyukai