Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

MODUL 3

PEMBUATAN SEDIAAN INFUS AMONIUM KLORIDA 0,5%

Disusun Oleh :

Ananda Putri Septiana (20012022)

Tanggal Praktikum : 27 Mei 2023

Program S1 Farmasi Reguler Khusus

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum


Pembuatan sediaan injeksi salbutamol sulfat 0,5%

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat menguasai pembuatan infus ammonium klorida 0,5%

1.3 Dasar Teori


Sediaan parental (menurut British Pharmacopoea 2009 Volume III dalam
Parental Preparation, hal. 1) merupakan sediaan steril yang dimaksudkan untuk
pemberian secara injeksi, infus atau implan pada tubuh manusia atau hewan.

Karakteristik sediaan parental yang penting diperhatikan ad alah :


a. Aman secara toksilogi. Perlu diperhatikan banyak aditif yang potensial dalam
formulasi sediaan tidak cukup aman untuk pemberiaan obat secara injeksi.
b. Steril, bebas dari koantaminasi mikroorganisme, baik bentuk vegetative, spora,
patogen maupun nonpatogen.
c. Bebas dari kontaminasi pirogenik (termasuk edotoksin).
d. Bebas dari patikel partikulat asing.
e. Stabil, tidak hanya secara fisika dan kimia tetapi juga secara mikrobiologi.
f. Kompatible jika dicampur dengan sediaan parental lain yang akan diberikan secara
intravena (intravenous admixture). (Agoes, 2009)

Infus (menurut British Pharmacopoea 2009 Volume III dalam Parental


Preparation, hal. 4) adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi menggunakan air
sebagai pelarut. Biasanya dibuat isotonis terhadap darah, pada prinsipnya ditunjukkan
untuk pemberian volume besar. Infus tidak mengandung zat tambahan pengawet
Syarat infus intravenous (menurut Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 12)
1. Bebas pirogen
2. Isotonus terhadap darah
3. Jika dibuat emulsi dibuat dengan air sebagai fase luar dan diameter fase dalam
tidak lebih dari mikro meter. Setelah dikocok harus homogen dan tidak
menunjukkan pemisahan fase
4. Jika tidak dinyatakan lain tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat
dapar
5. Volume netto. Pindahkan isi wadah ke dalam tabung ukur bersih dan kering.
Volume terukur tidak kurang dari nilai normal
6. Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal

Amonium klorida (menurut menurut British Pharmacopoea 2009 Volume I dan


II hal. 341) digunakan untuk pengasaman urin dan untuk memperbaiki alkalosis
metabolik.
BAB II

METODE KERJA

2.1 Formulasi Dasar

2.2 Preformulasi Zat Aktif

Pemerian Tidak berwarna, tidak berbau, kristal atau massa kristal,


berwarna putih, bubuk granul, rasa asin, bersifat
higroskopis.
Kelarutan Larut0 dalam air, asam klorida dan natrium klorida juga
larut dalam gliserin, sedikit larut dalam methanol, etanol.
Hampir tidak larut dalam aseton, eter dan etil asetat.
Stabilitas
▪ Panas Pada suhu 358°C terurai seluruhnya membentuk ammonia
dan asam klirida.
▪ Hidrolisis/Oksidasi pH = 4,6 – 6,0

▪ Cahaya Tahan terhadap paparan Cahaya.


Cara Sterilisasi sediaan Autoklap 121°C selama 15 menit
Penyimpanan Pada wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
2.3 Perhitungan Tonisitas / Osmolaritas dan Dapar
1. Tonisitas
Metode : Ekivalensi
Perhitungan :
▪ Ekivalensi Amonium klorida = 1,1 ( FI IV hlm 1215)
0,5
× 1,1 = 0,55%
100

▪ Ekivalensi Na2EDTA = 0,48 (FI IV hlm 1215)


0,2
× 0,48 = 0,096%
100

▪ Total Tonisitas sediaan = 0,55% + 0,096% = 0,646%


▪ Kesimpulan = Hipotonis
Jumlah NaCl yang ditambahkan supaya sediaan Isotonis
= (0,9 – 0,646) % = 0,254% → 0,254 gram dalam 100ml
0,254
1 gr dextrose setara engan 0,16 NaCl maka × 1𝑔𝑟 = 1,5875
0,16

2.4 Pendekatan Formula


NO. BAHAN JUMLAH FUNGSI
1 Amonium Klorida 0,5 % Zat aktif
2 Dextrosa 1,5875 % Pengisotonis
3 Dinatrium EDTA 0,2 % Penstabil NH4Cl
4 Karbon Aktif 0,1 % Depirogenasi
5 NaOH qs Pengendali pH
6 HCl qs Pengendali pH
7 Aqua P.I Add 600 ml Pelarut

2.5 Penimbangan
Amonium Klorida = 0,05% ×600 = 3 gram
Dextrosa = 1,5875 % × 600 = 9,525 gram
Dinatrium EDTA = 0,2 % × 600 = 1,2 gram
Karbon Aktif = 0,1% × 600 = 0,6 gram
NaOH = qs
HCl = qs
Aqua P.I = add 600 ml

2.6 Prosedur Kerja


1. Sterilkan semua alat yang akan digunakan
2. Timbang semua bahan yang sudah dihitung hasilnya
3. Masukkan NH4Cl dalam gelas piala lalu tambahkan aqua pro injeksi (M1)
4. Masukkan Dextrose ke dalam gelas piala lalu tambahkan aqua p.i (M2)
5. Masukkan Dinatrium EDTA ke dalam gelas piala lalu tambahkan aqua p.i (M3)
6. Campurkan larutan M1, M2 dan M3 Lalu cek pH
7. Add sampai 600ml
8. Sterilkan pada autoklav dengan suhu 121°C selama 15 menit
9. Evaluasi
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
No. Evaluasi Syarat Hasil Keterangan
1 Uji Warna harus sesuai Warna
Organoleptis sediaan infus larutan
bening
(Memenuhi
syarat)

2 Penetapan pH Harga pH dilihat pH : 6


dari yang tertera (Memenuhi
pada syarat)
potensiometer.
pH : 5,0 – 7,0

3 Uji Membandingkan Larutan


Kejernihan kejernihan larutan injeksi
dengan larutan jernih
ammonium klorida (Memenuhi
dengan penerangan syarat)
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan sediaan infus ammonium klorida 0,5%
dengan zat aktif ammonium klorida, yang memiliki kelarutan mudah larut dalam air,
gliserin dan dalam air mendidih sedikit larut dalam etanol.
Amonium klorida mempunyai efek farmakologi sebagai pengasam urin dan
memperbaiki alkalosis metabolic, pembuatan sediaan ini menggunakan Teknik sterilisasi
akhir dikarenakan zat aktif tahan terhadap pemanasan.
Dalam praktikum ini alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih
dahulu, bahan yang tahan panas dan bukan untuk mengukur disterilisasikam menggunakan
metode sterilisasi panas kering dengan menggunakan alat oven pada suhu 160ºC. Alat yang
tidak tahan panas atau alat yang digunakan untuk mengukur disterilisasikan menggunakan
metode panas basah dengan autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit.
.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jenis sterilisasi yang digunakan dalam pembuatan infus ammonium klorida 0,5%
adalah sterilisasi akhir dari evaluasi didapatkan bahwa sediaan ammonium klorida
0,5% adalah memen uhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI,


Jakarta.

Agoes, Goeswin. 2009. Sediaa Farmasi Steril. ITB, Bandung.

Anonim, 2009. Britist Farmakopea. London.

Anonim. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th Edition.


Pharmaceutical Press, London.

Anda mungkin juga menyukai