Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI

SEDIAAN STERIL
LARUTAN ELEKTROLIT
Rabu, 6 Oktober 2021

DOSEN PEMBIMBING :
Ariyanti, M. Sc., Apt

DI SUSUN OLEH :

Nurul fitriyah
(SK.519031)
Semester V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL


PRODI S1 FARMASI
TAHUN 2021/2022
Jl. Laut No.31, Ngilir Kec. Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah 51311
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

I. Tujuan

Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu


mengimplementasikan teori, konsep, dan prinsip formulasi sediaan steril.

II. Dasar Teori

Larutan injeksi dan infus (intravena, subkutan, intramuskular) dan


larutan bahan obat yang ditetapkan penggunaannya pada mata, sebaiknya
memiliki sifat yang dapat diterima dengan baik, yang jika dibandingkan
dengan cairan darah, cairan jaringan atau cairan air mata harus sesuai
yakni diisotonisasikan, artinya turunnya titik beku terhadap air muni
dibuat sama (Voight, R, 1971).

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit (Anonim, 1979).

Miliekivalen adalah satuan kimia yang digunakan hamir secara khusus


di Amerika Serikat untuk menyatakan konsentrasi elektrolit dalam larutan.
Bobot miliekivalen suatu zat dapat ditentukan dengan membagi bobot
molekulnya dengan valensinya. Bobot miliekivalen ini kemudian dapat
digunakan dapat digunakan sebagai knversi antara milligram dan
miliekivalen sebagai berikut:

mEq X bobot molekul


Mg = valensi

mg x valensi
mEq =bobot molekul

(Ansel, Howard C, 1989)

Berikut adalah tanda-tanda dan gejala-gejala yang digunakan untuk


menentukan keseimbangan cairan: haus, turgor kulit, denyut nadi,
perubahan berat badan, daftar cairan masuk dan cairan keluar, osmolitas
serum, volume urine, tekanan vena juguler dan tekanan vena sentral
(Anonim, 2003).

2
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

III. Alat dan Bahan


A. Larutan Ringer Laktat
Alat:
- Penangas air
- Glassware
- Botol bening
- Timbangan

Bahan:

- Natrium laktat
- NaCl
- KCl
- CaCl2.2H2O
- Aqua p.i
- Karbo adsorben
- HCl 0,1 N – NaOH 0,1 N
B. Larutan NaCl
Alat:
- Penangas air
- Glassware
- Botol bening
- Timbangan

Bahan:

- NaCl
- Karbon adsorben
IV. Formula
A. Larutan Ringer Laktat
R/ Natrium laktat 0,31%
NaCl 0,6%
KCl 0,03%
CaCl2.2H2O 0,01%
Aqua p.i ad 500 mL

3
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

B. Larutan NaCl
R/NaCl
0,9%
Aqua p.i ad
500 mL

V. Cara Kerja
A. Larutan Ringer Laktat
1. Dicek apakah larutan isotonis atau tidak isotonis
2. Didihkan aquadest
3. Dilarutkan semua bahan ke dalam aquadest panas
4. Dicek pH larutan antara 5-7, jika kurang asam ditambahkan
HCl 0,1 N sedangkan bila kurang basa ditambahkan NaOH 0,1
N
5. Ditambahkan sisa aquadestnya
6. Digojok larutan dengan karbo adsorben 0,1% didiamkan,
kemudian disaring hingga jernih
7. Masukkan larutan kedalam wadah yang sesuai dengan tutup
8. Disterilkan dengan uap mengalir (dikukus) dengan suhu 100°C
selama 30 menit
9. Diperiksa larutan terhadap: pH, kebocoran, partikel asing,
kejernihan
10. Beri etiket
B. Larutan NaCl
1. Semua bahan ditimbang
2. Lerutkan NaCl kedalam labu Erlenmeyer
3. Dicek pH larutan 6-7
4. Ditambahkan sisa aquadestnya
5. Digojok larutan dengan karbo adsorben 0,1% didiamkan,
kemudian daring hingga jernih
6. Masukkan larutan kedalam wadah yang sesuai dengan tutup
7. Disterilkan dengan uap mengalir (dikukus) dengan suhu 100°C
selama 30 menit
8. Diperiksa larutan terhadap: pH, kebocoran, partikel asing,
kejernihan
9. Beri etiket

4
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

VI. Penimbangan Bahan


No Nama Bahan Perhitungan Jumlah
1 Formula 1
0,31
Natrium laktat 0,31% x 500 = 1,55 gr 1,55 gr
100
0,6
NaCl 0,6% x 500 = 3 gr 3 gr
100
0,03
KCl 0,03% x 500 = 0,15 gr 0,15 gr
100
0,01
CaCl2.2H2O 0,01% x 500 = 0,05 gr 0,05 gr
100
Aqua p.i 500 – (1,55 + 3 + 0,15 425,25 ml
+ 0,05) = 425,25 ml

2 Formula 2
0,8
NaCl 0,8% x 500 = 4 gr 4 gr
100
Aqua p.i 500 – 4 = 496 ml 496 ml

VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan uji pembuatan larutan elektrolit,


diantaranya yaitu larutan ringer laktat dan larutan NaCl. Sediaan infus
(intravenous fluids infusion) merupakan sediaan obat yang diberikan
melalui pembuluh vena untu menggangtikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh (Nuryanto et al, 2015).

Spesifikasi produk sediaan steril atau infus menurut Farmakope edisi


ke V (2014), antara lain harus memenuhi syarat uji sterilitas, uji
pirogenitas dengan pengujian endotoksin, pemeriksaan visual, uji
keseragaman volume, tingkat keasaman atau nilai pH 6-7, uji bahan
partikulat, penetapan kadar logam, penetapan kadar kemurnian pada suatu
sediaan infus tersebut, serta pemeriksaan kesesuaian etiket.

Infus elektrolit merupakan larutan steril atau larutan lewat jenuh dalam
air untuk injeksi (Badan POM, 2014). Menurut Marhani (2016), infus

5
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

elektrolit merupakan larutan yang dapat memenuhi kebutuhan cairan dasar


dan elektrolit praoperasi, saat operasi dan pasca operasi. Infus elektrolit
memiliki farmakologi untuk memberikan elektrolit lengkap agar
memenuhi keadaan dehidrasi hipotonis (kehilangan cairan intraseluler).

Ringer Laktat merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat


diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. Ringer laktat
banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok
hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam
larutan Ringer Laktat akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat
yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolic.
Kalium yang terdapat di dalam Ringer Laktat tidak cukup untuk
pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisist kalium. Larutan
Ringer Laktat tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai
sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk
mencegah terjadinya ketosis.

Untuk infus NaCl yang beredar di pasaran yaitu infus NaCl 0,9%.
Infus NaCl 0,9% (normal saline) dapat dipakai sebagai cairan resusitasi
(replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang rendah,
dimana Ringer Laktat tidak cocok untuk digunakan (seperti alkalosis,
retensi kalium). NaCl 0,9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma
kepala, sebagai pengencer sel darah merah sebelum transfusi. Cairan ini
memiliki beberapa kekurangan, yaitu tidak mengandung HCO3-, tidak
mengandung K+, dapat menimbulkan asidosis hiperkloremik, asidosis
dilusional, dan hipernatremi.

VIII. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:

 Sediaan infus (intravenous fluids infusion) merupakan sediaan obat


yang diberikan melalui pembuluh vena untu menggantikan kehilangan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

6
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

 Infus elektrolit merupakan larutan steril atau larutan lewat jenuh dalam
air untuk injeksi yang berfungsi untuk memberikan elektrolit lengkap
agar memenuhi keadaan dehidrasi hipotonis (kehilangan cairan
intraseluler).
 Infus Ringer Laktat banyak digunakan sebagai replacement therapy,
antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar,
sedangkan infus NaCl 0,9% dapat dipakai sebagai cairan resusitasi
(replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang
rendah, dimana Ringer Laktat tidak cocok untuk digunakan (seperti
alkalosis, retensi kalium).

IX. Daftar Pustaka


P Rudi, M, M. (2006). “Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat
Dibandingkan NaCl 0,9% Terhadap Keseimbangan Asam-Basa
Pada Pasien Section Caesarian Dengan Anestesi Regional”. Tesis.
Universitas Diponegoro: Semarang
Sugiharta, S. (2020). Analisis Kadar Natrium Dan Kalium Pada Sediaan
Infus Elektrolit Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA). Jurnal Inkofar, 1(2), 21-29.

7
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

Lampiran

1. Proses Pembuatan Larutan Elektrolit Di Dalam Ruangan LAF

8
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

2. Pengujian pH

3. Pemasukan Larutan Kedalam Kemasan

9
Praktikum Ke-2 Rabu, 6 Oktober 2021

4. Produk Jadi

10

Anda mungkin juga menyukai