Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Kelompok : C-4
FAKULTAS FARMASI
LARUTAN ELEKTROLIT
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menjelaskan cara membuat larutan Ringer Laktat
2. Menghitung dan mengatur tonisitas larutan Ringer Laktat
3. Melakukan sterilisasi sediaan Ringer Laktat
4. Melakukan uji sterilitas dan pirogen terhadap sediaan Ringer Laktat
5. Melakukan uji kebocoran botol infus
6. Melakukan uji kejernihan, warna, dan deteksi keberadaan partikel
dalam sediaan Ringer Laktat
7. Melakukan uji keseragaman volume sediaan Ringer Laktat
Alat Bahan
2. Multiple Elektrolit
Alat Bahan
Formula awal :
R/ Natrium laktat 0,31 (BM 112,02)
NaCl 0,6 (BM 58,44)
KCl 0,03 (BM 74,55)
CaCl2.2H2O 0,01 (BM 219,08)
Aqua p.i. ad 100 mL
(Hipotonis)
Penambahan NaCl
(Hipotonis)
Penambahan NaCl
V. CARA KERJA SKEMATIS
Dicek pH larutan antara 5-7, jika kurang asam ditambahkan HCl 0,1 N
sedangkan bila kurang basa ditambahkan NaOH 0,1 N
Dimasukkan larutan ke dalam wadah yang sesuai dengan tutup, ditutup rapat
dan ditali
Diperiksa larutan terhadap pH, kebocoran, partikel asing, dan kejernihan serta
dilakukan uji volume terpindahkan
Diberi etiket
Multiple Elektrolit
Dicek apakah larutan isotonis/tidak isotonis
Dicek pH larutan antara 5-7, jika kurang asam ditambahkan HCl 0,1 N
sedangkan bila kurang basa ditambahkan NaOH 0,1 N
Diberi etiket
VI. PEMBAHASAN CARA KERJA
Pada praktikum ini membuat sediaan larutan elektrolit yaitu larutan
ringer laktat dan multiple elektrolit. Larutan elektrolit digunakan sebagai
penambah cairan tubuh, pengganti ion-ion tubuh yang hilang, dan terapi
pemeliharaan pasien pasca operasi. Larutan ringer laktat digunakan untuk
mengatasi kondisi kekurangan darah atau keadaan yang mendesak,
karena pada larutan tersebut mengandung KCl-CaCl2.6H2O disamping
NaCl.
Sebelum dilakukan percobaan, terlebih dahulu menghitung
tonisitas larutan sehingga dapat diketahui apakah larutan tersebut sudah
isotonis atau masih dalam keadaan hipotonis atau hipertonis. Larutan
dinyatakan isotonis apabila hasil perhitungan tonisitas sama dengan 0,28.
Isotonis merupakan keadaan larutan memiliki tekanan osmosis yang
sama dengan tekanan osmosis dalam cairan tubuh. Apabila keadaan
isotonis, diharapkan larutan yang diinjeksikan tidak akan menimbulkan
rasa sakit, sedangkan larutan hipotonis akan menimbulkan sel tubuh
pecah atau lisis karena tekanan di luar sel lebih rendah, maka cairan
dalam sel akan menggembung dan pecah, dimana tekanan osmosis
merupakan tekanan dari konsentrasi rendah ke tinggi. Sebaliknya pada
larutan hipertonis akan mengakibatkan keadaan di luar sel lebih tinggi
dibanding di dalam sel sehingga keadaan sel mengkerut. Keadaan
hipotonis lebih berbahaya dibanding keadaan hipertonis karena larutan
hipotonis bersifat irreversible (sel sudah pecah) sedangkan larutan
hipertonis bersifat reversible (sel dapat kembali normal).
Larutan ringer laktat dan multiple elektrolit disterilisasi dengan
cara dikukus pada suhu 1000C selama 30 menit. Sterilisasi adalah proses
untuk membuat sedian menjadi steril, bebas dari mikroba hidup, baik
yang patogen maupun non patogen. Pengecekan pH pada range 5-7 agar
larutan yang digunakan sebagai sediaan injeksi memiliki pH yang sama
dengan pH darah. Karbo absorben dipanaskan bertujuan untuk
pengaktifan dalam penyerapan karbon serta menghilangkan pirogen dan
partikel-partikel atau pengotor yang mungkin ada dalam larutan. Pirogen
merupakan senyawa kompleks polisakarida yang dapat menimbulkan
demam dan bersifat termostabil, namun jika terlalu banyak dapat
menimbulkan kematian.
Setelah larutan disterilkan pada larutan ringer laktat dan multiple
elektrolit dilakukan pemeriksaan pH, kebocoran, partikel asing, dan
kejernihan. Untuk uji kejernihan dan partikel asing, dilihat masing-
masing flakon dari larutan ringer laktat serta multiple elektrolit dengan
latar belakang kertas hitam. Hasil percobaan dari larutan ringer laktat dan
multiple elektrolit tidak mengandung partikel asing dan tetap jernih. Hal
ini menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut steril dan layak untuk
digunakan untuk pasien. Apabila didasar larutan terdapat partikel asing,
dapat diindikasikan bahwa dalam larutan terdapat pirogen yang dapat
membahayakan pasien. Pada pengukuran pH menggunakan pH stick
dimasukkan dalam larutan ringer laktat dan multiple elektrolit, kedua
larutan memiliki pH 7 sehingga sama dengan pH darah. Dalam uji
kebocoran, tidak ada flakon yang bocor ditandai dengan warna larutan
tetap jernih ketika flakon dalam posisi terbalik dimasukkan kedalam
larutan metilen blue. Apabila terjadi kebocoran maka larutan didalam
flakon berubah warna menjadi biru.
VII. HASIL DAN PERHITUNGAN
A. Penimbangan Bahan
Larutan Ringer Laktat
NaCl 0,6 g
KCl 0,03 g
CaCl2.2H2O 0,01 g
NaCl 0,52 g
KCl 0,03 g
Na Gluconate -
B. Perhitungan Tonisitas
Larutan Ringer Laktat
Larut
Larutan Multiple Electrolit
C. Cara Sterilisasi
Sterilisasi
D. Hasil Uji pH dengan uap mengalir (dikukus) 100 0C selama 30 menit.
RL ME Keterangan
pH awal pH akhir pH awal pH akhir
Vial 1 5 6 6 6 Memenuhi
Vial 2 5 6 6 6 Memenuhi
Vial 3 5 6 6 6 Memenuhi
E. Hasil Uji Kebocoran
RL ME Keterangan
Vial 1 - - Memenuhi
Vial 2 - - Memenuhi
Vial 3 - - Memenuhi
RL ME Keterangan
Vial 1 - - Memenuhi
Vial 2 - - Memenuhi
Vial 3 - - Memenuhi
F. Hasil Uji Partikel Asing
Vial 1
Vial 2
Vial 3
Vial 4
Vial 5
VIII. PEMBAHASAN
Pada pembuatan sediaan steril ini dikemas dalam bentuk vial yang
mengandung larutan steril Ringer Laktat. Larutan Ringer Laktat
digunakan secara intravena untuk memperbaiki kandungan elektrolit
didalam tubuh. Infuse merupakan sediaan larutan yang disterilkan dan
biasanya dikemas dalam dalam volume 0,5 1L. Larutan ini biasa
diberikan setelah terjadi shock, kehilangn cairan badan karena dehidrasi
(muntah, diare, kondisi pasca operasi ) dan kelaparan. Infus sebagai
sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan antara lain steril, dan
bebas dari partikel asing, bebas pirogen, stabil, tonisitas, jernih dan
mempunyai pH yang sesuai. Formula yang digunakan dalam membuat
infus ringer laktat adalah natrium laktat, NaCl, KCl, CaCl2. 2H2O dan
aqua p.i. Setiap komponen mempunyai kelebihan masing-masing untuk
menghasilkan larutan elektrolit. Pada formula ini natrium laktat berfungsi
sebagai menyumbangkan ion natrium, untuk terapi asidosis yaitu
kelebihan asam dalam darah dimana akan mengakibatkan nekrosis
jaringan. Kalium klorida berfungsi sebagai pompa untuk ion Na dan K,
dan dapat meningkatkan kontraksi otot jantung. Natrium Klorida
berfungsi sebagai elektrolit yang dapat membuat larutan menjai isotonis.
Calsium Klorida berfungsi sebagai defisiensi ion kalsium.
Pada uji kebocoran bertujuan untuk diketahui tidak ada ampul yang
bocor, kebocoran ditandai dengan adanya warna biru di dalam ampul
menggunakan zat warna methylen blue. Uji kebocoran ini dilakukan
untuk memastikan bahwa vial yang digunakan benar-benar baik sehingga
dosis yang didapatkan sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu
adanya kebocoran dapat menyebabkan partikel asing masuk, partikel ini
dapat berupa mikroorganisme atau pirogen, yang menandakan bahwa
larutan tersebut tidak lagi steril. Dapat berpengaruh juga pada
distribusinya atau penanganan sediaan tersebut selain terkait dengan
dosis dan volumenya. dari hasil uji kebocoran larutan yang dihasilkan
memenuhi. Hasil yang diperoleh dari uji pH ringer laktat adalah pH awal
dan pH akhir adalah 6. Nilai tersebut sudah memenuhi syarat (rentang pH
5-7), sehingga tidak diperlukan penambahan HCl maupun NaOH.
Sedangkan hasil uji pH multiple elektrolit adalah pH awal 6 dan pH akhir
6. pH awal memenuhi syarat sehingga tidak perlu dilakukan
penambahan HCl 0,1 N menetralkan pH ke rentang normal. pH akhir
yang didapat adalah 6 (memenuhi syarat). Pengecekan pH bertujuan agar
pH larutan sama atau mendekati dengan pH cairan tubuh sebab beberapa
senyawa obat tidak selalu stabil pada pH fisiologis.