LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
MODUL IV
INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%
Disusun Oleh :
Nama : Eldesi Medisa Ilmawati
NIM : K 100 110 038
Kelompok : B4
Tanggal Praktikum : 18 November 2013
Korektor : Herlisa Ajmiati
MODUL IV
INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep, dan prinsip formulasi sediaan steril.
IV. FORMULA
R/ Theophylin 2,0 g
Etilendiamin 0,55 g
Aqua p.i ad 100 mL
V. CARA KERJA
Hasil Evaluasi
No. Evaluasi Hasil Keterangan
1. Uji pH 9 10 Memasuki range
2. Uji kebocoran Tidak bocor + + + ampul
3. Uji bebas partikel asing Jernih semua + + + + + ampul
Keterangan: semua uji/control kualitas sesuai teori dan layak digunakan yaitu pH yang
memasuki range, tidak bocor, dan semua larutan di dalam ampul jernih.
VIII. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini yakni injeksi Aminophylin, dimana yang dimaksud injeksi
adalah suatu sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
disuspensikan atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi dilakukan
dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah
pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam dosis tunggal atau wadah dosis
ganda (Anonim, 1979).
Perhitungan tonisitas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan bersifat isotonis,
hipertonis atau hipotonis. Isotonis adalah suatu keadaan dimana tekanan osmose larutan obat
yang sama dengan tekanan osmose tunuh kita (darah, air mata). Sedang hipotonis adalah
keadaan dimana tekanan osmostis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan tubuh.
Hipertonis adalah tekanan osmotis larutan obat lebih dari tekanan osmotis cairan tubuh.
Tekanan osmotik diartikan sebagai gaya yang dapat menyebabkan air atau bahan pelarut
lainnya melintas masuk melewati membran semipermeable ke dalam larutan pekat. Dari hasil
perhitungan didapatkan tonisitas larutan adalah 0,257 < 0,28, artinya larutan tersebut
hipotonis, yang dapat menyebabkan cairan dari luar sel masuk ke dalam sel menyebabkan
menggelembung dan pecah, dan ini bersifat irreversible dan berbahaya. Sel yang pecah akan
ikut dalam aliran darah dan terjadi penyumbatan pembuluh darah. Cara mengisotoniskan
larutan berdasarkan atas perhitungan turunnya titik beku dan penyeimbangan tekanan
osmotik larutan terhadap cairan osmotik. Untuk mencapai keadaan isotonis, maka perlu
ditambahkan NaCl. Setelah dihitung jumlah massa yang ditambahkan sebanyak 0,736 g/L
untuk mencapai isotonis. Tonisistas merupakan keadaan cairan yang mempunyai tekanan
osmotik yang sama dengan cairan tubuh (Voight, 1995).
Injeksi aminophylin dikemas dalam wadah dosis tunggal, yakni suatu wadah kedap
udara yang mempertahankan jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian
parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak ditutup rapat kembali dengan
jaminan tetap steril. Dalam pembuatan sediaan injeksi aminophylin, diperlukan aqua bebas
CO2 untuk melarutkan theophylin. Dimana theophylin bersifat sukar larut air, tapi mudah
larut dalam air panas, mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam Amonium hidroksida
(Anonim, 1995). Jika adanya asam karbonat, maka theophylin tidak akan larut dan masih
terbentuk serbuk hablur putih. Selain itu Aminophylin akan mudah terurai. Formula lain yang
diperlukan dalam percobaan ini yakni etilendiamin yang berfungsi untuk menambah
kelarutan teofilin. Dan untuk kedua larutan ini perlu dicampur sampai benar-benar jernih,
karena bila larutan tidak jernih maka dikhawatirkan ketika obat dinjeksikan kedalam tubuh
akan terbentuk emboli dan terjadi rasa nyeri.
Pemeriksaan pH dengan menggunakan pH stik bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas injeksi aminopilin supaya tidak terjadi kristalisai, mengurangi rasa sakit dan iritasi
juga mencegah pertumbuhan bakteri, karena jika pH terlalu asam/basa sangat mudah
ditumbuhi bakteri. Untuk hasil percobaan uji kontrol kualitasnya diketahui bahwa pH sebesar
9 - 10, ini sesuai dengan pH yang diinginkan yakni antara 9,5 - 9,6.
Untuk penggunaan karbon adsorben yang telah diaktifkan dalam percobaan ini
bermaksud untuk mengikat partikel dan pyrogen dalam larutan sehingga larutan bisa jernih.
Pengaktifan karbon adsorben bertujuan agar penyerapan terhadap partikel benar-benar
maksimal. Dan larutan dimasukkan dalam ampul.
Sterilisasi pada percobaan ini dilakukan dengan sterilisasi uap dengan autoclave dan
menggunakan uap air dengan tekanan tinggi. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air
panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme
tersebut. Adanya uap air yang panas dalam sel mikroba, menimbulkan kerusakan pada
temperatur yang relatif rendah.( Ansel, 1989)
Pada uji kebocoran, diketahui tidak ada ampul yang bocor, kebocoran ditandai dengan
adanya warna biru di dalam ampul. Uji kebocoran ini dilakukan untuk memastikan bahwa
ampul yang digunakan benar-benar baik kondisinya. Jika terdapat kebocoran akan ada
kemungkinan obat untuk keluar, sehingga dosis yang didapatkan tidak sesuai dengan dosis
yang diinginkan. Selain itu adanya kebocoran dapat menyebabkan partikel asing masuk,
partikel ini dapat berupa mikroorganisme atau pirogen, yang menandakan bahwa larutan
tersebut tidak lagi steril.
Sedangkan untuk uji bebas partikel diketahui hasil yang positif tidak terdapat partikel
asing. Ini berarti larutan tersebut dapat digunakan karena tidak dikhawatirkan menimbulkan
emboli dan menyebabkan rasa nyeri. Partikel ini biasanya adalah bahan yang tidak larut dan
secara tidak langsung terdapat dalam sediaan. Adanya partikel asing dalam sediaan
menandakan bahwa larutan tersebut tidak jernih, karena adanya kontaminasi partikel asing,
sehingga bila diamati lebih teliti dalam sediaan tersebut keruh dengan partikel asing.
IX. KESIMPULAN
1. Larutan injeksi aminophyllin tersebut bersifat hipotonis yaitu 0,257 < 0,28, yang artinya
larutan tersebut memiliki tekanan osmotis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan
tubuh.
2. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa larutan injeksi layak dipakai karena memiliki pH 9
10 yang artinya memasuki range, tidak ada kebocoran ampul, dan tidak ada partikel asing
pada larutan.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. UI Press : Jakarta.
Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajari Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
http://eldesimedis.blogspot.co.id/2013/11/injeksi-aminophyllin-24-laporan-resmi.html