SEDIAAN STERIL
“PENCAMPURAN BAHAN OBAT AMINOPHYLLIN INJEKSI
DALAM LARUTAN DEKSTROSA 5% (IV. ADMIXTURES)”
I. Tujuan
2
dirawat inap umumnya mendapatkan beberapa sediaan parenteral yang
harus diberikan dalam waktu hampir bersamaan, sedangkan pasien
mempunyai keterbatasan penerimaan obat melalui suntikan vena. Tujuan
lain pelaksanaan pencampuran sediaan parenteral adalah untuk
menyediakan dan menjaga kadar obat tetap dalam darah melalui
pemberian obat secara kontinyu dengan kecepatan yang lambat dan
terkontrol (Kozier dkk., 2004).
Infus dekstrose adalah larutan steril dekstrose dalam air untuk injeksi.
Mengandung dekstrosa, C6H12O6H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Injeksi dekstrosa
tidak mengandung bahan anti-mikroba (Depkes RI, 1995)
3
III. Alat dan Bahan
Alat:
- APD (Alat Pelindung Diri)
- LAF (Laminar Air Flow)
- Alkohol swab
- Spuit 10 ml
- Alkohol
- Lap
Bahan:
- Ampul aminophilin
- Infus Dextrose 5%
Evaluasi Sediaan
4
Pengujian menggunakan pH meter, penetapan pH ini untuk
mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
Uji kejernihan (Depkes RI, 1995)
Tujuan uji ini untuk memastikan larutan terbebas dari pengotor.
Prinsip uji ini membandingkan kejernihan larutan uji dengan suspensi
padanan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi tegak lurus kea rah
bawah tabung dengan latar belakang hitam. Sesuatu cairan dikatakan
jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan,
bila diamati dibawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika
opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi padanan I. Persyaratan
untuk derajat opalesensi dinyatakan dalam suspensi padanan I, II, dan
III.
Uji sterilisasi
Cara kerja:
V. Pembahasan
5
Pencampuran sediaan parenteral memiliki beberapa kekurangan, salah
satunya adalah kemungkinan terjadinya inkompatibilitas obat yang dapat
mengganggu stabilitas dan atau efektivitas obat yang dicampurkan
(Depkes, 2009). Sepertihalnya, pencampuran sediaan parenteral untuk
pasien rawat inap di bangsal bedah saraf rumah sakit umum daerah Prof.
Dr. Margono Soekarjo 2,55% diantaranya menghasilkan inkompatibilitas
fisika yang terdeteksi secara organoleptis berupa endapan, kristal dank
abut sementara (Maharani, dkk, 2010).
VI. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa telah
dilakukannya pencampuran obat aminophylline injeksi dalam larutan
dextrose 5% (iv admixture). IV admixture atau pencampuran sediaan
parenteral adalah pencampuran dua atau lebih produk parenteral di rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan terapeutik pasien secara individual dan
pada proses pencampuran larutan infus memerlukan teknik aseptic
dispensing, karena jika pada proses pencampuran tidak steril dapat
memberikan dampak pada kesehatan seperti infeksi nosokomial
yang merupakan masalah serius di rumah sakit baik di negara maju
maupun negara berkembang.
6
VII. Daftar Pustaka