KELOMPOK : 2 SHIFT : A2
I. Latar Belakang
Sediaan steril merupakan bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral merupakan jenis sediaan yang unik di antara bentuk
sediaan obat terbagi-bagi,karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membrane mukosa ke
bagian tubuh yang paling efisien yaitu membrane kulit dan mukosa,maka sediaan ini harus
bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan toksik lainnya,serta harus memiliki tingkat
kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus
dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi,apakah kontaminasi
fisik,kimia atau mikrobiologis (Priyambodo, B. 2007).
Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian
permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Obat yang paling sering dipakai adalah larutan
dalam air, akan tetapi juga biasa dipakai suspensi, cairan bukan air dan salep mata (Ansel,
H.C,1995). Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan
dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata (
Depkes, 1979). Bahan obat diteteskan kedalam mata harus diformulasi dengan tepat dan
disiapkan dengan pemberian pertimbangan antara lain tonisitas, pH, kestabilan kekentalan dan
sterilitas (Parrot, L.E., 1971).
Struktur Kimia
Rumus Molekul C14H10C12NNO2
b. Dapar
Jenis dapar/kombinasi Fosfat
Target pH 7,4
Kapasitas dapar 0,01
Perhitungan :
BM Na2HPO4= 141,96 (garam) BM NaH2PO4= 119,98 (asam) pKa1=7,2
[ garam ]
pH = pKa + log
[basa ]
[ garam ]
7,4 = 7,2 + log
[basa ]
[ garam ]
log
[basa ] =7,4 - 7,2
[ garam ]
log
[basa ] =-0,2
[ garam ]
[basa ] = 1,585 [garam]= 1,585 A
Ka + OH -
β = 2,303 × Ctotal ×
( Ka + OH ) 2
0,01= 2,303 x C x 6,306 x 10-8 x 3,981 x 10-8 / (6,306 x 10-8 + 3,981 x 10-8)2
V. Preformulasi Eksipien
a. Aqua Pro Injeksi
Pemerian Air Steril untuk Injeksi adalah Air Murni yang disterilkan dan
dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan anti
mikroba atau bahan tambahan lainnya. Cairan jernih, tidak berwarna;
tidak berbau (Depkes,2014;57) .
Kelarutan Larut dengan sebagian besar pelarut polar(Rowe, et all, 2009;766) .
Stabilitas Air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cair, dan uap air).
Panas Air meninggalkan sistem pemurnian farmasi danmemasuki tangki
penyimpanan harus memenuhi persyaratan khusus. Targetketika
Hidrolisis merancang dan mengoperasikan sistem penyimpanan dan
distribusiuntuk menjaga agar air tidak melebihi batas yang diizinkan
Cahaya selama penyimpanan. Khususnya, sistem penyimpanan dan distribusi
harus memastikan hal ituair dilindungi terhadap kontaminasi ionik dan
organik, yangakan menyebabkan peningkatan konduktivitas dan total
karbon organik,masing-masing. Sistem juga harus dilindungi terhadap
fisikmasuknya partikel asing dan mikroorganisme sehingga mikroba
pertumbuhan dicegah atau diminimalkan(Rowe, et all, 2009;768) .
Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan
daneksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi
dalamkeberadaan air atau uap air) pada lingkungan dan tinggisuhu.Air
dapat bereaksi dengan keras dengan logam alkali dan dengan
cepatlogam alkali dan oksida mereka, seperti kalsium oksida
danmagnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk
terbentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan organik
tertentubahan dan kalsium karbida(Rowe, et all, 2009;768) .
Kesimpulan : Eksipien tidak inkompatibel dengan bahan lain
Cara sterilisasi :Sediaan tetes mata disterilisasi akhir dengan membran filter 0,22 µm dan
0,45 µm
Kemasan :Wadah tetes mata berbahan plastik
b. Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
1 Wadah tetes mata 1 Dicuci dan dilap dengan alkohol 70%
berbahan plastik
yang dilengkapi
dengan tutup dan
penetes
2 PVP 0.4 g
3 Na2HPO4 0.031g
4 NaH2PO4 0.017 g
5 NaCl 0.1529 g
X. Pembahasan
Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan jernih atau suspensi, bebas partikel
asing, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar
kelopak mata dan bola mata. Obat tetes mata yang digunakan untuk pembedahan mata, tidak
boleh mengandung pengawet karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan mata. Syarat
dari sediaan obat tetes mata yaitu steril atau bebas mikroba, jernih (bebas partikel asing,serat
dan benang), bebas dari efek mengiritasi, sediaan tetes mata sebaiknya dibuat
mendekatiisotonis agar dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak menyebabkan keluar air
mata yang dapat mencuci bahan obatnya keluar. Kelebihan sediaan tetes mata yaitu tidak
mengganggu penglihatan saat digunakan, dan tetes mata secara umum lebih stabil daripada
salep mata. Kekurangannya yaitu waktu kontak yang relatifsingkat antara obat dan
permukaan yang terabsorpsi, dan bioavailbilitas obat mata diakui buruk jika larutannya
digunakan secara topikal untuk kebanyakkan obat yang kurang dari 1-3% dari dosis yang
dimasukkan melewati kornea.
Praktikum kali ini mengenai pembuatan sediaan obat tetes mata dengan zat aktif
natrium diklofenak.Natrium diklofenakmerupakan golongan obat antiinflamasi non-steroid
yang digunakan untuk mengatasi pembengkakan atau peradangan pada mata.Adapun
eksipien yang digunakan pada formula ini adalah dapar fosfat yang terdiri dari Na2HPO4 dan
NaH2PO4, PVP dan NaCl. Benzalkonium klorida merupakan pengawet yang sering
digunakan dalam sediaan obat tetes mata, sebagai antimikroba pada sediaan. Dapar fosfat
berfungsi untuk mempertahankan pH stabilitas dari zat aktif yaitu 7,0-8,5. PVP digunakan
sebagai peningkat viskositas atau pengental sehingga memperlama kontak sediaan obat
dengan jaringan mata agar lebih banyak zat aktif yang terabsorpsi. NaCl digunakan sebagai
bahan pengisotonis karena mempunyai tekanan osmosis yang sebanding dengan larutan NaCl
0,9%. Sediaan tetes mata akan disterilisasi akhir dengan metode filtrasi dan dibuat pada
grade A. Hasil dari perhitungan tonisitas menunjukkan pada formula ini bersifat hipotonis,
sehingga perlu penambahanagen pengisotonis , agar tekanan osmolaritas sediaan sama
dengan tekanan osmolaritas cairan tubuh dan pengisotonis yang digunakan adalah NaCl.
Pembuatan sediaan tetes mata dimulai dari langkah pertama yang dilakukan yaitu
sterilisasi alat yang terdiri dari batang pengaduk, gelas beaker 250 ml, sendok stainless,
erlenmeyer 100 ml, corong kaca, gelas arloji,gelas ukur 25 ml dengan metode panas basah
(autoklaf). Alat yang digunakan dibungkus dengan kertas merang, kemudian dibungkus
dengan plastik wayang, agar uap dari autoklaf tidak membasahi alat yang akan disterilkan,
kemudian dimasukkan dalam autoklaf, diatur suhu 121oC selama 15 menit, mulai dihitung
waktu ketika jarum pada autoklaf berada pada suhu 121oC. Sediaan tetes mata akan dibuat
dalam 20 ml, sehingga Natrium diklofenak yang dibutuhkan yaitu 0,002 gram, Na2HPO4
0,031 gram, NaH2PO4 0,017 gram, PVP 0,4 gram dan NaCl 0,1529 gram, kemudian
ditimbang Natrium diklofenak, Na2HPO4, NaH2PO4, PVP dan NaCl dengan gelas arloji.
Langkah berikutnya dilarutkan natrium diklofenak sebanyak 0,002 gram dalam wadah A
hingga homogen,ditambahkan satu persatu eksipien yang terdiri dari Na2HPO4 sebanyak
0,031 gram, NaH2PO4 sebanyak 0,017 gram, PVP sebanyak 0,4 gram dan NaCl sebanyak
0,1529 gram dalam wadah A,diaduk hingga homogen. Diaddkan 20 ml pada larutan aqua pro
injeksi.Aqua pro injeksi merupakan larutan aqua steril yang ditujukan sebagai pengencer
sediaan steril. Dimasukkan Sediaan dimasukkan kedalam botol tetes mata sebanyak 1 botol,
kemudian dilakukan sterilisasi akhir dengan metode filtrasi. Alasan menggunakan sterilisasi
akhir dengan metode filtrasi, dikarenakan wadah sediaan terbuat dari plastik.
Langkah terakhir yaitu evaluasi sediaan injeksi yang terdiri dari uji pH, uji kejernihan,
uji kebocoran wadah dan uji volume terpindahkan. Uji pH menggunakan pH indikator, hasil
uji menunjukkan pH sediaan 7, yang memenuhi dalam rentang pH dari Natrium diklofenak
yaitu 7,0-8,5. Evaluasi berikutnya yaitu uji kejernihan, wadah sediaan akhir disinari dari
samping dengan latar belakang warna hitam untuk melihat partikel berwarna putih dan latar
belakang putih untuk melihat partikel berwarna hasilnya jernih dan didapatkansediaan tetes
matatidak jernih yang dimana sediaan tersebut terdapat partikel didalamnya. Uji kebocoran
wadah yaitu wadah sediaan diletakkan dengan posisi terbalik, hasilnya tidak adanya
kebocoran dari sediaan saat diletakkan dengan posisi terbalik. Evaluasi terakhir yaitu uji
volume terpindahkan yaitu dengan dipindahkan kedalam gelas ukur 25ml, hasilnya volume
yang dipindahkan dari wadah sediaan ke dalam gelas ukur yaitu 19ml (dalam 1 botol tetes
mata 20 ml). Tetes mata Natrium diklofenak memenuhi syarat evaluasi sediaan dari uji pH,
kebocoran wadah, uji volume terpindahkan. Tetapi tidak memenuhi syarat uji kejernihan
larutan.
Daftar Pustaka
Ansel, H.C., Popovich, N.G. and Allen, L.V. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Delivery System. Williams & Wilkins; Baltimore, p.540..
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi Kelima.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Jakarta.
Mangampa,I,Nugroho,TE. Pengaruh Pemberian Natrium Diklofenak Dosis 1,4 MG/KgBB
dan 2,8 MG/KgBB Terhadap Kadar Serum Kreatinin Tikus
Wistar.2015:4(4);1005.
Parrot, L.E. (1971). Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.
Burgess Publishing Co; USA.
Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi Industri.Global Pustaka Utama; Yogyakarta
Rowe R.C., Sheskey P.J., Quinn M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth
Edition. Pharmaceutical Press; London..