Anda di halaman 1dari 2

I.

1 Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan silent killer karena pada sebagian besar
kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Prevalensi hipertensi di negara maju cukup tinggi,
yaitu mencapai 37%, sementara di negara berkembang 29,9% (WHO,2005). Di Indonesia
prevalensi hipertensi tahun 2007 mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk dewasa, lebih
tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 27,3%, Thailand dengan 22,7% dan
Malaysia mencapai 20% (Riskesdas, 2007). Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko
utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar
penduduk dunia (WHO,2005). Oleh karena itu, perlu adanya suatu langkah yang dilakukan
untuk mengurangi angka prevalensi hipertensi.
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer atau essensial
dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui
penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan akibat adanya penyakit lain dan
biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).
Penggunaan tanaman obat untuk manfaat kesehatan meningkat diseluruh dunia.
Tanaman obat tersebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan manusia yang
bersifat promotif, kuratif dan rehabilitatif, serta dalam pencegahan penyakit (WHO, 2010).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam hayati. Sekitar 7000 spesies
tumbuhan telah diketahui khasiatnya (Saifudin, et al., 2011). Rosella (Hibiscus sabdariffa)
merupakan salah satu tanaman herbal yang bermanfaat mencegah penyakit kanker,
melancarkan tekanan darah, dan melancarkan buang air besar. Bagian dari rosella yang di
gunakan yaitu kelopak bunga rosella. Rosella telah digunakan secara luas di banyak negara
sebagai minuman dan sumber pengobatan (Yuariski, 2012).Tumbuhan rosella digunakan
sebagai obat karena mengandung banyak senyawa kimia, seperti flavonoid. Flavonoid
merupakan senyawa kimia yang dapat berfungsi sebagai antivirus, antiinflamasi, antioksidan
dan dapat digunakan untuk menyembuhkan hipertensi, diabetes dan rematik (Mungole and
Chaturvedi, 2011). Pengobatan hipertensi dapat menggunakan jenis sediaan infusa kelopak
bunga rosela. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan
air pada suhu 900C s e l a m a 1 5 m e n i t . Berdasarkan data tersebut, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai pengaruh infusa bunga rosela terhadap penderita hipertensi
dengan memanfaatkan kandungan flavonoid.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh infusa bunga rosela terhadap tekanan darah penderita hipertensi ?
2. Bagaimanakah konsentrasi optimum simplisia bunga rosela dalam memberikan aktivitas
antihipertensi ?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh infusa bunga rosela terhadap tekanan darah penderita hipertensi
2. Mengetahui konsentrasi optimum simplisia bunga rosela dalam memberikan aktivitas
antihipertensi

I.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu pemanfaatan bunga rosela sebagai infusa yang terdapat di
Indonesia yang memiliki potensi sebagai antihipertensi ,dalam hal ini khususnya dibidang
kesehatan sebagai salah satu langkah mengurangi permasalahan penyakit hipertensi di
Indonesia yang merupakan silent killer faktor resiko stroke dan serangan jantung.

Daftar Pustaka
Saifudin, A., Rahayu, A., Teruna, H. Y. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam, 2. Graha Ilmu :
Yogyakarta
WHO. 2010. Traditional herbal remedies for primary health care. Tersedia online di
http://apps.who.int/iris/handle/10665/2 06024 [Diakses tanggal 12 Juni 2016]
Mungole, A. and A. Chaturvedi. 2011. HIBISCUS SABDARIFFA L A RICH SOURCE OF
SECONDARY METABOLITES. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review
and Research. 6(1) Olusola

Anda mungkin juga menyukai