berorientasi kepada pasien meliputi tanggung jawab langsung apoteker pada pelayanan yang
berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang
memperbaiki kualitas hidup pasien. Asuhan kefarmasian tidak hanya melibatkan terapi obat
tapi juga keputusan tentang penggunaan obat pada pasien. Termasuk keputusan untuk tidak
menggunakan terapi obat, pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute dan metoda pemberian,
pemantauan terapi obat dan pemberian informasi dan konseling pada pasien (American Society
of Hospital Pharmacists, 1993).
Praktek kefarmasian ini memerlukan interaksi langsung apoteker dengan pasien, yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien Peran apoteker dalam asuhan
kefarmasian di awal proses terapi adalah menilai kebutuhan pasien. Di tengah proses terapi,
memeriksa kembali semua informasi dan memilih solusi terbaik untuk DRP (Drug Related
Problem) pasien. Di akhir proses terapi, menilai hasil intervensi sehingga didapatkan hasil
optimal dan kualitas hidup meningkat serta hasilnya memuaskan (keberhasilan terapi) (Rover et
al, 2003).
Fungsi Asuhan Kefarmasian dan Manfaat Pelayanan Kefarmasian
Fungsi utama dari asuhan kefarmasian adalah: