Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. TATA TERTIB DAN DISIPLIN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1.1 Pembagian grup
Setiap kelompok praktikum terdiri dari 6-7 orang dan tiap kelompok mengerjakan satu
atau dua percobaan. Penanggung jawab kelompok mengorganisasikan kegiatan anggota
praktikan satu groupnya.

1.2 Tata tertib laboratorium


a. Praktikan diharuskan memakai jas lab yang bersih
b. Peralatan khusus yang harus dibawa : kertas timbang, serbet, spatel/sudip,
wadah sediaan (botol- botol sediaan), pipet tetes, sabun cuci piring.
c. Absensi / kehadiran
- Kehadiran praktikum 100%. Apabila berhalangan hadir harus ada keterangan
resmi.
d. Disiplin kerja
- Datang tepat pada waktunya
- Pekerjaan dilakukan dalam kelompok
- Tanggung jawab pengerjaan tugas merupakan tanggung jawab bersama.
- Semua peralatan harus bersih baik pada saat praktikum maupun pada saat akhir
praktikum.
- Alat praktikum diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum.
Kehilangan alat setelah praktikum merupakan tanggung jawab pemilik meja.
Kelompok praktikum.
e. Tugas kelompok
- sebelum praktikum harus memasukkan journal tugas praktikum dua hari
sebelumnya yang berisi uraian dan analisis tugas yang diberikan serta prosedur
pembuatan tugas praktikum tersebut setiap minggu.
- Masing-masing peserta praktikum melakukan percobaan yang telah ditentukan
- Data percobaan setiap percobaan dikumpulkan dan dibuat laporan kelompok
setiap selesai satu percobaan.
- Ketua kelompok bertanggung jawab dalam pengaturan anggotanya untuk
pembuatan laporan.
- Setiap kelompok praktikum membuat satu laporan lengkap berdasarkan data
setiap grup. Laporan terdiri dari : Latar belakang, Tinjauan Pustaka dan
Metodologi, Hasil & Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran serta
Daftar Pustaka.
PERTEMUAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

Pertemuan 1  Asistensi : kontrak kuliah, tata cara praktikum


Pertemuan 2 dan 3  Stabilitas Obat
Pertemuan 4 dan 5  Penentuan Tegangan Permukaan dan Kelarutan
Pertemuan 6 dan 7  Dispersi Koloid dan sifat-sifatnya
Pertemuan 8 dan 9  Penentuan Ukuran Partikel
Pertemuan 10 dan 11  Penentuan Sifat Alir Cairan & Penentuan Viskositas Larutan
Newton dan Non Newton
Pertemuan 12 dan 13  Emulsifikasi
Pertemuan 14  Responsi
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 1 : STABILITAS OBAT

ALAT DAN BAHAN

Alat :
Alat Spektrofotometer
Gelas beker
Gelas ukur
Pipet tetes
Pipet volume
Labu ukur
Timbangan analitik
Vial

Bahan:
Metanol
Asam Mefenamat
Tablet Asam Mefenamat

CARA KERJA
Pembuatan kurva kalibrasi

 Dibuat larutan induk asam mefenamat dengan cara melarutkan 12.5 mg asam
mefenamat dalam 50 ml metanol
 Dilakukan pengenceran larutan induk dengan metanol untuk konsentrasi
5,7.5,10,12.5,dan 15 ppm
 Dilakukan pengamatan dengan spektrofotometri UV-Vis untuk masing-masing
konsentrasi pada panjang gelombang 286 nm
 Dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi yang teramati di
spektrofotometer
Penentuan Stabilitas Asam Mefenamat

 Digerus tablet asam mefenamat. Ditimbang asam mefenamat seksama sebanyak 50


mg.Dilarutkan asam mefenamat dalam labu ukur 100 mL dengan metanol hingga tanda
batas lalu dikocok hingga larut.
 Diambil 10 ml larutan lalu ditambahkan metanol hingga volume akhir 250 ml.
Sebanyak 10 mL asam mefenamat dimasukkan ke dalam 15 vial.
 Dimasukkan vial-vial dalam oven dengan suhu 40,50 dan 60 derajat celcius dengan 5
vial untuk masing masing suhu.
 Diambil lagi vial pada waktu 0,15,30,45,dan 60 menit masing-masing suhu kemudian
dinginkan dalam lemari es. Diukur absorbansi larutan untuk menentukan konsentrasi.
 Diukur absorbansi larutan untuk menentukan konsentrasinya dengan spektrofotometri
UV-Vis. Dimasukkan nilai absorbansi pada persamaan garis yang dari kurva kalibrasi.
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 2 :

A. PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN DAN ANTARMUKA

Alat dan Bahan

Alat : Beaker glass, penggaris, pipa kapiler

Bahan : air, natrium lauril sufat 0,01 %; 0,05% dan 0,1 %, parafin cair

Cara Kerja :

 Dimasukkan air kedalam tabung sebagai pembanding


 Dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya
 Diukur tinggi zat cair dalam kapiler, dilakukan 3kali
 Diulangi prosedur tersebut dengan larutan natrium lauril sulfat 0,05%; dan 0,1 % serta
parafin cair dan minyak nabati.

B. KELARUTAN

Pengaruh Pelarut Campur terhadap Kelarutan Asam Borat

Alat dan Bahan

Alat : Buret, Alat kocok orbital, Labu titrasi, Gelas ukur, Pipet tetes, Neraca, Kertas timbang,
dan Kertas saring

Bahan : Parasetamol, Air, Alcohol 95%, Propilen glikol, NaOH

Cara Kerja

1. Dibuat 10 mL campuran bahan pelarut yang tertera pada tabel di bawah ini
Pelarut Campur Air (%v/v) Alkohol (%v/v) Propilenglikol KD
(%v/v)
1 85 0 15 73,14
2 80 0 20 70,72
3 75 5 20 67,985
4 70 10 20 65,25
5 65 15 20 62,515
6 60 15 25 60,095
7 55 20 25 57,36
8 50 20 30 54,94

2. Diambil 5 mL campuran pelarut, larutkan parasetamol sebanyak 0,1 g ke dalam masing-


masing campuran pelarut
3. Larutan dikocok dengan batang pengaduk.
4. Diamati kelarutan parasetamol untuk masing-masing campuran pelarut dengan KD yang
berbeda
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 3 : DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA

Alat dan Bahan

Alat : Cawan penguap, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur dan tabung reaksi

Bahan : alkohol, aquadest, FeCl3, Gelatin, Gom Arab, CMC-Na, NaCl, proteinatum

Cara Kerja :

I. Pembuatan Larutan Koloidal


a. Pembuatan mucilago gom arab 30% dan 40% sebanyak 50 ml
 Diambil gom arab sebanyak 15 ml dan 20 ml masukkan ke dalam masing-
masing mortir
 Ditambahkan air sebanyak 50 ml, kemudian gerus hingga homogen
b. Pembuatan larutan gelatin 5% sebanyak 10 ml
 Dilarutkan gelatin 0.5 gram dalam aquades panas secukupnya lalu diadd
hingga10 ml sambil diaduk hingga homogen
c. Pembuatan FeCl3 5 % dan 10 % sebanyak 100ml
 Dilarutkan 5 gram dan 10 gram FeCl3 dalam air mendidih secukupnya lalu
di add hingga 100 ml

II. Penentuan Viskositas Koloid


a. Penentuan viskositas koloid
 Ditetapkan viskositas mucilago gom arab, gelatin, CMC-Na
b. Pengaruh elektrolit terhadap koloid
 Diambil 10 ml masing-masing larutan gom arab 30%, gom arab 40%,
gelatin 5%, gelatin 10%, FeCl 5% dan CMC-Na 0,5%, kecuali untuk
proteinatum diambil 4 ml
 Ditambahkan 2 ml larutan 25% NaCl dan seterusnya hingga terbentuk
endapan
 Dicatat pada penambahan ml larutan 25% NaCl akan terjadi endapan pada
masing- masing larutan koloidal
c. Pengaruh alkohol terhadap koloid
 Dicatat berapa ml alkohol 95% yang dibutuhkan untuk mengendapkan 10
ml larutan 5%.
d. Reversibilatas koloid
 Diuapkan 10 ml larutan CMC-Na 0,5 % ; Gelatin 5% ; Gom Arab 10% ;
FeCl3 1% hingga kering
 Ditambahkan 10 ml air dingin
 Diamati yang terjadi pada setiap larutan alkaloid tersebut.

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 4 : PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

Alat dan Bahan

Alat : Ayakan, Mikroskop, timbangan

Bahan : Dry Syrup amoxicilllin

Cara Kerja :

a. Metode mikroskopi
 Dikalibrasi skala okuler, dengan cara : tempatkan mikrometer dibawah mikroskop.
Himpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala obyektif. Kemudian
ditentukan garis kedua skala yang tepat berimpit. Ditentukan harga skala okuler
 Dibuat suspensi encer partikel yang akan dianalisis dan buat sediaan yang cukup (3-5
sediaan) diatas obyek glass.
 Dilakukan grouping : tentukan ukuran partikel yang terkecil dan terbesar seluruh
sediaan. Bagilah jarak ukur yang diperoleh menjadi beberapa bagian yang gasal (paling
sedikit 5 bagian)
 Diukur partikel dan golongkan ke dalam group yang telah ditentukan dan ukurlah > 500
partikel jika sampel bersifat monodispers, serta > 1000 partikel jika polidispers.
 Dilakukan penentuan sistem monodispers/ polidispers yang meliputi penentuan 20-25
partikel dari sediaan, harga logaritma masing-masing partikel, harga logaritma partikel
dan harga SD purata ybs, harga anti logaritma purata partikel dan antilog SD purata
ybs.
 Dibuat kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan harga diameter-diameter seperti
length-number mean, surface number mean, volume number mean, surface-length,
volume surface, volume weight mean

b. Metode ayakan
 Ditimbang coffeina anhydrous secara seksama
 Disusun beberapa ayakan dengan nomor tertentu dari atas ke bawah
 Dimasukkan serbuk ke dalam ayakan yang paling atas dan didiamkan selama 10 menit
pada getaran tertentu
 Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 5 : VISKOSITAS DAN RHEOLOGI

Alat dan Bahan

Alat : beaker glass, batang pengaduk, pipet volum, stormer viscisimeter

Bahan : Larutan CMC-Na 2% , larutan HPMC 6%, larutan gelatin 2%

Cara Kerja :

 Diambil sejumlah sampel zat dan masukkan dalam wadah


 Diatur posisi pemberat atau piring logam yang diberi anak timbingan, agar posisi diatas,
jarum rpm menunjukkan angka 15 – 25 sebelum angka nol (pada angka 75-85), dengan
mengatur gulungan benang di bagian atas alat
 Dinaikkan sampel hingga ¾ bagian bob terendam tepat letaknya ditengah sampel
 Dikontrol lagi suhu sampel, kemudian rem dilepas sehingga pemberat akan meluncur
ke bawah, mula-mula lambat kemudian makin cepat lalu konstan
 Ditekan stopwatch pada saat rem dilepas, setelah jarum penunjuk rem pada posisi 0
(nol) dan setelah jarum rpm menunjukkan angka 30-45, stopwatch ditekan lagi.
 Dilakukan prosedur tadi berulang-ulang dengan menggunakan pemberat anak
timbangan bervariasi dari yang ringan samapai yang berat
 Dibuat kurva hubungan antara berat anak timbangan dengan rpm yang terjadi.
 Untuk menentukan tetapan alat (kv), gunakan larutan newton yang sudah diketahui
viskositasnya dengan persamaan
 Dilakukan percobaan yang sama pada larutan non newton dan tentukan viskositasnya
dnegan persamaan untuk sistem plastik.
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 6 : EMULSIFIKASI

Alat dan Bahan


Alat:
a. Neraca elektrik
b. Cawan penguap
c. Batang pengaduk
d. Tabung sedimentasi
e. Ultra turax/pengaduk elektrik
f. Penangas
Bahan:
a. Tween 80/Polysorbate 80
b. Span 80
c. Aquades
d. Virgin Coconut Oil
Cara Kerja

 Seri emulsi dibuat dengan nilai HLB butuh masing-masing 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, dan 14.
 Dihitung jumlah Tween dan Span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB butuh.
 Minyak, air, Tween dan Span ditimbang masing-masing sejumlah yang diperlukan.
 Minyak dicampur dengan Span, air dicampur dengan Tween, keduanya dipanaskan
di atas tangas air bersuhu 60⁰C.
 Campuran minyak ditambahkan ke daam campuran air dan segera diaduk dengan
pengaduk elektrik selama 5 menit.
 Emulsi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi dan diberi tanda sesuai dengan
nilai HLB butuh masing-masing.
 Tinggi emulsi dalam tiap tabung diusahakan sama dan dicatat waktu mulai
memasukkan emulsi ke dalam tabung.
 Diamati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama enam hari. Bila terjadi
creaming, diukur tinggi emulsi yang membentuk cream.
 Ditentukan pada nilai HLB butuh berapa emulsi tampak relative paling stabil.

Anda mungkin juga menyukai