Anda di halaman 1dari 5

VARIASI BIOLOGI

A. PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

Setelah menyelesaikan eksperimen ini diharapkan mahasiswa mampu menerangkan


terjadinya efek antara hewan coba yang berkelamin sama dan antara hewan coba jantan
dan betina sebagai dasar pertimbangan percobaab dengan memakai hewan coba.

I.2. Prinsip Percobaan

Dalam eksperimen cara pemberian obat telah ditelaah factor ini terhadap efek obat.
Sehingga demikian dosis obat perlu disesuaikan. factor-faktor yang mempengaruhi efek
obat dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu faKtor-faktor internal pada
penerimaan obat.

B. DASAR TEORI

Banyak faktor yang berpengaruh pada efek obat yang diberikan. Dalam eksperimen
percobaan “ cara-cara pemberian obat “, telah ditelaah faktor ini pada efek obat. Kalau
demikian bahwa berbagai faktor mempengaruhi dosis obst, maka hal ini hendaknya
dengan demikian dosis obat disesuaikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok besar adalah :
1. Faktor – faktor lingkungan luar tubuh penerima obat
2. Faktor – faktor internal pada penerimaan obat
Kedua factor ini pada dasarnya kait – mengait. Faktor – factor lingkungan luar tubuh
penerima obat dapat membawa perubahan-perubahan fundamental dalam diri penerima
obat, yang memilih perubahan yang reversible.
Faktor – faktor penerima obat yang dapat mempengaruhi efek obat, adalah :
a. usia
b. status fungsional
c. struktural dari penerima obat
d. kelamin
e. bobot tubuh dan luas permukaan
f. suasana kejiwaan penerima obat
g. kondisi mikroflora saluran pencernaan
Faktor-faktor ciri superfisial yang sama antara penerima obat ( contoh : usia, jenis
kelamin, bobot badan, dan luas permukaan tubuh yang sama, dosis sama, rute pemberian
sama) masih dapat diamati efek-efek farmakologi secara kuantitatif berbeda meskipun
status fungsional dan sruktural penerima obat adalah sama. Sebab itu diambilah
kesimpulan bahwa yang menyebabkan perbedaan-perbedaan ini adalah variasi bologik.
Seserorang dikatakan memperoleh toleransi terhadap suatu obat jika setelah
pemberian obat tersebut secara berulang-ulang, efeknya makin berkurang atau pada
pemberian selanjutnya diperlukan dosis yang lebih besar untuk tempat kerja obat terhadap
efeknya. Kemungkinan lain bahwa obat tersebut mampu mengimbas sintesa enzim-enzim
tertentu yang membiotransformasinya menjadi senyawa – senyawa yang tidak efektif
secara farmakologi.

 Dalam eksperimen ini hanya ditelaah pengaruh beberapa faktor, yaitu :

1. Variasi biologik
Adalah variasi antar individu dalam besarnya respon terhadap dosis yang sama dari suatu
obat. Suatu Greated dose- effect curvae ) hanya berlaku untuk satu orang pada satu waktu,
tapi dapat juga merupakan nilai rata - rata dari populasi.
2. Variasi kelamin
Dapat mengakibatkan perbedaan – perbedaan yang kuantitatif dalam efek farmakologi
obat. Perbedaan – perbedaan yang kadang kala fundamental dalam peta fisiologik dan
bikimia antara jenis jantan dan betina menyebabkan hal ini, maka akan berbeda efek
obatnya.
3. Toleransi yang diperoleh
Habituasi/ perkembangan toleransi terjadi jika setelah pemberian berulang suatu obat,
maka dosis harus dipertinggi untuk mencapai efek yang sama.
Perkembangan toleransi farmakokinetika, Penurunan efek terutama disebabkan oleh
induksi enzyme, Perkembangan toleransi farmakodinamika, Adanya perubahan kepekaan
reseptor dan atau perubahan kerapatan reseptor takhifilaksis terjadi jika perkembangan
toleransi yang sangat cepat.

C. PERCOBAAN

a.Bahan dan alat


 Mencit
 Alat suntik
 Sonde
 Fenobarbital
 Larutan NaCl
 Timbangan hewan
 Wadah dan tempat pengamatan
 Stopwatch
b.Prosedur kerja
 Siapkan mencit untuk tiap cara pemberian. Hitung dosis dan volume pemberian
dengan tepat
 Berikan larutan fenobarbital secara Intra peritoneal dan catat waktu pemberian
 Tempatkan hewan dalam wadah pengamatan. Amati efek selama 45 menit. Efek yang
diharapkan adalah hewan tertidur, tetapi masih memberikan respon bila dirangsang
 Catat hasil pengamatan dan tabelkan sesuai dengan data berikut :
o Mati : sangat peka
o Tidur, bila diberi rangsangan nyeri tidak tegak : peka
o Tidur, bila diberikan rangsangan nyeri tegak : sesuai dengan efek yang diduga
o Tidak tidur, tetapi mengalami ataksia : resistensi
o Tidak mengalami perubahan : sangat resisten

c.Hasil pengamatan
 Variasi Biologik

Hewan Obat Dosis CP Pengamatan


Sebelum Sesudah
Mencit 0,075
1 Phenobarbital ml IM Aktif Tidur
Mencit 0,08
2 Phenobarbital ml IM Aktif Sedasi
Mencit Nacl ( 0,08
3 blangko) ml IM Hiperaktif Tidak Ada Efek

D. HASIL PENGAMATAN

a. Perhitungan dosis I
Mencit I = Berat 29 g
Larutan yang digunakan phenobarbital
Perhitungan dosis = 0,0026 x 100 mg = 0,26 mg

29 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 0,26 𝑚𝑔 = 0,377 𝑚𝑔
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Volume yang disuntik =
0,377 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,00754 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
Pengenceran
0,00754 x 10 ml = 0,0754 ml
Maka yang disuntikan adalah setara dengan 0,075 ml
b. Perhitungan dosis II
Mencit I = Berat 33 g
Larutan yang digunakan phenobarbital
Perhitungan dosis = 0,0026 x 100 mg = 0,26 mg
33 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 0,26 𝑚𝑔 = 0,429 𝑚𝑔
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Volume yang disuntik =
0,429 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,00858 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
Pengenceran
0,00858 x 10 ml = 0,0858 ml
Maka yang disuntikan adalah setara dengan 0,08 ml

c. Perhitungan dosis III


Mencit I = Berat 33 g
Larutan yang digunakan Nacl
Perhitungan dosis = 0,0026 x 100 mg = 0,26 mg
33 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 0,26 𝑚𝑔 = 0,429 𝑚𝑔
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Volume yang disuntik =
0,429 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,00858 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
Pengenceran
0,00858 x 10 ml = 0,0858 ml
Maka yang disuntikan adalah setara dengan 0,08 ml

E. PEMBAHASAN
Variasi biologi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi dosis obat. Obat
disuntikkan melalui IM diabsorpsi kemudian masuk melalui aliran darah. Selain obat
disuntikan dengan rute yang sama, dosisnya pun sama.
Setelah diamati, adanya perbedaan waktu untuk menimbulkan efek sedative antara mencit
I dan mencit II. Oleh karena perbedaan waktu yang berbeda ini dipengaruhi oleh variasi
biologi antara penesrima obat sebagai makhluk dinamis, selalu ada perbedaan-perbedaan
sesaat/ tetap antara sesamanya, karena pengalaman-pengalaman yang berbeda maupun
ditanggapi berbeda.

Variasi biologik:
Timbulnya variasi biologic, dimana dengan pemberian dosis, rute pemberian yang
sama pada mencit memberikan respon yang sama. Berat badan pun menentukan kerja
dari efek obat.
Dari percobaan ini, membuktikan semakin berat badan dari mencit semakin lama pula
kerja dari efek obat.
Soal

1. Berdasarkan hasil-hasil eksperimen yang diamati, apakah ada faktor-faktor


yang menunjukan adanya indikator-indikator lain untuk menyatakan bahwa
ada variasi biologik, jelaskan ?
2. Bagaimana dalam praktek pengobatan variasi biologi ini turut diperhatikan ?

Jawaban

1. Variasi biologis ada, karena eksperimen ini berdasarkan berat badan pada mencit.
Apabila tikus berukuran kecil, dan berat badannya rendah efek obat yang
dihasilkan cepat dan langsung berefek pada tikus. Apabila tikus berukuran besar,
dan berat badannya tinggi efek obat yang dihasilkan lambat dan tidak langsung
berefek pada tikus karena luas permukaan tubuh mencitnya lebih besar.
2. Dalam pelaksanaan praktikum hal-hal yang harus diperhatikan adalah fase-fase
penyuntikan obat pada mencit, dari dia mulai sedasi dan hipnotik. Lamanya waktu
dan selang waktu harus diperhatikan agar jelas jarak waktu yang digunakan
sampai obat berefek. Berat badan mencit yang berefek langsung pada efek obat
terhadap efek obat pada tikus.

F. KESIMPULAN

Timbulnya variasi biologik, dimana dengan pemberian dosis, rute pemberian yang
sama pada mencit memberikan respon yang sama. Berat badan pun menentukan kerja
dari efek obat. Dari percobaan ini, membuktikan semakin berat badan dari mencit semakin
lama pula kerja dari efek obat.
Variasi biologi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi dosis obat. Obat
disuntikkan melalui IM diabsorpsi kemudian masuk melalui aliran darah. Selain obat
disuntikan dengan rute yang sama, dosisnya pun sama.

G. DAFTAR PUSTAKA
 Buku penuntun praktikum farmakologi Farmasi ISTN 2013
 Buku Farmakologi dan terapi jilid 2

Anda mungkin juga menyukai