Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

EKSPERIMEN DASAR
(HUBUNGAN DOSIS OBAT VS RESPON)

Disusun Oleh :
Berysa Lestari (18330078)

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul percobaan : Eksperimen Dasar (Hubungan Dosis Obat VS Respon)

B. Latar Belakang :
Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain, usia, bobot badan, jenis kelamin,
besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan keadaan si pasien.
Efek terapeutik obat dan efek toksik obat adalah hasil dari interaksi obat tersebut
dengan molekul di dalam tubuh pasien. Sebagian besar obat-obat bekerja melalui
penggabungan dengan makromolekul khusus dengan cara mengubah aktivitas biofisika
dan biokimia makromolekul yang disebut juga reseptor, afnitas reseptor untuk mengikat
obat menentukan konsentrasi obat yang diperlukan untuk membentuk kompleks obat-
reseptor (drug-receptor complexes) dalam jumlah yang berarti, dan jumlah reseptor
secara keseluruhan dapat membatasi efek maksimal yang ditimbulkan oleh obat.
Respon terhadap dosis obat yang rendah biasanya mengikat sebanding langsung
dengan dosis. Namun, dengan meningkatkan dosis peningkatan respon menurun. Pada
akhirnya, tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan respon lagi. Memilih diantara
sekian banyak obat dan menentukan dosis obat yang tepat, seorang dokter harus
mengetahui potensi relative farmakologis dan efikasi maksimal obat dalam kaitannya
dengan efek terapeutik yang diharapkan.
Kuantal efek dosis sering kali dikarakteristasi dengan menyatakan dosis efektif
median (ED50, median effective dose), dosis dimana 50% individe-individu yang
menunjukkan efek kuantal tertentu. Demikian pula dosis yang diperlukan untuk
menghasilkan efek toksik tertentu dalam 50% hewan-hewan disebut dengan dosis toksik
median (TD50, median toxic dose). Jika secara efek toksiknya adalah kematian hewan
tersebut, maka dapat ditentukan secara eksperimental dengan dosis lethal 50 (LD50,
median lethal dose). Satu perhitungan, yang menghubungkan dosis suatu obat yang
diperlukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan dengan dosis yang menghasilkan
efek yang tidak diinginkan disebut sebagai indeks terapeutik. Indeks terapeutik ini biasa
dirumuskan sebagai rasio dari LD50 dengan ED50.
C. Tujuan Percobaan :
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa dapat :
1. Memperoleh kurva hubungan dosis obat VS respon
2. Memperoleh DE50 dan DL50 suatu obat
3. Memahami konsep indeks terapi dan implikasinya
D. Prinsi Percobaan :
1. Indeks Terapi
Indeks terapi adalah rasio antara dosis yang menimbulkan kematian pada 50%
dari hewan percobaan yang digunakan (LD50) dibagi dosis yang memberikan
efek yang diteliti pada 50% dari hewan percobaan yang digunakan (ED50),
semakin besar indeks terapi obat semakin indeks terapi obat semakin besar efek
terapeutiknya
2. Dosis Respons Obat
 Jika dosis meningkat maka intensitas efek obat pada makhluk hidup juga
meningkat.
 Jika dosis berlebih maka akan menyebabkan over dosis bahkan kematian
karena rentang indeks terapinya terlalu rendah sehingga menimbulkan
efek toksik.
 Jika dosis kurang maka tidak akan menimbulkan efek teurapeutik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas efek obat pada makhluk hidup lazimnya meningkat jika dosis obat yang
diberikan kepadanya juga ditingkatkan. Prinsip ini memungkinkan untuk
menggambarkan kurva efek obat sebagai fungsi dari dosis yang diberikan atau
menggambarkan kurva dosis obat VS respon. Dari kurva ini, akan dapat diturunkan DE50
(dosis obat yang memberikan efek pada 50% hewan coba yang digunakan) dan DL50
(dosis obat yang menimbulkan kematian pada 50% hewan coba yang digunakan)
Untuk menentukan secara teliti DE50 dan DL50, lazimnya dilakukan berbagai
transformasi untuk memperoleh garis lurus. Salah satu transformasi ini menggunakan
transformasi log probit, dimana dosis yang digunakan ditransformasi menjadi
logaritmanya dan presentase hewan yang memberikan respon ditransformasikan menjadi
nilai probit. Adapun respon dosis sangat dipengaruhi oleh :
1. Dosis yang di berikan
2. Penurunan / kenaikkan tekanan darah
3. Kondisi jantung
4. Tingkat metabolism dan eksresi
Respon obat masing-masing individu berbeda-beda. Respon biasanya disebabkan oleh
perbedaan genetic pada metabolism obat atau mekanisme-mekanisme imunologik,
termasuk rasa alergi. Empat mekanisme umum yang mempengaruhi kemampuan
meespon suatu obat :
1. Perubahan konsentrasi obat yang mencapai reseptor
2. Variasi dalam konsentrasi suatu ligan reseptor endogen
3. Perubahan dalam jumlah atau fungsi reseptor-reseptor
4. Perubahan-perubahan dalam komponen respon dastal dari reseptor
 Hubungan antara dosis obat dengan respon penderita
Untuk menimbulkan efek obat dengan intensitas tertentu pada populasi di
perlukan satu kisaran dosis. Jika di buat distribusi frekuensi dari individu yang responsive
(dalam 10%) pada kisaran dosis tersebut (dalam log dosis) maka akan diperoleh kurva
distribusi normal.
 Potensi obat
Potensi suatu obat dipengaruhi oleh absorbsi, distribusi, biotransformasi,
metabolism, eksresi. Kemampuan bergabung dengan reseptor dan system efektor. Atau
ukuran dosis obat yang diperlukan untuk menghasilkan respon.
 Efikasi maksimal
Efek maksimal obat dinyatakan sebagai efikasi (kemanjuran) maksimal atau
disebut juga dengan efikasi
 Indeks terapeutik
Indeks terapeutik adalah suatu ukuran keamanan obat karena nilai yang besar
menunjukkan bahwa terdapat suatu batas yang luas / lebar di antara dosis-dosis yang
efektif dan dosis yang toksik. Indeks terapeutik ditentukan dengan mengukur frekuensi
respon yang diinginkan dan respon toksik pada berbagai dosis obat. Indeks terapeutik
suatu obat adalah rasio dari dosis yang menghasilkan toleransi dengan yang
menghasilkan suatu respon yang efektif.
BAB III
METODOLOGI
A. Alat :
1. Spuit injeksi 1 ml
2. Jarum suntik No.26 (1/2 inch)
3. Timbangan hewan
4. Bejana untuk pengamatan
5. Stop watch
B. Obat :
 Fenobarbital secara IP
C. Hewan Percobaan
 Mencit putih, jantan (jumlah 18 ekor), bobot tubuh 20-30 g
D. Prosedur
1. Siapkan mencit. Sebulum pemberian obat, amati kelakuan normal masing-
masing mencit selama 10 menit
2. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri
dari 3 ekor mencit dengan perbedaan dosis obat yang diberikan (faktor
perkalian 2) :
 Kelompok I : fenobarbital 100 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
 Kelompok II : fenobarbital 200 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
 Kelompok III : fenobarbital 400 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
 Kelompok IV : fenobarbital 800 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
 Kelompok V : fenobarbital 1600 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
 Kelompok VI : fenobarbital 3200 mg/ 70 kgBB manusia secara IP
3. Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing
mencit.
4. Berikan larutan fenobarbital sesuai kelompok masing-masing dan catat waktu
pemberiannya.
5. Tempatkan mencit ke dalam bejana untuk pengamatan.
6. Amati selama 45 menit. Catat waktu pemberian dan waktu saat timbulnya
efek.
7. Efek yang diamati yaitu :
a. Sangat resisten : tidak ada efek
b. Resisten : tikus tidak tidur tetapi mengalami ataksia
c. Efek sesuai : tikus tidur terapi tegak kalua diberi rangsang nyeri
d. Peka : tikus tidur, tidak tegak meskipun diberi rangsang
nyeri
e. Sangat peka : mati
8. Buat gambar hubungan dosis obat VS respon pada kertas grafik
Sumbu absis: dosis obat yang digunakan
Sumbu ordinat: persentasi hewan yang memberikan efek (righting reflex
hilang/kematian) pada dosis yang digunakan.
a. Tabel untuk menentukan DE50
b. Tabel untuk menentukan DL50
Tentukan DE50 dan DL50 fenobarbital dengan menggunakan persamaan regresi y=a+bx
pada percobaan di atas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini menggunakan 6 ekor mencit akan diberikan Fenobarbital dengan
dosis bertengkat secara IP.
Mencit Berat Badan Dosis Fenobarbital Dosis Volume
(gram) Pemberian Pemberian (ml)
(mg)
1 24 100 mg/ 70 kgBB 0,31 0,062
2 28 0,36 0,073
3 31 0,4 0.081
1 28 200 mg/ 70 kgBB 0,73 0,015
2 36 0,94 0,02
3 23 0,6 0,012
1 34 400 mg/ 70 kgBB 1,77 0,035
2 27 1,4 0,03
3 35 1,82 0,036
1 30 800 mg/ 70 kgBB 3,12 0,062
2 29 3,02 0,06
3 21 2,18 0,044
1 29 1600 mg/ 70 kgBB 6,03 0,12
2 32 6,66 0,13
3 22 4,58 0,1
1 35 3200 mg/ 70 kgBB 14,56 0,23
2 28 11,65 0,23
3 25 10,4 0,21
Sediaan Fenobarbital Injeksi 50 mg/ml

1. Hasil Pengamatan
Efek yang diamati yaitu :
a. Sangat resisten : tidak ada efek
b. Resisten : tikus tidak tidur tetapi mengalami ataksia
c. Efek sesuai : tikus tidur terapi tegak kalau diberi rangsang nyeri
d. Peka : tikus tidur, tidak tegak meskipun diberi rangsang nyeri
e. Sangat peka : mati
Pengamatan
Hewan Obat Dosis Rute Waktu Waktu saat Efek yang diamati
pemberian efek obat
obat
1 Fenobarbital 100 mg/ IP 08.00 08.35 Efek sesuai
2 70 kgBB 08.05 08.58 Efek sesuai
3 Manusia 08.10 09.12 Efek sesuai
1 Fenobarbital 200 mg/ IP 08.15 08.43 Efek sesuai
2 70 kgBB 08.20 08.54 Efek sesuai
3 manusia 08.25 08.45 Efek sesuai
1 Fenobarbital 400 mg/ IP 08.30 08.48 Peka
2 70 kgBB 08.35 08.55 Peka
3 manusia 08.40 08.59 Peka
1 Fenobarbital 800 mg/ IP 08.45 09.04 Sangat peka
2 70 kgBB 08.50 09.07 Sangat peka
3 manusia 08.55 09.07 Sangat peka
1 Fenobarbital 1600 mg/ IP 09.00 09.07 Sangat peka
2 70 kgBB 09.05 09.18 Sangat peka
3 09.10 09.17 Sangat peka
1 Fenobarbital 3200 mg/ IP 09.15 09.18 Sangat peka
2 70 kgBB 09.20 09.22 Sangat peka
3 09.25 09.26 Sangat peka

2. Menentukkan DE50

Mencit yang mengalami hilangnya % Indikasi yang


Dosis Fenobarbital Righthing Reflex Berespon
1 2 3
100 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
200 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
400 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
800 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
1600 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
3200 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
Keterangan :
Tanda minus (-) = Mengalami Righting Reflex
Tanda plus (+) = Mengalami Hilangnya Righting Reflex
3. Menentukkan DL50

Dosis Fenobarbital Mencit yang mengalami % Indikasi yang


kematian Berespon
1 2 3
100 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
200 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
400 mg/ 70 kgBB manusia - - - 0
800 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
1600 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
3200 mg/ 70 kgBB manusia + + + 100
Keterangan :
Tanda minus (-) = hidup
Tanda plus (+) = mati

4. Gambar hubungan grafik VS respon

DE 50
120

100

80 f(x) = − 0.03 x + 86.57


R² = 0.57
60

40

20

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
DL 50
120
f(x) = 0.03 x + 13.43
R² = 0.57
100

80

60

40

20

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

5. Pembahasan
Pecobaan kali ini yaitu respon obat dan indeks terapi yang bertujuan untuk
memperoleh LD50 dan ED50 serta memahami konsep indeks terapi pada hewan
percobaan, yaitu mencit dengan berat sekitar 20 g. dan obat yang diujikan adalah
fenobarbital yang indeks terapinya yaitu antikonvulsan.
Penyuntikan dilakukan secara Intraperitional. Cara pemberian secara
intraperitional yaitu mencit disuntik di bagian abdomen bawah sebelah garis
midsagittal dengan posisi abdomen lebih tinggi daripada kepala, dan kemiringan
jarum suntik 10o, pemberian secara intraperitional dimaksudkan agar absorbs pada
lambung, usus dan proses bioinaktivasi dapat dihindarkan, sehingga didapatkan kadar
obat yang utuh dalam darah karena sifatnya yang sistemik.
Obat ini dibuat dengan 6 variasi dosis yaitu 100mg/kg, 200mg/kg, 400mg/kg,
800mg/kg, 1600mg/kg, 3200mg/kg untuk mengetahui konsentrasi obat yang dapat
memberikan efek pada hewan percobaan. Setelah didapatkan jumlah dosis yang akan
disuntikkan, maka keenam mencit yang telah diketahui berat badanya disuntik secara
Intra Peritional. Diperlukan adanya perlakuan khusus pada mencit sebelum
penyuntikkan supaya mencit-mencit tersebut terkondisikan, sehingga tingkat
keamanan, ketepatan, dan keakuratan penyuntikkan dosis dapat teratasi.
Kemudia setelah data mengenai jumlah mencit yang memberikan efek
didapat, data yang dinyatakan dengan angka tersebut dinyatakan dengan angka
tersebut dinyatakan dalam persentase dan dimasukkan kedalam grafik dosis respon.
Grafik dosis-respon digambarkan menurut pemikiran paling repsentative untuk
fenomena yang diamati dengan memperhatikan sebesar titik-titik pengamatan.
Obat yang ideal menimbulkan efek terapi pada semua penderita tanpa
menimbulkan efek toksik pada seorang penderita pun. Oleh kalena itu, indeks terapi =
dan untuk obat ideal. Pada umumnya intensitas efek obat akan meningkat jika diberi
dosis yang meningkat. Dari hasil percobaan terlihat bahwa semakin tinggi dosis obat
yang diberikan, efek yang ditimbulkan obat semakin meningkat.
Grafik yang didapat menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan dosis,
maka rentang keefektifan obat makin tinggi dan mendekati efek toksik. Dan dapat
disimpulkan bahwa semakin dosis obat yang diberikan efek atau respon tubuh yang
ditimbulkan semakin meningkat seperi yang sudah terlihat pada tabel dosis 800mg/kg
sampai 3200mg/kg sangat peka terhadap tubuh mencit tersebut sehinnga DL 50 dari
hasil tersebut adalah positif
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan pemberian dosis obat terhadap hewan coba yaitu
mencit, LD 50 dosis yang memiliki respon yaitu diberikan 100mg/kg sampai
400mg/kg dosis fenobarbital.
2. Pada hail DL 50 menunjukkan bahwa mencit yang mengalami kematian atau
merespon obat tersebut yaitu dosis dari 800mg/kg sampai 3200mg/kg.
3. Semakin besar indeks terapi obat semakin besar efek terapeutiknya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Katzung, Bertram.E. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.


Pearce, C. Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : EGC.
Muthler, Erast.1991.Dinamika Obat.Edisi Kelima.Bandung : ITB
Martindale, William. 1996.Martindale: The Extra Pharmacopoeia.UK : Royal
Pharmaceutical Society
Schmitz, Gary Hans Lepper dan Michael Heidrich. 2003.Farmakologi dan Toksikologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai